Makalah
oleh:
Neneng Fauziah (222621235)
Dosen Pengampu:
Dr. Hj.Eneng Muslihah, Ph.D
Dr. Umi Kulsum, M.A
1
DESAIN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF
A. PENDAHULUAN
dan peningkatan skill. Menurut Rudi A dan Aguslani, pembelajaran adalah bagian
tingkah laku yang dapat diamati dan belajar dipandang sebagai proses
Pendidik meruapakan salah satu unsur atau faktor pendidikan. Tapi tidak
setiap manusia layak disebut sebagai pendidik. Karena bicara tenaga pendidik
14 Tahun 2005 bahwa seorang guru atau tenaga pendidik harus memiliki empat
1
Rudi A, Aguslani M, (2019),Desain Perencanaan & Pembelajaran, Yogyakarta: CV Budi Utama, h.
2
2
S. Putrawangsa, (2018), Desain pembelajaran: Design Research dalam Pendekatan
Pembelajaran, Jakkarta: CV.Reka Karya Amerta, h. 5-6
2
kompetensi, diantaranya kompetensi paedagogik, kompetensi profesionalisme,
dan sesuai dengan tujuan kurikulum yang dilaksanakan oleh satuan Pendidikan.
Menurut Tung (2017) dalam artikel Rulliah dkk, Desain pembelajaran adalah
strategi, pengembangan dan evaluasinya terhadap guru, peserta didik, materi dan
lingkungan pembelajaran.4
politik, hukum, ekonomi, dan sosial budaya untuk menciptakan peradaban dunia
pembelajaran.
desain pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan memanfaatkan berbagai
media pembelajaran akan memotivasi siswa untuk aktif dan terlatih dalam
3
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen, Pasal 10
4
Ruliah dkk, Pengambangan Desain Pembelajaran Sistem Basis Data, Jurnal Intruksional, Vol.2,
No. 2
5
Istaryaningtyas Istaryaningtyas, Silviana L., and Hidayat E., “Management of the Independent
Learning Curriculum during the Covid-19 Pandemic,” Journal of Education Research and
Evaluation 5, no. 2 (2021): 176.
3
mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Dan kesiapan guru merupakan
Dari paparan di atas dapat dipahami bahwa guru harus mampu merancang
1. Desain pembelajaran
atau “rancangan”, contoh; desain mesin pertanian, kerangka bentuk rumah, deain
taman; 2) bermakna motif, pola, corak; contoh: desain batik Indonesia, desain
bangunan, ola bangunan, corak bangunan.7 Lebih jauh Hokanson dan Gibbons
(2014) dalam Susilahudin menjelaskan bahwa kata ‘design’ adalah kata serapan
6
Sri Sumaryati Rio Wahyudi, Sigit Santosa, “Pengaruh Kesiapan Guru Mengajar Dan Lingkungan
Belajar Terhadap Efektivitas Pembelajaran Di Smk Kristen 1 Surakarta,” Jupe UNS 2, no. 2 (2013):
37–48.
7
John Echol dan Syaddili, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia (2010) h. 177
4
atau menandai. Istlah desain pembelajaran dalam literatur asing dikenal dengan
1). Hamairus (1971) dalam Twelker dkk. (1972), menyatakan bahwa desain
pembelajaran adalah “A systematic process of bringing relevant goal into
effective learning activity” proses yang sistematik dalam usaha mencapai
tujuan pembelajaran yang sesuai melalui pembelajaran yang efektif;
2). Gustafson (1971) dalam Twelker dkk (1972) berpendapat bahwa desain
pembelajaran adalah “A process for improving the quality of instruction” suatu
proses yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
4). Rothwel & Kazanas (2004) memberikan definisi desain pembelajaran yang
lebih elaboratif yaitu: “ instructional Design means more then literaty creating
instruction. It is associated with the broader concept of analyzing human
performance problem systematically, identifying the root causes of those
problem, considering various solutions to address the root causes, and
implementing the solution in ways designed to minimize the unintended
consequences of corrective action” bahwa desain pmbelajaran bukan sekedar
tentang membuat kegiatan pembelajaran tetapi tentang analisis secara
sistematis tentang masalah kinerja manusia, mengidentifikasi penyebab dari
maslah tersebut, mempertimbangkan solusi alternatif dari pemecahan masalah
tersebut, dan mengeimplementasikan solusi permasalahan tersebut dengan
meminimalisir konsekuensi yang tidak diharapkan dari kegiatan perbaikan
tersebut.
Sementara Dick, Cary & Cary, 2005 dalam bukunya Santi dkk, 2007
merupakan proses yang merumuskan dan menentukan tujuan, strategi, teknik, dan
8
S. Putrawangsa, Desain pembelajaran: Design Research dalam Pendekatan Pembelajaran,
Jakkarta: CV.Reka Karya Amerta (2018),h. 19
9
S. Putrawangsa, Desain pembelajaran: Design Research dalam Pendekatan Pembelajaran,
Jakkarta: CV.Reka Karya Amerta (2018): 20-21
5
media agar tujuan pembelajaran tercapai; 2) berbentuk rangkaian prosesdur
dengan konsisten dan teruji; 3). Mencakup seluruh proses yang dilaksanakan pada
pendekatan sistem; 4). Terkait dengan peningkatan mutu kinerja seseorang dan
yaitu merumuskan pernyataan yang menyatakan apa yang kita harapkan dari
10
Santi Maudiarti, dkk,(2007), Buku Kerja Prinsp Desain Pembelajaran Instruksional, Jakarta:
Prenamedia grup,h. 13
11
https://maglearning.id/2019/10/21/komponen-komponen-desain-pembelajaran/, Kamis, 21
September 2023
6
peserta didik untuk dikerjakan, diketahui, dan dirasakan sebagai pengalaman
Mengembangkan tes ( develop test) yaitu dalam tahap ini dikembangkan alat tes
tes ini harus berdasarkan pada tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya, dan
digunakan untuk mengetahui kompetensi apa yang sudah dicapai peserta didik
dan seberapa tingkatan dapat dikuasai oleh peserta didik; 3). Menganalisis
kegiatan belajar (analyze learning task), yaitu merumuskan apa yang harus
tahapan ini sebaiknya karakteristik kemampuan awal peserta didik sudah dapat
dideskripsikan oleh instruktur sehingga tidak akan terjadi kegiatan atau proses
yang dilakukan peserta didik adalah proses yang sudah dikuasi oleh peserta didik
Melaksanakan kegiatan dan mengetes hasil (implement and test output) yaitu
langkah sistem yang sudah didesain atau pembelajaran yang sudah didesain
to improve), yaitu melakukan uman balik dari hasil-hasil yang diperoleh pada
sistem pembelajaran.
7
2). Model Kamp
yang setiap tahapan selalu diikuti dengan kegiatan revisi yaitu; 1). Menentukan
tujuan pembelajaran umum yang ingin dicapai dalam setiap pokok bahasan; 2).
Membuat analisis tentang karakteristik peserta didik, analisis ini diperlukan untuk
demikian peserta didik mengetahui apa yang harus dikerjakan, pelajari dan diukur
secara operasional dan dapat merumuskan kegiatan dan secara operasional; 4).
sejauh mana peserta didik telah memenuhi syarat dalam belajar yang telah
ditentukan sebelumnya. Dengan demikian guru dapat memilih materi mana yang
seharusnya diberikan atau dipelajari oleh peserta didik; 6). Menentukan strategi
belajar yang sesuai, pemilihan strategi belajar perlu berdasarkan pada variabel
pembelajaran. Seperti berdasarkan tujuan, aspek meteri belajar dan kondisi kelas.
Lebih dari itu harus melihat kepraktisan, efektivitas, efesiensi, dan memungkinkan
pembelajaran, kegiatan ini harus berdasarkan pada tujuan dan meteri yang telah
8
3). Model Taba
instruktur adalah yang bersifat induktif, yang merupakan inversi atau arah terbalik
dilakukan dengan tes dan non tes, observasi, wawancara dan studi dokumentasi
pelajaran diambil dari buku pelajaran dan dari lingkungan sekitar peserta didik
(contextual learning). Ada tiga aspek sebagai sumber yang harus dipertimbangkan
dalam menyusun materi pelajaran (1) siswa yang berhubungan dengan minat dan
bakat. (2) Masyarakat dan kebudayan (3) pengetahuan dan sejumlah disiplin ilmu;
umum serta ada materi pelajaran khusus sebagai alternatif untuk siswa yang
berkemampuan lebih dari kelasnya. 5). Memilih Pengalaman Belajar yaitu dengan
termasuk media dan sumber belajar yang sesuai untuk membelajarkan peserta
9
Pengalaman Belajar menjadi proses pengalaman belajar yang sistematis, efektif
dan efisien sesuai dengan kecerdasan atau gaya belajar peserta didik (visual,
berorientasi pada proses dan tujuan pembelajaran atau pada kompetensi dasar dan
2. Strategi Pembelajaran
pembelajaran dapat dipahami sebagai suatu rangkaian cara atau teknik yang
dilakukan oleh seorang guru atau peserta didik dalam mengupayakan terjadinya
suatu perubahan tingkah laku atau sikap. Oleh karena itu, strategi pembelajaran
merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta
12
Bambang Warsito, Strategi Pembelajaran dan Implikasinya pada efektivitas Pembelajaran,
Jurnal Teknodik,, (2009),Vol, XIII, No. 1.
13
Sapuadi, Strategi Pembelajaran, Medan: Harapan Cerdas, (2019)h. 1-3
10
pembelajaran, membuat struktur pelajaran, dan memilih media untuk
meluncurkan pembelajaran;
2). Gagne, Wager, Colas dan Keller (Suparman, 2012:237-238)"Instructional
strategies are tools or techniques available to educators and instructional
designers for designing and facilitating learning". Strategi pembelajaran dari segi
fungsinya sebagai alat atau teknik yang tersedia bagi pendidik dan pendesain
pembelajaran untuk mendesain, dan memfasilitasi belajar;
3). Rothwell dan Kazanas (Suparman, 2012:238) "An instructional strategy is
perhaps best understood as an overall plan governing instructional content (What
will be taught?) and process (How will it be taught?)". Strategi pembelajaran
sebagai rencana menyeluruh tentang pengelolaan isi pembelajaran dan bagaimana
proses kegiatan pembelajaran itu diselenggarakan;
4). Branch (Suparman, 2012:238) menyatakan bahwa: "Instructional strategy is
defined as the oganization and sequences of learning activities". Branch
memfokuskan pengertian strategi pembelajaran pada pengorganisasian dan urutan
kegiatan belajar;
5). Kemp (Rusman, 2008:140) adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif dan efisien;
Berdasarkan beberapa definisi tersebut Sapuadi merumuskan strategi
sebagai berikut; a). Tujuan pembelajaran, yaitu yang berisi kompetensi yang
diharapkan dicapai peserta didik pada akhir pembelajaran; b). Isi atau materi
dan c). Pendekatan dalam mengelola pembelajaran yang berisikan urutan kegiatan
11
c. Macam-macam Strategi pembelajaran
strategi pemegang kendali yang paling dominan adalah guru. Melalui strategi ini
materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai peserta didik dengan baik.
dengan bertutur secara lisan, atau lebih dikenal dengan metode ceramah; (2)
biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi yang sudah jadi, seperti
data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak
menuntut peserta didik untuk berfikir ulang; (3) tujuan utama pembelajaran adalah
12
Dari ketiga karakteristik tersebut dapat dirtikan bahwa, dengan
didik diharapkan dapat memahaminya dengan benar apabila peserta didik dapat
masalah atau untuk melakukan proses tertentu. Materi yang disampaiakan seperti
materi konsep, prosedur, atau rangkaian aktivitas dan lain sebagainya; 2). Guru
menginginkan agar peserta didik memiliki gaya model intelektual tertentu; 3).
Bahan materi pelajaran yang akan disampaiakan cocok untuk dipresentasikan; 4).
Guru ingin membangkitkan keingintahuan peserta didik tentang tofik tertentu; 5).
Guru ingin mendemonstrasikan suatu teknik atau prosedur kegiatan praktek; 6).
Peserta didik memiliki tingkat kesulitan yang sama sehingga guru pelu
untuk menggunakan strategi yang berpusat pada peserta didik, misalnya tidak ada
sebagai makhluk sosial (homo homoni socius) dalam arti cooperatif leaning adalah
13
pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pembelajaran yang menekankan
kerja sama antar peserta didik dalam kelompok kecil. 15 Sementara Rusman
dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok kecil secara kolaboratif,
dengan cara membetuk kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari peserta didik
materi pelajaran sebelum siswa belajar kelompok; 2). Belajar dalam kelompok
(organize students into learning teams), yakni memetakan peserta didik untuk
pembelajaran bisa dengan tes atau kuis baik secara individual maupun kelompok;
Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa (present goals and set); 2).
15
Huda, Miftahul,(2015) Cooperatif Learning: Metode, Teknik, Struktur, dan Model Penerapan,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar,,h. 32
16
Rusman, (2018), Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, h. 202
17
Hamadayama, Jumanta, (2016),Metodologi pengajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara, h. 148-149
14
secara verbal kepada pserta didik; 3). Mengorganisir peserta didik ke dalam
kelompok belajar (Organize students into learning teams); 4). Membantu kerja
kelompok dan belajar (Assist team work and study), yaitu membantu kelompok
yaitu menguji pengetahuan peserta didik mengenai berbagai materi pelejaran atau
kelompok.18
(Structure Nombered Heads); 8) Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray); 9)
Keliling Kelompok; 10) Kancing Gemerincing; 11) Keliling Kelas; 12) Lingkaran
18
Suprijono, Agus,(2015) Cooperative Learning Teori dan Apllikasi PAIKEM, Yogyakarta; Pustaka
pelajar.
19
Huda, Miftahul, (2015), Cooperatif Learning: Metode, Teknik, Struktur, dan Model Penerapan,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar,h. 135-153
15
Pembelajaran heuristik adalah cara belajar yang mengharuskan siswa
bahwa pembelajaran heuristik adalah siswalah yang mencari dan mengolah materi
mengolah bahan atau materi pelajaran dann guru sebagai fasilitator untuk
”discovery dan inkuiri”.22 Jadi guru dalam menggunakan strategi heuristik ini
telah ditetapkan oleh guru. Sedangkan pembelajaran inkuiri adalah siswa benar-
benar dilepas tanpa disertai dengan panduan yang telah dipersiapkan oleh guru.
20
Sri Anitah, dkk.,(2007), Strategi Pembelajaran (Jakarta: Universitas Terbuka, h. 150. 2
21
Yatim Riyanto, (2010), Paradigma Pembelajaran sebagai Referensi bagi Pendidik dalam
Implementasi yang Eefektif dan Berkualitas, Jakarta: Prenada, h. 137. 3 J.J.
22
Sri Anitah, dkk., (2007) Strategi Pembelajaran, Jakarta: Universitas Terbuka,h. 150. 2
16
intelligences) siswa; f). Menggunakan teknik-teknik bertanya (questioning) untuk
assessment)23
dan posisinya yaitu hanya sebagai fasilitator dan membimbing siswa dalam
C. KESIMPULAN
metode dan media pembelajaran, kemampuan peserta didik serta kemapuan guru.
23
Nurhadi dan Agus Gerrad Senduk,(2003) Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam
KBK Malang: Universitas Negeri Malang, h. 20-21
17
Dalam pemilihan strategi pembelajaran juga harus memperhatikan perkembangan
D. DAFTAR PUSTAKA
https://maglearning.id/2019/10/21/komponen-komponen-desain-pembelajaran/,
John Echol dan Syaddili, (2010) Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia.
CV Budi Utama.
18
Ruliah dkk, Pengambangan Desain Pembelajaran Sistem Basis Data, Jurnal
Intruksional, 2(2).
Sri Sumaryati, Rio Wahyudi, Sigit Santosa, (2013), Pengaruh Kesiapan Guru
19