Anda di halaman 1dari 33

PERENCANAAN

PENDIDIKAN

Pe ndi di kan T ekni k Mesi n-A utom ot if


Uni versi tas Ne geri Yo gya ka rt a
Dasar Penyusunan Perencanaan:

 Disusun berdasarkan kebutuhan jangkan


waktu tertentu.
 Perencanaan harus dapat dilaksakan dengan
mudah dan tepat sasaran.
 Perencanaan adalah menentukan apa yang
akan dilakukan
 Perencanaan mengandung rangkaian-
rangkaian keputusan yang luas dan
penjelasan dari tujuan, penentuan kebijakan,
penentuan program, penentuan metode dan
prosedur tertentu.
Definisi Perencanaan
 Terry (1993): perencanaan adalah menentapkan
pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok
untuk mencapai tujuan yang digariskan.

 Cunningham : Perencanaan itu adalah menyeleksi


dan menghubungkan pengetahuan, fakta-fakta,
imajinasi-imajinasi, dan asumsi-asumsi untuk masa
yang akan datang untuk memvisualisasi dan
memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan
yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas
yang dapat diterima yang akan digunakan dalam
penyelesaian.
Definisi Perencanaan (lanjutan)
 Banghart dan Trull (1977) : Perencanaan
adalah awal dari semua proses yang rasional
dan mengandung arti optimisme yang
didasarkan atas kepercayaan akan dapat
mengatasi berbagai macam permasalahan.
 Nana Sudjana (2000) : Perencanaan adalah
adalah proses yang sistematis dalam
pengambilan keputusan tentang tindakan
yang akan dilakukan pada waktu yang akan
datang.
Definisi Perencanaan (lanjutan)
 Perencanaan ialah hubungan antara apa
adanya sekarang (what is) dengan
seharusnya (what should be) yang bertalian
dengan kebutuhan, penentuan, prioritas,
program dan alokasi sumber.

 Perencanaan adalah suatu cara untuk


mengantisipasi dan menyeimbangkan
perubahan.
Pendekatan dalam Perencanaan
Pendidikan

 Social Demand (kebutuhan sosial)


 Manpower (ketenagakerjaan)
 Human invesment (investasi sumberdaya
manusia)
 Cost Effectiveness
Perencanaan Pendidikan
 Kegiatan yang memandang ke depan dalam
menentukan kebijakan, prioritas, biaya dan
sistem pendidikan yang diarahkan kepada
kenyataan ekonomi dan politis, untuk
pengembangan sistem itu sendiri dan untuk
kebutuhan negara serta murid-murid.
Tipe-tipe
Perencanaan
Berdasarkan Jangka Waktu
- Jangka panjang (10-25 tahun)
- Jangka menengah (5-9 tahun)
- Jangka pendek (empat tahun ke bawah)

Berdasarkan sifat sasarannya


 - Perencanaan kuantitatif
 - Perencanaan kualitatif
Berdasarkan lingkup tugasnya:
 Perencanaan Lokal (satuan unit kerja)
 Perencanaan regional (keterpadua wilayah)
 Perencanaan nasional (bersifat nasional)

Berdasarkan luas jangkauannya


 Perencanaan mikro
 Perencanaan makro
Berdasarkan kewenangan penyusunannya
 Perencanaan terpusat/sentralistik
 Perencanaan desentralistik

Berdasarkan objek yang direncanakan


 Perencanaan program rutin
 Perencanana program pengembangan

Berdasarkan prosedur/mekanisme kerja


 Top down planning
 Bottom up planning
TEORI PERENCANAAN
 Teori Radikal : menekankan pentingnya
kebebasan lembaga atau organisasi lokal
untuk melakukan perencanaan sendiri,
dengan maksud agar dapat dengan cepat
mengubah keadaan lembaga supaya tepat
dengan kebutuhan.
 Teori Advocacy: menekankan hal-hal yang
bersifat umum atau jamak. Dasar
perencanaan pada argumentasi yang
rasional, logis dan bernilai.
 Teori Transactive : menekankan harkat
individu , menjunjung tinggi kepentingan
pribadi.

 Teori Synoptic: objek yang direncanakan


dipandang sebagai satu kesatuan yang
bulat, dengan tujuannya yang satu yang
sering disebut misi
 Teori Incremental: berpegang pada
kemampuan lembaga dan performan para
personalianya. Teori ini berhati-hati sekali
terhadap ruang lingkup objek yang akan
ditanganinya.

 Teori SITARS: Gabungan atau kombinasi dari


teori synopsis, incremental, transactive,
advocasy dan radical ditambah S yang berarti
situasional
Dimensi-dimensi Perencanaan

 Signifikansi
 Feasibilitas
 Relevansi
 Kepastian
 Ketelitian
 Adaptabilitas
 Waktu
 Monitoring
 Isi Perencanaan
Isi Perencanaan
 Tujuan apa yang diinginkan
 Program dan layanan, bagaimana cara
mengorganisasi aktivitas belajar dan layanan-
layanan pendukung.
 SDM, mencakup cara-cara mengembangkan
prestasi, spesialisasi, perilaku, kompetensi,
kepuasan
 Keuangan , rencana pengeluaran dan rencana
penerimaan
 Bangunan fisik
 Struktur organisasi
 Konteks social
Perencanaan dalam Kontek
Pengajaran

 Proses penyusunan materi pelajaran,


penggunaan media pengajaran, penggunaan
pendekatan dan metode pembelajaran, dan
penilaian dalam alokasi waktu yang akan
dilaksanakan pada waktu tertentu untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan
Perangkat yang harus dipersiapkan
dalam perencanaan pembelajaran
 Memahami kurikulum
 Menguasai bahan ajar
 menyusun program pengajaran
 Melaksanakan program pengajaran
 Menilai Program pengajaran dan hasil
proses belajar mengajar yang telah
dilaksanakan.
Manfaat Perencanaan Pengajaran
 Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai
tujuan
 Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan
wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam
kegiatan
 Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsure ( guru-
murid)
 Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan
 Bahan penyusun data agar terjadi keseimbangan
kerja
 Menghemat waktu, tenaga , alat dan biaya.
Manfaat Perencanaan Pembelajaran dalam
Penerapan Prinsip Pembelajaran Berbasis
Kompetensi
 Menghindari duplikasi dalam materi
pembelajaran
 Mengupayakan konsistensi kompetensi yang
ingin dicapai dalam mengajarkan suatu
mata pelajaran
 Meningkatkan pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan
 Membantu mempermudah pelaksanaan
akreditasi
Manfaat (lanjutan..)
 Memperbaiki system evaluasi dan laporan
hasil belajar siswa
 Memperjelas komunikasi dengan siswa
tentang tugas, kegiatan dan pengalaman
belajar belajar yang harus dilakukan
 Meningkatkan akuntabilitas publik
 Memperbaiki system sertifikasi
Desain Pembelajaran Berbasis
Kompetensi
 Menitik beratkan pada pengembangan
kemampuan untuk melakukan (kompetensi)
tugas-tugas tertentu sesuai dengan standar
performance yang telah ditetapkan.
 Rumusan yang menunjukan bahwa
pendidikan mengacu pada upaya penyiapan
individu agar mampu melakukan perangkat
kompetensi yang diperlukan.
4 (Empat) Unsur Pokok Pembelajaran
Berbasis Kompetensi
1) Pemilihan pembelajaran yang sesuai
2) Spesifikasi indikator-indikator evaluasi
untuk menentukan keberhasilan pencapaian
kompetensi
3) Pengembangan system pengajaran
4) Penilaian
Langkah-langkah Pengembangan
Pembelajaran
 Langkah 1 : Spesifikasi asumsi-asumsi atau
preposisi-preposisi yang mendasar
(Contoh Teori Jhon Dewey)
 Siswa akan belajar dengan baik apabila mampu
mengkonstruksi sendiri pemahaman tentang apa
yang dipelajari
 Anak harus bebas agar bias berkembang dengan
wajar
 Penumbuhan minat melalui pengalaman langsung
untuk merangsang belajar.
 Guru sebagai pembimbing dan peneliti
 Harus ada kerjasama antara sekolah dan masyarakat
 Sekolah sebagai laboratorium untuk eksperimen
Langkah 2 : Mengidentifikasi
Kompetensi
Ada beberapa model yang bisa digunakan
 Pendekatan analisis tugas ( task analysis)
 Pendekatan dengan memusatkan perhatian
pada kebutuhan siswa (the needs of school
learners )
 Pendekatan berdasarkan asumsi kebutuhan
masyarakat
Langkah 3 : Menggambarkan secara
spesifik kompetensi-kompetensi
 Kompetensi dirumuskan secara eksplisit dan
dapat diamati
 Pertmbangkan target populasi dalam
pelaksanaannya
 Hambatan-hambatan program
 Waktu pelaksanaan
 Parameter sumber
Langkah 4 : Menentukan tingkat-
tingkat kriteria dan jenis assessment
 Menentukan jenis penilaian yang digunakan
 ]Menyediakan alternative berbagai penilaian
(karena kompetensi bersifat kompeks yang
diwarnai oleh kemampuan guru, siswa,
lingkungan dsb)
Langkah 5: Pengelompokan dan
penyusunan program
Landasannya
 Struktur isi yang dimuat dari pengerian yang
sederhana sampai pada prinsip yang
kompleks
 Lokasi dan fasilitas yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan
Langkah 6 : Desain strategi
pembelajaran
 Program instruksional yang disusun bertalian
dengan kompetensi yang dirumuskan .
Contoh Pembelajaran Modul.
Langkah 7: Mengorganisasikan system
pengelolaan
-> Perlu dipikirkan karena melayani bermacam-
macam kebutuhan siswa yang sifatnya
individual
Langkah 8: Melaksanakan percobaan
program
->Tujuannya : mengetes efektifitas strategi
instruksional
Langkah 9: Menilai desain
pembelajaran
 validasi dalam hubungannya dengan
peranan pendidik yang diproyeksikan.
 Tingkat-tingkat criteria dan bentuk
assesment
 Sistem instruksional dalam hubungannya
dengan hasil belajar.
 Pelaksanaan organisasi dan pengelolaan
dalam hubungannya dengan hasil tujuan.
Langkah 10: Memperbaiki program
 Terbuka untuk perbaikan berdasarkan
umpan balik dan pengalaman-pengalaman

Anda mungkin juga menyukai