Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kawasan Desain Teknologi Pembelajaran


Kawasan desain adalah perancangan yang memuat berbagai macam teori, prinsip dan
prosedur dalam melakukan perancangan suatu program atau kegiatan pembelajaran yang
dilakuan secara sistemastis dan sistemis. Adapun maksud lain dari desain disini ialah proses
untuk menentukan suatu kondisi belajar dengan tujuan untuk menciptakan suatu strategi dan
produk.1
Definisi dari kawasan desain pembelajaran sudah sangat sesuai dengan definisi desain
sekarang yang menitikberatkan kepada penentuan yang spesifikasi. Berbeda dengan pemahaman
yang sebelumnya, definisi ini lebih mengacu kepada kondisi belajar, bukannya kepada
kompenen kompenen dalam suatu sistem pembelajaran2
Jadi dapat pemakalah simpulkan bahwa kawasan desain pembelajaran adalah suatu
proses perencanaan yang di dalamnya memuat berbagai macam teori, prinsip, dan prosedur
dalam melakukan perencanaan suatu program kegiatan pembelajaran dengan tujuan untuk
menciptakan suatu strategi dan produk agar menciptakan proses pembelajaran lebih menarik.
Desain kawasan juga tidak hanya mengacu kepada ranah kompenen kompenen dalam sistem
pembelajaran, tapi kawasan desain mengacu kepada ranah menyeluruh yaitu kondisi belajar.

B. Macam Macam Kawasan Desain Teknologi Pembelajaran


Kawasan desain memiliki 4 cakupan utama teori dan praktik antara lain:

1. Desain Sistem Pembelajaran.


Desain sistem pembelajaran adalah prosedur yang terorganisasi yang Terdiri dari
langkah-langkah penganalisaan, perancangan, Pengembangan, pengaplikasian, dan penilaian
pembelajaran. Desain memiliki pengertian tingkat makro maupun mikro, karena mengarah pada

1
Ana Widyastuti,dkk, Pengantar Teknologi Pendidikan, Hlm 16
2
Barbara B. Seels dan Rita C. Richey, Teknologi Pembelajaran, hlm 32-33
pendekatan sistem maupun langkah-langkah dalam sistem. Setiap langkah dalam proses
mempunyai landasan teori dan praktik sendiri seperti halnya pada setiap proses desain sistem
pembelajaran.3
Dari definisi di atas, ada lima komponen yang di maksud di sini, yaitu:

1. penganalisaan, merupakan proses perumusan yang akan dipelajari


2. perancangan, merupakan proses penjabaran bagaimana cara mempelajarinya
3. Pengembangan, merupakan proses penulisan dan pembuatan atau produksi bahan-bahan
belajar;
4. pelaksanaan atau aplikasi, yaitu proses pemanfaata bahan dan strategi
5. penilaian, yaitu proses penentuan ketepatan pembelajaran.4

Secara umum sistem desain pembelajaran dapat dikatakan bahwa perancangan


sistem pembelajaran merupakan prosedur yang linier dan interaktif yang menuntut ketelitian dan
kestabilan. Ciri dari proses ini adalah setiap langkah harus diselesaikan agar berguna sebagai alat
kontrol bersama. Dalam sistem pembelajaran, proses sama pentingnya dengan produk, karena
kepercayaan terhadap produk didasarkan pada proses.5 Pembelajaran yang berkualitas dapat
tercapai jika proses pembelajaran direncanakan dan dirancang secara cermat dan menyeluruh,
langkah demi langkah dan proses demi proses.

Desain sistem pembelajaran juga ada hubungannya dengan pembelajaran, dan ini
adalah cara sistematis untuk mengidentifikasi, mengembangkan, dan mengevaluasi seperangkat
bahan pembelajaran dan strategi untuk mencapai tujuan tertentu. Caranya adalah produksi dan
penggunaan media pembelajaran, penilaian pembelajaran, dan manajemen pembelajaran dalam
pengembangan pembelajaran, yang merupakan salah satu teknologi perangkat lunak canggih
untuk membangun sistem pembelajaran berkualitas tinggi.6

2. Desain Pesan
Desain pesan adalah sebuah perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari
pesan. Dengan demikian, desain pesan merupakan sebuah proses untuk bisa menghadirkan
sebuah pesan dalam bentuk fisiknya sehingga bisa dipahami dan dimengerti oleh penerima pesan
3
Barbara B. Seels dan Rita C. Richey, Teknologi Pembelajaran, hlm. 31
4
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran, hlm 22-23.
5
Barbara B. Seels dan Rita C. Richey. Teknologi Pembelajaran, hlm. 32-33
6
Atwi Suparman, Desain Trsraksional. (Jakcarta: PAU Universitas Terbuka, 2004), hlm. 31
dengan baik dan mudah. Dalam desain pesan ini, hal yang harus diperhatikan adalahr prinsip
perhatian, persepsi, dan daya tangkap agar terjadi komunikasi yang baik dan mudah antara
pengirim dan penerima pesan. Karena itulah, Fleming dan Levie, seperti yang dikutip oleh
Barbara B. Seels dan Rita C. Richey, membatasi pesan pada popola-pola. Isyaratbol yang dapat
memodifikasi perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik.
Dari pemahaman ini, desain pesan pada dasarnya adalah bagaimana cara
menyampaikan pesan pembelajaran sesuai dengan konsep teknologi pembelajaran oleh
penyampai pesan kepada penerima pesan dengan menggunakan bahan, alat, teknik, dan dalam
lingkungan tertentu.7 Fujuannya adalah untuk mencapai solusi terbaik dalam
memecahkanmasalah dengan memanfaatkan sejumlah informasi yang tersedia. Dengan
demikian, suatu desain muncul karena kebutuhan manusia untuk memecahkan suatu persoalan.
Melalui suatu desain, orang biasa melakukan langkah langkah yang sistematis untuk
memecahkan suatu persoalan yang dihadapi. Dengan demikian, suatu desain pada dasarnya
adalah suatu proses yang bersifat lineal yang diawali dengan penentuan kebutuhan, kemudian
mengembangkan rencana untuk merespon kebutuhan tersebut, selanjutnya rancangan tersebut
diujicobakan dan akhinya dilakukan proses evaluasi untuk menentukan hasil tentang efektivitas
rancangan (desain) yang disusun agar bisa mencapai ujuan tersebut, diperlukan beberapa prinsip
desain pesan pembelajaran. Prinsip tersebut adalah sebagai

Berikut:

1. kesiapan dan motivasi (readiness and motivation).


2. Penggunaan alat pemusat perhatian (attention directing devices)
3. Partisipasi aktif siswa (student’s active participation)
4. Perulangan (repotition)
5. Umpan balik (feedback)8

7
Abdul Gafur, Desain Irstrwksrional: Suatsr Langkah Sistemmatis Pemynastunan
Pola Dasar Kegiatan Belajar dan Mengajar, (Surakarta: Tiga Serangksi, 1986) hlm 5
8
Abdul Gafur, “Penerapan Konsep dan Prinsip Pembelajaran Kontekstual dan
Desain Pesan dalarn Pengembangan Pembelajaran dan Bahan Ajar”, dalam Dewi Salma
Prawiradilaga dan Eveline Siregar (ed.), Mozaik Teknologi Pendidikan, cet. Ke-4 (Jakarta:
Kencana Prenada Media, 2012) him 18-20
Dari kelima prinsip desain pesan pembelajaran di atas, di harapkan bisa menjadi
titik utama tercapainya tujuan pembelajaran yang di inginkan oleh guru maupun siswa.

3. Desain Strategi Pembelajaran


Desain strategi pembelajaran merupakan spesifikasi untuk memilih dan
mengurutkan peristiwa pembelajaran atau kegiatan pembelajaran dalam suatu pembelajaran.
Penelitian tentang strategi pembelajaran memberikan kontribusi terhadap pengetahuan tentang
komponen-komponen pembelajaran. Seorang desainer menggunakan teori atau komponen
strategi pembelajaran sebagai prinsip pembelajaran..9 Strategi pembelajaran berkaitan dengan
pendekatan pembelajaran dalam mengelola kegiatan pembelajaran untuk menyampaikan materi
atau isi pelajaran secara sistematis sehingga siswa dapat menguasai keterampilan yang
diharapkan secara efektif dan efisien.10 Dengan demikian, strategi pembelajaran ini selalu
berinteraksi dengan situasi belajar. Situasi-situasi belajar ini sering dinyatakan dalam model-
model pembelajaran. Model pembelajaran maupun strateg pembelajaran yang diperlukan untuk
mengaplikasikannya secara berbeda-beda tergantung pada situasi belajar, sifat materi, dan jenis
belajar yang diinginkan. Sedangkan teori tentang strategi pembelajaran meliputi situasi belajar,
seperti belajar induktif, serta komponen dari proses belajar/mengajar, seperti motivasi dan
elaborasi.11
Strategi pembelajaran itu sendiri merupakan kegiatan pembelajaran yang harus
dilakukan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Dalam hal ini Dick dan Carey (1985) yang dikutip oleh Robinson Situmorang mendefinisikan
strategi pembelajaran sebagai seperangkat bahan dan prosedur pembelajaran yang digunakan
secara bersama-sama untuk membangkitkan hasil belajar pada siswa. Gerlach dan Ely (1978)
menyebutnya sebagai pendekatan guru dalam penggunaan informasi, mulai dari pemilihan
sumber belajar hingga penentuan peran siswa dalam pembelajaran. Dari beberapa pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu pendekatan untuk
mengatur komponen-komponen pembelajaran yang diperlukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran (hasil belajar).12

9
Barbara B. Seels dan Rita C. Richey, Teknologi Pembelajaran, hlm. 34.
10
M.Atwi Supaman, Desain Instruksionai, hlm. 206.
11
Barbara B. Seels dan Rita C. Richey, Teknologi Pembelajarn, hlm. 34.
12
Dewi Salma Prawiradilaga dan Eveline Siregar (ed.), Mozaik Teknologi Pendidikan, cet. Ke-4 (Jakarta:
KencanaPrenada Media, 2012) hlm. 66-67.
Karena itulah, strategi pembelajaran juga mengacu pada metode-metode yang
digunakan oleh anak didik. Ini salah satunya meliputi teknik memperbaiki memori agar bisa
lebih baik dalam belajar atau memperkirakan strategi-strategi dalam menghadapi soal. Selain itu,
strategi pembelajaran juga mencakup perubahan pada desain pengajaran. Misalnya, kegunaan
pertanyaan sebelumnya, selama atau setelah pengajaran yang telah ditunjukkan untuk
meningkatkan tingkat pemahaman pembelajaran. Metode-metode yang berusaha meningkatkan
tingkat pemahaman pembelajaran yang terjadi disebut dengan matemagenik.13

Oleh karena itu, strategi pembelajaran dapat juga disebut sebagai cara yang
sistematis untuk mengkomunikasikan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu. Bertolak dari pengertian strategi pembelajaran di atas, maka rancangan
strategi pembelajaran dalam praktik dapat dilihat dari pendekatan behavioris/kognitivis. Saat
mendesain dari perspektif behavioris/kognitivis, desainer menganalisis situasi dan menetapkan
tujuan. Tugas individu adalah untuk mengetahuinya dan tujuan pembelajaran dikembangkan.
Evaluasi terdiri dari menentukan apakah kriteria objektif telah terpenuhi atau tidak. Dalam
pendekatan ini, perancang memutuskan apa yang penting untuk diketahui oleh pembelajar dan
mencoba mentransfer pengetahuan tersebut kepada pembelajar. Paket pembelajarannya adalah
sistem yang cukup tertutup, meskipun mungkin ada percabangan dan perbaikan, pembelajar
masih dibatasi oleh dunia “desain”.14

Karena itu, dalam aplikasinya, ada empat aspek yang harus diperhatikan dalam
desain strategi pembelajaran, yaitu:

1) Urutan kegiatan pembelajaran, yaitu urutan kegiatan guru dalam menyampaikan


materi atau isi pelajaran kepada peserta didik;
2) Metode pembelajaran, yaitu cara guru mengorganisasikan materi pelajaran dan
peserta didik agar terjadi proses belajar secara efektif dan efisien;
3) Media pembelajaran, yaftu peralatan dan bahan pembelajaran yang digunakan
guru dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran;

13
Mark K Smith, dkk, Teori Pembelajarun dan Pengajaram: MengukurKesuksesan Anda dalam Prases Belajar dan
Mengujar Bersama Psikolog Pendidikan Dunia, Penerj. Abdul Qodir Shaleh, Cet. Ke-3 (Yogyakarta: Mirza Modia
Pustaka, 2010).Hlm. 2
14
Atwi Suparman, Desain Instrnuksional, hlm. 207.
4) waktu yang digunakan guru dan peserta didik dalam menyelesaikan setiap
langkah dalam kegiatan pembelajaran.

5. Desain Karakteristik Pembelajar

Karakteristik peserta didik merupakan aspek-aspek yang melatarbelakangi


pengalaman peserta didik yang mempengaruhi keefektifan proses pembelajaran. Penelitian
tentang karakteristik pembelajar seringkali tumpang tindih dengan penelitian tentang strategi
pembelajaran. Padahal, dalam karakteristik siswa ini, yang dilakukan bertujuan untuk
menjelaskan berbagai aspek pelatihan siswa yang harus diperhitungkan dalam desain. Penelitian
tentang motivasi adalah contoh dari tumpang tindih tersebut. Ruang lingkup strategi
pembelajaran menggunakan penelitian motivasi untuk menentukan desain komponen
pembelajaran. Cakupan karakteristik pembelajar menggunakan penelitian tentang motivasi untuk
mengidentifikasi variabel-variabel yang perlu diperhatikan dan menentukan bagaimana variabel
tersebut harus dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, karakteristik peserta didik
mempengaruhi komponen pembelajaran yang dipelajari dalam lingkup strategi pembelajaran. Ini
berinteraksi tidak hanya dengan strategi, tetapi juga dengan situasi atau konteks dan konten.15

Analisis karakteristik siswa merupakan titik awal penerapan strategi


pembelajaran. Jika tidak, maka teori dan prinsip belajar yang dikembangkan sama sekali tidak
berguna untuk pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena itu, karakteristik peserta didik sebagai
salah satu variabel yang paling berpengaruh dalam pengembangan strategi pembelajaran. Namun
demikian, karakteristik peserta didik tentunya dapat dilihat dari segi sosio-psikofisiknya. Secara
psikologis yang perlu diperhatikan berkaitan dengan kemampuan, baik potensi maupun aktual,
dan kepribadian, seperti sikap, emosi, motivasi, dan aspek kepribadian lainnya. Tentunya
pendekatan psikologis ini berkaitan dengan karakter peserta didik, yang dapat berupa usia, jenis
kelamin, tingkat pendidikan, tingkat pengalaman, pengalaman yang relevan, persepsi, kebutuhan
yang dirasakan, dan berbagai kemungkinan lainnya dengan peserta didik.16

BAB III

15
Barbara B. Secls dan Rita C. Richey, Tečnologi Pembelajaran, hlm. 35.
16
Bambeng Warsita, Teknologi Pembeljaran, hlm. 26
KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
Gafur, A. (1986). Desain Instruksional: Suatu Langkah Sistematis. Surakarta: Tiga Serangkai.

Gafur, A. (2012). “Penerapan Konsep dan Prinsip Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Mark K. Smith, d. (2010). Teori Pembelajaran dan Pengajaran: Mengukur Kesuksesan Anda Dalam
Prorses Belajar dan Mengajar Bersama Psikolog Pendidikan Dunia. Yogyakarta: Mirza Media
Pustaka.

Richey, B. B. (1994). Teknologi Pembelajaran Definisi dan Kawasannya, Jakarta: Ikatan profesi teknologi
pendidikan indonesia (LPTPI) Dan lembaga teknologi kinerja (LPTK) universitas negri jakarta.

Suparman, A. (2004). Desain Instruksional. Jakarta: PAU Universitas.

Warsita, B. (2008). Teknologi Pembelajaran: Landasan dan. jakarta: Teknologi Pembelajaran: Landasan
dan.

.
DAFTAR ISI

Anda mungkin juga menyukai