MAKALAH
Disusun Oleh:
Alfan Bramantya (180711638644)
Cantika Sekar Arum (180711638519)
Fathoriq Cahya Widyanto (180711638656)
Febri Wangsa Wardana (180711638640)
Gusti Milenia Shafira (180711638502)
Shophian Dealich Klaussisko (180711638561)
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana karakteristik projek kewarganegaraan dalam perspektif service
learning?
2. Apakah tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dibentuk dalam
projek kewarganegaraan dalam perspektif service learning?
3. Bagaimana langkah-langkah kegiatan pembelajaran dalam projek
kewarganegaraan dalam perspektif service learning?
4. Bagaimanakah pengorganisasian siswa dalam projek kewarganegaraan
dalam perspektif service learning?
5. Alat dan bahan apakah yang diperlukan dalam projek kewarganegaraan
dalam perspektif service learning?
6. Bagaimana mengevaluasi projek kewarganegaraan dalam perspektif service
learning?
BAB II
PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN
Karakteristik kegiatan projek kewarganegaraan dalam perspektif service
learning yaitu proses pembelajaran akan terjadi jika adanya kontrusksi secara
nyata antara peserta didik/siswa dengan pengalamannya yang didamping oleh
guru, hal ini guna mengembangkan kemapuan berpikir kristis dari refelksi yang
ada. Ada pula karekteristik kegiatan projek kewarganegaraan dalam perspektif
service learning adalah, (1) Adanya kombinasi antara materi akedmik dan
pengambdian masyarakat, (2) Adanya hunbungan anatara teori dan praktek,
serta (3) adanya pembelajaran yang bersifat kolaboratis anatara institusi dengan
masyarakat
Pembelajaran projek kewarganegaraan dalam perspektif praksis sosial
memiliki tujuan mengembangakan pengamalaman peserta didik untuk (1)
membangun partisipasi aktif antara peserta didik untuk melayani masyarakat,
(2) mengitergeasikan proses belajara secara langsung, (3) serta memberikan
peserta didik untuk memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang belum
mereka ketahui melalaui pembelajaran langsung.
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran dalam projek
kewarganegaraan dalam perspektif service learning, secara garis besar dibagi
menjadi tiga pokok urutan kegiatan pembelajaran projek kewarganegaraan
dalam service learning, yaitu kegiatan merancang, kegiatan pelaksanaan, dan
kegiatan melakukan refleksi. Sedangkan pengorganisasian siswa dalam projek
kewarganegaraan dalam perspektif service learning dibagi menjadi; (1)
mempelajari kasus dan medefinisikan masalah, (2) pembuatan refelksi, (3)
Fornat Penugasan, (4) Format Refleksi, (5) Format Penilaian, dan (6) hasil
karya mahasiswa. Sedangkan tahapan evaluasi projek kewarganegaraan dalam
perspektif service learning bertujuan untuk memperoleh tingkat keefektifan
produk dari segi pemanfaatan.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas ada beberapa saran yang sekiranya
dapat bermanfaat bagi Projek Kewarganegaraan dalam perspektif service
learning, yaitu dalam segi kerjasama antara pihak institusi atau sekolah dengan
masyarakat, dan pengikutsertaan siswa dalam kegaiatan di lapangan
hendangkaknya siswa tidak sepenuhnya dilepaskan begitu saja, namun harus
ada pendampinganan dari guru/tenaga didik agar siswa dapat memperoleh
banyak prepektif yang dapat digunakan untuk pengembangan daya berpikir
siswa.
DAFTAR RUJUKAN
Awaliyah, Siti, The, Hery Yanto. 2014. Strategi Pembentukan Warga Negara
Yang Bertanggung Jawab Dan Partisipatif Melalui Pembelajaran
Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Berbasis Service Learning
Pada Pendidikan Dasar, Menengah, Dan Perguruan Tinggi. Conference:
Seminar PPKn Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Online,
https://www.researchgate.net/publication/325114259_Strategi_pembentuk
an_warga_negara_yang_bertanggung_jawab_dan_partisipatif_melalui_pe
mbelajaran_Pendidikan_Pancasila_dan_Kewarganegaraan_berbasis_servic
e_learning, diakses pada September 2020.
Cahyono, Y. B. (2016). Persepsi Tentang Metode Service Learning, Konsep Diri
dan Perilaku Prososial Mahasiswa. Persona: Jurnal Psikologi Indonesia,
5(02).
Syamsudduha, N. Y. T dan Nurjannah. (2017). Penerapan service learning dalam
pembelajaran matakuliah pedagogik pada kurikulum pendidikan calon
guru. Lentera pendidikan, 20(1), 1-17.