Anda di halaman 1dari 9

desain intruksional merupakan suatu proses yang tersistem untuk memecahkan sutu masalah dalam

pembelajaran melali perencanaan bahan-bahan ajar beserta kegiatan yang harus dilakukan,
perencanaan sumber-sumber pembelajaran yang digunakan serta perencanaan evaluasi.

1. Judul : Desain Intruksional (Kajian Terhadap Komponen Utama Strategi Instruksional dan
Penyusunannya) oleh Fitri Amaliyah Batubara, S.Pd.I., M.Pd Tehnologi intruksional
mempunyai karakteristik yaitu :
a. menerapkan pendekatan sistem
b. meggunakan sumber belajar seluas mungkin
c. bertujuan meningkatkan kualitas belajar manusia, berorientasi kepada kegiatan
kegiatan instruksional individual.
d. Komponen utama Strategi Instuksional harus memperhatikan urutan kegiatan
intruksioanal (pendahuluan, penyajian dan penutup), garis besar isi, metode
Instruksional, media dan alat intruksional, dan waktu.
 

2. 1. Judul Buku (3) : PENERAPAN TEORI BELAJAR DAN DESAIN INSTRUKSIONAL DALAM PROGRAM
MOBILE LEARNING oleh M. Miftah, M.Pd pada Jurnal Teknologi Pendidikan 2. Temuan Penting :
Sistem instruksional didesain den-gan tujuan utama untuk meningkat-kan efektivitas pembelajaran.
Secara operasional, sistem instruksional memerlukan teori-teori belajar yang sebagai dasar pijakan
aplikasi dan kemungkinan pengembangan sistem. Teori Belajar sebagai paradigma Mobile Learning
berada pada kawasan desain, yaitu kawasan pertama di antara lima kawasan teknologi
pembelajaran. Lebih khusus, implementasi teori belajar ini berada pada sub kawasan desain sistem
pembelajaran. Desain sistem pembelajaran mencakup; penganalisaan, perancangan,
pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian

1) Judul Buku/Jurnal : DESAIN INSTRUKSIONAL (Kajian Terhadap Komponen Utama Strategi


Instruksional dan Penyusunannya) Fitri Amaliyah Batubara, S.Pd.I., M.Pd Temuan atau catatan
penting: Desain instruksional membantu para pendidik dan pendesain instruksional menciptakan
atau merancang pembelajaran yang sesuai dengan tujuan instruksional, efektif dan efisien.
Sehingga dalam prosesnya akan tercipta proses komunikasi dan pembelajaran yang aktif dan
interaktif di antara pendidik dan peserta didik. Ciri utama desain pembelajaran adalah adanya
dugaan bahwa prinsip-prinsip dan prosedur-prosedurnya didasarkan pada hasil penelitian.

Judul Buku? jurnal : DESAIN INSTRUKSIONAL oleh Fitri Amaliyah Batu Bara, S.Pd.I, M.Pd. Temuan
atau catatan Penting : Desain instruksional menjadi blue print dalam proses pengajaran yang
mengarahkan proses penyusunan strategi instruksional tersebut. Komponen-komponen dalam
strategi instruksional yang ditetapkan berdasarkan teori-teori psikologi (aliran humanisme,
behaviorisme, kognitivisme, konstruktivisme, dan cybernetisme) dan berbagai prinsip instruksional
meliputi urutan kegiatan instruksional, garis besar isi instruksional dan sistem peluncuran yang
terdiri dari metode instruksional, media dan alat instruksional, serta alokasi waktu. Komponen-
komponen tersebut terintegrasi dan berfungsi bersama dalam bentuk strategi pembelajaran untuk
mencapai tujuan instruksional.

Judul Buku/Jurnal : ORIENTASI BARUDESAINPEMBELAJARAN Oleh Dr. Meryanti, M.Pd Catatan atau
Temuan : Pengembangan desain instruksional merupakan sesuatu yang relatif baru dalam system
pendidikan kitaterutama pada system pendidikan tinggi Ada banyak sekali pengertian mengenai
desaininstruksional atau desain pembelajaran demikian juga model yang dikembangkan berkaitan
dengan desain instruksional ini. Setiap ahli atau pakar mengajukan pendapat danpengertian
masing-masing dengan berbagai dasar pemikiran. Dick and Carey melihat desain
pembelajaransebagai sebuah sistem yang mencakup seluruh proses yangdilaksanakan pada proses
pembelajaran mulai dari analisis, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi proses
pembelajaran.
Judul Buku/Jurnal 1, :

Judul 1 : DESAIN INSTRUKSIONAL (Kajian Terhadap Komponen Utama Strategi Instruksional dan
Penyusunannya) Fitri Amaliyah Batubara, S.Pd.I., M.Pd

2.Temuan atau catatan penting: Desain instruksional membantu para pendidik dan pendesain
instruksional merancang pembelajaran sesuai dengan tujuan instruksional, efesian dan efektif.
Sehingga tercipta proses komunikasi dan pembelajaran yang aktif dan interaktif di antara pendidik
dan peserta didik. Ciri utama yaitu adanya dugaan bahwa prinsip dan prosedurnya didasarkan pada
hasil penelitian. Desain instruksional menjadi blue print dalam proses pengajaran yang
mengarahkan proses penyusunan strategi instruksional tersebut. Komponen-komponen dalam
strategi instruksional yang ditetapkan berdasarkan teori-teori psikologi (aliran humanisme,
behaviorisme, kognitivisme, konstruktivisme, dan cybernetisme) dan berbagai prinsip instruksional
meliputi urutan kegiatan instruksional, garis besar isi instruksional dan sistem peluncuran yang
terdiri dari metode instruksional, media dan alat instruksional, serta alokasi waktu. Komponen-
komponen tersebut terintegrasi dan berfungsi bersama dalam bentuk strategi pembelajaran untuk
mencapai tujuan instruksional.

Judul Buku/Jurnal 2: ORIENTASI BARU DESAIN PEMBELAJARAN Oleh Dr. Meryanti,


M.Pd
Temuan atau catatan penting : Desain pembelajaran perlu memadukan kebutuhanpeserta
didik dengan kompetensi yang harus dia kuasai nanti setelah selesai belajar. Tujuan
Pembelajran Desaindan rancangan pembelajaran adalah untuk mencapai tujuanpembelajaran
yang telah ditetapkan, tujuan dari pembelajaran adalah untuk memenuhi atau mencapai
kompetensi tertentu. Rumusan tujuan pembelajarandikembangkan berdasarkan kompetensi
yang harus dimiliki oleh peserta didik jika ia selesai belajarPengembangan desain
instruksional adalah sesuatu yang relatif baru dalam system pendidikan kitater utama pada
system pendidikan tinggi Ada banyak sekali pengertian mengenai desaininstruksional atau
desain pembelajaran demikian juga model yang dikembangkan berkaitan dengan desain
instruksional ini. Setiap ahli atau pakar mengajukan pendapat danpengertian masing-
masing dengan berbagai dasar pemikiran. Dick and Carey melihat desain
pembelajaransebagai sebuah sistem yang mencakup seluruh proses yangdilaksanakan pada
proses pembelajaran mulai dari analisis, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi
proses pembelajaran.
1. Judul Buku (3) : PENERAPAN TEORI BELAJAR DAN DESAIN
INSTRUKSIONAL DALAM PROGRAM MOBILE LEARNING oleh M. Miftah,
M.Pd pada Jurnal Teknologi Pendidikan
2. Temuan Penting : Sistem instruksional didesain dengan tujuan utama untuk
meningkatkan efektivitas pembelajaran. Secara operasional, sistem instruksional
memerlukan teori-teori belajar yang sebagai dasar pijakan aplikasi dan kemungkinan
pengembangan sistem. Begitu juga dengan sistem instruksional media Mobile Learning
sebagai media penyampaian, harus disadari bahwa Mobile Learning bukanlah faktor
tunggal yang menentukan kualitas pembelajaran. Penelitian terkini mengatakan bahwa
lingkungan pembelajaran yang bermedia teknologi dapat meningkatkan nilai para pelajar,
sikap mereka terhadap belajar, dan evaluasi dari pengalaman belajar mereka. Teknologi
juga dapat membantu untuk meningkatkan interaksi antar pengajar dan pelajar, dan
membuat proses belajar yang berpusat pada pelajar (student oriented).
Project based learning bermakna sebagai pembelajaran berbasis proyek. Project based learning
adalah sebuah metode pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui
kegiatan-kegiatan yang kompleks. Problem Based Learning diartikan sebagai Pembelajaran Berbasis
Masalah yaitu jenis model pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam suatu kegiatan untuk
menghasilkan suatu produk. Discovery learning adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki
secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap,
dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku. Digital storytelling merupakan salah
satu bentuk komunikasi termediasi yang menggunakan seperangkat teknologi informasi dan
komunikasi dengan tujuan untuk melakukan pertukaran informasi, yang dikemas ke dalam
beberapa topik dengan gaya penyajian yang menarik.

Problem based learning (PBL) adalah model pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik
untuk selalu berpikir kritis dan selalu terampil dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Dan
Project Based Learning adalah metode pembelajaran berbasis proyek Discovery learning adalah
proses pembelajaran berbasis penemuan. Peserta didik diminta untuk menyelidiki dan menemukan
sesuatu dalam belajar. Dan guru berperan sebagai pengawas dan memantau peserta didik. Alur
kerja peserta didik bergantung pada seberapa kompleks permasalahan yang diberikan. Sama halnya
seperti project based learning, tingkat keberhasilan metode ini bergantung pada keaktifan peserta
didiknya. Semakin aktif peserta didik memanfaatkan keterampilan berpikirnya, semakin besar
peluang masalah untuk diselesaikan. Karena peserta didik langsung mempelajari bagaimana
caranya menghadapi berbagai kesenjangan harapan yang akan selalu mereka temui dalam hidup.

Problem based learning (PBL) adalah model pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik
untuk selalu berpikir kritis dan selalu terampil dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Dan
Project Based Learning adalah metode pembelajaran berbasis proyek Discovery learning adalah
proses pembelajaran berbasis penemuan. Problem Based Learning diartikan sebagai Pembelajaran
Berbasis Masalah yaitu jenis model pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam suatu
kegiatan untuk menghasilkan suatu produk. Discovery learning adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari
dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri
pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku. . Dan guru
berperan sebagai pengawas dan memantau peserta didik. Alur kerja peserta didik bergantung pada
seberapa kompleks permasalahan yang diberikan. Sama halnya seperti project based learning,
tingkat keberhasilan metode ini bergantung pada keaktifan peserta didiknya. Semakin aktif peserta
didik memanfaatkan keterampilan berpikirnya, semakin besar peluang masalah untuk diselesaikan.
Karena peserta didik langsung mempelajari bagaimana caranya menghadapi berbagai kesenjangan
harapan yang akan selalu mereka temui dalam hidup.
Project-Based Learning (PjBL) merupakan salah satu solusi yang menjadi pilihan utama
pendidik karena merupakan salah satu metode pembelajaran yang menerapkan koneksi
antara pengetahuan dan keterampilan. Hal ini memberikan kesempatan peserta didik
untuk mengembangkan keterampilan dan mengembangkan pengetahuan mereka melalui
pemecahan masalah maupun investigasi.

Dalam pembelajaran berbasis projek, peserta didik mempraktikkan pengambilan


keputusan pada permasalahan konkret untuk mencari solusi dengan mengembangkan
keterampilan peserta didik untuk berpikir kritis dengan mengaplikasikan pengetahuan
yang mereka miliki untuk membuat dan menciptakan projek yang bertujuan mengatasi
permasalahan tersebut. Oleh karena itu, penggunaan model pembelajaran berbasis projek
dalam pembelajaran memungkinkan peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses
belajar mengajar di kelas karena model pembelajarannya yang lebih berpusat pada peserta
didik daripada guru.

Project Based Learning bertujuan untuk menemukan pemecahan masalah, disamping itu juga agar
peserta didik mempelajari konsep cara pemecahan masalah dan mengembangkan kemampuan
berpikir kritis.

Project-Based Learning (PjBL) merupakan salah satu solusi yang menjadi pilihan utama
pendidik karena merupakan salah satu metode pembelajaran yang menerapkan koneksi
antara pengetahuan dan keterampilan. Hal ini memberikan kesempatan peserta didik untuk
mengembangkan keterampilan dan mengembangkan pengetahuan mereka melalui
pemecahan masalah maupun investigasi.

Model pembelajaran Project-Based Learning (PjBL) memiliki karakteristik yaitu :

1.  Learning is student centered, yaitu proses pembelajaran lebih menitik beratkan


kepada siswa sebagai pembelajar.
2. Autenthic problems from the organizing focus for learning,
masalah yang disajikan kepada siswa adalah masalah yang autentik sehingga siswa
dengan mudah mampu memahami masalah tersebut serta dapat menerapkannya dalam
kehidupan profesionalnya.
3. New information is acquired through self-directed learning. Dalam proses pemecahan
masalah mungkin saja siswa belum mengetahui dan memahami semua pengetahuan
prasayaratnya sehingga siswa berusaha untuk mencari sendiri melalui sumbernya,
baik dari buku atau informasi lainnya
4. Learning occurs in small group, agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran
dalam usaha mengembangkan pengetahuan secara kolaboratif, PBM dilaksanakan
dalam kelompok kecil. Kelompok yang dibuat menuntut pembagian tugas yang jelas
dan penerapan tujuan yang jelas.
5. eachers act as facilitators Pada pelaksanaan PBM, guru hanya berperan sebagai
fasilitator. Meskipun begitu guru harus selalu memantau perkembangan aktivitas
siswa dan mendorong mereka agar mencapai target yang hendak dicapai.
langkah agar pelaksanaan pembelajaran berbasis projek berhasil yaitu :

1. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question)

Pembelajaran diawali dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan terarah yang


dapat memandu penugasan peserta didik untuk melakukan suatu kegiatan.

2. Mendesain Perencanaan Projek (Design a Plan for the Project) Perencanaan


dilakukan secara kolaboratif antara guru dan peserta didik. Hal tersebut bertujuan
agar peserta didik merasa memiliki atas projek tersebut. Perencanaan berisi tentang
kegiatan yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, aturan
main, serta menentukan alat dan bahan yang dapat digunakan untuk penyelesaian
projek.
3. Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
Guru dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal kegiatan dan
menentukan batas akhir pengumpulan projek. 
4. Memonitor peserta didik dan Kemajuan Projek (Monitor the Students and the
Progress of the Project)
Guru bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan terhadap penyelesaian
projek yang dilakukan oleh peserta didik. Pengawasan dilakukan dengan cara
mendampingi peserta didik pada setiap proses penyelesaian projek. 
5. Menguji Hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar
suatu kegiatan.
6. Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada bagian akhir proses pembelajaran, guru dan peserta didik dapat melakukan
refleksi terhadap kegiatan dan hasil projek yang sudah dijalankan. Proses refleksi
dapat dilakukan secara individu atau secara kelompok. 

1 Judul Buku : Konsep Pembelajaran Project Based Learning oleh Dr. Dwi Sulisworo (2020).
Temuan penting : dalam pembelajaran berbasis projek, adanya kelompok yang akan
melaksanakan aktivitas merupakan kunci yang penting. Dengan demikian dalam
pelaksanaan suatu aktivitas projek perlu dibangun tim atau kelompok terlebih dahulu.
Didalam tim meraka mengatur budaya, proses, sistem, dan hubungan mereka sendiri,
sehingga menjadi tim yang efektif.
2 Judul Buku : Bahan ajar Ipa berbasis Model pembelajaran Project Based Learning (PJBL) versi
daring oleh Dr. Rian Vebrianto, M.Ed., dkk (2021) 2. Temuan atau catatan penting : Buku ini
ditulis berdasarkan keinginan para penulis yang mengamati perilaku peserta didik di
sekolah pada masa pandemi ini. Para peserta didik menjadi terbebani dengan tugas yang
diberikan oleh guru.
3  Judul buku : Penerapan Model Project Based Learning dan Kooperatif Untuk Membangun
Empat Pilar Pembelajaran Siswa SMP Catatan penting : penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hasil belajar, dari hasil penelitian membuktikan bahwa PjBL lebih tinggi dari
model pembelajaran kooperatif dalam membangun empat pilar pembelajaran 

1. Bagaimana Penerapan Model Project Based Learning?


Project based learning adalah sebuah metode pembelajaran yang inovatif, yang menekankan
belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. Problem Based Learning
diartikan sebagai Pembelajaran Berbasis Masalah yaitu jenis model pembelajaran yang
melibatkan peserta didik dalam suatu kegiatan untuk menghasilkan suatu produk. Problem
based learning (PBL) adalah model pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik
untuk selalu berpikir kritis dan selalu terampil dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

2. Apa manfaat dari Project Based Learning bagi siswa? Untuk keaktifan peserta didik untuk
selalu berpikir kritis dan selalu terampil dalam menyelesaikan suatu permasalahan dan
dapat membuat peserta didik berkolaborasi dan komunikatif.

3. Pada bagian akhir proses pembelajaran, guru dan siswa dapat melakukan refleksi terhadap
kegiatan dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dapat dilakukan secara
individu atau secara kelompok. Apa yang seharusnya siswa lakukan pada tahap refleksi?
4. mengetahui masalah dan kendala yang dihadapi dalam belajar terutama pada waktu
mengikuti proses pembelajaran serta mengetahui kondisi yang dialami dalam proses
pembelajaran yang berlangsung.

5. Berikan sebuah contoh materi pembelajaran serta aplikasi atau teknologi yang dapat
disesuaikan dengan Desain Project based learning! Contoh yaitu materi sifat larutan
elektrolit dan non elektrolit. Dimana dalam pembelajaran yang dilakukan mengaitkan
permasalahan kondisi banjir yang menyebabkan seseorang meninggal dunia yang
ditampilkan dalam media pembelajaran power point dengan gambar. Dimana dibentuk
kelompok untuk menyelesai masalah tersebut dengan modul dan praktikum larutan
elektrolit dan non elektrolit dan siswa diberikan kesempatan untuk mengkomunikasikan
hasil temuan atau penyelesai masalah tersebut dengan mengunakan berbagai sumber seperti
buku, jurnal dll

Karakteristik Problem-Based Learning


Problem-based learning (PBL) dibentuk oleh empat elemen, yaitu:
1. Menganalisa masalah
Pada penerapan PBL problem bisa didapatkan melalui dua cara yaitu guru menyediakan
masalah tersebut dan atau peserta didik mendapatkan masalah tersebut dari observasi
yang dilakukan.

2. Belajar mandiri

3. Proses Brainstorming

4. Pengujian solusi

Proses problem-based learning terdiri dari beberapa langkah yaitu :

1. Peserta didik difasilitasi untuk mendapatkan masalah.


2. Peserta didik mengidentifikasi masalah berdasarkan pengetahuan yang mereka
miliki.
3. Pada PBL, peserta didik dituntut bertanggung jawab atas pembelajarannya dan
belajar secara mandiri.
4. Kerjasama merupakan faktor penting pada penerapan PBL. Pada proses
pembelajaran PBL peserta didik dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil.
5. Setelah berdiskusi, peserta didik mempresentasikan hasil pemikiran dari
kelompoknya kepada guru dan teman-teman yang lain, Guru sebagai fasilitator
memberikan review atau feedback terhadap pekerjaan peserta didik. 
3.judul:MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
PEMECAHAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR. Temuan : model pembelajaran berbasis proyek dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, afektif, dan hasil belajar kognitif siswa.

Anda mungkin juga menyukai