Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur pada mata kuliah Inovasi Kurikulum
oleh :
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan tepat waktu.
Penulis ucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Deni Kurniawan, M.Pd.
selaku dosen mata kuliah Inovasi Kurikulum, yang telah memberikan bantuan,
bimbingan dan arahan yang jelas sehingga mempermudah penulis dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, oleh karena
itu penulis sangat menerima saran dan kritik yang membangun agar makalah ini
dapat menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam
menambah wawasan dan pengetahuan pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
2.1. Konsep Inovasi...................................................................................................3
2.2. Konsep Kurikulum.............................................................................................3
2.3. Inovasi Kurikulum..............................................................................................5
2.4. Konsep Difusi.....................................................................................................6
2.4.1. Pengertian Difusi........................................................................................6
2.4.2. Unsur-unsur Difusi.....................................................................................6
2.5. Difusi Inovasi.....................................................................................................8
2.5.1. Teori Difusi Inovasi....................................................................................8
2.5.2. Elemen Difusi Inovasi................................................................................8
2.5.3. Variabel yang berpengaruh terhadap tahapn difusi inovasi.......................10
2.5.4. Strategi Difusi Inovasi..............................................................................11
2.5.5. Hambatan dalam difusi inovasi.................................................................13
2.6. Difusi Inovasi Kurikulum.................................................................................15
BAB III KESIMPULAN................................................................................................17
3.1. Kesimpulan......................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan adalah sesuatu yang pasti, para filosof berpendapat bahwa tidak ada
satupun didunia yang abadi kecuali perubahan. Karena perubahan merupakan
sesuatu yang harus terjadi, akan tetapi seringkali manusia menghindar dari sebuah
perubahan. Semua hal didunia ini juga memiliki resiko termsuk perubahan. Tanpa
suatu perubahan akan ada dampak negatif yang terjadi pada beberapa sektor
kehidupan seperti pendidikan, sosial budaya, ekonomi dll, yang dapat berakibat
parat. Dengan deminikan dibutuhkan perubahan-perubahan dalam segala bidang
termasuk penididikan.
Terdapat keterkaitan antara inovasi, difusi dan komunikasi. Oleh sebab itu difusi
merupakan komunikasi untuk menyebarluaskan sebuah inovasi yang
kemudianakan diadopsi oleh masyarakat, maka aspek komunikasi mennjadi
sangat penting dalam proses difusi inovasi terutama dalam hal pendidikan.
Dalam hal ini pendidikan juga berkaitan dengan kurikulum. Bukan hal
rahasia bahwa negara inonesia telah melaukan banyak inovasi dalam bidang
kurikulum. Kurikulum indonesia yang selalu terus menerus disempurnakan untuk
menjadi kurikulum yang tepat pagi para peserta didik juga sesuai dengan
perubahan-perubahan yang terjadi.
Keterkaitan antara inovasi, difusi dan kurikulum akan dikaji dalam bahasan
dari makalah ini.
1
1.2.3. Bagaimana konsep dari difusi inovasi?
1.2.4. Bagaimana hubungan atau keterkaitan difusi inovasi dalam bidang
kurikulum?
1.3 Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui dan memahami konsep dari inovasi, difusi dan
kurikulum
1.3.2. Untuk mengetahui dan memahami konsep terkait inovasi kurikulum
1.3.3. Untuk mengetahui dan memahami konsep dari difusi inovasi
1.3.4. Untuk mengetahui dan memahami hubungan atau keterkaitan difusi
inovasi dalam bidang kurikulum
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Konsep Inovasi
Secara etimologi, inovasi berasal dari bahasa Latin, yaitu innovaation yang
berarti pembaharuan dan perubahan. Kata kerjanya innovo, yang artinya
memperbarui dan mengubah. Jadi, inovasi adalah perubahan baru menuju arah
perbaikan dan berencana.
Inovasi (innovation) adalah ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau
diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang atau
masyarakat, baik berupa hasil invention maupun discovery. Inovasi diadakan
untuk mencapai tujuan tertentu atau memecahkan suatu masalah tertentu.
3
pelajaran tersebut dikuasainya dan biasanya disimbolkan dengan skor yang
diperoleh setelah mengikuti suatu tes atau ujian.
Kurikulum sebagai suatu bidang studi yaitu bidang studi kurikulum. Ini
merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran.
Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang
kurikulum dan sistem kurikulum.
4
berhubungan. Keempat dimensi kurikulum tersebut yaitu: (1) Kurikulum sebagai
suatu ide/gagasan, (2) Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang sebenamya
merupakan perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide,
(3) Kurikulum sebagai suatu kegiatan yang sering pula disebut dengan istilah
kurikulum sebagai suatu realita atau implementasi kurikulum. Secara teoretis
dimensi kurikulum ini adalah pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana
tertulis. (4) Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekuensi dari
kurikulum sebagai suatu kegiatan.
5
Terdapat kriteria dan syarat dalam inovasi kurikulum: (1) Kurikulum harus up
to date, (2) Kurikulum memberikan kemudahan untuk memahami prinsip-
prinsip pokok dan generalisasi-generalisasi. (3) Kurikulum memberikan
kontribusi pengembangan keterampilan, kebiasaan berfikir bebas, dan didiplin
berdasarkan pengetahuan. (4) Kurikulum menyumbang terhadap pengembangan
moralitas yang essenisial dan yang berkenaan dengan evaluasi dan penggunaan
pengetahuan, (5) Kurikulum mempunyai makna dan maksud bagi para siswa, (6)
Kurikulum menyediakan suatu ukuran keberhasilan dan suatu tantangan, (7)
Kurikulum menyumbang terhadap pertumbuhan yang seimbang, (8) Kurikulum
mengarahkan tindakan sehari-hari dan mengarahkan pelajaran serta pengalaman
selanjutnya.
Struktur dari sistem sosial tersebut akan berpengaruh pada difusi inovasi
dan juga hal lain yaitu norma, peran dari tokoh masyarakat dan agen perubah, tipe
dari keputusan inovasi, dan konsekuensi dari inovasi itu sendiri. Hal-hal tersebut
diatas melibatkan hubungan antara sistem sosial dan proses difusi yang terjadi di
dalamnya (Rogers, 1983).
Inovasi adalah gagasan, tindakan atau barang yang dianggap baru oleh
seseorang dan kebaruannya itu bersifat relatif. Tidak menjadi masalah,
sejauh dihubungkan dengan tingkah laku manusia, apakah ide itu betul-betul
baru atau tidak jika diukur dengan selang waktu sejak digunakannya atau
ditemukannya pertama kali. Kebaruan inovasi itu diukur secara subjektif,
menurut pandangan individu yang menangkapnya. Apabila suatu ide
6
dianggap baru oleh seseorang, hal tersebut adalah inovasi (bagi orang
tersebut). Hal “baru” dalam ide inovatif tidak harus hal yang baru. Suatu
inovasi mungkin telah lama ada tetapi belum adanya pengembangan atau
sikap untuk menerima atau menolak sesuatu tersebut. Setiap ide/gagasan
pernah menjadi inovasi. Setiap inovasi pasti berubah seiring dengan
berlalunya waktu. Semua inovasi punya komponen ide, tetapi banyak
inovasi yang tidak mempunyai wujud fisik, seperti ideologi. Inovasi yang
memiliki komponen ide tidak dapat diadopsi secara fisik, sebab
pengadopsiannya hanya berupa keputusan simbolis. Sebaliknya, inovasi
yang memiliki komponen ide dan komponen objek, pengadopsannya diikuti
dengan keputusan tindakan (tingkah laku nyata).
2. Saluran Komunikasi
Difusi merupakan bagian dari riset komunikasi yang berkenaan dengan ide
baru. Proses difusi adalah interaksi manusia untuk mengomunikasikan ide
baru kepada seseorang atau beberapa orang lainnya. Dalam memilih saluran
komunikasi, hal yang perlu diperhatikan, yaitu tujuan diadakannya
komunikasi, dan karakteristik penerima atau komunikan. Jika komunikasi
dimaksudkan untuk memperkenalkan inovasi kepada khalayak umum dan
tersebar secara luas, saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat, dan efisien
adalah media massa. Akan tetapi, jika komunikasi dimaksudkan untuk
mengubah sikap atau perilaku penerima secara personal, saluran komunikasi
yang paling tepat adalah saluran interpersonal.
3. Kurun Waktu
Waktu merupakan salah satu unsur penting dalam proses difusi. Dimensi
waktu dalam proses difusi berpengaruh dalam hal: (a) proses keputusan
inovasi, yaitu tahapan proses sejak seseorang menerima informasi pertama
sampai ia menerima atau menolak inovasi; (b) keinovativan individu atau
unit adopsi lain, yaitu kategori relatif tipe adopter (adopter awal atau akhir);
(c) rata-rata adopsi dalam suatu sistem, yaitu banyaknya jumlah anggota
suatu sistem mengadopsi inovasi dalam periode waktu tertentu.
7
4. Sistem Sosial
Sistem sosial ial juga tak kalah penting mengingat bahwa proses difusi
terjadi dalam sistem sosial. Sistem sosial adalah satu set unit yang saling
berhubungan yang tergabung dalam upaya pemecahan masalah bersama
untuk mencapai tujuan. Anggota suatu sistem sosial dapat berupa individu,
kelompok informal, organisasi dan atau subsistem. Proses difusi dalam
kaitannya dengan sistem sosial ini dipengaruhi oleh struktur sosial, norma
sosial, peran pemimpin, dan agen perubahan, tipe keputusan inovasi dan
konsekuensi inovasi.
Teori difusi inovasi dimulai pada awal abad ke-19, tepatnya pada tahun 1930,
ketika seorang sosiolog prancis Gabriel Tarde, memperkenalkan Kurva Difusi
berbentuk S (S-shaped Diffusion Curve). Pada dasarnya kurva ini menggambarkan
bagaimana suatu inovasi diadopsi oleh seseorang atau sekelompok orang dilihat
dari dimensi waktu. Ppada kurva ini terdapat dua sumbu dimana sumbu satu
menggambarkan tingkat adopsi sedangkan sumbu lainnya menggambarkan
dimensi waktu.
Pemikiran dari Gabriel Tarde menjadi sangat penting karena secara sederhana
dapat menggambarkan kecendruangan yang terkait dengan proses difusi inovasi.
Rogers (1983) mengatakan, Tarde’s S-shaped diffusion curve is of current
importance because “most innovations have an S-shaped rate of adoption”. Dan
sejak saat itu tingkat adopsi atau tingkat difusi menjadi fokus kajian penting
dalam penelitian-penelitian sosiologi.
8
bentuk komunikasi yang bersifat khusus yang berkaitan dengan penyebaranan
pesan-pesan yang berupa gagasan baru, atau dalam istilah Rogers (1961) difusi
menyangkut “which is the spread of a new idea from its source of invention or
creation to its ultimate users or adopters.”
Jika anggota sistem sosial atau masyarakat yang menjadi sasaran inovasi
dapat memperoleh informasi yang dapat menjawab berbagai pertanyaan
tersebut dengan jelas, hilanglah ketidaktentuan terhadap inovasi. Mereka
telah memperoleh pengertian yang mantap tentang inovasi dan akan
menerima serta menerapkan inovasi. Cepat atau lambatnya proses
penerimaan inovasi dipengaruhi juga oleh atribut dan karakteristik dari
inovasi tersebut.
9
3. Waktu
Waktu adalah elemen yang penting dalam proses difusi karena waktu
merupakan aspek utama dalam proses komunikasi. Peranan dimensi waktu
dalam proses difusi terdapat pada tiga hal, yaitu
Sistem sosial akan memengaruhi proses difusi inovasi karena proses difusi
inovasi terjadi dalam sistem sosial. Proses difusi melibatkan hubungan
antarindividu dalam sistem sosial sehingga individu akan terpengaruh oleh
sistem sosial dalam menghadapi inovasi. Berbeda sistem sosial akan
10
berbeda pula proses difusi inovasi, walaupun mungkin dikenalkan dan
diberi fasilitas dengan cara dan perlengkapan yang sama.
Strategi jalur terbuka ditempuh dengan menjual ide baru atau inovasi agar
individu yang diharapkan dapat secara sukarela menerima dan
menggunakan inovasi baru tersebut. Proses difusi yang dilakukan pada
jalur terbuka adalah:
a. Agen pembaharuan dalam hal ini pendesain inovasi ataupun pihak lain
melakukan identifikasi individu atau kelompok individu yang
dipandang sebagai calon pengguna utama yaitu individu atau
kelompok yang dipandang membutuhkan produk inovasi baru dalam
pekerjaannya.
b. Memperkenalkan inovasi baru melalui berbagai media massa, surat
selebaaran, leaflet dan lain- lain. Perkenalan tersebut menyangkut
karakteristik dari produk inovasi baru tersebut serta manfaatnya bagi
mereka.
c. Melakukaan kontak individual dan tatap muka dengan mereka untuk
membujuk agar menerima produk inovasi baru tersebut, dalam hal ini
manfaat produk inovasi baru dijelaskan dan ditekankan. Bujukan
tersebut harus dilakukan dengan baik, misalnya melalui kunjungan
11
atau pertemuan khusus sehingga pada akhirnya mereka mau
menerimanya.
d. Setiap ada individu atau kelompok yang menyatakan menerima produk
inovadi baru atauyang biasa disebut pengadopsi memerlukan
pendampingan oleh agen pembaharuan. Tujuannya adalah meyakinkan
pengadopsi bahwa produk inovasi baru tersebut telah dilaksanakan
dengan baik sampai pengadopsi benar-benar merasa sukses dan
mendapat manfaatnya.
e. Proses pendampingan itu dapat dihentikan apabila para pengadopsi
dipandang tidak membutuhkan lagi. Namun demikian mereka masih
perlu diamati terus menerus untuk mengantisipasi adanya gejalan
menghentikan penggunaan produk inovasi baru. Dalam kasus seperti
yang disebutkan terakhir, para pendamping dapat melakukan upaya
penguatan kembali. Dalam situasi di mana para pengadopsi tidak lagi
memelrukan pendamping, produk inovasi baru itu dapat dikatakan
sudah menjadi bagian dari kehidupan pengadopsinya. Statusnya
sebagai inovasi sudah berubah yaitu bukan inovasi lagi sebab ia bukan
lagi sesuatu yang baru.
f. Membujuk para pengadopsi yang sudah mantap untuk menjadi agen
pembaruan, dengan mengajak individu lain menggunakan produk
inovasi baru.
2. Strategi Jalur Organisasi
12
pendidikan yang berada di bawahnya. Kehebatan tersebut terkait
dengan kualitas, relevansi dengan kebutuhan dan daya jangkaunya.
Bujukan tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan komitmen dari
pengambil keputusan agar menggunakan produk inovasi baru.
d. Membantu penggunaan produk inovasi baru pada organisasi tersebut
sampai seluruh jajaran pimpinan lini pertama terlibat dan memiliki
komitmen yang sama.
e. Memberi pendampingan bagi jajaran pimpinan tersebut sampai produk
inovasi baru benar-benar digunakan oleh seluruh individu pada
lembaga atau organisasi yang bersangkutan.
2.5.5. Hambatan dalam difusi inovasi
1. Hambatan Psikologis
13
kerangka kunci untuk memahami peristiwa yang terjadi apabila orang dan
sistem melakukan penolakan terhadap upaya perubahan. Kita akan
menggambarkan jenis hambatan ini dengan memilih sebagai contoh, yaitu
dimensi kepercayaan dan keamanan melawan ketidakpercayaan dan
ketidakamanan karena faktor ini sebagai unsur inovasi yang sangat
penting. Faktor-faktor psikologis lainnya yang dapat mengakibatkan
penolakan terhadap inovasi adalah rasa enggan karena merasa sudah cukup
dengan keadaan yang ada, tidak mau repot, atau ketidaktahuan tentang
masalah.
Muncul sebuah asumsi bahwa di dalam suatu sistem sosial, organisasi atau
kelompok akan ada orang yang pengalaman masa lalunya tidak positif.
Menurut para ahli psikologi, perkembangan ini akan memengaruhi
kemampuan dan keberaniannya untuk menghadapi perubahan dalam
pekerjaannya. Jika sebuah inovasi berimplikasi kurangnya kontrol
(misalnya diperkenalkannya model pimpinan tim atau kemandirian
masing-masing bagian), pemimpin itu akan memandang perubahan
sebagai hal yang negatif dan mengancam. Perubahan itu dirasakannya
sebagai kemerosotan, bukan perbaikan.
2. Hambatan Praktis
14
menghambat perkembangan dan pembaruan praktik. Tidak cukupnya
sumber daya ekonomi, teknis, dan material sering disebutkan.
terjadi dan penolakan terhadap inovasi pun muncul. Apakah kita berbicara
tentang penolakan terhadap perubahan atau terhadap nilai-nilai dan
pendapat yang berbeda, dalam banyak kasus, itu bergantung pada definisi
yang digunakan. Banyak inovator mengalami konflik yang jelas dengan
orang lain, tetapi setelah dieksplorasi lebih jauh, ternyata mereka
mendapati kesepakatan dan aliansi dapat dibentuk.
Difusi inovasi terjadi karena adanya sebuah permasalah yang menuntut untuk
ditemukan solusianya. Dalam hal ini pendidikan indonesia memerlukan suatu
upaya untuk menangani permasalah yang muncul dengan sebuh difusi inovasi.
15
pendidikan merupakan proses difusi inovasi yang terjadi. Dengan adanya difusi
maka inovasi dari kurikukum dapat tersampaikan atau diberlakukan di berbagai
jenjang pendidikan yang telah ditentukan. Dalam hal ini difusi berpengaruh dalam
proses komunikasi atau penyampaian inovasi kurikulum yang terjadi.
Dengan ini terdapat beberapa tahapan proses keputusan dalam sebuah inovasi,
yaitu:
Dalam tahap ini, seseorang belum memiliki informasi mengenai inovasi baru.
Untuk itu informasi mengenai inovasi tersebut harus disampaikan melalui
berbagai saluran komunikasi yang ada, bisa melalui media elekt ronik, media
cetak, maupun komunikasi interpersonal diantara masyarakat. Tahapan ini
juga dipengaruhi oleh beberapa karakteristik dalam pengambilan keputusan,
yaitu karakteristik sosial-ekonomi, nilai-nilai pribadi dan pola komunikasi.
Pada tahap ini individu tertarik pada inovasi dan aktif mencari informasi/detail
mengenai inovasi. Tahap kedua ini terjadi lebih banyak dalam tingkat
pemikiran calon pengguna. Inovasi yang dimaksud berkaitan dengan
karakteristik inovasi itu sendiri, seperti: Kelebihan, inovasi, tingkat keserasian,
kompleksitas, dapat dicoba dan dapat dilihat.
16
Setelah sebuah keputusan dibuat, seseorang kemudian akan mencari
pembenaran atas keputusan mereka. Tidak menutup kemungkinan seseorang
kemudian mengubah keputusan yang tadinya menolak jadi menerima inovasi
setelah melakukan evaluasi.
17
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Difusi adalah jenis komunikasi khusus yang berkaitan dengan penyebaran pesan-
pesan sebagai ide baru.
Maka dari itu, difusi inovasi dan kurikulum memiliki hubungan erat yang
diperlukan dalam dunia pendidikan. Proses penyampaian inovasi kurkulum dalam
sebuah tatanan pendidikan merupakan proses difusi inovasi yang terjadi. Dengan
adanya difusi maka inovasi kurikukum dapat tersampaikan atau diberlakukan di
berbagai jenjang pendidikan yang telah ditentukan. Dalam hal ini difusi
berpengaruh dalam proses komunikasi atau penyampaian inovasi kurikulum yang
terjadi.
18
DAFTAR PUSTAKA
iii