Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam operasional setiap perusahaan senantiasa diperlukan langkah yang
sistematis untuk dapat memberdayakan potensi sumber dayanya secara efisien dan
efektif. Untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan perencanaan yang cermat dari
manajemen dalam meniti langkah operasional yang akan dilakukan. Derajat
kompleksitas perencanaan tersebut tentu dipengaruhi oleh skala perusahaan;
perusahaan besar relatif memerlukan perencanaan yang lebih formal dan rinci.
Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja dalam rangka
waktu satu tahun, yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif
orang lain. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai perencanaan
laba (proft planing). Dalam perencanaan laba, manajemen menyusun rencana
operasional yang implikasinya dinyatakan dalam laporan laba rugi jangka pendek
dan jangka panjang, neraca kas dan modal kerja yang diproyeksikan dimasa yang
akan datang.
Untuk melukiskan anggaran dan proses penyusunan anggaran, layaknya
sebagai suatu proyek pembangunan gedung berlantai tiga puluh. Untuk
membangun gedung tersebut diperlukan waktu tiga tahun. Gedung tersebut akan
dibangun berdasarkan cetak biru (blue print) dan berdasarkan rencana biaya yang
dibuat oleh arsitek. Setiap bulan dibuat anggaran biaya untuk pedoman dalam
pelaksanaan kegiatan pembangunan setiap bagian gedung tersebut, sehingga
keseluruhan pekerjaan gedung tersebut dapat terlaksana sesuai dengan blue print
yang telah dibuat dengan rencana biaya yang telah disusun sebelum proyek
dilaksanakan.
Proses penyusunan anggaran merupakan proses penyusunan rencana
jangka pendek, yang dalam perusahaan berorientasi laba, pemilihan rencana
didasarkan atas dampak rencana kerja tersebut terhadap laba. Oleh karena itu
sering sekali proses penyusunan anggaran sering sekali disebut sebagai
penyusunan rencana laba jangka panjang (short-run profit planning). Untuk
memungkinkan manajemen puncak melakukan pemilihan rencana kerja yang
berdampak baik terhadap laba, manajemen menggunakan teknik analisa biaya-
volume dan laba. Dalam analisis biaya-volume dan laba ini, informasi akuntansi
diffirensial memungkinkan manajemen untuk melakukan pemilihan berbagai
altematif kerja yang akan dicantumkan dalam anggaran.

B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN

ANGGARAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR LANJUT


Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatannya hanya
memproduksi barang dan jasa. Biaya dalam perusahaan manufaktur berdasarkan
aktivitas fungsionalnya dibagi menjadi 2 :

Biaya bahan baku

*Biaya manufaktur Biaya Tenaga


kerja :

Biaya overhead pabrik

*Biaya nonmanufaktur (biaya operasi manufaktur)


Penganggaran pada Perusahaan Manufaktur
Perlunya dibuat anggaran produksi dalam penyusunan anggaran perusahaan
manufaktur:
Anggaran Bahan Baku
Langsung

Anggaran
Overhead
Pabrik

Anggaran Tenaga
Kerja

Anggaran Produksi

Perkiraan Perubahan

Anggaran Penjualan

Misalanya:
A. Anggaran Tenaga Kerja
Di bagi menjadi 2, yaitu tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung.

Tenaga kerja langsung adalah manusia yang bekerja secara langsung mengolah
produk dalam proses produksi suatu perusahaan. Sedangkan tenaga kerja tidak
langsung adalah tenaga kerja manusia yang ikut terlibat dalam menyelesaikan
produk meski tidak secara langsung.
Anggaran biaya tenaga kerja : perencanaan tariff upah yang dibayarkan kepada
tenaga kerja langsung selama periode waktu yang akan datang untuk
menghasilkan suatu produk yang direncanakan dalam anggaran produk.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan budget upah tenaga kerja langsung


:
1. Budget unit yang akan diproduksi (susunan tenaga kerja,kualitas
dan kuantitas barang yang akan diproduksi.
2. Standar waktu (time standar)
3. System pembayaran upah yang dipakai
perusahaan. Pada dasarnya ada 3 sistem pembayaran
upah :
· Menurut jam kerja
· Menurut kuantitas hasil kerja
· Menurut jam kerja, kuantitas hasil kerja, dan insentif yang didasarkan
pada prestasi kerja.
Manfaat penyusunan anggaran tenaga kerja yang baik :
a) Penggunaan tenaga kerja lebih efisien, karena rencana yang matang.
b) Pengeluaran biaya tenaga kerja menjadi lebih efisien, karena sudah diatur.
c) Harga pokok dagang dapat dihitung secara tepat.
d) Dapat dipakai sebagai alat pengawasan.

Sedangkan factor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penyusunan tenaga kerja :


Ø Kebutuhan tenaga kerja
Ø Penarikan tenaga kerja
Ø Latihan tenaga kerja
Ø Evaluasi dan spesifikasi pekerjaan bagi tenaga kerja
Ø Gaji dan upah
Ø Pengawasan tenaga kerja
Kegunaan Budget Tenaga Kerja

Ø Secara Umum Ø Secara khusus


a) Sebagai pedoman kerja a) Sebagai dasar penyusunan HP
b) Sebagai alat pengkoordinasian Produksi
kerja b) Sebagai penyusunan HPP
c) Sebagai alat pengawasan kerja
bagi manajemen

Penyusunan tenaga kerja secara teknis dapat dipisahkan menjadi 2 :


1) Anggaran jam kerja langsung
Merupakan bagian dari anggaran tenaga kerja, yang secara terperinci akan
membuat :
a. Jenis-jenis barang yang dihasilkan
b. Jumlah barang yang diproduksi
c. Bagian-bagian yang dilalui dalam proses produksi
d. Jumlah jam buruh langsung untuk setiap jenis barang
e. Waktu (kapan) produksi barang dimulai
2) Anggaran biaya tenaga kerja langsung
a. Jenis-jenis barang yang dihasilkan
b. Jumlah barang yang diproduksi
c. Bagian-bagian yang dilalui dalam proses produksi
d. Jumlah jam buruh langsung untuk setiap jenis barang
e. Tingkat upah rata-rata perjam buruh langsung
f. Waktu (kapan) produksi barang dimulai

Jam standar tenaga kerja langsung (JSTKL) : taksiran sejumlah tenaga kerja
langsung yang diperlukan untuk memproduksi 1 unit tertentu. Jam tenaga kerja
langsung dapat ditentukan dengan cara :
1) Menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu pekerjaan
dari kartu harga ppokok periode yang lalu.
2) Mencoba jalan operasi produksi di bawah keadaan normal yang diharapkan.
3) Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu.
4) Mengadakan taksiran yang wajar.
5) Memperhitungkan kelonggaran waktu untuk istirahat,penundaan kerja
yang tak bisa dihindari, dan factor kelelahan.
Tarif upah standar tenaga kerja langsung (TUSt) : Taksiran tariff upah perjam
tenaga kerja langsung. TUSt dapat ditentukan atas dasar :
1) Perjanjian dengan organisasi karyawan
2) Data upah masa lalu yang dihitung secara rata-rata
3) Perhitungan tariff upah dalam operasi normal
Contoh :
ü Ditentukan jam kerja langsung JSTKL untuk membuat 1 botol kecap
diperlukan waktu 0,1 jam dan TUSt ditentukan perjam Rp 500. Dengan demikian
BTKLSP untuk membuat 1 botol kecap = 0,1 jam @ Rp 500 = Rp 50

Setelah JSTKL ditetapkan, kemudian disusun


JKSt dengan rumus :
JKSt = Jam Kerja Standar Tenaga Kerja langsung
terpakai P = Unit Ekuivalen Produk
JSTKL= Jam Standar Tenaga Kerja Langsung

Setelah disusun JKSt kemudian disusun anggaran BTKL dengan rumus :

B. Anggaran Biaya Overhead Pabrik

BOP : biaya-biaya dalam pabrik yang dikeluarkan sehubungan dengan


proses produksi, kecuali BBB dan BTKL. Dalam BOP terdapat BOP variable
yaitu BOP yang dipengaruhi oleh besar kecilnya biaya produksi, jika produksi
kecil maka BOPnyapun juga kecil begitu pula sebalikanya sedangkan BOP tetap
yaitu BOP yang tidak dipengaruhi oleh biaya produksi artinya berapapun
produksinya BOPnya tetap.

Anggaran Biaya Overhead Pabrik: suatu perencanaan yang terperinci


mengenai biaya-biaya tidak langsung yang dikeluarkan sehubungan dengan proses
produksi selama periode yang akan datang meliputi jenis biaya, waktu dan tempat
biaya tersebut terjadi.
Yang dimaksud anggaran biaya pabrik tidak langsung (factory overhead
budget) adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang beban
biaya pabrik tidak langsung selama periode yang akan datang yang didalamnya
meliputi rencana tentang jenis, jumlah, dan kapan biaya pabrik tidak langsung
tersebut dibebankan yang masing-masing dikaitkan tempat di mana biaya tersebut
terjadi.

Tujuan Penyusunan Biaya Overhead Pabrik

Ø Secara Umum Ø Secara Khusus


a) Sebagai pedoman kerja a) Untuk mengetahui efisiensi
b) Sebagai pengkoordinasian kerja penggunaan biaya
c) Sebagai pengawasan kerja b) Untuk mengetahui
bagi manajemen pengalokasian BOP sesuai dengan
tempatnya
c) Sebagai alat pengawasan BOP

Dengan demikian anggaran biaya BOP berguna untuk :


ü Penyusunan anggaran HP Produksi
ü Penyusunan anggaran HPP
ü Penyusunan anggaran kas
Factor-faktor yang mempengaruhi penyusunan BOP :
Ø Anggaran unit yang akan diproduksi (kualitas & kuantitas)
Ø Bagian standar perusahaan
Ø System pembayaran upah perusahaan
Ø Metode depresiasi (khususnya pada aktiva tetap)
Ø Metode alokasi biaya yang dipakai perusahaan

C. Anggaran Biaya Administrasi Umum


Merupakan perencanaan teperinci mengenai seluruh biaya yang dikeluarkan
oleh perusahaan dalam lingkungan kantor perusahaan.

Fungsi Anggaran Biaya Administrasi

Ø Secara Umum Ø Secara Khusus


1) Sebagai pedoman kerja 1) Sebagai dasar penyusunan
2) Sebagai alat pengkoordinasian budget kas
kerja
3) Sebagai pengawasan kerja

Faktor-faktor penyusunan budget biaya administrasi :


1. Budget Penjualan
2. Budget Unit yang akan diproduksi
3. Standar perusahaan
4. System pembayaran upah perusahaan
5. Metode depresiasi perusahaan
6. Metode alokasi biaya perusahaan
D. Anggaran Biaya Pemasaran
Biaya pemasaran adalah seluruh biaya yang terjadi setelah produk selesai
diproduksi sampai produk terjual dan mendapatkan uang tunai hasil penjualan.
Anggaran biaya pemasaran ialah perencanaan seluruh biaya yang
memberikan gambaran tentang apa yang harus dilakukan dalam proses penentuan
harga, mempromosikan dan menyalurkan hasil produksi untuk memenuhi
kebutuhan konsumen.

Komponen-komponen biaya pemasaran :


1. Biaya Iklan
a. Biaya Pemasangan Iklan
b. Pajak Iklan
c. Biaya advertensi
d. Biaya untuk media TV,dll
2. Biaya Distribusi
a. Biaya perjalanan
b. Biaya asuransi perjalanan
c. Biaya trayek perjalanan,dll
3. Biaya Penjualan
a. Beban penjualan variable
1) Beban komisi penjualan
2) Beban angkutan penjualan
b. Beban penjualan tetap
1) Beban depresiasi alat penjualan
2) Beban penghapusan piutang
3) Beban gaji pegawai tetap bagian penjualan,dll
c. Beban penjualan semi variable
1) Beban supplies penjualan
2) Beban promosi penjualan,dll
4. Biaya Promosi
a. Biaya pemasangan spanduk
b. Gaji salesmen
c. Biaya pameran,dll
5. Biaya Penelitian Pasar / Konsumen
a. Gaji peneliti pasar
Dalam pasar terdapat :
ü Penganggaran penjualan
ü Penganggaran pengiklanan

ANGGARAN LABA RUGI


Laporan laba rugi yang dianggarkan menuat ringkasan proyeksi dari berbagai
komponen pendpatan dan biaya selama periode anggaran ini dapat dibagi menjadi
kuartalan bahkan bulanan tergantung pada kebutuhan. (Jae K.Shim & Joel G
Siegel)
Budget laporan labarugi adalah budget tentang penghasilan dan biaya perusahaan
yang berisi taksiran-taksiran secara garis besar(global) dan kurang dijabarkan
secara lebih terperinci,misal taksiran semesteran,taksiran tahunan dan sebagainya.
(Munandar,2001:29)
Anggaran laporan laba rugi digunakan tujuan dari penyusuanan anggaran
operasional. Oleh karena itu dalam penyusunan anggaran laba rugi dibutuhkan
unsur-unsur dari anggaran operasional, antara lain anggaranpenjualan, anggaran
pembelian, anggaran beban penjualan dan administrasi . Dalam penyusunan
angaaran laba-rugi diperlukan juga perhitungan juga perhitungan bunga pinjaman
di bank.
Manfaat laporan laba rugi bagi perusahaan :
1. Sebagai pengecekan final atas wajar tidaknya anggaran biaya.
2. Untuk perencanaan dan pengkoordinasian seluruh kegiatan
perusahaan/divisi.
3. Untuk membebankan tanggung jawab pada setiap menajer atas sumbangan
prestasi keungannya untuk perusahaan/divisi.
Manfaat bagi manajemen puncak
1. Untuk menelaah total prestasi keuangan perusahaan yang diharapkan pada
tahun yang akan datang dan untuk menentukan tindakan koreksi jika prestasi tidak
memuaskan.
2. Untuk mengendalikan divisi.
3. Untuk berprestasi dalam perencaan divisional.
4. Untuk perencanaan dan koornasi kegiatan perusahaan secara keseluruhan.
Sebagai ilustrasi penyusunan anggaran laba rugi digunakan data dari perusahaan
Kecap Asli pada tahun 2016 sebagai berikut :
1. Sediaan produk dalam proses (PDP) awal 10 botol dengan tingkat
penyelesaian BBB 80% ,BTKL 30%, dan BOP 40%.
2. Anggaran sediaan produk dalam proses (PDP) akhir sebanyak 18 botol
dengan tingkat penyelesaian BBB 100%, BTKL 50 %, dan BOP 50%.
3. Produk terjual dianggarkan tahun ini 148 botol dengan harga jual per botol
Rp 700 = Rp 103.600. Sediaan produk jadi awal 15 botol .
4. Anggaran produk jadi periode ini 182 botol.
5. Produk terjual dianggarkan tahun ini 148 botol dengan harga jual seperti per
botol pada tabel berikut :

Perusahaan kecap asli


Harga pokok standar per botol kecap sedang
Tahun berakhir 31 Desember 2016

Unsur Harga Pokok Produk Pengharga Pengharga


Pokokan Penuh Variabel
BBB kedelai 2 ons @ Rp 100 Rp 200 Rp 200
Gula merah 0,5 ons @ Rp 240 Rp
120 120
Rp 320 Rp 320
BTKL 0,1 jam Rp 500 Rp 50 Rp 50
BOP variabel 0,1 jam Rp 680 Rp 68 Rp 68
BOP Tetap 0,1 jam Rp 320 Rp
Harga Pokok standar per botol 32
kecap Rp 438
Rp 470

6. Beban usaha dianggarkan setahun Rp 37.826 terdiri atas beban usaha tetap
Rp 28.100 dan beban usaha variabel Rp 9.726
Berdasarkan data tersebut dibuat beberapa perhitungan untuk menyusun anggaran
laba rugi.
Langkah pertama, menghitung sediaan produk jadi akhir sebagai berikut :
Jualan
148 botol
Sediaan produk jadi
akhir 49 botol
Produk siap
jual 197 botol
Sediaan produk jadi
awal 15 botol
Produk
jadi 182
botol
Sediaan PDP
akhir 18 botol
Produk dihasilkan/produk diproses 200
botol
Sediaan PDP
awal 10 botol
Produk masuk produk periode ini 190
botol
Tampak pada perhitungan tersebut sediaan produk jadi akhir belum diketahui.
Sediaan produk jadi dapat diketahui sebanyak 49 botol dengan cara mengurangi
produk siap dijual 197 botol dengan jualan 148 botol.
Langkah kedua menghitung unit ekuivalen produk dengan dengan metode masuk
pertama keluar pertama (MPKP) sebagai berikut :
Produk jadi +ekuivalen PDP akhir _ekuivalen PDP awal
BBB = 182 + (18x100%) – (10x80%) = 192 botol
BTKL = 182 + (18x50%) – (10X30%) = 188 botol
BOP = 182 + (18x50%) – (10x40%) = 187 botol
Langkah ketiga, menghitung biaya pabrik variabel sebagai berikut :
BBB = 192 botol x Rp 320 = Rp 61.440
BTKL = 188 botol x Rp 50 = Rp 9.400
BOPV = Rp 83.556
Langkah keempat,menghitung sediaan dengan metode penghargapokokan penuh
(PP) dan penghargapokokan variabel (PV) sebagai berikut :
Sediaan produk jadi awal
PP = 15 botol x Rp 470 = Rp 7.050
PV = 15 botol x Rp 438 = Rp 6570
Sediaan produk jadi akhir
PP = 49 botol x Rp 470 = Rp 23.030
PV = 49 botol x Rp 438 = Rp 21.462
Sediaan produk dlam proses awal
PP
PV
BBB = 10 x 80 % x Rp 320 = Rp
2.560 Rp 2.560
BTKL = 10 x 30 % x Rp 50 = Rp
150 Rp 150
BOPV = 10 x 40 % x Rp 68 = Rp
272 Rp 272
BOPT = 10 x 40 % x Rp 32 = Rp
128 Rp –
Rp
3.110 Rp 2.982
Sediaan produk dalam proses akhir
PP
PV
BBB = 18 x 100 %x Rp 30 = Rp
5.760 Rp 5.760
BTKL = 18 x 50 % x Rp 50 = Rp
450 Rp 450
BOPV = 18 x 50 % x Rp 68 = Rp
612 Rp 612
BOPT = 18 x 50 % x Rp 32 = Rp Rp
288 Rp –
Rp
7.110 Rp 6.822
Langkah kelima menyusun anggaran laba rugi seperti berikut :
a. Anggaran laba rugi bentuk panjang
Perusahaan Kecap Asli
Anggaran Laba Rugi
Tahun Berakhir 31 Desember 2012
Keterangan Penghargapokokan
Penuh Variabel
1. Jualan Rp 103.600 Rp 103.600
2. Biaya Pabrik Variabel RP 83.556 Rp 83. 556
3. Biaya Overhead pabrik Rp -
tetap 6.400 -
4. Biaya pabrik Rp 89.956 Rp 2.982
5. Sediaan PDP awal Rp 3.110 Rp 86.538
6. Biaya Produksi Rp 93.006 Rp 6.822
7. Sediaan PDP akhir Rp 7.110 Rp 79.719
8. Harga Pokok Produk Rp 85.956 Rp 6.570
Jadi Rp 86.286
Rp 7.050
9. Sediaan Produk Jadi Rp 21.462
Rp 93.006
Awal Rp 64.824
Rp 23.030
10. Produk Siap dijual Rp 38.776
Rp 69.976
11. Sediaan Produk jadi Rp 9.726
Rp 33.624
akhir 12. Rp 29.050
Rp 9.726
Harga Pokok produk terjual - Rp 28.100
13. Laba kotor / margin Rp 28.100 Rp 6.400
kontribusi kotor - Rp 34.500
14. Beban usaha tetap - (Rp 5.450)
15. Margin kontribusi bersih (Rp 4.202)
16. Beban Usaha tetap
17. Biaya Overhead Pabrik
tetap
18.18.
Biaya Tetap
19. Rugi

Tampak pada tabel diatas terdapat selisih rugi Rp 1.248 yaitu Rp 4.202 – Rp
5.450. Penyebab selisih rugi tersebut adalah selisih sediaan antara metode
penghargapokokan penuh dan metode penghargapokokan variabel dengan
perhitungan sebagai berikut :
Sediaan penghargapokokan penuh :
Sediaan PDP awal Rp 3.110
Sediaan produk jadi awal Rp 7.050
Sediaan awal Rp 10.160
Sediaan produk dalam transaksi Rp 7.110
Sediaan produk jadi akhir Rp 23.030
Sediaan akhir Rp 30.140
Selisih sediaan penghargapokokan penuh Rp 19.980
Sediaan metode penghargapokokan variabel :
Sediaan PDP awal Rp 2.982
Sediaan produk jadi awal Rp 6.570
Sediaan awal Rp 9.552
Sediaan produk dalam transaksi Rp 6.822
Sediaan produk jadi akhir Rp 21.462
Sediaan akhir Rp 28.284
Selisih sediaan pengahargapokokan variaberl Rp 18.732
Selisih sediaan Rp 1.248

b. Anggaran laba rugi bentuk


pendek Perusahaan Kecap Asli
Anggaran laba rugi
Tahun Berakhir 31 Desember tahun 2012
Jualan 148 botol Rp 700 = Rp 103.600
Biaya variabel 148 botol x Rp ? = Rp ?
Margin Kontribusi = Rp 29.050
Biaya tetap = Rp 34.500
Rugi = Rp 5.450

Pada tabel diatas tampak jumlah biaya variabel dan dan biaya variabel per botol
belum diketahui. Jumlah biaya variabel Rp 74.550 dapat diketahui dengan cara
jualan Rp 103.600 dikurangi margin kontribusi Rp 29.050. Dengan demikian
biaya variabel per botol = Rp 74.550 : 148 botol = Rp 503,71622.
ANGGARAN NERACA
Anggaran neraca adalah anggaran yang menunjukan implikasi berbagai macam
anggaran pada elemen aktiva yaitu aktiva, utang, dan modal pada tahun yang akan
datang ( Supriyono,2000 :82)
Bugdget neraca adalah budget yang berisi posisi financial perusahaan pada suatu
saat tertentu yang akan datang yang berisi taksiran-taksiran secara garis besar
(global) dan kurang dijabarkan lebih terperinci (Munandar, 2001 : 35)
Tujuan dari anggaran laporan keuangan salah satunya menyusun angaaran neraca.
Anggaran neraca disusun atas dasar neraca awal periode disesuaikan dengan data
yang termuat peda berbagai anggaran periode yang bersangkutan.
Angaaran neraca mempunyai beberapa manfaat yaitu :
1. Sebagai pedoman kerja bagi perusahaan, khususnya perusahaan manufaktur
dalam melakukan kegiatan produksinya. Terutama dalam hal modal kerja yang
dapat bersumber dari kas maupun utang.
2. Sebagai pengecek terakhir mengenai kekuatan matematis dari semua jadwal
lainnya.
3. Sebagai alat pengawas kwrja yang membantu manajemen dalam memimpin
jalannya perusahaan.
4. Anggaran neraca dapat digunakaan untuk menyoroti sumberdaya dan
kewajiban masa depan.

Sebagai ilustrasi agar dapat memberikan gambaran yang lebih jelas, berikut ini
langkah-langkah dalam penyusunan anggaran neraca.
1. Membuat neraca yang baru berakhir atau neraca awal
a. Kas Rp 1.500.000
b. Pinjaman tenaga kerja Rp 169.062
c. Persediaan produk jadi Rp 127.221
d. Persediaan
bahanbaku Rp 200.000
Asset lancer Rp
1.996.283
e. Tanah Rp 19.300.000
f. Bangunan kantor Rp 1.866.000
g. Cadangan depresiasi (Rp 16.000)
h. Bangunan pabrik Rp 959.000
i. Cadangan Depresiasi (Rp 8.000)
j. Mesin dan alat pabrik Rp 11.000.000
k. Cadangan depresiasi (Rp 2.200.000)
l. Alat pemasaran Rp 100.000
m. Cadangan depresiasi (Rp 10.000)
n. Alat kantor Rp 99.000
o. Cadangan depresiasi alat
tetap (Rp 4.000)
Asset tetap Rp
31.085.000
p. Kas minimum Rp 200.000
q. Persediaan bahan baku minimum Rp 600.000
r. Beban
ditangguhkan Rp 200.000
Asset lain-
lain Rp 1.000.000
Total
asset Rp 34.081.283
s. Utang jangka panjang Rp
11.000.000
t. Modal
saham Rp 22.000.000
Laba
ditahan Rp 1.081.000
Utang dan modal Rp
34.081.283

2. Mengumpulkan data-data tahun lalu sebagai sumber penyusunan anggaran


Tabel I
Perusahaan kecap sehat
Anggaran beban usaha
Tahun 2009
Triwulan I II III IV S
Total 762500 762500 762500 762500

Tabel II
Perusahaan kecap sedap
Kas masuk dari penjualan
tahun 2009
Daerah Triwulan setahun
Penjualan I II III IV
Semarang 1470 3790 5380 4900 15540
Surabaya 900 2325 3300 3000 9525
Total 2370 6115 8680 7900 25065

Tabel III
Perusahaan Kecap Sehat
Kas keluar untuk pembelian bahan baku
Tahun 2009
Jenis Triwulan (dalam ribuan Rp) Setahun
bahan I II III IV
Kedelai 1352500 3001500 3000000 2400000 9754000
Gula 856500 1979550 2024250 1440600 6300900
merah
Total 2209000 4981050 5024250 3840600 16054900

Tabel IV
Perusahaan Kecap Sehat
Kas keluar untuk Biaya Tenaga kerja langsung
Tahun 2009
Triwulann I II II IV setahun
Total 713313 787250 637750 393375 2531688

Tabel V
Perusahaan Kecap Sehat
Kas keluar untuk Biaya Overhead Pabrik
Tahun 2009
Triwulan I II III IV Setahun
Total 185000 185000 185000 185000 74000

Tabel VI
Perusahaan Kecap Asli
Anggaran Kas
Tahun 2009
Keterangan Triwulan (dalam ribuan Rp) Setahun
I II III IV
Kas masuk 2370000 6115000 8680000 7900000 25065000
Kas keluar 42487991 7191279 7011271 5539144 24029685
Surplus / -1917991 -1076279 1668729 2360856 1035315
deficit
Kas awal 1500000 1528009 397730 12459 15000000
Pinjaman 2000000 0 0 0 2000000
Bunga 60000 60000 60000 0 180000
Pinjaman
Pajak 10% 6000 6000 6000 0 18000
Angsuran 0 0 2000000 2301579 4301579
Pinjaman
Kas Akhir 1528009 397730 12459 71736 71736

Tabel VII
Perusahaan Kecap Sehat
Anggaran Piutang Usaha
Tahun 2009
Triwulan I II III IV Setahun
Total 5530000 9265000 8485000 6535000 29815000

Tabel VIII
Perusahaan Kecap Sehat
Anggaran Cadangan Penghapusan Piutang Usaha
Tahun 2009
Triwulan I II III IV Setahun
Total 110600 295900 465500 596300 1468400

Tabel IX
Perusahaan Kecap sehat
Anggaran Pinjaman Tenaga Kerja Langsung
Tahun 2009
Triwulan I II III IV Setahun
Total 206125 168875 131125 0 506125

Tabel X
Perusahaan Kecap Sehat
Anggaran sediaan Produk Jadi Akhir
Tahun 2009
Triwulan I II III IV Setahun
Total 2209000 2772050 2252200 1588400 8821650

Tabel XII
Perusahaan Kecap Sehat
Anggaran Utang Usaha
Tahun 2009
Jenis Triwulan ( dalam ribuan Rp)
Setahun
Piutang I II III IV
Utang 2000000 2000000 0 0 4000000
Bank
Utang 11000000 11000000 11000000 8698421 41698421
Jangka
Panjang

Tabel XII
Perusahaan Kecap Sehat
Anggaran Laba Ditahan
Tahun 2009
Triwulan I II III IV Setahun
Total 1820884 3076195 3668164 3917155 12482398

Tabel XIV
Perusahaan Kecap Sehat
Anggaran Cadangan Depresiasi aktiva Tetap
Tahun 2009
Cadangan Depresiasi Triwulam
Cadangan Nilai Depresiasi
I II III
Depresiasi Buku Triwulan
2+3 4+3 5+3
1 2 3 4 5 6
Kantor 16000 4000 20000 24000 28000
Pabrik 8000 2000 10000 12000 14000
Mesin & 2200000 550000 2750000 3300000 3850000
Alat
Alat 10000 2500 12500 15000 17500
Pemasaran
Alat 4000 1000 5000 6000 7000
Kantor
Jumlah 559500 2797500 3357000 3916500
Cas Dep Awal 2238000 2797500 3357000
Tabel XV
Perusahaan Kecap Sehat
Anggaran Neraca
Untuk Tiap Akhir Tahun 2009 (dalam Rp)
Triwulan ( dalam ribuan Rp)
Keterangan
I II III IV
Kas 1528009 397730 12459 71736
Piutang Usaha 5530000 926500 9485000 6535000
Cadangan -110600 -295900 -465600 -596300
Penghapusan
Piutang
Pinjaman 206125 168875 131125 0
Tenaga Kerja
Sediaan Produk 150850 146540 150850 146540
Jadi
Sediaan Bahan 200000 200000 200000 200000
Baku
Aktiva Lancar 7504384 9882245 8513834 636976
Tanah 19300000 19300000 19300000 19300000
Bangunan 1866000 1866000 1866000 1866000
Kantor
Cadangan -20000 -24000 -28000 -32000
Depresiasi
Bangunan 958000 958000 958000 958000
Pabrik
Cadangan -10000 -12000 -14000 -15000
Depresiasi
Mesin & Alat 11000000 11000000 11000000 11000000
Pabrik
Cadangan -2750000 -3300000 -3850000 -4400000
Depresiasi
Alat Pemasaran 100000 100000 100000 100000
Cadangan -12500 -15000 -17500 -20000
Depresiasi
Alat Kantor 9900 9900 9900 9900
Cadangan -5000 -6000 -7000 -8000
Depresiasi
Aktiva tetap 30525500 29966000 29406500 28847000
Kas Minimum 200000 200000 200000 200000
Sediaan 600000 600000 600000 600000
Minimum
Beban 200000 200000 200000 200000
ditangguhkan
Total aktiva 1000000 1000000 1000000 1000000
Lainnya
Total aktiva 39029884 40848245 38920334 36203976
Utang jangka
Pendek
Utang Usaha 2209000 2772050 2252200 1588400
Utang bank 2000000 2000000 0 0
Utang Jangka 11000000 11000000 11000000 8698421
Panjang
Total Utang 15209000 15772050 13252200 10286821
Modal Saham 22000000 22000000 22000000 22000000
Laba Ditahan 1820884 3076195 3668134 3917155
Total model 23820884 25076195 25668134 25917155
sendiri
TOTAL 39029884 40848245 38920334 36203976
PASIVA

ANGGARAN BIAYA VARIABEL


A. Pengertian Biaya Variabel
PENGERTIAN ANGGARAN VARIABEL
Konsep anggaran varibel merupakan sebuah pendekatan yang lazim d
ipakai dalam perencanaan dan pengawasan biaya, karena ditunjukkan dengan
tegas beban biaya
yang seharusnya dikeluarkan pada berbagai tingkat kegiatan. Dalam penyus
unan anggaran variable perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu :
-
jenis biaya yang dihubungkan dengan tingkat output maupun tingkat kegiat
an
perusahaan
- pemilihan satuan dasar kegiatan yang tepat
- metode dalam menganalisis masing-masing elemen biaya
- penggunaan dan penerapan konsep anggaran variabel

Yang dimaksud dengan anggaran variabel adalah skedul biaya yang


menunjukkan bagaimana masing-masing biaya akan berubah dengan perubahan
volume, output atau aktivitas perusahaan dari waktu ke waktu dalam periode
yang akan datang.
Dengan demikian variable budget menyatakan hubungan antara volume dan
biaya dalam suatu relevan range volume yang terbatas.
Tujuan utama pendekatan anggaran variable adalah mengidentifikasi bagaima
na, dan seberapa jauh masing-
masing elemen biaya dalam suatu pusat pertanggung jawaban dipengaruhi
oleh aktivitas pusat pertanggung jawaban yang bersangkutan.
Variabel budget diutamakan untuk merencanakan biaya-biaya tidak langsung ,
sebab biaya ini tidak berhubungan secara langsung dengan aktivitas
perusahaan.Adapun yang termasuk biaya tidak langsung adalah semua biaya yang
terhimpun dalam biaya pabrik tidak langsung,biaya administrasi serta biaya
penjualan.
B. METODE PENENTUAN VARIABILITAS BIAYA
Biaya tidak langsung dibedakan menjadi tiga golongan , antara lain:
1. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Merupakan biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh perubahan aktivitas
perusahaan.Jika terjadi peningkatan atau penurunan aktivitas perusahaan, biaya
tetap ini tidak mengalami perubahan.
Ada dua cirri utama biaya tetap :
a. Bilamana perusahaan tidak mengadakan aktivitas sama sekali, biaya ini
tetap ada dalam jum;ah tertentu.
b. Bilamana perusahaan meningkatkan atau menurunkan aktivitasnya, biaya ini
tetap dalam jumlah tertentu dan tidak berubah.
Biaya tetap jumlahnya selalu sama, maka pada tingkat aktivitas perusahaan
rendah, akan mengakibatkan biaya tetap rata-rata per unit aktivitas menjadi
besar.Sedangkan pada tingkat aktivitas perusahaan yang tinggi, akan
mengakibatkan biaya tetap rata-rata per unit aktivitas menjadi kecil.
2. Biaya Variabel
Merupakan biaya yang besar kecilnyadipengaruhi oleh perubahan aktivitas
perusahaan.Jika terjadi peningkatan aktivitas perusahaan, maka jumlah biaya
variable akan meningkat pula.Sebaliknya, jika terjadi penurunan aktivitas
perusahaan, maka jumlah biaya variable juga akan menurun.
Ada dua cirri utama biaya variable :
a. Bilamana perusahaan tidak mengadakan aktivitas sama sekali, biaya ini juga
tidak ada.
b. Bilamana perusahaan meningkatkan aktivitasnya, jumlah biaya variable juga
akan meningkat, begitu juga sebaliknya.
3. Biaya Semi Variabel
Merupakan biaya yang sebagian mempunyai sifat tetap, yang besar kecilnya tidak
dipengaruhi oleh perubahan aktivitas perusahaan, dan sebagian lainnya
mempunyai sifat variable, yang besar kecilnya dipengaruhi oleh perubahan
aktivitas perusahaan.Biaya semi variable mengandung dua unsur yaitu unsure
biaya tetap dan unsure biaya variable.
Ada dua cirri utama biaya semi variable :
a. Bilamana perusahaan tidak mengadakan aktivitas sama sekali, biaya ini
tetap ada dalam jumlah itu,yaitu sebesar unsure biaya tetap yang terkandung
didalamnya.Sedangkan unsure biaya variable yang terkandung didalamnya tidak
ada (nol).
b. Bilamana perusahaan meningkatkan aktivitasnya, maka jumlah biaya ini
tidak akan meningkat, karena unsure biaya variable yang terkandung di dalamnya
mengalami peningkatan,begitu pula sebaliknya.Sedangkan unsure biaya tetap
yang terkandung didalamnya tidak berubah dan tidak mengalami penurunan.
Metode Penentuan Variabilitas Biaya, ada tiga macam :
a. Metode Taksiran Langsung
Metode ini pada dasarnya hanya dipakai pada keadaan tertentu, di mana
perhitungan
unsure-unsur biaya secara kuantitatif tidk dapat dilakukan, mislnya :
- suatu bagian baru saja didirikan
- dilakukannya kegiatan yang tidak rutin
- mulai dipakainya mesin baru
- terjadi perubahan pada metode produksi
- terjadi perubahan kebijaksanaan manajemen

b. Metode Titik Tertinggi dan Terendah (Hihg and Low Point Method)
Metode ini cenderung lebih bersifat kuantitatif, yang berdasarkan perhitungan
tingkat
biaya pada dua macam tingkat kegiatan tertentu.
Misal :

Biaya (dianggarkan) Tingkat kegiatan


Pada titik tertinggi Rp 28.000.000 12.000
Pada titik terendah Rp 22.000.000 9.000
Selisih Rp 6.000.000 3.000

Biaya variable / unit = Rp 6000000 : 3.000 = Rp 2.000/unit

Titik Tertinggi Titik Terendah


Biaya total Rp 28.000.000 Rp 22.000.000
Unsur biaya variable Rp 24.000.000 Rp 18.000.000
Unsur biaya tetap Rp 4.000.000 Rp 4.000.000
c. Metode korelasi
Pada metode korelasi dapat disajikan dalam dua cara yaitu :
- cara grafis
- cara matematis
Persamaan Y = a + bx, dimana a menunjukkan komponen biaya tetap sedangka b
merupakan biaya varibel per unit. Apabila digunakan rumus dasar adalah sebagai
berikut :
Y = a + bX
∑ Y = n.a + b. ∑ X
∑ XY = a. ∑ X + b. ∑ X²

C. Manfaat Penyusunan Anggaran Variabel


Secara umum manfaat anggaran variable :
a. Sebagai pedoman kerja
b. Sebagai alat pengkoordinasian kerja
c. Sebagai alat pengawasan kerja
Secara khusus manfaat anggaran variable
:
Berguna sebagai dasar untuk penyusunan budget biaya-biaya tidak langsung,
yaitu budget biaya pabrik tidak langsung, biaya administrasi dan budget biaya
penjualan dari waktu selama periode yang akan datang.Dapat dengan mudah
dihitung dan ditaksir besarnya biaya-biaya tidak langsung pada berbagai aktivitas
perusahaan dari waktu ke waktu yang akan datang.
D. Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Variabel
1. Untuk biaya upah tenaga kerja langsung, dipengaruhi oleh system pembayaran
upah yang berlaku di perusahaan, yaitu system upah menurut waktu,system upah
menurut output dan upah intensif.
2. Untuk biaya bahan pembantu,dipengaruhi teknologi proses produksi yang
dimiliki dan dipakai oleh perusahaan,sifat biaya bahan pembantu dan kondisi
mesin-mesin serta peralatan yang dimiliki perusahaan.
3. Untuk biaya pemeliharaan aktiva tetap, dipengaruhi oleh kondisi aktiva tetap
yang bersangkutan ditinjau dari sudut teknologis dan umur pemakaiannya.
4. Untuk biaya listrik, dipengaruhi oleh peraturan PLN dan kebutuhan tenaga
listrik dari masing-masing mesin dan peralatan yang dimiliki oleh perusahaan.
5. Untuk beban depresiasi aktiva tetap, dipengaruhi oleh harga pembelian aktiva
tetap,umur ekonomis,nilai residu, dan metode depresiasi yang digunakan
perusahaan.
6. Untuk biaya promosi, dipengaruhi oleh jenis produk yang akan dijual,keadaan
persaingan pasar,penguasaan pasar , dan tersedianya modal kerja.
E. Bentuk Anggaran
Variabel #. Anggaran Variabel
bentuk table
merupakan variable budget yang disusun dalam suatu table, yang memuat unsure-
unsur biaya tetap dan unsure-unsur biaya variable masing-masing jenis biaya tidak
langsung.
#. Anggaran Variabel berbentuk formula
Merupakan anggaran variable yang disusun dalam bentuk formulasi fungsi
matematika, yang memperlihatkan hubungan antara masing-masing unsure biaya
variable disatu pihak,dengan aktivitas perusahaan di lain pihak.
#. Anggaran Variabel bentuk Grafis
Merupakan anggaran variable yang disusun dalam bentuk grafik,yang
memperlihatkan hubungan antara masing-masing unsure biaya tetap dan unsure
biaya variable disatu pihak,dengan aktivitas perusahaan dilain pihak.
#. Anggaran Variabel bentuk Kolom
Tidak memisahkan secara jelas besarnya unsure biaya tetap dan biaya variable
yang terkandung didalam masing-masing jenis biaya tidak langsung,hanya
menyajikan berbagai jumlah biaya tidak langsung pada berbagai tingkat aktivitas
perusahaan.
ANGGARAN KAS
A. Pengertian Anggaran Kas
Anggaran kas adalah anggaran yang menunjukan perubahan kas dan memberikan
alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukan arus kas masuk
sebagai sumber kas dan arus kas keluar sebagai arus kas dibelanjakan sehingga
tampak kelebihan atau kekurangan kas,dan saldo kas selama periode tertentu dari
suatu organisasi.Anggaran kas yang dibandingkan dengan laporan arus kas
disebut laporan realisasi anggaran kas.Laporan arus kas adalah realisasi dari
anggaran kas.
Penyusunan anggaran kas merupakan cara yang efektif untuk merencanakan dan
mengendalikan arus kas,memperkirakan keperluan kas,dan secara efektif
menggunakan kas yang berlebih maupun kas yang kurang.Pada saat surplus kas
dapat digunakan untuk membayar utang dan dapat diinvestasikan pada surat
berharga jangka pendek untuk mendapatkan laba.Pada saat deficit kas dapat
segera diupayakan untuk menutupinya, misalnya dengan cara
meminjam,menambah modal pemilik,menjual asset yang menganggur, dan
lainnya.
B. Tujuan Penyusunan Anggaran Kas
Tujuan penyusunan anggaran kas antara lain untuk :
1. Menentukan saldo kas akhir setiap periode sebagai hasil dari operasi yang
dijalankan. Saldo kas akhir diperoleh dari saldo kas awal ditambah kas masuk
dikurang kas keluar pada periode yang sama.
2. Mengetahui kelebihan (surplus) atau kekurangan (deficit) kas pada waktunya.
3. Menyelaraskan kas dengan asset lancer,asset tak lancar,utang,modal,
pendapatan,dan beban.
4. Mengetahui sumber kas masuk yang diperoleh selama satu periode dan
digunakan untuk apa sumber kas masuk tersebut,hal ini tampak pada arus kas
keluar.
5. Mengetahui kapan utang dibayar kembali.
6. Menilai realisasi kas masuk dan kas keluar agar dapat diketahui selisih realisasi
dengan anggaran , selisih menguntungkan atau selisih merugikan.
7. Memperkirakan sumber kas masa akan datang dari arus kas masuk dan kemana
kas tersebut digunakan dari arus kas keluar.
8. Menunjukan hubungan laba bersih terhadap perubahan kas perusahaan.
C. Kegunaan Anggaran Kas
Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, manajemen perlu melakukan
evaluasi terhadap kemampuan perusahaan menghasilkan kas serta kepastian
memperolehnya,dan secara rinci kegunaan anggaran kas antara lain :
1. Menggunakannya sebagai dasar yang sehat untuk pemantauan posisi kas
secara terus-menerus
2. Menggunakannya sebagai dasar pengambilan keputusan pinjaman jangka
pendek atau panjang; atau dengan tambahan modal sendiri untuk menutupi defisit
kas.
3. Menggunakannya sebagai dasar kebijakan pemberian kredit.
4. Menggunakannya dalam menentukan kemampuan perusahaan membayar
deviden kepada pemegang saham.
5. Menggunakannya dalam meningkatkan kemampuan membayar kewajiban
jangka pendek
6. Menggunakannya dalam memperkuat posisi dalam penawaran.
D. Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Kas
1. Kegiatan Operasi
Merupakan kegiatan perusahaan yang bersifat rutin dan terus-menerus
dilakukan.Kegiatan operasi utama dari perusahaan adalah membeli dan menjual
produk/jasa.Semakin banyak kegiatan membeli produk/jasa semakin besar jumlah
kas keluar yang dikeluarkan,begitu pula sebaliknya.Pada sisi lain, semakin banyak
menjual produk/jasa semakin besar kas masuk yang diterima,dan begitu pula
sebaliknya.
2. Kegiatan Investasi
Merupakan kegiatan yang dapat meningkatkan dan menurunkan asset tak lancar
yang digunakan perusahaan.Kegiatan investasi seperti menjual dan membeli surat
berharga jangka panjang.Menjual dan membeli asset tetap.
3. Kegiatan Pendanaan
Merupakan kegiatan yang berkaitan dengan utang dan modal sendiri.Kegiatan
pendanaan seperti ;menerima uang dalam bentuk utang yang berasal dari
kreditor,menerima uang dari pemodal atas saham yang dijual,dan membayar
kepada pemodal atas saham bendahara yang dibeli.
E. Pendekatan Dalam Penyusunan Anggaran Kas
Dalam menyusun anggaran kas , terdapat dua pendekatan , yaitu :
1. Pendekatan Kas Masuk dan Kas Keluar
Metode ini didasarkan pada analisis naik dan turun kas yang dianggarkan yang
mencerminkan semua arus kas masuk dan kas keluar dari anggaran
jualan,anggaran biaya,dan anggaran tambahan produk modal.Sering digunakan
untuk anggaran kas jangka pendek sebagai bagian dari rencana laba tahunan.Oleh
karena itu metode ini disebut juga dengan pendekatan anggaran kas jangka
pendek.Disebut pendekatan anggaran kas jangka pendek,karena biasanya
anggaran dengan metode ini dibuat paling lama periodenya setahun.
Disebut pendekatan kas masuk dan keluar, karena dalam menyusun anggaran kas
terlebih dahulu di taksir belanja kas keluar.Setelah itu ditentukan apakah terjadi
kelebihan kas atau kekurangan kas.Dikatakan metode langsung karena metode ini
langsung secara rinci mengidentifikasikan dari transaksi sumber kas atau arus kas
masuk dan belanja kas atau arus kas keluar.
2. Pendekatan Akunting Keuangan
Titik tolak dalam pendekatan ini adalah laba bersih diubah dari dasar akrual
menjadi dasar kas, artinya disesuaikan dengan perubahan rekening penundaan
rekening bukan kas, seperti : beban terutang,beban dibayar
dimuka,penyusutan,amortisasi.Pendekatan ini tidak membutuhkan data yang rinci
dan lebih sedikit rinciannya tentang arus kas masuk dan arus kas keluar.Metode
ini lebih cocok untuk anngaran kas jangka panjang. Oleh karena itu metode ini
disebut juga dengan pendekatan anggaran kas jangka panjang. Metode ini
dikatakan pendekatan akunting keuangan, karena cara penyususnan anggaran kas
berdasarkan ikhtisar laba rugi dan neraca yang dihasilkan akunting keuangan.Oleh
karena penyususnan anggaran kas didasarkan ikhtisar laba rugi dan neraca maka
disebut metode tak langsung.
F. Penyusunan Anggaran Kas
Anggaran kas dapat disusun dalam dua bentuk , yaitu bentuk tunggal dan bentuk
campuran.
Anggaran kas bentuk tunggal disusun dengan cara mengelompokan satu
kelompok kas masuk dan satu kelompok kas keluar.
Anggaran kas bentuk campuran disusun dengan cara tiap kegiatan kas masuk
dikurangkan dengan kas keluarnya sehingga dapat diketahui kas masuk bersih
atau kas keluar bersih dari masing-masing kegiatan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai