PEMBAHASAN
DESAIN INSTRUKSIONAL
A. Konsep Instruksional
Beberapa definisi desain instruksional menurut para ahli adalah sebagai berikut :
Rothwel, Wiliam J., and Kazanas, H.C (2004). Mastering the Instruction Design
Process: A Systematic Approach. USA. Pfeiffer. (p3)
Ilmiah
Sistematis
Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar,
indicator, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar dan
system penilaian.
Memadai
Fleksibel
Menyeluruh
Komponen silabus mencakuo keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif,
psikomotor).
Isi perencanaan
1) berorientasi kelas,
2) berorientasi hasil,
3) berorientasi sistem, dan
4) berorientasi organisasi.
Menurut Dick & Carey (1985), “System is technical a set of interrelated parts, all of
which are working together toward a define goal.” Dalam KBBI (2002) dinyatakan,
“sistem adalah perangkat unsure yang secara teratur saling berkaitan sehingga
membentuk suatu totalitas.” Secara teknik, suatu sistem ialah seperangkat bagian
bagian yang saling berkaitan, bekerja bekerja sama menunjukan tercapainya suatu
tujuan. Bagian-bagian sistem saling bergantung untuk masukan dan keluarannya, dan
keseluruhan sistem menggunakan balikan untuk menentukan apakah tujuan yang
diinginkan telah tercapai (Munandir, 1987).
Adanya unsur (manusia, fasilitas, kegiatan) yang saling berhubungan antara satu
dengan yang lain;
Berfungsinya ke semua unsure itu dalam kesatuan yang terorganisasikan dalam
upaya menghasilkan tujuan tertentu;
Berfungsi komponen dalam organisasi itu sehingga membuahkan hasil yang
dapat diamati/dikendali.
Pendekatan sistem adalah suatu proses yang dalam pelaksanaan ada langkah-
langkah mengidetikasikan kebutuhan, memilih problem, mengidentifikasi syarat-
syarat pemecahan problem, memilih pemecahan dari beberapa alternative, mencari
dan menerapkan metode dan alat, mengevaluasi hasil, dan melaksanakan revisi yang
diperlukan terhadap seluruh bagian dari sistem tersebut sedemikian rupa sehingga
kebutuhan tersebut dapat tercapai (Winkel, 1982). Hasil penggunaan pandangan
sistem tentang pengajaran ialah bahwa semua komponen di dalam prose itu
mempunyai peranan yang penting. Komponen-komponen itu semuanya harus
berinteraksi secara efektif. Di dalam sistem tidak ada penekanan yang berlebihan pada
salah satu komponen. (Munandir, 1987).
Kegiatan pokok yang dilakukan dalam pengembangan desian pengajaran meliputi hal
sebagai berikut:
Menentukan hasil belajar dalam arti prestasi siswa yang bisa diamati dan diukur.
Mengindetifikasi karakteristik siswa yang akan belajar.
Berdasarkan nomor a dan b tersebut, memilih dan menyelenggarakan kegiatan
belajar dan mengajar bagi siswa.
Menentukan media untuk kegiatan tersebut.
Menentukan situasi dan kondisi dengan cara mengamati siswa yang telah
dianggap cukup.
Menentukan kriteria untuk menentukan seberapa prestasi siswa telah dianggap
cukup.
Memilih metode yang tepat untuk menilai kemampuan siswa untuk
mendemonstrasikan tingkah laku seperti tersebut pada angka a.
Menentukan metode untuk memonitor respon siswa sewaktu berada dalam proses
pengajar dan sewaktu dievaluasi.
Mengadakan perbaikan yang diperlukan dalam kegiatan belajar-mengajar bila
ternyata respon siswa tidak sesuai dengan hasil yang telah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA