Nim : 190121023
Kelas : akuntansi 5a non reguler
MK : Akuntansi Keuangan lanjutan 1
Tugas : Resume Bab 4
1. Prosedur Konsolidasi
Pada praktiknya, transaksi akuisisi suatu perusahaan oleh perusahaan lain sebesar nilai
buku sangatlah jarang dilakukan. Perusahaan pengakuisisi (investor) biasanya akan
melakukan uji kelayakan (due diligence) atas bisnis yang akan diakuisisi. Hasil akurat dari uji
kelayakan tersebut dapat menunjukkan apakah bisnis yang akan diakuisisi memiliki nilai
lebih atau lebih rendah dari nilai bukunya. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses
penilaian kelayakan bisnis saat proses kombinasi bisnis antara lain prospek bisnis perusahaan
yang akan diakuisisi terutama dalam menciptakan penghasilan tambahan bagi perusahaan
pengakuisisi, kondisi industri secara umum, nilai strategis bisnis, kualitas manajemen, dan
tentunya nilai wajar dari asset maupun liabilitas yang dilaporkan oleh perusahaan yang akan
diakuisisi.
2. Diferensial
Berdasarkan PSAK 22 (Revisi 2010), diferensial harus dialokasikan pada asset
teridentifikasi yang diperoleh dan/atau liabilitas yang diambil alih yang dianggap
menyebabkan nilai wajar dari entitas anak yang dikonsolidasikan melebihi nilai bukunya atau
dialokasikan sebagai goodwill.
Menurut PSAK 22 (2010) asset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil
alih haruslah memenuhi definisi asset dan liabilitas menurut kerangka dasar penyusunan
penyajian laporan keuangan pada tanggal akuisisi serta merupakan bagian yang dipertukarkan
dalam proses akuisisi. Selain itu, PSAK 22 (2010) juga menyatakan bahwa dimungkinkan
untuk memunculkan suatu asset atau liabilitas baru yang sebelumnya tidak diakui oleh pihak
yang diakuisisi.
Pengklasifikasian dan penentuan asset teridentifikasi dan liabilitas yang diambil alih
perlu didasarkan pada hal-hal seperti:
1) persyaratan kontraktual,
2) kondisi ekonomi,
3) kebijakan operasional dan akuntansinya, serta
4) kondisi terkait lainnya yang ada pada tanggal terjadinya akuisisi.
Perusahaan yang melakukan akuisisi mengukur asset teridentifikasi yang diperoleh dan
liabilitas yang diambil alih dengan nilai wajar pada tanggal akuisisi, kecuali untuk
komponen-komponen berikut ini: liabilitas kontijensi, pajak penghasilan (PSAK 46), imbalan
kerja (PSAK 24), asset idemnifikasi, hak yang diperoleh kembali atas asset tak berwujud,
pembayaran berbasis saham (PSAK 53), dan asset tersedia untuk dijual (PSAK 58).
Goodwill
PSAK 22 (2010) mendefinisikan goodwill sebagai selisih antara nilai agregat dari (1)
imbalan yang dialihkan, (2) jumlah kepentingan nonpengendali, (3) nilai wajar kepentingan
ekuitas yang sebelumnya diakuisisi jika kombinasi bisnis dilakukan bertahap, dan jumlah
neto dari asset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Dapat dikatakan
pula bahwa goodwill mencerminkan pandangan investor (pihak pengakuisisi) atas potensi
atau nilai lebih yang dimiliki investee (pihak diakuisisi) sehingga pihak pengakuisisi mau
membayar lebih atas nilai bersih asset yang dimiliki pihak diakuisisi.
jika suatu kombinasi bisnis memunculkan pengakuan
terhadap goodwill,maka goodwill yang diakui merupakan subjek pengujian penurunan nilai
sesuai PSAK 48 dan tidak dapat diamortisasi. Penurunan nilai goodwill terjadi ketika nilai
tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan nilai yang dapat diperoleh kembali(recoverable
amount), yakni nilai yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya penjualan dan nilai
pakai atau hasil investasi di masa mendatang.
Biaya transaksi yang terkait proses pengakuisisian suatu perusahaan sangat besar
kemungkinannya untuk dikeluarkan oleh pihak pengakuisisi. Biaya transaksi terkait akuisisi
dapat berupa biaya makelar, biaya hukum dan konsultasi, biaya terkait akuntansi, biaya
penilaian dan jasa professional lainnya, biaya administrasi umum, serta biaya pendaftaran
maupun penerbitan efek jika pengakuisisian menggunakan instrument utang atau ekuitas.
Menurut PSAK 22, seluruh biaya transaksi terkait akuisisi harus dibebankan pada periode
ketika biaya tersebut terjadi atau jasa diterima kecuali biaya untuk menerbitkan efek baik
berupa utang atau ekuitas yang perlakuannya mengikuti PSAK 55 (Revisi 2014) Instrumen
Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran.