Anda di halaman 1dari 25

FILSAFAT

ILMU DAN
TEORI
AKUNTANSI
Anis CHARIRI
FE UNDIP

TA01 Anis CHARIRI 1


RISET AKUNTANSI
• Teori akuntansi berkembang melalui pendekatan
riset yang berbeda:
– Pendekatan mainstream atau positivisme
(metodologi scientific – analisis statistik)
– Pendekatan radikal atau alternatif (yaitu dengan
meminjam berbagai metodologi ilmu
pengetahuan sosial)
• Q: mengapa muncul pendekatan yang berbeda?
– Riset akuntansi tidak dapat dilepaskan dari
filsafat ilmu yang melandasinya

TA01 Anis CHARIRI 2


PERGESERAN ARAH PENELITIAN
• Sampai dengan 1960an, akuntansi dikembangkan dengan
pemikiran normatif
• Tahun 1970 terjadi pergeseran, mengapa?:
– Pendekatan normatif tidak dapat menghasilkan teori
akuntansi yang practicable
– Adanya “move” dari komunitas peneliti akuntansi
dengan fokus pada pendekatan ekonomi dan perilaku
(behavior).
– Muncul Positive Accounting Theory yang menjelaskan
why accounting is, what it is, why accountants do what
they do
• Tahun 1980an muncul pendekatan alternative (critical
dan Interpretive) yang meminjam metodologi dari ilmu-
ilmu sosial yang lain seperti filsafat, sosiologi,
antropologi untuk memahami akuntansi.
TA01 Anis CHARIRI 3
KLASIFIKASI METODOLOGI
PENELITIAN
• Dimensi ilmu sosial dibagi menjadi empat
elemen yang saling berhubungan yaitu
anggapan tentang:
– Ontology
– Epistemology
– Aksiologi
– Sifat manusia
– Metodologi.

TA01 Anis CHARIRI 4


Ontology
• Ontology ialah cabang metafisika tentang realitas yang
berusaha mengungkapkan ciri-ciri segala yang ada,
baik ciri-ciri yang universal, maupun yang khas.
• Bagaimana seseorang melihat realita?
• Ontology - Idealisme (nominalism)
– Kita tidak dapat mengetahui obyek external tanpa
mengalaminya
– Melihat realita sebagai mental construct (pandangan
seseorang terhadap realita terbentuk di dalam pikiran)
• Ontology - Realisme
– Ada realita di luar sana yang bebas dari pikiran manusia

TA01 Anis CHARIRI 5


Epistemology
• Epistemologi ialah cabang filsafat yang menyelidiki
secara kritis hakekat, landasan, batas-batas, dan
patokan kesahihan (validitas) pengetahuan
• Menjawab pertanyaan: Bagaimana pengetahuan
diperoleh?
• Dua tingkatan epistemology:
1. Apakah pengetahuan dapat dibuktikan (hubungan
realita dengan ide)?
• Foundationism vs Non-foundationism
2. Bagaimana pengetahuan dihasilkan atau berkembang?

TA01 Anis CHARIRI 6


Epistemology
Hubungan antara realita dengan ide:
• Foundationism
Pengetahuan didasarkan pada fakta dan dapat
dibuktikan:
1.Rationalist (Pengetahuan dapat diperoleh dengan logika
dan penalaran)
2.Empiricist (Pengetahuan berasal dari pengalaman dan
dapat diobservasi-bebas dari teori)
• Non-Foundationism
Pengetahuan tidak bersifat tetap tetapi berkembang melalui
pembuktian

TA01 Anis CHARIRI 7


Epistemology
Bagaimana pengetahuan dihasilkan?
• Objectivism
True knowledge ada di luar sana (out there), terpisah dari
pengamat sehingga dapat dicari melalui observasi yg bebas
teori dan independent
• Subjectivism
Pengetahuan tentang fenomena alam hanya ada dalam
pikiran individu dan dikembangkan melalui interpretasi.
• Constructivism
Teori dibentuk berdasarkan interaksi sosial pelaku dan
lingkungannya.

TA01 Anis CHARIRI 8


Aksiologi
• Aksiologi ialah telaah tentang nilai-nilai,
sedangkan teologi telaah tentang tujuan
pemanfaatan pengetahuan.
• Landasan aksiologis/teologis mengacu kepada
nilai-nilai yang dipegang dalam menentukan
pengembangan pengetahuan, memilih dan
menentukan prioritas bidang penelitian, dan
menerapkan serta memanfaatkan pengetahuan.

TA01 Anis CHARIRI 9


Anggapan tentang Manusia
• Anggapan tentang sifat manusia menunjuk pada
hubungan antara manusia dengan lingkungannya.
• Hubungan antara manusia dengan lingkungannya:
– Determinism (human being dan aktivitasnya
ditentukan oleh situasi atau lingkungannya)
– Voluntarism (human being bersifat autonomous
dan memiliki keinginan yang bebas)

TA01 Anis CHARIRI 10


Methodology
• Logical principles yang membantu peneliti
menentukan metode penelitian yang digunakan untuk
mempelajari realita
• Nomothetic Principles
– Riset didasarkan pada teknik atau aturan yg sistematik,
menggunakan pendekatan dan metode seperti ilmu
alam dengan fokus pada proses pengujian hipotesis
• Ideographic Principles
– Riset didasarkan pada pandangan bahwa sesorang
hanya dapat memahami social world dengan cara
memperoleh pengetahuan dari tangan pertama yaitu
subyek yang diinvestigasi sesuai dgn pemahaman
subyek tsb atas fenomena yang dipelajari.

TA01 Anis CHARIRI 11


PARADIGMA SOSIOLOGI DAN
ANALISIS ORGANISASI
 Burrell dan Morgan (1979) menawarkan 4 paradigma
untuk menganalisis teori sosial
kepentingan, konflik
Radical Change dan ketidak adilan
distribusi kekuasaan

Radical Radical
Humanist Structuralist
Subjective Objective

Interpretive Functionalist Keteraturan,


Order dan
Stabilitas
Regulation
TA01 Anis CHARIRI 12
Radical Humanism Paradigm
• Belief: “the individual creates the world in
which he lives”
• Radical humanistic research umumnya
bersifat “critical & confrontation” terhadap
ketidakadilan dan merupakan usaha
transformatif untuk mengubah keadaan status
quo

TA01 Anis CHARIRI 13


Radical Structuralist Paradigm
 Belief: Organisasi hanya dapat dipahami
di lingkungannya dalam konteks yang luas
melalui interaksi dengan sistem sosial
yang ada
 Manusia tidak dapat mengansumsikan
common value system berdasarkan
konsensus.
 Berbagai kepentingan muncul sehingga
timbul berbagai konflik

TA01 Anis CHARIRI 14


Functionalist Paradigm
 Didasarkan pada pandangan “objective” dan
“deterministic”
 Penjelasan thd fenomena sosial tergantung
pada pemahaman bagaimana setiap komponen
dalam masyarakat berperan dalam menciptakan
keseimbangan kehidupan bermasyarakat
 Organisasi merupakan mesin dengan sparepart
berupa manusia untuk merancang,
mengarahkan, dan mengendalikan mesin
tersebut sesuai dengan yang diinginkan.

TA01 Anis CHARIRI 15


Interpretive Paradigm
 Belief:
 manusia sebagai aktor tidak dapat dipelajari
melalui metode natural science
 nilai-nilai yang dibawa manusia berpengaruh thd
“process of scientific enquiry”
 Inquiry merupakan proses pencarian yang
didasarkan pada makna yang dialami individu
sesuai dengan pengalaman pribadinya
 “Understanding (Verstehen) is a mental process”
(Dilthey 1976)

TA01 Anis CHARIRI 16


PENDEKATAN MAINSTREAM ATAU
POSITIVIS
• Didasarkan pada dua pandangan: Logical
Empiricism/Logical Positivism dan Falsificationism
• Logical positivism:
– Doktrin utama “verification theory of meaning”
(pernyataan atau proposisi memiliki arti hanya jika
mereka dapat diverifikasi secara empiris)
– Hipotesis harus dibuktikan (confirmed) dengan
penelitian.
– Penelitian dilakukan secara sistematis dan terstruktur
– Proses pengambilan kesimpulan umum (universal)
didasarkan pada hasil observasi (atau induksi)

TA01 Anis CHARIRI 17


PENDEKATAN MAINSTREAM ATAU
POSITIVIS
• Induksi dilakukan dgn syarat (Chalmers, 1978):
– Jumlah observasi banyak
– Observasi harus diulang pada kondisi yang luas (berbeda-
beda)
– Hasil observasi tidak ada yang bertentangan dengan teori
universal yang dihasilkan
• Masalah:
– Tidak ada jumlah tes empiris yang pasti (observasi seberapa
banyak?) yang menjamin kebenaran suatu pernyataan
universal.
– Inferensi induktif tidak dapat dibenarkan hanya atas dasar
logika.
• Muncul Empirisme Logis (oleh Carnap)
– Metode statistik induktif
TA01 Anis CHARIRI 18
Tampilan 1.2
Langkah Konfirmasi Teori

Perceptual Experiences

Image of real world structure

Negative feedback

A priori model or theory

Hypotheses

Empirical test Not confirmed

Confirmed

Tentatively accepted theory

TA01 Anis CHARIRI 19


Falsifikasionisme (Falsificationism)
• Pendekatan falsifikasi dikembangkan oleh Karl
Popper
• Tujuan penelitian ilmiah adalah untuk membuktikan
kesalahan (falsify) hipotesis, bukannya membuktikan
kebenaran hipotesis tersebut.
• Teori menurut pendekatan ini adalah hipotesis yang
belum dibuktikan kesalahannya. Teori bukanlah
sesuatu yang benar atau faktual, tetapi sesuatu yang
belum terbukti salah
• Menurut Falsifikasionisme ilmu berkembang secara
pendugaan (conjecture) dan penolakan (refutation)
atau secara trial and error.

TA01 Anis CHARIRI 20


Tampilan 1.3
Langkah Pengujian Falsifikasionisme

PERCEPTUAL EXISTING
EXPERIENCES THEORY

Accepted existing
Consistent
theory

Generate new theory

Hypotheses

Empirical test falsified Reject new


theory

Tentatively accepted new


theory

TA01 Anis CHARIRI 21


TEORI SEBAGAI STRUKTUR
• Riset Program Imre Lakatos
– Teori merupakan struktur yang terdiri dari asumsi-
asumsi dasar, dan seperangkat hipotesis tambahan
(auxilary hypotheses) yang khusus didesain untuk
melindungi inti teori dari falsifikasi (penolakan)
– Teori terdiri dari:
• Hard core dan Negative heuristic
• a protective belt of auxilary hypotheses
• positive heuristic
• Elemen-elemen yang menunjukkan perkembangan
atau kemunduran suatu program.

TA01 Anis CHARIRI 22


• Hard Core dan Negative Heuristic
– Berisi asumsi-asumsi dasar dari riset program
– Asumsi ini harus diterima untuk melaksanakan riset
program dan asumsi ini tidak dapat ditolak atau
difalsifikasi
– Kesepakatan untuk tidak mempertanyakan hard core ini
disebut “negative heuristic”.
• Protective Belt of Auxilary Hypotheses
– seperangkat asumsi tambahan untuk melindungi hard
core agar tidak difalsifikasi
• Positive Heuristic
– Bagian dari riset program yang memberikan arahan
bagaimana ilmuwan bekerja
– Positive heuristic mendefinisikan masalah, pembentukan
hipotesis tambahan, dan melihat anomali.
TA01 Anis CHARIRI 23
Paradigma Dan Revolusi Thomas
Kuhn
• Kemajuan pengetahuan merupakan hasil
revolusi
• Teori dapat diganti dengan teori lain yang tidak
cocok dengan teori tersebut.
• Kemajuan pengetahuan merupakan kemajuan
yang berakhir terbuka (open-ended progress):
1. akumulasi anomali (pre-science)
2. periode krisis
3. perkembangan dan perdebatan alternatif ide.
4. identifikasi alternatif dari berbagai pandangan
5. paradigma baru yang dominan
TA01 Anis CHARIRI 24
SO WHAT? Terus piye jal?
 Akuntansi harus dikembangkan
berdasarkan kondisi lingkungan
 Penelitian akuntansi tidak sekedar
menerapkan model dan menguji hipotesis,
tetapi harus didasarkan pada landasan
filsafat yang jelas
 Validitas pengetahun akan tercapai jika ada
koherensi antara ontology, epistemology,
human nature dan methodology.
TA01 Anis CHARIRI 25

Anda mungkin juga menyukai