Anda di halaman 1dari 19

DESAIN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

Makalah

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Landasan psikologi Dalam Pembelajaran

oleh:
Neneng Fauziah (222621235)

Dosen Pengampu:
Dr. Hj.Eneng Muslihah, Ph.D
Dr. Umi Kulsum, M.A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
2023

1
DESAIN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

Neneng Fauziah (222621235)


UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

A. PENDAHULUAN

Pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru dan peserta didik

yang didalamnya terdapat kegiatan mentransfer ilmu, pengembangan pola pikir,

dan peningkatan skill. Menurut Rudi A dan Aguslani, pembelajaran adalah bagian

dari proses pendidikan yang melibatkan komponen-komponen penting yaitu guru,

peserta didik, interaksi, bahan, metode dan penilaian. 1 Sementara Susilahudin

mengemukakan bahwa proses pembelajaran tergantung dari cara pandang dalam

mengartikan proses belajar, yaitu belajar dipandang sebagai proses perubahan

tingkah laku yang dapat diamati dan belajar dipandang sebagai proses

perkembangan berpikir peserta didik.2 dengan demikian faktor utama keberhasilan

dalam proses pembelajaran adalah guru atau pendidik.

Pendidik meruapakan salah satu unsur atau faktor pendidikan. Tapi tidak

setiap manusia layak disebut sebagai pendidik. Karena bicara tenaga pendidik

tentunya harus memiliki syarat-syarat tertentu agar dapat melakukan proses

pendidikan dengan benar. Oleh karena itu pemerintah menegaskan dalam UU No

14 Tahun 2005 bahwa seorang guru atau tenaga pendidik harus memiliki empat

1
Rudi A, Aguslani M, (2019),Desain Perencanaan & Pembelajaran, Yogyakarta: CV Budi Utama, h.
2
2
S. Putrawangsa, (2018), Desain pembelajaran: Design Research dalam Pendekatan
Pembelajaran, Jakkarta: CV.Reka Karya Amerta, h. 5-6

2
kompetensi, diantaranya kompetensi paedagogik, kompetensi profesionalisme,

kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial.3

Dalam hal guru melaksanakan tugasnya di kelas diharapkan memiliki

kompetensi paedgogik yaitu mampu membuat desain pembelajaran yang efektif

dan sesuai dengan tujuan kurikulum yang dilaksanakan oleh satuan Pendidikan.

Menurut Tung (2017) dalam artikel Rulliah dkk, Desain pembelajaran adalah

gambaran dari proses pembelajaran yang sistematis di mulai dari perancangan,

strategi, pengembangan dan evaluasinya terhadap guru, peserta didik, materi dan

lingkungan pembelajaran.4

Di era globalisasi ini kurikulum dikenal dengan kurikulum moderen yang

lebih berorientasi pada kecakapan hidup, pengembangan diri, pembangunan

politik, hukum, ekonomi, dan sosial budaya untuk menciptakan peradaban dunia

yang tertib.5 Jadi pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan media IT

seiring dengan kebutuhan kurikulum merdeka yang dikemas melalui desain

pembelajaran.

Sementara guru mempunyai peran yang sangat signifikan dalam

pengembangan dan implementasi kurikulum dalam satuan pendidikan. Dengan

desain pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan memanfaatkan berbagai

media pembelajaran akan memotivasi siswa untuk aktif dan terlatih dalam

3
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen, Pasal 10
4
Ruliah dkk, Pengambangan Desain Pembelajaran Sistem Basis Data, Jurnal Intruksional, Vol.2,
No. 2
5
Istaryaningtyas Istaryaningtyas, Silviana L., and Hidayat E., “Management of the Independent
Learning Curriculum during the Covid-19 Pandemic,” Journal of Education Research and
Evaluation 5, no. 2 (2021): 176.

3
mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Dan kesiapan guru merupakan

jaminan hasil dalam pelaksanaan perencanaan kurikulum termasuk didalamnnya


6
suatu pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas. Namun demikian

kemampuan guru dalam menyususn desain pembelajaran serta memilih strategi

pembelajaran yang sesuai relatif masih kurang.

Dari paparan di atas dapat dipahami bahwa guru harus mampu merancang

desain pembelajaran dengan strategi yang sesuai bagi keberhasilan proses

pembelajaran. Artikel ini bermaksud menganalisis bagaimana desain dan strategi

pembelajaran yang efektif bagai pembelajaran.

B. DESAIN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

1. Desain pembelajaran

a. Pengertian Desain Pembelajaran

Desain dalam bahasa Inggris design yang berarti; 1) “Kerangka bentuk”

atau “rancangan”, contoh; desain mesin pertanian, kerangka bentuk rumah, deain

taman; 2) bermakna motif, pola, corak; contoh: desain batik Indonesia, desain

bangunan, ola bangunan, corak bangunan.7 Lebih jauh Hokanson dan Gibbons

(2014) dalam Susilahudin menjelaskan bahwa kata ‘design’ adalah kata serapan

dari bahasa latin ‘designare’ yang artinya merancang, menjelaskan, menunjukkan,

6
Sri Sumaryati Rio Wahyudi, Sigit Santosa, “Pengaruh Kesiapan Guru Mengajar Dan Lingkungan
Belajar Terhadap Efektivitas Pembelajaran Di Smk Kristen 1 Surakarta,” Jupe UNS 2, no. 2 (2013):
37–48.
7
John Echol dan Syaddili, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia (2010) h. 177

4
atau menandai. Istlah desain pembelajaran dalam literatur asing dikenal dengan

istilah Instructional Design 8

Para ahli pendidikan dalam Susilahudin (2019) mendefinisikan desain

pembelajaran dengan berbagai cara pandang masing-masing, diantaranya;9

1). Hamairus (1971) dalam Twelker dkk. (1972), menyatakan bahwa desain
pembelajaran adalah “A systematic process of bringing relevant goal into
effective learning activity” proses yang sistematik dalam usaha mencapai
tujuan pembelajaran yang sesuai melalui pembelajaran yang efektif;

2). Gustafson (1971) dalam Twelker dkk (1972) berpendapat bahwa desain
pembelajaran adalah “A process for improving the quality of instruction” suatu
proses yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

3). Koberg dan Bangnall (1976) mengemukakan bahwa desain pembelajaran


adalah “...process of techniques for producing efficient and effective
instruction.” sekumpulan proses dana cara untuk menghasilkan pembelajaran
yang efektif dan efisien.

4). Rothwel & Kazanas (2004) memberikan definisi desain pembelajaran yang
lebih elaboratif yaitu: “ instructional Design means more then literaty creating
instruction. It is associated with the broader concept of analyzing human
performance problem systematically, identifying the root causes of those
problem, considering various solutions to address the root causes, and
implementing the solution in ways designed to minimize the unintended
consequences of corrective action” bahwa desain pmbelajaran bukan sekedar
tentang membuat kegiatan pembelajaran tetapi tentang analisis secara
sistematis tentang masalah kinerja manusia, mengidentifikasi penyebab dari
maslah tersebut, mempertimbangkan solusi alternatif dari pemecahan masalah
tersebut, dan mengeimplementasikan solusi permasalahan tersebut dengan
meminimalisir konsekuensi yang tidak diharapkan dari kegiatan perbaikan
tersebut.
Sementara Dick, Cary & Cary, 2005 dalam bukunya Santi dkk, 2007

menjelaskan desain pembelajaran sebagai berikut; 1). Desain pembelajaran

merupakan proses yang merumuskan dan menentukan tujuan, strategi, teknik, dan

8
S. Putrawangsa, Desain pembelajaran: Design Research dalam Pendekatan Pembelajaran,
Jakkarta: CV.Reka Karya Amerta (2018),h. 19
9
S. Putrawangsa, Desain pembelajaran: Design Research dalam Pendekatan Pembelajaran,
Jakkarta: CV.Reka Karya Amerta (2018): 20-21

5
media agar tujuan pembelajaran tercapai; 2) berbentuk rangkaian prosesdur

sebagai suatu sistem untuk pengembangan program pendidikan dan pelatihan

dengan konsisten dan teruji; 3). Mencakup seluruh proses yang dilaksanakan pada

pendekatan sistem; 4). Terkait dengan peningkatan mutu kinerja seseorang dan

pengaruhnya bagi organisasi.10

Dari beberapa definisi desain pembelajaran di atas dapat digaris bawahi

strategi pembelajaran merupakan bagian dari desain pembelajaran

b. Komponen Desain Pembelajaran

Beberapa komponen utama yang ada dalam desain pembelajaran

diantaranya adalah: 1). Mengidentifikasi tujuan pembelajaran; 2) Menganalisis

pembelajaran; 3) Menganalisis siswa dan konteksnya; 4) Menulis tujuan kinerja;

5) Mengembangkan Instrumen Penilaian; 6) Mengembangkan strategi

pembelajaran; 7) Mengembangkan dan memilih bahn ajar; 8) Merancang dan

melakukan evaluasi formatif; 9) Merevisi pembelajaran; 10) Merancang dan

melakukan evaluasi sumatif.11

c. Model Pengembangan Desain Pembelajaran

1). Model Bela Banathy

Pengembangan desain pembelajaran yang dikemukakan Banathy memiliki

langkah-langkah sebagai berikut; 1). Merumuskan tujuan (formulate objectives),

yaitu merumuskan pernyataan yang menyatakan apa yang kita harapkan dari
10
Santi Maudiarti, dkk,(2007), Buku Kerja Prinsp Desain Pembelajaran Instruksional, Jakarta:
Prenamedia grup,h. 13
11
https://maglearning.id/2019/10/21/komponen-komponen-desain-pembelajaran/, Kamis, 21
September 2023

6
peserta didik untuk dikerjakan, diketahui, dan dirasakan sebagai pengalaman

belajarnya. Dalam kurikulum 2013 disebut rumusan kompetensi dasar; 2).

Mengembangkan tes ( develop test) yaitu dalam tahap ini dikembangkan alat tes

untuk mengukur tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya, pengembangan alat

tes ini harus berdasarkan pada tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya, dan

digunakan untuk mengetahui kompetensi apa yang sudah dicapai peserta didik

dan seberapa tingkatan dapat dikuasai oleh peserta didik; 3). Menganalisis

kegiatan belajar (analyze learning task), yaitu merumuskan apa yang harus

dipelajari sehingga dapat menunjukan tingkah laku yang diharapkan. Dalam

tahapan ini sebaiknya karakteristik kemampuan awal peserta didik sudah dapat

dideskripsikan oleh instruktur sehingga tidak akan terjadi kegiatan atau proses

yang dilakukan peserta didik adalah proses yang sudah dikuasi oleh peserta didik

sebelumnya; 4). Mendesain sistem instruksional (design system) yaitu dalam

langkah ini perlu mempertimbangkan alternatif-alternatif dan identifikasi apa

yang seharusnya dikerjakan untuk menjamin peserta didik akan menguasai

kegiatan-kegiatan yang telah dianalisis pada langkah sebelumnya; 5).

Melaksanakan kegiatan dan mengetes hasil (implement and test output) yaitu

langkah sistem yang sudah didesain atau pembelajaran yang sudah didesain

diujicobakan sebelum dilaksanakan. Selanjutnya dari kegiatan ini akan diperoleh

gambaran sistem yang perlu disempurnakan. 6). Mengadakan perbaikan (change

to improve), yaitu melakukan uman balik dari hasil-hasil yang diperoleh pada

langkah kelima, kemungkinan akan terjadi perubahan sistem atau memperbaiki

sistem pembelajaran.

7
2). Model Kamp

Model pengembangan pembelajaran menurut Kemp terdiri dari 8 tahapan,

yang setiap tahapan selalu diikuti dengan kegiatan revisi yaitu; 1). Menentukan

tujuan pembelajaran umum yang ingin dicapai dalam setiap pokok bahasan; 2).

Membuat analisis tentang karakteristik peserta didik, analisis ini diperlukan untuk

mengetahui apakah latar belakang pendidikan, kemampuan, budaya , sosial yang

dimilki peserta didik untuk dipertimbangkan dalam desain pembelajaran;

3).Menentukan tujuan pembelajaran khusus, operasional, dan terukur. Dengan

demikian peserta didik mengetahui apa yang harus dikerjakan, pelajari dan diukur

keberhasilannya. Untuk instruktur tujuan ini penting untuk melaksanakan kegiatan

secara operasional dan dapat merumuskan kegiatan dan secara operasional; 4).

Menentukan materi/bahan pelajaran yang disesuaikan dengan Tujuan khusus atau

indikator; 5). Menetapkan penjajagan awal, yaitu diperlukan untuk mengetahui

sejauh mana peserta didik telah memenuhi syarat dalam belajar yang telah

ditentukan sebelumnya. Dengan demikian guru dapat memilih materi mana yang

seharusnya diberikan atau dipelajari oleh peserta didik; 6). Menentukan strategi

belajar yang sesuai, pemilihan strategi belajar perlu berdasarkan pada variabel

pembelajaran. Seperti berdasarkan tujuan, aspek meteri belajar dan kondisi kelas.

Lebih dari itu harus melihat kepraktisan, efektivitas, efesiensi, dan memungkinkan

diterapkan dalam pembelajaran; 7). Mengkoordinasikan, yaitu menganalis

fungsional komponen yang ada dalam pembelajaran; 8). Mengadakan evaluasi

pembelajaran, kegiatan ini harus berdasarkan pada tujuan dan meteri yang telah

dipelajari peserta didik

8
3). Model Taba

desain yang dikembangkan Taba diawali dengan identifikasi atau

mendiagnosis kebutuhan peserta didik, artinya secara prinsip model tersebut

memperhatikan faktor peserta didik sebagai individu, serta menurut

pengembangan kurikulum yang lebih mendorong inovasi dan kreativitas

instruktur adalah yang bersifat induktif, yang merupakan inversi atau arah terbalik

dari model tradisional. Prosedur dan komponen desain pembelajaran adalah

sebagai berkut : 1). Mendiagnosis Kebutuhan Siswa dan identifikasi karakteristik

peserta didik berdasarkan kebutuhan dan kemampuan peserta didik yang

dilakukan dengan tes dan non tes, observasi, wawancara dan studi dokumentasi

yang berhubungan dengan catatan pribadi dan akademik peserta didik.; 2)

Merumuskan Tujuan Setiap kegiatan pembelajaran; 3). Menyususn materi

pelajaran diambil dari buku pelajaran dan dari lingkungan sekitar peserta didik

(contextual learning). Ada tiga aspek sebagai sumber yang harus dipertimbangkan

dalam menyusun materi pelajaran (1) siswa yang berhubungan dengan minat dan

bakat. (2) Masyarakat dan kebudayan (3) pengetahuan dan sejumlah disiplin ilmu;

4). Mengorganisasi pelajaran berdasarkan pada kemampuan peserta didik, yaitu

dengan mengklarifikasi materi pelajaran untuk peserta didik berkemampuan

umum serta ada materi pelajaran khusus sebagai alternatif untuk siswa yang

berkemampuan lebih dari kelasnya. 5). Memilih Pengalaman Belajar yaitu dengan

melakukan identifikasi dan penyeleksian strategi atau pendekatan pembelajaran

termasuk media dan sumber belajar yang sesuai untuk membelajarkan peserta

didik guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 6). Mengorganisasikan

9
Pengalaman Belajar menjadi proses pengalaman belajar yang sistematis, efektif

dan efisien sesuai dengan kecerdasan atau gaya belajar peserta didik (visual,

auditif, dan motorik). (7). Evaluasi Pembelajaran yang perumusannya harus

berorientasi pada proses dan tujuan pembelajaran atau pada kompetensi dasar dan

indikator hasil belajar .

2. Strategi Pembelajaran

a. Pengertian strategi pembelajaran

Kemp (1995) dalam artikel Bambang Warsita menjelaskan bahwa Strategi

pembelajaran dapat dipahami sebagai suatu rangkaian cara atau teknik yang

dilakukan oleh seorang guru atau peserta didik dalam mengupayakan terjadinya

suatu perubahan tingkah laku atau sikap. Oleh karena itu, strategi pembelajaran

merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta

didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektifdan efisien.12

Sementara itu Sapuadi menuliskan beberapa pengertian strategi

pembelajaran menurut para ahli diantaranya;13

1). Dick, Carey dan Carey (Suparman, 2012:236) mengatakan: "Instructional


strategy is used generally to cover the various aspects of choosing a delivery
system, sequencing and grouping clusters of content, describing learning
components that will be included in the instruction, specifying how students will
be grouped during instruction, establishing lesson structures, and selecting media
for delivering instruction". Istilah strategi pembelajaran meliputi berbagai aspek
dalam memilih suatu sistem peluncuran, mengurutkan, dan mengelompokan isi
pembelajaran, menjelaskan komponen-komponen belajar yang akan dimasukkan
dalam pembelajaran, menentukan cara mengelompokan peserta didik selama

12
Bambang Warsito, Strategi Pembelajaran dan Implikasinya pada efektivitas Pembelajaran,
Jurnal Teknodik,, (2009),Vol, XIII, No. 1.
13
Sapuadi, Strategi Pembelajaran, Medan: Harapan Cerdas, (2019)h. 1-3

10
pembelajaran, membuat struktur pelajaran, dan memilih media untuk
meluncurkan pembelajaran;
2). Gagne, Wager, Colas dan Keller (Suparman, 2012:237-238)"Instructional
strategies are tools or techniques available to educators and instructional
designers for designing and facilitating learning". Strategi pembelajaran dari segi
fungsinya sebagai alat atau teknik yang tersedia bagi pendidik dan pendesain
pembelajaran untuk mendesain, dan memfasilitasi belajar;
3). Rothwell dan Kazanas (Suparman, 2012:238) "An instructional strategy is
perhaps best understood as an overall plan governing instructional content (What
will be taught?) and process (How will it be taught?)". Strategi pembelajaran
sebagai rencana menyeluruh tentang pengelolaan isi pembelajaran dan bagaimana
proses kegiatan pembelajaran itu diselenggarakan;
4). Branch (Suparman, 2012:238) menyatakan bahwa: "Instructional strategy is
defined as the oganization and sequences of learning activities". Branch
memfokuskan pengertian strategi pembelajaran pada pengorganisasian dan urutan
kegiatan belajar;
5). Kemp (Rusman, 2008:140) adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif dan efisien;
Berdasarkan beberapa definisi tersebut Sapuadi merumuskan strategi

pembelajaran adalah pendekatan dalam mengelola isi dan proses pembelajaran

secara komprehensif untuk mencapai satu atau sekelompok tujuan pembelajaran.

b. Komponen strategi pembelajaran

Terdapat tiga komponen penting dalam strategi pembelajaran, diantaranya

sebagai berikut; a). Tujuan pembelajaran, yaitu yang berisi kompetensi yang

diharapkan dicapai peserta didik pada akhir pembelajaran; b). Isi atau materi

pembelajaran yang disajikan berurutan sesuai dengan urutan tujuan pembelajaran;

dan c). Pendekatan dalam mengelola pembelajaran yang berisikan urutan kegiatan

pembelajaran dan sistem peluncuran yang merupakan pengintegrasian metode,

media, dan alat, serta alokasi waktu belajar

11
c. Macam-macam Strategi pembelajaran

Sapuadi menjelaskan macam-macam strategi pembelajaran dintaranya

adalah; 1). Strategi pembelajaran ekspositori, 2). Strategi pembelajaran

kooperatif ; dan 3). Strategi pembelajaran heuristik .

1). Strategi Ekspositori

Strategi pembelajaran ekspositori adalah bentuk dari pendekatan

pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Dalam

strategi pemegang kendali yang paling dominan adalah guru. Melalui strategi ini

guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan

materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai peserta didik dengan baik.

Fokus utama dari strategi ini adalah kemampuan akademik (academic

achievement) dari peserta didik.

Prosedur pelaksanaan strategi ekspositori, yaitu: 1) Persiapan

(Preparation), 2) Penyajian (Presentation), 3) Menghubungkan (Correlation), 4)

Menyimpulkan (Generalization), 5) Penerapan (Aplication)

Strategi ekspositori ini memiliki beberapa karekteristik, yaitu (1) dalam

penyampaian materi dilakukan secara verbal, maksudnya menyampaikan materi

dengan bertutur secara lisan, atau lebih dikenal dengan metode ceramah; (2)

biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi yang sudah jadi, seperti

data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak

menuntut peserta didik untuk berfikir ulang; (3) tujuan utama pembelajaran adalah

penguasaan materi pelajaran itu sendiri.

12
Dari ketiga karakteristik tersebut dapat dirtikan bahwa, dengan

menggunakan strategi ekspositori ini setelah proses pembelajaran selesai peserta

didik diharapkan dapat memahaminya dengan benar apabila peserta didik dapat

mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.

Strategi pembelajaran ekspositori akan efektif, apabila:1), guru

menyampaikan materi-materi baru serta kaitannya dengan materi yang akan

dipelajari (overview), biasanya materi baru diperlukan dalam kegiatan pemecahan

masalah atau untuk melakukan proses tertentu. Materi yang disampaiakan seperti

materi konsep, prosedur, atau rangkaian aktivitas dan lain sebagainya; 2). Guru

menginginkan agar peserta didik memiliki gaya model intelektual tertentu; 3).

Bahan materi pelajaran yang akan disampaiakan cocok untuk dipresentasikan; 4).

Guru ingin membangkitkan keingintahuan peserta didik tentang tofik tertentu; 5).

Guru ingin mendemonstrasikan suatu teknik atau prosedur kegiatan praktek; 6).

Peserta didik memiliki tingkat kesulitan yang sama sehingga guru pelu

menjelaskannya kepada seluruh peserta didik; 7). Lingkungan tidak mendukung

untuk menggunakan strategi yang berpusat pada peserta didik, misalnya tidak ada

sarana yang mendukung.

2). Strategi Pembelajaran Kooperatif

Strategi pembelajaran kooperatif (cooferatif leaning) memandang peserta didik

sebagai makhluk sosial (homo homoni socius) dalam arti cooperatif leaning adalah

cara pembelajaran yang berbasiskan peace education, sebuah metode belajar

mengajar masa depan yang pasti mendapatkan perhatian. 14 Menurut Huda


14
Anita Lie, Cooperativ Learning, mempraktikkan cooperativ Learning di Ruang-Ruang kelas, PDF

13
pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pembelajaran yang menekankan

kerja sama antar peserta didik dalam kelompok kecil. 15 Sementara Rusman

menambahkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah bentuk pembelajaran

dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok kecil secara kolaboratif,

terstruktur yang bersifat heterogen.16 Dengan demikian secara sederhana dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan

dengan cara membetuk kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari peserta didik

yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah.

Terdapat 4 tahapan dalam strategi pembelajaran kooperatif antara lain; 1).

Penjelasan materi (present information), yaitu proses penyampaian pokom-pokok

materi pelajaran sebelum siswa belajar kelompok; 2). Belajar dalam kelompok

(organize students into learning teams), yakni memetakan peserta didik untuk

belajar dalam kelompoknya masing-masing yang sudah dibentuk sebelumnya; 3).

Penilaian (Test on material), yaitu penilaian yang dilakukan setelah proses

pembelajaran bisa dengan tes atau kuis baik secara individual maupun kelompok;

4). Pengakuan kelompok (provide recgnition), adalah penetapan kelompok mana

yang paling berprestasi yang layak diberikan reward.17

Terdapat 6 langkah dalam penerapan pembelajaran kooperatif, yaitu; 1).

Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa (present goals and set); 2).

Menyajikan informasi (present information), yaitu mempresentasikan informasi

15
Huda, Miftahul,(2015) Cooperatif Learning: Metode, Teknik, Struktur, dan Model Penerapan,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar,,h. 32
16
Rusman, (2018), Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, h. 202
17
Hamadayama, Jumanta, (2016),Metodologi pengajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara, h. 148-149

14
secara verbal kepada pserta didik; 3). Mengorganisir peserta didik ke dalam

kelompok belajar (Organize students into learning teams); 4). Membantu kerja

kelompok dan belajar (Assist team work and study), yaitu membantu kelompok

belajar selama mengejakan tugasnya; 5). Mengevaluasi (Test on the material),

yaitu menguji pengetahuan peserta didik mengenai berbagai materi pelejaran atau

tiap-tiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya; dan 6).

Memberikan pengakuan atau penghargaan (provide recognition), yaitu

mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan prestasi individu maupun

kelompok.18

Macam-macam teknik dalam strategi pembelajaran kooperatif diantaranya:

1). Mencari pasangan (Make a Match); 2) jigsaw; 3) bertukar pasangan; 4)

Berpikir berpasangan berbagi (Think-pair-share); 5) Berpikir Salam dan soal; 6)

Kepala Bernomor (Numbered Heads Together); 7). Kepala Bernomor Terstruktur

(Structure Nombered Heads); 8) Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray); 9)

Keliling Kelompok; 10) Kancing Gemerincing; 11) Keliling Kelas; 12) Lingkaran

Dalam-Lingkaran Luar (Inside-Outside Circle); 13) Tari Bambu (Bamboo

dancing); 14) Bercerita Berpasangan (Paired Story Telling).19

3). Strategi Pembelajaran Heuristik

18
Suprijono, Agus,(2015) Cooperative Learning Teori dan Apllikasi PAIKEM, Yogyakarta; Pustaka
pelajar.
19
Huda, Miftahul, (2015), Cooperatif Learning: Metode, Teknik, Struktur, dan Model Penerapan,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar,h. 135-153

15
Pembelajaran heuristik adalah cara belajar yang mengharuskan siswa

berperan aktif selama proses pembelajaran. Sebagaimana menurut Sri Anitah

bahwa pembelajaran heuristik adalah siswalah yang mencari dan mengolah materi

pelajaran, smentara guru berperan sebagai pembimbing kegiatan belajar. 20

Demikian halnya Yatim purwanto menjelaskan pembelajaran heuristik siswa yang

mengolah bahan atau materi pelajaran dann guru sebagai fasilitator untuk

mengarahkan, mendoro ng dan membimbing.21

Pembelajaran heusristik dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu

”discovery dan inkuiri”.22 Jadi guru dalam menggunakan strategi heuristik ini

dapat menggunakan metode discovery atau inkuiri. Pada pembelajaran discovery

adalah siswa melakukan kegiatan dengan berpedoman pada langkah-langkah yang

telah ditetapkan oleh guru. Sedangkan pembelajaran inkuiri adalah siswa benar-

benar dilepas tanpa disertai dengan panduan yang telah dipersiapkan oleh guru.

Langkah-langkah penerapan strategi pembelajaran heuristik yang perlu

diperhatikan dan dilaksanakan oleh guru adalah; a). Merencanakan pembelajaran

sesuai dengan kewajaran perkembangan mental (developmentally appropriate)

siswa; b). Membentuk kelompok belajar yang saling tergantung (independent

learning group); c). Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran

mandiri (self regulated learning); d). Mempertimbangkan keragaman siswa

(diversity of students). e). Memperhatikan multi intelegensi (multiple

20
Sri Anitah, dkk.,(2007), Strategi Pembelajaran (Jakarta: Universitas Terbuka, h. 150. 2
21
Yatim Riyanto, (2010), Paradigma Pembelajaran sebagai Referensi bagi Pendidik dalam
Implementasi yang Eefektif dan Berkualitas, Jakarta: Prenada, h. 137. 3 J.J.
22
Sri Anitah, dkk., (2007) Strategi Pembelajaran, Jakarta: Universitas Terbuka,h. 150. 2

16
intelligences) siswa; f). Menggunakan teknik-teknik bertanya (questioning) untuk

meningkatkan pembelajaran siswa, perkembangan pemecahan masalah, dan

keterampilan berpikir tingkat tinggi; g). Menerapkan penilaian autentik (authentic

assessment)23

Dalam setiap langkah-langkas tersebut guru harus memperhatikan peran

dan posisinya yaitu hanya sebagai fasilitator dan membimbing siswa dalam

menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran tersebut.

C. KESIMPULAN

Desain pembelajaran merupakan rancangan model dalam pelaksanaan

pembelajaran di kelas, yang didalamnya terdapat tahapan-tahapan yang harus

dilakukan oleh guru ketika akan melaksanakan pembelajaran. Dalam desain

pembelajaran menentukan tujuan pebelajaran, strategi pembelajaran, metode

pembelajaran, dan penilaian.

Strategi pembelajaran merupakan bagian dari desain pembelajaran yang

menjelaskan langkah-langkah pada saat pembelajaran di mulai sampai selesai.

strategi pembelajaran diartikan sebagai sebuah cara pengelolaan isi pembelajaran

dan bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan.

Desain dan Strategi pembelajaran akan berjalan efektif apabila pemilihan

teknik dalam strategi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan materi, pemilihan

metode dan media pembelajaran, kemampuan peserta didik serta kemapuan guru.

23
Nurhadi dan Agus Gerrad Senduk,(2003) Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam
KBK Malang: Universitas Negeri Malang, h. 20-21

17
Dalam pemilihan strategi pembelajaran juga harus memperhatikan perkembangan

zaman pada saat itu.

D. DAFTAR PUSTAKA

Anita Lie, Cooperativ Learning, mempraktikkan cooperativ Learning di Ruang-

Ruang kelas, PDF

Bambang Warsito,(2009), Strategi Pembelajaran dan Implikasinya pada

efektivitas Pembelajaran, Jurnal Teknodik, 8 (1).

Hamadayama, Jumanta,(2016), Metodologi pengajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara.

https://maglearning.id/2019/10/21/komponen-komponen-desain-pembelajaran/,

Kamis, 21 September 2023

Huda, Miftahul, (2015), Cooperatif Learning: Metode, Teknik, Struktur, dan

Model Penerapan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Istaraningtyas, Silvana L., and Hidayat E., (2021), Management of the

Independent Learning Curriculum During the Covid-19 Pandemic, Jurnal

of Education Research and Evaluation 5(2).

John Echol dan Syaddili, (2010) Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia.

Nurhadi dan Agus Gerrad Senduk,(2003), Pembelajaran Kontekstual dan

Penerapannya dalam KBK Malang: Universitas Negeri Malang..

Rudi A, Aguslani M,(2019), Desain Perencanaan & Pembelajaran, Yogyakarta:

CV Budi Utama.

18
Ruliah dkk, Pengambangan Desain Pembelajaran Sistem Basis Data, Jurnal

Intruksional, 2(2).

Rusman, (2018), Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

S. Putrawangsa,(,2018) Desain pembelajaran: Design Research dalam

Pendekatan Pembelajaran, Jakarta: CV.Reka Karya Amerta.

Santi Maudiarti, dkk,(2007) Buku Kerja Prinsp Desain Pembelajaran

Instruksional, Jakarta: Prenamedia grup.

Sapuadi, (2019), Strategi Pembelajaran, Medan: Harapan Cerdas.

Sri Anitah, dkk., (2007) Strategi Pembelajaran (Jakarta: Universitas Terbuka.

Sri Sumaryati, Rio Wahyudi, Sigit Santosa, (2013), Pengaruh Kesiapan Guru

Mengajar Dan Lingkungan Belajar Terhadap Efektivitas Pembelajaran di

SMK Kristen 1 Surakarta, Jurnal Jupe UNS, 2(2)

Suprijono, Agus, (2015), Cooperative Learning Teori dan Apllikasi PAIKEM,

Yogyakarta; Pustaka pelajar.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen, Pasal 10

Yatim Riyanto, (2010) Paradigma Pembelajaran sebagai Referensi bagi Pendidik

dalam Implementasi yang Eefektif dan Berkualitas, Jakarta: Prenada.

19

Anda mungkin juga menyukai