Anda di halaman 1dari 68

Hello!

Unrika Law Student

Let's get acquainted Thales (624—546)

with Philosophy

PHYTAGORAS (± 572-497 SM1)


Pythagoras (570-495 SM
Let's get acquainted with
Philosophy

This is Your
Presentatio Title
PHYLOSOPHY OF LAW
Dr. Parningotan Malau
Untuk memahami “Filsafat Hukum”, pertama sekali perlu
dipahami: ”Apa itu Filsafat?”; dan “Apa Hukum itu?”.
Dengan mengetahui kedua hal ini, sekaligus akan diketahui
apa kaitan keduanya, dan dimana letak “Filsafat Hukum”
dalam kontelasi filsafat. Setelah mendapat pengertian yg
bulat ttg “filsafat hukum”, maka selanjutnay perlu diketahui
apa perlunya mempelajari “filsafat hukum” ini, serta apa
perbedaannya dengan ilmu-ilmu lain yangg obyeknya juga
hukum.
Apakah
Filsafat ?
Berfilsafat diumpamakan
seorang yang berpijak di bumi
sedang menengadah ke
bintang-bintang. Dia ingin
mengetahui hakikat dirinya
dalam kesemestaan galaksi.
Atau seorang yg berdiri di
puncak tinggi memandang ke
ngarai dan lembah di
bawahnya.
Dia ingin menyimak
kehadirannya dengan
kesemestaan yg ditatapnya.
4
ISTILAH FILSAFAT
PHILOSOPHY (Inggris)
PHILOSOPHIE (Perancis & Belanda)
FILOSOFIE WIJSBEGEERTE (Belanda)
PHILOSHOPHIA (Latin)

Secara etimologis Filsafat berasal dari Bah.Yunani, dgn akar


kata “Philos atau filo” = cinta, mencintai, pecinta (mencari); atau
“Philia” = persahabatan, tertarik kepada, dan “Shopia” atau Sofia
= kebijaksanaan, kebenaran, pengetahuan. Jadi Fisafat dapat
diartikan : Cinta Kebijaksanaan/pengetahuan/kebenaran
Secara “Terminologi”, filsafat bermakna kegiatan
berpikir secara radikal (berasal dari kata : radix =
akar), sampai ke akar suatu masalah melewati
batas-batas fisik yang ada, dan memasuki medan
pengembaraann di luar suatu yang fisik (Anshori,
2006 :2)
Pengertian Filsafat
1. Dalam arti umum
2. Dalam arti khusus
3. Dalam arti universal
4. Dalam arti hikmah kehidupan
Dalam arti umum filsafat digunakan utk menyebut
berbagai pernyataan yg muncul dlm pikiran manusia ttg
berbagai kesulitan yg dihadapinya serta berusaha
menemukan solusi yg tepat. Mis. ketika bertanya,
“Siapakah aku ?”; “Dari mana sy berasal ?”; “Mengapa sy
disini ?”; Bagaimana kedudukan manusia dlm alam
semesta alam ini ?”. Beginilah Aristoteles memahami
filsafat ketka ia menyebutnya sebgaia sebuah nama dari
ilmu dalam arti yang paling umum.
Dalam filsafat khusus, memiliki persamaan dgn sebuah
mazhab atau aliran pemikiran tertentu. Arti seperti ini akan
langsung terbersit dalam pikiran kita ketika kata filsafat
dirangkaikan dgn nama salah seorang filsuf, mis. filsafat
Aristoteles atau filsafat Plato. Perangkaian kata filsafat dgn
nama filsuf tertentu mengidentifikasikan bahwa setiap filsuf
dgn aktivitas filsafat yg dilakukannya bermaksud
membangun suatu bentuk penafsiran yg lengkap dan
menyeluruh thd segala sesuatu. Seorang ….
Seorang filsuf dlm membangun fillsafatnya memulai dg satu
prinsip yg diyakini kebenarannya. Mis. keyakinan thd prinsip
yg mengatakan bahwa asal-usul wujud (being) adalah materi,
akal, atau kehidupan. Juga, keyakinan bahwa semua jenis
pengetahuan merujuk pd indera, akal, atau pd indera dan akal
secara bersamaan. Dari prinsip yg diyakininya itu, filsuf
kemudian menyusun kesimpulan2nya yg selanjutnya sbg
preposisi bagi seluruh kesimpulan akhir. Demikian sampai...
Demikian sampai kemudian sempurna menjadi bangunan (sistem)
filsafat sendiri. Melalui konstruksi filsafatnya itu, ia akan
menafsirkan segal segi alam wujud (being) berdasrkan prinsip yg
diyakini dan dipercayainya. Kemudian seorang filsuf lain muncul
dan tdk tertarik dgn konstruksi filsafat tersebut. Lalu, iapun
membangun model filsaft sendiri berdasarkan prinsip baru yg
diyakininya. Begitulah para filsuf membangun berbagai mazhab dan
aliran filsafatnya masing2. Sejarah filsafat pd dasarnya hanyalah
sejarah membangun berbagai mazhab, menolaknya, dan kemudian
membangun mazhab2 yang baru.
Dalam arti universal, filsafat berarti pengetahuan thd wujud (being)
dalam universalitasnya dan bukan partikularitasnya. Dalam
mengkaji alam semesta, ilmu2 partikular tidak hanya berhenti pada
fenomena yang tampak, tetapi juga memiliki perhatian dan berusaha
untuk sampai pada hukum2 universal umum yg bisa diterapkan pada
obyek kajian tadi. Akan tetapi, filsafat melakukan sesuatu yang lebih
jauh dari itu. Filsafat berusaha untuk menyatukan hal2 yg ada secara
keseluruhan dlm sebuah bingkai rasional yg dpt menafsirkan
berbagai fenomena riil. Oleh krn itu , filsuf senantiasa
mempertanyakan hal-hal sbb : Apakah...
Apakah alam ini materi atau jiwa atau percampuran antara
keduanya ?; Apakah dibalik fenomena2 alam yg berubah ini ada
sesuatu yg tetap dan tidak berubah?; Apakah semua persitiwa yg
terjadi di alam ini bersifat kebetulan atau berjalan menurut sebuah
sistem yg ajek?. Berkaitan dgn “ arti filsafat yg bersifat universal” ,
Herbert Spencer (1820-1903 SM) mengatakan, “ ilmu adl
pengetahuan yg menyatukan hal2 yg ada (being) scr parsial
(partikular)” , sedangakna “ filsafat adl pengetahuan yg
menyatukan secara sempurna (universal)” . Terkait...
Terkait dengan arti universal filsafat tersebut, Plato
pernah mendeskripsikan “ filsuf sebagi orang yang mampu
meihat alam kosmik secara menyeluruh sekaligus
menguasai zaman secara menyeluruh pula” . Hal senada
Zakaria Ibrahim mengatakan, “ tugas seorang filsuf
adalah mempercayai apa yg diucapkan oleh zaman dan
waktu, bukan yang diucapkan oleh detik dan jam, serta
cenderung pd dimensi ada (being) dan bukan pd berbagai
objeknya (Zakaria Ibrahim, 1962:12).
Dalam arti hikmat kehidupan, filsafat dipahami sbg
“ orientasi yg mencerahkan kehidupan sesuai dengan
tuntutan akal” . Filsuf bukan org yg hidup dlm menara
gading dan mengasingkan diri dari kehidupan masy, seperti
yang selam ini digambarkan oleh banyak org. Bahkan ,
filsuf adalah pribadi yang hidup menyatu dengan masy dan
berbagai persoalannya. Dialog pemikiran dan diskusi
filosofisnya merupakan sebuah proses berhadapan dengan
realitas yang memiliki ciri positivistis. Seorang...
Seorang filsuf dalam menghadapi persoalan hidup tdk
sekedar mengamati dan memikirkannya untuk
memahmi dan menafsirkannya, Namun, juga
menyelesaikan persoalan2 tersebut serta mengarahkan
manusia menuju suatu bentuk kehidupan yg lebih
utama, baik untuk pribadi maupun masyarakat.
Orientasi...
Orientasi untuk mengarahkan kehidupan ini bukan sesuatu
yg baru dlm filsafat. Plato sejak masa Yunani tlh
menggambarkan sebuah model “ masy. Manusia” seperti yg
dicita-citakannya, yakni berusaha untuk menghilangkan
berbagai aib (cela) yg ada dalam masy, yaitu membuat
suatu pola reformasi umum.
Filsafat juga tdp dlm berbagai gerakan kebangkitan sosial
dan ilmuah serta memikul beban utk mengarahkan
kehidupan menjadi lebih baik dan mulia. Diantara..
Diantara tokoh-tokoh filsafat kontemporer, ada yg berusaha
menjadikan orientasi ini sbg satu-satunya orientasi dalam
filsafat, mis. Karl marx yg mengusng filsafat materialisme.
Marx mengkritik habis filsafat klasik yg hanya menafsirkan
alam dan memandang bahwa hal tsb tdk benar. Tugas filsfat
adl bekerja utk mengubah alam. Menurut marx, dengan
mengubah alam, manusia akan mengubah dirinya dan akan
membentuk suatu hukum baru yang memudahkan jalannya
sejarah. Filasaft pragmatisme...
Filasaft pragmatisme jg memiliki orientasi ini. William James,
tokoh fragmatisme, “Filsuf dlm arti yg sesungguhnya adl seorang
yg berpikir utk merealisasikan suatu manfaat yg dicarinya” .
Perbuatan keseharian mencerminkan bahwa pd dasarnya kita selalu
berfilsafat. Sbg individu, kita sering menganalisis perbuatan2 kita,
mengoreksi penilaian, dan mempertimbangkan ukurarn (standar) yg
kita buat sendiri serta membatasi hub kita, baik dg alam maupun org
lain. Sepanjang kita memahami filsafat sbg sebuah proses kritik,
analisis, dan evaluasi thd kehudupan, maka sesungguhnya kita nyaria
tdk pernah terpisah dari filsfat.
Kedudukan
Filsafat

Sebagai
Sebagai Ilmu
Falsafah

Fil. Barat Fil. Timur

Filsafat Berd. Ruang


Lingkup Kulturalnya
20
Pengetahuan dan Ilmu
Istilah “pengetahuan” (knowledge) berbeda dgn “ilmu” yg
juga sering disebut “ilmu pengetahuan” (science).
Poedjawijatna, umumnya pengetahuan diperoleh dari
pengalaman inderawi manusia, baik dari pengalamannya
sendiri atau dari orang lain, untuk keperluan hidupnya atau
sekedar ingin tahu. Sedangkan, Ilmu lebih daripada itu.

21
Pengetahuan dan Ilmu
Dengan ilmu yg dimiliki manusia sdh banyak masalah yg
berhasil dipecahkan. Sayangnya, sebanyak dan semaju
apapun ilmu yang dimiliki manusia, tetap saja ada
pertanyaan-pertanyaan yang belum berhasil terjawab.
Bahkan, pertanyaan-pertanyaan tersebut telah diajukan
sejak berabad-abad lampau, yg sampai sekarang tetap
aktual utuk dibahas, misalnya pertanyaan-pertanyaan
tentang hakikat manusia, tujuan hidup dan kematiannya.

22
Pertanyaan Dan Masalah Dalam
Ilmu & Filsafat
Pertanyaan2 yg tdk mampu dijawab oleh ilmu, itulah yg
menjadi porsi pekerjaan filsafat. Harry Hamersma,
“Filsafat itu datang sebelum dan sesudah”. Sebelum,
karena semua ilmu khusus (seperti banyak saat ini) bermula
sebagai bagian dari filsafat; Sesudah, krn semua ilmu
menghadapi pertanyaan2 yg melewati batas spesialisasi
mereka, yg kemudian ditampung oleh filsafat.

23
Pertanyaan/Masalah Dalam Ilmu & Filsafat
Harry Hamersma, Pertanyaan2 yg diajukan oleh ilmu (yg
khusus) itu mungkin juga tdk akan pernah terjawab oleh
filsafat. Sekalipun demikin, filsafat adl tempat pertanyaan2
seperti itu dikumpulkan, diterangkan, dan diteruskan.
Kalaupun filsafat “berhasil” memberikan suatu jawaban,
bukan berarti pekerjaan filsafat menjadi selesai. Magnis-
Suseno, jawaban2 filsafat itu memang tdk pernah abadi, krn
filsafat tdk pernah selesai dan tdk pernah sampai pd akhir
sebuah masalah.
24
Pertanyaan/Masalah Dalam Ilmu & Filsafat
Krn jawaban filsafat tdk pernah abadi, maka masalah2 yg dikaji filsafat
terkesan dari itu ke situ saja. Pendapat ini ada benarnya, ttp tdk
sesungguhnya benar. Filsafat abad ke-20 masih sibuk dengan masalah2 yg
sama seperti yg dipersoalkan 2.500 thn lalu, justru membuktikan bahwa
filsafat tetap setia kpd “metodenya sendiri”. Masalah filsafat tdk pernah
dapat selesai, justru krn ia bersifat filsafat. Masalah2 filsafat adl masalah2
manusia sbg manusia, dan karena di satu pihak manusia tetap manusia,
tetapi di lain pihak berkembang dan berubah. Masalah2 baru filsafat
adalah masalah2 lama manusia (Magnis Suseno)

25
Perbedaan Filsafat & Ilmu Lainnya
Harry Hameresma (1990:10), Perbedaan “filasafat” dan
“Ilmu” lainnya, sbb: “Ilmu” (Hameresma : ilmu
pengetahuan) adalah pengetahuan yg metodis, sistematis,
koheren ttg suatu “bidang tertentu” dari kenyataan;
“Filsafat” adalah pengetahuan yang metodis, sistematis,
dan koheren ttg “seluruh” kenyataan. Dengan demikian
“Filsafat juga sebuah ilmu”, yaitu “ilmu tanpa batas”.

26
Objek Dalam Ilmu & Filsafat
Poedjawijatna, objek suatu ilmu dibedakan antara obyek “materia”
dan obyek “forma”. Obyek materia adl lapangan/bahan penyelidikan
suatu ilmu; Obyek forma adl sudut pandang tertentu yg menentukan
jenis suatu ilmu. Dapat terjadi ada lebih dari satu ilmu yg memiliki
obyek materia yg sama, ttp berbeda obyek formanya. Mis. ilmu hayat
(biologi) dan ilmu jiwa (psikologi), memilik obyek materia yg sama,
yaitu ttg “makhluk hidup”, ttp obyek formanya berbeda, krn yg
pertama menyelidiki kehidupan makhluk hidup dari luar (wujud
fisiknya), sedangkan yg kedua menyelidiki kehidupan dari dlm
(rohani/batinnya).
27
Obyek Bahasan Filsafat
Filsafat memiliki objek bahasan yang sangat luas
yaitu, meliputi semua hal yang dapat dijangkau
oleh pikiran manusia, dan berusaha memaknai
dunia dalam hal makna. Nashr al-Farabi,
“ Tidak ada sesuatu pun di alam ini yang tidak
bisa dimasuki filsafat” .

28
KARAKTERISTIK DALAM FILSFAT

Refleksi Kritis
Ilmu

Radikal
Spekulatif

Objek
Metode
Sistematis
Uni
ve rsa
l
Perenial
KRITERIA PENTING DALAM FILSFAT
Ada karakter yg melekatpd filsafat yg kemudian bisa
membawa misi ini ke dalam pembelajaran area hukum :
1. Bersifat Universal (menyeluruh). Seorang ilmuwan
tidak puas lagi mengenal ilmu hanya dalam
kontelasi/persfektif/sudut pandang pengetahuannya. Dia
ingin melihat hakikat ilmu dalam sudut pandang
pengetahuan lainnya.

30
Cont’d
Apabila kita memahami secara menyeluruh maka kita
mempunyai banyak persfektif dari suatu arae kajian.
Mis.kalau kita mempelajari hukum dengan
pendekatan yang multi persfektif itu maka kita
berharap dapat menemukan ttg apa hakikat hukum
tidak hanya dari satu sudut pandang saja. Dengan
demikian orang menjadi lebih bijaksana.

31
32
Cont’d
2. Melakukan refleksi kritis atas semesta hidup kita sbg manusia.
Hasil refleksi tsb ad pemikiran dan perenungan filosofis.
Filsafat td menjadi objek, ttp menjadi aktivitas/predikat diri kita
sbg subjek. Fil. kritis adl filsafat yg memerdekakan manusia
sbg subjek yg berani utk berpikir sendiri menjadi persona
(pribadi), dan membuat manusia mampu berpartisifasi dlm
hidupnya sendiri. Bersikap kritis berarti kita tdk hy mau
membebek sj krn alasan apapun, ttp juga mengafirmasi secara
merdeka apa yg kita pilih.
PENALARAN: cara (perihal) menggunakan nalar; pemikiran atau cara berpikir; BERKONTEMPLASI : merenung
dan berpikir dg sepenuh perhatian; PERENUNGAN :proses, cara, perbuatan, merenung atau merenungkan 33
Cont’d
Filsafat kritis juga menumbuhkan kerendah hatian dalam
diri tiap orang, sehinga manusia tidak melulu memikirkan
dirinya yang tlh menjadi subjek, ttp juga memikirkan
manusia lain yang juga telah menjadi subjek, yg secara
ber-sama2 hendak bersolidaritas dan juga partisipatif dlm
dunia kehidupan manusia di dunia ini. Filsafat kritis
menjadi corak bagi filsafat, karena itu filsafat hukum
yang akan dipelajari adalah filsafat hukum kritis.

34
Cont’d
3. Perenial/abadi. Dari waktu ke waktu topik2 yg sama sebetulnya
dipertanyakan org. Mis. Apakah hkm itu ? Apakah keadilan itu?
Mengapa org mematuhi hkm? Adakah hkm yg bersifat kodrati?. Ini
ad pertanyaan perenial yg abadi dipertanyakan org dari waktu ke
waktu, shg apa yg dulu dipertanyakan org kemudian sekarng pun
dipertanyakan, dan berharap di masa yg akan datang dipertanyakan
lagi, Jawaban tsb seperti sebuah spiral yg berjalan shg dari waktu
ke waktu org bs memahami apa yg dulu dijawab org lain dan
sekarang apa tantangan terbaru…yg bisa

35
Cont’d
...yang bisa ditambahkan kepada jawaban yang sudah ada.
Dengan demikian mempelajari filsafat hukum bukan
berarti mengulangi satu isu yang sama, tetapi memahami
suatu isu secara lebih progresif. Dari waktu ke waktu
topik yang sama itu diperdalam, diperdalam, dan
diperdalam sehingga kita berharap tantangan dalam
mempelajari filsafat hukum itu adalah tantangan yang
sangat menarik.
36
37
Cont’d
4. Radikal. Seorang yg berpikir filsafati selain menengadah
ke bintang-bintang juga membongkar tempat berpijak
secara fundamental. Dia tidak lagi percaya begitu saja
bahwa ilmu itu benar. Mengapa ilmu itu dapat disebut
benar ?; Bagaimana proses penilaian berdasarkan kriteria
tersebut dilakukan?; Apakah kriteria itu benar?; Benar itu
apa?. Seperti sebuah lingkaran maka pertanyaan itu
melingkar.

38
Cont’d
5. Spekulatif. "Ah, Horatio” , desis Hamlet, “ masih
banyak lagi di langit dan di bumi, selain yang
terjaring filsafatmu” . Memang, secara terus terang
tidak mungkin kita mengangguk pengetahuan secara
keseluruhan, dan bahkan kita tdk yakin kpd titik awal
yg menjadi jangkar pemikiran yang mendasar.
Semua pengetahuan yang sekarang ada dimulai dgn
spekulasi.
Spekulasi : pendapat atau dugaan yang tidak berdasarkan kenyataan
39
Filsafat : Peneratas Pengetahuan
Will Durant, Filsafat diibaratkan pasukan marinir yg merebut
pantai utk mendaratkan pasukan infanteri. Pasukan infanteri ini
adl sbg pengetahuan yg diantaran adl ilmu. Filsaftlah yg
memenangkan tempat berpijak bagi keilmuan. Setelah itu ilmulah
yg membelah gunung dan merambah hutan, menyempurnakan
kemenangan ini menjadi pengetahuan yg dpt diandalkan. Setelah
penyerahan dilakukan maka filsafat pun pergi. Dia kembali
menjelajah laut lepas; berspekulasi dan meneratas.

40
Pemikiran Will Durant 41
Cont’d
Seorang yg skeptis akan berkata: sdh lebih dari 2000 thn org
berfilsafat namun selangkahpun dia tdk maju. Sepintas
tampakdemikian, dan kesalah pahaman ini dapat dihilangkan,
sekiranya disadari bahwa filsafat adl marinir yg merupakan
pionir, bukan pengetahuan yg bersifat merinci. Filsafat
menyerahkan daerah yg sudah dimenangkan kpd ilmu
pengetahuan2 lainnya. Semua ilmu, baik ilmu2 alam maupun
ilmu2 sosial, bertolak dari pengembangan yg bermula sbg
filsafat.
42
Cont’d
Issac Newton (1642-1627) menulis hukum2 fisikanya sbg
Philosophiae Naturalis Principa Mathematica; dan Adam
Smith (1723-1790) yg dikenal bapak ilmu ekonomi, menulis
buku The Wealth of Nations (1976) dalam fungsinya sbg
Professor of Moral Philosophy.
Nama asal fisika adl filsafat alam (natural philosophy. Dalam
perkembangan filsafat menjadi ilmu, maka terdapat tahap
peralihan. Dalam tahap peralihan ini maka bidang
penjelajahan filsafat menjadi lebih sempit, tidak lagi
menyeluruh melainkan sektoral.
43
Cont’d
Disini orang tidak lagi mempermasalahkan moral secara
keseluruhan melainkan dikaitkan dgn kegiatan manusia
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, yang kemudian
berkembang menjadi ilmu ekonomi. Meskipun demikian dlm
taraf ini secara konseptual ilmu masih mendasarkan kepada
norma filsafat. Umpamanya ekonomi masih merupakan
penerapan etika (applied ethics) dalam kegiatan manusia
memenuhi kebutuhan hidupnya.

44
Cont’d
Metode yg dipakai adl normatif dan deduktif berdasarkan
asas-asas moral yg filsafati. Tahap selanjutnya ilmu
menyatakan dirinya otonom dari konsep2 filsafat dan
mendasarkan sepenuhnya kepada hakikat alam sbgm adanya.
Pada tahap peralihan ilmu masih mendasarkan kpd norma yg
seharusnya, sedangkan pd tahap terakhir ini, ilmu
mendasarkan kpd penemuan ilmiah sbgm adanya. Dalam
menyusun pengetahuan ttg alam dan isinya ini maka manusia
tdk lg mempergunakan metode yg bersifat normatif dan
deduktif…melainkan
45
Cont’d
Melainkan kombinasi antara deduktif dan induktif dgn
jembatan yg berupa pengajuan hipotesis yg dikenal dgn
metode logico-hypotetico-verifikatif. “ Tiap ilmu dimulai dgn
filsafat dan diakhiri dgn seni” , ujar Will Durant, muncul dlm
hipotesa dan berkembang ke keberhasilan. Auguste Comte
(1798-1857) membagi 3 (tiga) tingkat perkembangan
pengetahuan tersebut di atas ke dalam tahap religi, metafisik,
dan positif.
46
Cont’d
Dalam tahap pertama maka asas religilah yg dijadikan postulat
ilmiah shg ilmu mrpkn deduksi atau penjabaran dr ajaran
religi.Tahap kedua org mulai berspekulasi ttg metafiska
(keberadaan) ujud yg menjadi objek penelaahan yg terbebas dari
dogma religi dan mengembangkan sistem pengetahuan di atas
dasar postulat metafisik tsb. Sedangkan tahap ketiga adalah
tahap pengetahuan ilmiah, (ilmu) dimana asas-asas yg
dipergunakan diuji secara positif dalam proses verifikasi yg
objektif.
Postulat : asumsi yang menjadi pangkal dalil yang dianggap benar tanpa perlu
membuktikannya; anggapan dasar; aksioma
47
Cabang Utama Filsafat (Aksiologi)
Estetika
(Apa yg
termasuk indah
3
dan mana yg
Logika jelek)
(Apa yang Etika
disebut (Mana yg
1
benar dan 2 dianggap baik dan
apa yang mana yang
disebut dianggap buruk)
salah)
4. Metafisik
5. Politik 48
CABANG-CABANG FILSAFAT
1. Epistemologi (Filsafat Pengetahuan)
2. Etika
3. Estetika
4. Metafisika
5. Politik (Filsafat Pemerintahan)
6. Filsafat Agama
7. Filsafat Ilmu
8. Filsafat Pendidikan
9. Filsafat Hukum
10. Filsafat Sejarah
11. Filsafat Matematika
Philosophy Tree
OBJEK FILSAFAT
FILSFAT disebut sebagai ILMU (ilmu tanpa batas)
karena syarat/unsur-unsur/karakteristik dalam
suatu ilmu, yakni memiliki : objek, metode, dan
sitematika tertentu, dan universal,
juga terdapat dalam kajian filsafat.

Objek Materia Objek Forma

Sesuatu yg ada (konkrit) dan mungkin ada Filsafat itu sendiri. Sudut pandangnya
(abstrak). Pada intinya mempersoalkan hakikat tidak membatasi diri, dan hendak
yg ada pd tiga bagian penting: antropologi mencari keterangan sampai sedalam-
(hakikat manusia), teologi (ttg hakikat dalamnya atau sampai hakikat sesuatu
Tuhan),dan kosmologi (hakikat alam). Hal ini (radikal), karena itu dikatakan filsafat
mrpkn bagian metafisika khusus dalam kajian adalah ilmu tanpa batas.
ontologi
DUA KELOMPOK BESAR FILSUF (DALAM FILSAFAT)
Kelompok I, yg mengingkari filsafat “Metafisika”, yg masuk dlm kel. ini
adl filsafat postivisme, yg berpandangan ilmu pengetahuan dgn segala
cabangnya telah mencakup seluruh objek shg tdk menyisakan sedikit pun
ruang bg filsafat utk mengeksplorasi lebih jauh. Bahwa tdk ada lapangan utk
berfilsafat, kecuali mengkaji hkm2 ilmiah yg mengantarkan cabang2 ilmu
menjadi sebuah kajian yg lengkap atau dgn menganggapnya tunduk pd satu
metode dan mencakup bidang yg berbeda dari studi umum. Dlm pandangan
postivisme logis, filsafat adl metode/cara utk menganalisa kata2 dgn suatu
analisis logis. Positivisme logis mengg. silogisme utk menemukan jawaban
atas permasalahan2,yakni berangkat dari premis mayor dan premis minor,
kemudian memberikan kesimpulan.
52
Cont’d
Kelompok II, yg memperluas wilayah filsafat sampai mencakup
“semua” objek pengetahuan manusia shg setiap lapangan
pengetahuan mempunyai filsafatnya sendiri. Filsafat berkisar pd ide-
ide umum . Kelompok ini berpendapat, setiap problem ilmu
pengetahuan mempunyai “isu rasional” yg menjadi perhatian filsafat
serta sisi persepsional yg mrpkn objek bahasan ilmu-ilmu khusus.
Kajian politik, sejarah, kebudayaan manusia, agama, seni, bahasa , dan
hkm dpt dilihat dari perfektif filsafat. Hal ini sejalan dg ungkapan al-
Farabi yg mengatakan, “Tidak ada entitas apapun di alam semesta ini,
kecuali filsafat memp. pintu masuk ke dalamnya”
53
KLASIFIKASI KAJIAN/LAPANGAN
FILSAFAT

1. Ontologi, studi tentang wujud


(being);
2. Epistemologi, studi tentang ilmu
pengetahua; dan
3. Axiologi, studi tentang nilai
54
Sebelum mengkaji ketiga hal tersebut di atas perlu
diperhatikan hal sbb:
1. Sering ditemukan “metafisika” (sesuatu diluar fisik) dalam
buku2 filsafat. Sbgn filsuf membatasi metafisika dlm persoalan
ontologi, yg lain membatasi dlm persoalan epistemologi. Hal
ini terjadi krn filsafat modern memasukkan persoalan
wujud/being (ontologi) dalam persoalan pengetahuan
(epistemologi). Pendapat lain, mencakup persoalan ontologi
dan epistemologi secara bersamaan krn manusia selalu
berusaha mempelajari dunia luar.

55
Cont’d
2. Terdapat satu kelompok yang memperluas
lapangan filsafat, dalam arti tidak membatasi
pada tiga lapangan yang disebutkan di atas,
tetapi menyertakan ilmu-ilmu lain sbb : filasafat
agama, filsafat sejarah, filsafat politik, dan
filsafat hukum.

56
ONTOLOGI (HAKIKAT
KEBERADAAN)
Kajian filsafat paling awal dan paling besar,ttp mendapat serangan
keras bukan hy dari tokoh agama,ttp jg oleh sbgn filsuf sendiri.
Namun, kajian ontologi tetap eksis krn adanya kebutuhan manusia
thd-nya. Ilmu pengetahuan hy mampu menyediakan sejumlah
proposisi dan hkm yg berkaitan dgn fenomena2 dan tdk bisa
memberikan sebuah penafsiran yg komprehensif ttg alam. Ilmu
pengetahuan hy membahas peristiwa dan fenomena yg ditangkap
pancaindera. Ada byk hal yg lebih dlm daripada itu yg tdk bs
disajikannya, mis. ttg “prinsip pertama” dan “sebab pertama” dari
sgl sesuatu.
57
Cont’d
Dalam ontologi terdapat 2 bagian penting, yakni
“Metafisika umum” dan “Metafisika khusus”.
Persoalan metafisika umum antara lain :
a. Apa yg dimaksud dengan “ada”, “keberadaan”,
atau “eksistensi” itu ?
b. Bagaimana “penggolongan” dari yang ada,
keberadaan atau eksistensi ?
c. Apa sifat dasar, kenyataan, atau keberadaan ?
58
Cont’d)
Sementara “metafisika khusus” mempersoalkan hakikat yg ada
pada tiga bagian penting, sbb :
a. Kosmologi, yang mempersoalkan hakikat alam
semesta, termasuk segala isinya, kecuali manusia. Persoalan
kosmologi bertalian dengan hal-hal sbb :
1) Asal mula, perkembangan, dan struktur atau
susunan alam;
2) Jenis keteraturan apa yg ada di alam?
3) Apa hakikat hubungan sebab akibat?
4) Apakah ruan dan waktu itu ?
59
Cont’d
“Metafisika khusus” mempersoalkan 3 bagian penting, sbb :
b. Antropologi, ilmu yg mempersoalkan hakikat manusia.
Persoalan kosmologi menyangkut hal-hal sbb :
1) Bagaimana terjadinya hubungan badan dan jiwa;
2) Apa yg dimaksud dengan kesadaran ?
3) Manusia sebagai makhluk bebas atau tdk bebas?
c. Teologi, bidang yg mempersoalkan hakikat Tuhan. Ini mrpkn
konsekuensi terakhir dari seluruh pandangan filsafat. Tema yg dibicarakan
berkisar pd kesucian, kebenaran, keadilan, dan sifat-sifat Tuhan.

60
EPISTEMOLOGI (TEORI PENGETAHUAN)
Ontologi dan ilmu-ilmu lain didasarkan pd asumsi, bahwa
dgn kemampuannya manusia dpt mengetahui hakikat segala
sesuatu dan mengetahui berbagai karakter hal-hal eksistensi
(hal berada). Hal ini kemudian mendorong munculnya
pertanyaan dan perdebatan para filsuf yang tidak mau
menerima sebuah konsep, pendapat, atau hakikat, kecuali
setelah mengadakan kajian dan klarifikasi. Pertanyaan2 ini
merupakan objek kajian epistemologi.

61
Pertanyaan2 yg diajukan filsafat ttg teori pengetuahuan al :

a. Apakah manusia mampu mengetahui hakikat2 dan dapat meyakini


keabsahan dan kebenaran pengetahuan2nya? Apakah kekampuan
pengetahuannya masih memiliki celah keraguan ? Jika pengetahuan itu
bersifat probable, seberapa jauh batas kapasitasnya? Apakah ia mrpkn
pengetahuan yg bersifat probabilitas atau meyakinkan?;
b. Apakah pengetahun itu muncul dari dalam atau dari luar? Dengan cara apa
kita bisa mendapatkan pengetahuan? Dgn akal (rasional) atau dgn indra
(empiris) ? Dgn kedua-duanya secara bersamaan? Dgn intuisi yg mrpkn jenis
pencapaian langsung ? Apakah setiap cara mempunyai batasan2 ? Apakah akal
mampu mengetahui Tuhan dan sifat wajib yg melekat pd diri- Nya?.

62
AKSIOLOGI (NILAI-NILAI)
Aksiologi, cab. filsafat yg secara khusus mengkaji cita-cita, sistem nilai, atau nilai2 mutlak
(tertinggi), yaitu nilai2 yg dianggap sbg “tujuan utama”. Nilai2 ini dlm filsafat adl al-haq
(kebenaran), kebaikan, dan keindahan Aksiologi memiliki 3 cabang :
1. Logika, disiplin filsafat yg membahas nilai kebenaran yg membantu kita utk
berkomitmen pd kebenaran dan menjauhi kesalahan serta menerangkan bgm seharusnya
berpikir secara benar itu;
2. Etika, disiplin filsafat yg membahas nilai kebaikan berusaha membantu kita dlm
mengarahkan perilaku, Ia mengharapakan kita kpd ap yg seharusnya dilakukan,
membatasi makna kebaikan, keburukan, kewajiban, perasaan, serta tanggung jawab moral;
3. Estetika, disiplin filsafat yg membahas nilai keindahan dan berusaha membantu kita
dlm meningkatkan rasa keindahan dan membatasi tingkatan2 yg menjadi standar dari
sesuatu yg indah.

63
Cont’d
Persoalan2 dalam aksiologi berkisar pada hal-hal sbb :
a. Apa yg dimaksud baik dan buruk secara moral?
b. Apakah syarat-syarat perbuatan dikatkan baik secara moral?
c. Bagaiamana hub antara kebebasan dan perbuatan susila?
d. Apa yg dimaksud dengan kesadaran moral?
e. Bgm peran suara hati dalam setiap perbuatan manusia?
f. Apakah keindahan itu?
g. Keindahan bersifat objektif atau subjektif?
h. Apakah yang merupakan keindahan?
i. Apakah peranan keindahan dalam kehidupan manusia?
j. Bagaiman hubungan keindahan dengan kebenaran ?
64
ILMU & FILSAFAT
Seorang awam bertanya kepada
filsuf, “berapa jenis manusia yang
terdapat dalam kehidupan ini !”
Filsuf menarik napas panjang dan
berpantuan :
- Ada orang yang tahu di tahunya
- Ada orang yg tahu di tidak tahunya
- Ada orang yg tdk tahu di tahunya
- Ada orang yg td tahun di tdk
tahunya

65
ILMU & FILSAFAT
“Bagaimana caranya agar
saya mendapatkan
pengetahuan yag benar ?”
Mudah saja jawab filsuf,
“Ketahuilah apa yang kau
tahu dan ketahuilah apa
yang kau tidak tahu”.
66
ILMU & FILSAFAT
Pengetahuan dimulai dgn rasa ingin
tahu; Kepastian dimulai dgn rasa ragu-
ragu;dan Filsafat dimulai dgn kedua-
duanya. Berfilsafat didorong utk
mengetahui apa yg telah kita tahu dan apa
yg belum kita tahu. Berfilsafat berarti
berendah hati bahwa, tdk semuanya akan
pernah kita ketahui dlm kesemestaan yg
seakan tak terbatas ini. Berfilsafat berarti
mengoreksi diri, keberanian berterus
terang, seberapa jauh kebenaran yg dicari
telah kita jangkau.
“Rasa heran menunjukkan bahwa kamu adalah seorang
filosof, karena rasa heran adalah awal dari filsafat” - Plato

68

Anda mungkin juga menyukai