Sebagaimana seorang anak dapat belajar percaya kepada Tuhan Yesus, dia juga dapat belajar
berdoa. Berdoa sebenarnya tidak sulit untuk dilakukan seorang anak yang berumur di atas sampai
belasaan tahun. Belum ada rasa malu, kalau suasana di ruang kelas Sekolah Minggu penuh kasih
mesra.
Tetapi mengapa guru Sekolah Minggu sering mengeluh bahwa pada saat mereka akan memimpin
anak-anak berdoa muncul gangguan di kelas?
Mungkin diantaranya ada juga anak yang belum kenal takut akan Tuhan dan oleh sebab itu
menggunakan saat berdoa sebagai kesempatan untuk menggoda dan mengganggu teman
sekelasnya. Mungkin ada anak yang dalam belenggu untuk melawan Tuhan; setiap kali anak ini
dibawa kehadirat Tuhan untuk berdoa mereka menjadi gelisah dan mengganggu anak lain. Oleh
sebab itu guru harus mengajar pelajaran pada unit ini dengan dukungan dan sadar bahwa gangguan-
gangguan yang terjadi, merupakan indikasi bahwa beberapa anak perlu dibebaskan untuk dapat
berdoa.
Dalam pelajaran 19-21 anak-anak kelas tengah akan diajar beberapa kenyataan dasar-dasar tentang
doa:
- Bagaimana berdoa dengan sikap yang benar terhadap Allah yang melihat hati kita.
- Bagaimana berdoa dengan tekun walaupun doa tidak segera dijawab.
- Bagaimana tetap mengucap syukur pada Allah atas segala sesuatu dalam doa.
Dalam pelajaran 19 anak-anak sebagai kelompok menyiapkan doa yang sederhana untuk
kesempatan yang berlainan.
Dalam pelajaran 20 guru dan anak-anak menyiapkan daftar pokok doa untuk didoakan beberapa hari
Minggu berturut-turut. Melalui hal ini, anak-anak diajar untuk bertekun dalam doa. Bila satu pokok
doa dijawab, mereka bisa bersyukur bersama-sama dan pokok doa tersebut bila dihapus dari daftar.
Dalam pelajaran 21 anak-anak membuat pohon yang dihiasi kertas warna-warni dimana mereka
menulis hal-hal yang mereka syukuri pada Tuhan.
Dalam pelajaran 22 guru memimpin persekutuan doa bersama anak-anak, duduk pada tikar di lantai,
karena anak-anak pada usia ini belajar dengan lebih baik dari pelajaran lisan yang diikuti oleh
kenyataan hidup yang sebenarnya.
Pelajaran minggu ke 18 (Kelas Tengah)
Beberapa kali sebelumnya, Tuhan Yesus berbicara kepada mereka tentang penderitaan, kematian
dan kebangkitanNya, tetapi mereka belum mengerti. Sekarang Tuhan Yesus yang bangkit sedang
duduk di antara mereka dan mengajar mereka, dan mereka mengerti dan percaya. Dan lima puluh
hari kemudian, setelah mereka diperlengkapi dengan Roh Kudus, mereka membawa kabar baik akan
pertobatan dan pengampunan kepada kelompok dan bangsa-bangsa lain.
Sekarang, selama dua ribu tahun, setiap pengikut Yesus Kristus merasa hatinya berkobar, dengan
membaca kesaksian murid-murid Tuhan Yesus seperti yang ditulis dalam keempat kitab Injil, yang
diilhami oleh Roh Kudus. Dengan hati yang berkobar-kobar mereka juga pergi memberitakan Injil ke
negara-negara lain. Ludwig Ingwer Nomensen adalah salah seorang diantaranya. Sekitar tahun 1800
ia pergi ke pulau Sumatera, sekarang menjadi bagian dari negara Indonesia, untuk mengabarkan Injil
pada orang Batak di daerah Tapanuli. Ceritanya akan disampaikan pada akhir pelajaran ini.
Memahami Tujuan
- Tahu bahwa kabar tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus diberitakan kepada
semua suku bangsa
- Merasa terbeban untuk orang-orang yang belum mendengar tentang Tuhan Yesus
- Tertantang untuk mempersiapkan dirinya sendiri untuk membawa kabar baik pada orang
lain.
Bahan yang dibutuhkan: pola tapak kaki, papan flanel, kertas tebal untuk potongan ayat hafalan,
flanel tempel.
Gunting sebuah kartu dan 6 buah tapak kaki dan lapisi bagian belakangnya dengan potongan flanel.
Tulis kata-kata ayat hafalan pada tapak kaki seperti yang terlihat pada skets.
Semua anak berdiri. Guru membacakan pertanyaan satu per satu. Anak yang lebih dahulu
menjawab, boleh duduk dan tidak diperbolehkan menjawab lagi, kecuali tidak ada lagi yang dapat
menjawab. Dengan cara ini sebanyak mungkin anak diberi kesempatan untuk terlibat aktif.
1. Siapa yang memberi tempat kuburannya untuk mayat Yesus ? (Yusuf dari Arimatea)
2. Siapa yang minta pada Pilatus, supaya kuburan Tuhan Yesus dijaga oleh pengawal? (Para
imam dan orang Farisi)
3. Dua hal apa yang membuat pengawal-pengawal takut pada pagi Paskah?(Gempa bumi dan
kehadiran malaikat)
4. Apa yang pertama dilakukan malaikat?(menggulingkan batu penutup kubur dan duduk di
atasnya)
5. Siapa yang datang ke kubur Tuhan Yesus pagi-pagi sekali pada pagi Paskah? (Maria Maglena
dan Maria yang lain)
6. Apa yang akan mereka lakukan? (Mengurapi tubuh Tuhan Yesus dengan rempah-rempah)
7. Apa yang mereka cemaskan?(Bagaimana cara menggulingkan batu penutup kubur)
8. Apa yang mereka lihat saat mereka tiba di kubur ?(Batu sudah terguling)
9. Apa yang dikatakan malaikat kepada dua wanita itu? (Jangan takut,Ia tidak disini, Ia sudah
bangkit)
10. Siapa yang menemui mereka ketika mereka pulang? (Tuhan Yesus yang bangkit)
11. Pada hari keberapa Tuhan Yesus dibangkitkan? (Hari yang ketiga)
12. Siapa yang berjalan ke Emaus pada sore hari itu? (Kleopas dan temannya)
13. Apa yang ditanyakan Tuhan Yesus selama mereka berjalan bersama? (Apa yang sedang
kalian bicarakan)
14. Apa yang dilakukan Tuhan Yesus selama mereka berjalan bersama? (Ia mengajar mereka)
15. Waktu sampai di Emaus, apa yang dilakukan murid-murid itu? (Mengundang Yesus untuk
tinggal)
16. Kapan mereka mengenal Tuhan Yesus?(Saat Ia mengucap berkat untuk roti)
17. Ke kota mana murid-murid kembali pada malam itu? (Yerusalem)
18. Mengapa dua murid itu tidak sedih, meskipun Tuhan Yesus sudah meninggalkan mereka?
(Mereka tahu bahwa Yesus hidup)
19. Apa yang mereka lakukan di Yerusalem?( Memberitahu murid-murid apa yang telah terjadi)
Cerita Alkitab
“Kami juga telah bertemu dengan Tuhan Yesus, “Jawab Kleopas dan temannya. “Apa? Kamu
sungguh-sungguh melihat Dia?”
“Ya, kami melihat Dia. Bukan hanya melihat Dia, tapi kami bercakap-cakap dengan Dia waktu
berjalan ke Emaus. Mula-mula kami tidak mengenaliNya. Tetapi waktu kami duduk dan hendak
makan di rumah kami, Tuhan Yesus mengambil roti dan memecahkan dan mengucap berkat lalu
membagikan roti itu kepada kami. Barulah kami tahu bahwa sesungguhnya Dia adalah Tuhan Yesus
sendiri. Tetapi sebelum kami dapat bertanya sesuatu tiba-tiba Ia lenyap dari antara kami.
Saat murid-murid mendengarkan cerita Kleopas mereka semua menjadi makin bersemangat. Semua
dengan gembira mempercakapkan kebangkitan Tuhan Yesus. Benar apa yang dikatakan para wanita
pada pagi harinya Tuhan Yesus hidup!
Bagaimana Tuhan Yesus datang seperti itu tanpa mengetuk dan melalui pintu, seperti yang dilakukan
Kleopas? Apakah Ia memang sungguh-sungguh Tuhan Yesus atau hantu? Tuhan Yesus tahu pikiran
murid-muridNya. Ia berkata dengan riang. “Mengapa kamu terkejut? Aku bukan hantu. Aku adalah
Yesus yang sudah bangkit. Lihatlah tangan dan kakiKu. Lalu Ia menunjukkan tangan dan kakiNya.
Murid-murid melihat luka dimana prajurit pernah memaku-Nya pada salib. Sekarang murid-murid
yakin. Kemudian Tuhan Yesus bertanya. “Adakah padamu makanan disini? Dengan segera murid-
murid menyediakan ikan goreng dan Tuhan Yesus memakannya di depan mereka. Mereka semua
duduk bersama-sama. Sekali lagi, Tuhan Yesus menjelaskan mengapa Ia harus mati. Yaitu untuk
mengampuni dosa mereka. Tetapi bukan dosa mereka saja. Doa semua orang di seluruh dunia
diampuni. Semua orang di dunia yang mendengar tentang kematian dan kebangkitanNya dan
percaya padaNya, dosa-dosanya bisa diampuni.
Murid-murid tinggal sendirian. Tetapi mereka tidak sedih dan tidak ragu-ragu lagi. Mereka berkata
dengan sukacita satu sama lain, “Tuhan Yesus sudah datang kepada kita. Ia memberi tugas baru
kepada kita. Betapa besar dan ajaib Tuhan kita!”
Penerapan / Respon
Ayat hafalan
Guru meletakkan kartu dan keenam tapak kaki pada papan flanel dan anak-anak membaca ayat
Alkitab bersama-sama. Mereka akan mengetahui perintah yang Tuhan Yesus berikan pada
muridNya. Sementara mereka mulai menghafalkannya guru mengambil tapak kaki satu demi satu
dari papan flanel, sampai semua lepas. Saat itu anak-anak sudah dapat mengucapkan ayat hafalan
tanpa melihat kata-kata.
Hari ini kita akan mendengar, bagaimana Injil sampai ke Tapanuli di Sumatera Utara, salah satu pulau
di Indonesia. Seorang hamba Tuhan yang bernama Ludwig Ingwer Nommensen membawanya ke
sana.
Ludwig Nommensen berasal dari negri Jerman, dari sebuah pulau yang bernama Noordsland. Ia lahir
di tengah-tengah keluarga yang miskin, tetapi orang tuanya taat dan setia kepada Tuhan. Mereka
mengajar Ludwig puteranya untuk berdoa dan menghafal firman Tuhan. Ayah Ludwig sering sakit-
sakitan, sehingga tidak dapat bekerja teratur untuk mencukupi keluarganya. Ada tiga anak
perempuan dalam keluargany. Ludwig satu-satunya laki-laki. Ia bekerja untuk keluarganya dengan
menggembalakan angsa milik tetangga puas akan pekerjaannya. Dengan uang itulah Ludwig dapat
membantu untuk membeli obat bagi ayahnya dan juga makanan untuk keluarganya.
Di sekolah, Ludwig juga terkenal sebagai seorang anak yang baik hati dan pandai. Semua teman dan
guru senang kepadanya. Waktu Ludwig berusia sekitar 13 tahun, ia mengalami kecelakaan. Sebuah
kereta kuda menabraknya dan melindas kedua kakinya hingga patah. Akibatnya ia tidak dapat
bersekolah, bermain ataupun bekerja menjaga angsa. Ia terpaksa harus tinggal di tempat tidurnya
cukup lama. Teman-temannya datang membawa pelajaran-pelajaran di sekolah dan menolong agar
ia tidak ketinggalan dengan membuat pekerjaan rumah. Ia juga selalu menaruh perhatian terhadap
cerita-cerita temannya tentang pelajaran di sekolah minggu.
Ludwig paling menyukai cerita misi. Ia membaca tentang penginjil-penginjil yang memberitakan
firman Tuhan ke negeri yang jauh dari negeri mereka dan kepada orang-orang yang masih
menyembah berhala.
Dokter yang merawat Nommensen selalu memeriksa keadaan kakinya. Ternyata di bagian dalam
sudah terkena infeksi. “Kakinya harus dipotong, “kata dokter pada kedua orang tuanya. “Jika tidak,
infeksi akan meluas dan Ludwig mungkin akan meninggal.” Semua menjadi sangat sedih. Tetapi
Ludwig percaya bahwa Tuhan Yesus masih bisa menolongnya. Dia masih ingat akan satu firman
Tuhan yang pernah di ajar oleh guru Sekolah minggu dari Yohanes 16:23. ”Sesungguhnya segala
sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikanNya kepadamu dalam namaKu.”
“Ibu! Betulkah perkataan Tuhan Yesus itu masih berlaku sampai saat ini ?” ia bertanya kepada
ibunya. “Ya anakku! “ jawab ibunya, “janjiNya benar bahkan sampai saat ini.”
“Kalau begitu” kata Ludwig lagi, “Saya mau meminta Tuhan Yesus untuk menyembuhkan kaki saya.
Saya bersedia menjadi penginjil untuk memberitakan tentang Yesus. Sekalipun saya harus pergi ke
tempat yang jauh.
Ludwig Nommensen terus berdoa untuk kesembuhan kedua kakinya. Dan Tuhan sungguh menjawab
doanya. Enam minggu kemudian secara ajaib kakinya sembuh. Bahkan ia mampu untuk berdiri dan
berjalan lagi. Semua memuji-muji Tuhan atas mujizat besar yang dilakukkanNya. Saat ia menjadi
dewasa, Nommensen ingat akan janjinya kepada Tuhan. Ia tetap menolong orang-orang disekitarnya
dengan senang hati, tapi pada saat yang sama, dengan diam-diam ia juga mempersiapkan dirinya
untuk menjadi seorang penginjil. Setiap hari tak henti-hentinya ia berdoa untuk hal itu.
Pada suatu hari ia sempat mendengar dua orang temannya sedang bercerita tentang
pengalamannya bagaimana Tuhan mengampuni mereka sehingga mereka menjadi anak-anak Allah.
Nommensen tertarik sekali. Sehingga akhirnya iapun datang kepada Tuhan mengakui dosa-dosanya,
serta menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat pribadinya. Sesudah itu ia yakin bahwa iapun telah
menjadi anak Allah. Ia bersekolah di sebuah sekolah Alkitab dan belajar dengan tekun. Setelah lulus,
ia bekerja sebagai seorang pendeta beberapa waktu lamanya di desanya. Kemudian Tuhan
membuka jalan sehingga Nommensen dapat pergi ke Tapanuli, di Sumatera Utara, dimana orang
belum mendengar tentang Tuhan Yesus. Mereka masih menyembah berhala.
Waktu tiba saatnya untuk berangkat, Nommensen menumpang kapal laut dari Belanda. Ia harus
berlayar selama empat setengah bulan untuk sampai di Sumatera. Sesampainya di darat ia langsung
berdoa dan mengucap syukur kepada Tuhan. Ia juga mohon agar Tuhan memberi keberanian
padanya untuk memberitakan Injil di Tapanuli, pada suku Batak.
Tuhan telah menyembuhkan kaki Nommensen dengan sempurna. Ia bisa berjalan masuk keluar
hutan, naik turun bukit dan lembah dan juga melewati sungai-sungai. Kemanapun ia pergi, ia
memberikan tentang satu-satunya Allah yang benar dan cara menyembah Dia dan untuk tidak
menyembah berhala. Pada mulanya banyak orang Batak tidak mau meninggalkan berhalanya.
Nommensen seringkali diancam. Bahkan ada orang-orang yang bermaksud untuk membunuhnya.
Tetapi ia tidak takut karena ia tahu bahwa Tuhan pasti akan menjaganya dari setiap mara bahaya.
Nommensen bukan saja memberitakan Injil tapi juga sering menolong orang sakit dengan memberi
mereka obat-obatan. Ia juga mengajar mereka yang tidak pernah bersekolah bagaimana menulis dan
membaca. Banyak anak-anak yang datang kepadanya untuk belajar. Nommensen mulai membangun
sebuah sekolah yang sederhana untuk anak-anak.
Lama kelamaan orang-orang mulai percaya kepada Tuhan. Mereka bertobat dari dosa-dosanya dan
percaya pada Tuhan Yesus. Semakin banyak gedung gereja dan sekolah didirikan. Bahkan ada orang-
orang yang ingin menjadi penginjil seperti Nommensen. Mereka memberitakan firman Tuhan
kepada saudara-saudara sesukunya. Nommensen lama hidup di Tapanuli. Ia tidak pernah kembali ke
Jerman. Ia meninggal dunia pada usia 82 tahun pada tanggal 23 mei 1918 dan dikuburkan di sana.
Tetapi Injil Kristus tetap hidup di Tapanuli. Banyak orang Batak yang menjadi orang kristen dan
beberapa diantaranya telah pergi untuk memberitakan Injil ke negara lain. Ini semua terjadi karena
Ludwig Nommensen bersedia datang ke Tapanuli untuk mengabarkan pada orang Batak kabar baik
tentang keselamatan dan pengampunan melalui Tuhan Yesus.
Bagaimana dengan kalian, anak-anak? Adakah yang mau menaati perintah Tuhan untuk pergi
memberitakan Injil kepada mereka? Maukah anak-anak mulai berdoa dan menyiapkan diri dengan
sungguh-sungguh, seperti yang dilakukan Ludwig Nommensen? (Biarkan anak-anak mengulangi ayat
hafalan.)
Doa penutup
Dalam doa penutup, anak-anak bersama dengan gurunya mendoakan penginjil-penginjil yang
memberitakan kabar baik ketempat-tempat lain pada masa kini. Kalau anak-anak mengenal seorang
penginjil, ia dapat di doakan dengan menyebut namanya.
Pelajaran minggu ke 18 (Kelas Besar)
Dalam perumpamaan tentang lalang di antara gandum, perbuatan Allah dan perbuatan iblis
dibandingkan dengan kegiatan seorang petani menabur benihnya. Petani itu menabur benih yang
baik, kemudian pada malam hari seseorang yang berniat buruk menabur benih yang jelek di antara
benih yang baik. Ketika benih-benih muda itu baru saja bertunas, sangat sulit untuk membedakan
antara gandum dan lalang. Perbedaan akan kelihatan ketika batang-batang itu mulai mengeluarkan
bulir-bulir. Mereka dapat dikenal melalui buahnya. Lalang dan gandum harus dipisahkan! Tapi
menurut pesan dari perumpamaan ini, hal itu akan dilakukan pada waktu yang ditentukan Allah.
Allah itu sabar dan adil; Dia menginjinkan proses pematangan. Dia tidak mengadili sebelum
waktunya, demikian juga Dia tidak menginjinkan anak-anakNya menghakimi sebelum waktunya.
Lalang dan gandum tidak dapat mengubah keadaanya, tetapi manusia dapat. Orang jahat masih
dapat ber- tobat dan diselamatkan, biarpun pada saat-saat terakhir. Tapi pada akhir jaman akan ada
hari pemisahan terakhir.
Memahami Tujuan
- Mengerti bahwa Allah itu sabar dan tidak menghakimi dengan terburu-buru
- Ingin termasuk di antara anak-anak Kerajaan Allah
- Tidak menghakimi dengan terburu-buru
Bahan yang dibutuhkan; papan tulis, jika memungkinkan: Seikat padi, dan beberapa lalang, selembar
kertas dan pensil untuk setiap anak.
Pembukaan
Pembukaan
Guru memperlihatkan tumbuhan yang terdapat dalam pot bunga dan membiarkan anak-anak
melihat perbedaannya. Kebanyakan dari mereka pasti dapat membedakan mana butir padi yang baik
dan mana yang lalang. Perbedaan itu dapat terlihat lebih jelas pada gambar di papan tulis.
Tanyakan pada anak-anak, apakah mereka pernah melihat ladang atau taman yang bersih tanpa
lalang? Pasti tidak pernah. Dimana ada tanaman yang baik, disitu juga terdapat lalang. Petani dan
tukang kebun tidak senang, jika ada lalang di antara tanaman mereka. Mereka akan berusaha
membersihkannya, mencabutnya kemudian membakar lalang itu.
Cerita Alkitab
Pada suatu hari pagi-pagi benar ia pergi ke ladangnya dengan membawa sekantong benih yang baik.
Ia ingin ladangnya membawa hasil yang baik, gandum yang murni.
Petani itu bekerja dengan hati yang penuh sukacita. Dia mengambil benih dari kantong yang
digantungkan di lehernya dan menaburkannya di ladang. Lalu pulanglah ia dengan hati yang puas
dan gembira. Suatu pekerjaan yang penting sudah selesai. Pada malam itu ia tidur dengan nyenyak.
Setelah satu atau dua minggu, benih-benih itu mulai bertunas. Mereka nampak hijau muda dan
segar. Pekerja-pekerja amat senang melihat bahwa ada hasil dari segala jerih payah mereka.
Kemudian batang bertumbuh kuat, sampai bulir-bulir mulai nampak.
Baru pada suatu hari, salah seorang pekerja mendekat dan memperhatikan bulir-bulir dengan teliti.
Apa yang dia perhatikan? Tanaman apa yang tumbuh di dekat batang-batang gandum? Tingginya
sama, bentuk daunnya hampir sama, tetapi bulir-bulir sangat berbeda. Pekerja yang lain mulai
memeriksa tanaman di ladang dengan teliti. Mereka sangat terkejut. Banyak sekali lalang di antara
gandum yang baik. “Kita harus memberitahu tuan kita dan minta supaya lalang itu dicabut!” kata
para pekerja.
Penerapan / Respon
Siapkah orang yang menabur benih yang baik? (Tuhan Yesus sendiri.)
Apakah ladang itu? (Dunia)
Benih yang baik melambangkan apa?(Anak-anak Kerajaan Allah, yaitu milik Tuhan Yesus.)
Benih yang buruk melambangkan apa? (Anak-anak iblis, yang bukan milik Tuhan Yesus)
Siapa musuh yang menaburkan benih yang buruk? (Iblis)
Penuaian melambangkan apa? (Akhir jaman, penghakiman terakhir.)
Siapakah para penuai yang akan memisahkan yang baik dan buruk? (Para malaikat.)
Sama seperti petani itu sabar dan mau menunggu sampai musim panen untuk memisahkan gandum
dari lalang, begitu pula Allah sangat sabar dan tidak menghakimi dengan terburu-buru. Gandum dan
lalang tidak dapat mengubah sifat mereka, tapi manusia dapat berubah. Ada banyak orang yang
sudah menjadi milik Tuhan Yesus. Tapi masih banyak orang yang masih mengikuti bisikan jahat iblis.
Mereka melakukan hal-hal yang jahat dan menyebabkan orang lain berdosa.
Jika ada anak seperti itu dalam kelas ini, apakah saya sebagai guru diijinkan untuk
mengeluarkan dia dari Sekolah Minggu?
Kenapa tidak boleh? (Karena selalu ada harapan bahwa anak itu akan berubah dengan
pertolongan Allah.)
Jika kalian memiliki tetangga seperti itu,apa yang akan kalian lakukan? (Tidak mengikuti
kenakalan mereka, tapi jika memungkinkan mencoba untuk mengajak mereka bermain
permainan yang baik. Tidak mengatakan hal-hal jelek tentang mereka dan tidak menguncilkan
mereka. Berdoalah untuk mereka supaya Allah mau menolong mereka untuk berubah. Allah
tidak ingin kita menghakimi dengan tergesa-gesa.)
Tapi yang jahat tidak akan tercampur selamanya di antara yang baik. Suatu hari akan ada pemisahan.
Dengarkan apa yang dikatakan Tuhan Yesus; (Baca dengan perlahan Matius 13 : 40-43.)
Berdoa bersama
Saya yakin kita semua ingin termasuk di antara anak-anak kerajaan Allah. Ada sebuah doa anak-anak
di Jerman yang sudah tua sekali, yang menggunakan perbandingan dalam perumpamaan tadi. Doa
itu meminta kepada Tuhan supaya kita tidak termasuk dalam lalang pada penuaian terakhir, tapi
menjadi batang padi yang sehat. Anak-anak sudah mengucapkan doa ini berabad-abad. Doa itu
dalam bahasa Indonesia berbunyi demikian:
“Tuhan, kalau panen Mu sudah datang, Janganlah saya menjadi lalang yang tidak berguna.
Jadikanlah saya gandum yang baik dan berguna. Untuk hidup bersama Engkau di Sorga.”
Kita juga dapat memanjatkan doa ini sekarang. (Guru dan anak-anak mengucapkan doa bersama.)
Evaluasi guru
Apa yang paling disukai anak-anak dari pelajaran yang anda ajarkan?
Dapatkah anda membangkitkan minat mereka?
Dapatkah mereka beralih dari perumpamaan tentang menabur dan menuai ke kehidupan mereka
sendiri dan hidup dalam dunia mereka sekarang ini?
Dapatkah anda mencapai tujuan: Tidak menghakimi terburu-buru, seperti Allah itu sabar dan tidak
menghakimi dengan terburu-buru?
Melihat ke depan
Pelajaran untuk minggu depan akan berbicara tentang pengampunan. Ada syarat penting yang
membuat anda dapat mengajarkannya dengan penuh keyakinan. Maafkanlah semua teman atau
musuh anda yang Allah ingatkan pada hari-hari ke depan. Maafkan mereka dengan sungguh-
sungguh. Anak-anak sekolah minggu akan merasakan sukacita dalam hati guru mereka yang sudah
mempraktekkan apa yang di ajarkan. Anda sudah mengampuni dan kasih Bapa, Anak dan Roh Kudus
mengalir di dalam anda karena ada pengampunan yang tulus. Sehingga anak-anak pun akan belajar
untuk mengampuni.
Berterima kasih atas berkat Tuhan
Ikthtisar pelajaran 18-22
Berterima kasih! Sikap ini perlu ditanamkan di dalam hati anak-anak sedini mungkin! Mengapa ?
karena dengan berterima kasih, seorang anak akan belajar menghargai apa saja yang diterima dan
dimilikinya. Sikap ini sangat mempengaruhi seseorang dalam hubungannya dengan Tuhan dan
sesama. Kurangnya rasa terima kasih akan menciptakan jarak antara kita dan sang Pencipta. Kita
hanya perlu memikirkan apa yang Paulus tulis dalam Roma 1:21. “Sebab sekalipun mereka mengenal
Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepadaNya. Sebaliknya
pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap.”
Melalui lima pelajaran dalam unit ini, anak-anak akan menemukan bahwa Allah adalah sumber
segala berkat. Anak-anak akan diajarkan bagaimana berterima kasih kepada Allah karena telah
memberikan kita siang dan malam, mengirimkan hujan pada saat yang tepat, memberikan makanan
setiap hari, memberi kita pakaian dan sepatu, menciptakan diri kita; untuk pemberian hidup itu
sendiri, dan juga untuk pemeliharaan Nya. Baik sekali bagi anak-anak untuk belajar mengucap syukur
sedini mungkin, sehingga hidup mereka akan menyenangkan hati Tuhan dan mereka menjadi berkat
bagi orang lain.
Alat peraga
Lihat ini dilengkapi dengan alat sebagai berikut:
Aktivitas
Dalam lima pelajaran di unit ini, anak-anak akan mengerjakan aktivitas-aktivitas berikut :
Menggambar binatang, Menyelesaikan gambar dinding, Memakan buah, Memakaikan baju pada
boneka.
Pelajaran minggu ke 18 (Kelas Kecil)
Malam hari membawa ketenangan sesudah kesibukan sepanjang hari dan tidur yang nyenyak supaya
dapat memulihkan kekuatan untuk hari kerja berikutnya, dan begitu terus menerus sepanjan hidup
kita. Tidak hanya manusia yang mengikuti irama ini, tapi semua ciptaan Allah. Kebanyakan hewan
kembali ke “rumahnya” pada malam hari dan bunga-bunga menutup dauan bunganya. Kita dapat
melihat reaksi atas siang dan malam ketika kita mengamati alam dengan baik.
Allah sudah menciptakan siang dan malam untuk mengatur hidup kita selama di dunia ini. Karena itu
marilah kita belajar bersama anak-anak untuk menghargai siang dan malam sebagai pemberian dari
Allah dan berterima kasih untuk itu. Kita harus menggunakannya dengan sebaik-baiknya demi
kesehatan tubuh kita, dan untuk mengerjakan pekerjaan yang dipercayakan kepada kita.
Memahami Tujuan
- Mengerti bahwa Tuhan menciptakan siang dan malam, matahari, dan bulan dan mereka
adalah milikNya.
- Menyadari bahwa Tuhan menjaga mereka baik siang dan malam hari maupun di malam hari
- Berterima kasih kepada Allah atas siang dan malam
Pembukaan
Apakah kalian suka keluar pada malam hari? Terutama pada musim panas?
Apakah ayah dan ibumu suka mengajak kalian berjalan-jalan?
Apakah kalian diijinkan bermain di luar sesudah makan malam?
Apa yang membuat malam berbeda dengan siang?
Apa yang kalian sukai dari malam hari?
Ketika kalian melihat ke langit, apa yang kalian lihat?
Bulan berubah, dia berubah menjadi semakin bulat sampai menjadi bulan purnama. Lalu menjadi
semakin tipis, sampai kita tidak bisa melihatnya lagi. (Gambar berbagai bentuk bulan di papan tulis
sambil bercerita.) Jika ada bulan purnama, langit sangat indah. Kita senang ketika malam diterangi
oleh bulan purnama. Jika bulan sangat tipis atau tertutup awan, malam menjadi sangat gelap, karena
bintang saja tidak dapat memberi sinar yang terang. (Hapus bulan dan gambar beberapa bintang
kecil.) Jika sangat gelap, apakah kalian takut dan tidak mau pergi keluar? Tapi kalian tidak perlu takut
Allah ada bersama kalian untuk melindungi dan menjaga kalian sepanjang siang dan malam. Allah
membuat siang dan malam Dia yang empunya siang hari, dan dia juga yang empunya malam hari.
Cerita Alkitab
Sebelum Tuhan menciptakan manusia, Ia ingin menciptakan suatu tempat agar manusia bisa tinggal
di sana. Itu sebabnya Tuhan menjadikan bumi, dikelilingi dengan langit yang di sebut cakrawala.
Pada awalnya, bumi ditutupi kegelapan. Allah berkata,”Jadilah terang!” maka terang itupun jadi.
Terang yang dijadikan Tuhan itu indah sekali, kegelapan yang menutupi bumi hilang karena terang
itu.
Tetapi Tuhan tahu bahwa manusia akan menjadi lelah sekali dan perlu istirahat. Mereka akan bisa
beristirahat dengan baik jika langit menjadi gelap lagi. Karena itu Tuhan memisahkan terang dengan
baik adanya, siang dan malam bergantian.
Untuk siang hari, Tuhan menciptakan sumber terang yang besar di langit. Apakah itu? Ya matahari!
(Minta seorang anak menggambar matahari di papan tulis.) Matahari sangat besar dan dapat
memberikan cahaya terang, yang hangat dan kadang sangat panas.
Allah juga menciptakan sinar yang bercahaya pada malam hari. Apakah itu? Ya, bulan! (Minta
seorang anak menggambar bulan di papan tulis.) Setiap pagi, matahari terbit disebelah timur dan
bergerak sampai ke barat, memberi cahaya dan panas bagi bumi. Lalu matahari terbenam di barat.
Dia menghilang di belakang gunung yang tinggi atau tenggelam ke laut. Kita semua senang pada
siang hari. Burung dan binatang juga, karena mereka dapat berjalan-jalan dan berterbangan di siang
hari, untuk mencari makanan bagi mereka dan anak-anaknya. Tumbuh-tumbuhan juga menunggu
matahari. Sinar matahari yang hangat, membuat daun dan bunganya mekar dan segar. Selain itu,
sinar matahari juga menolong buah-buahan bertumbuh menjadi besar, matang dan manis.
Ketika matahari tenggelam, malam hari dimulai. Bunga-bunga menutup daunnya. Daun-daun di
pohon senang karena ada angin malam yang sejak setelah hari yang panas. Binatang-binatang,
burung-burung semuanya kembali ke sarangnya atau lubangnya untuk beristirahat.
Demikian juga manusia, kembali ke rumahnya untuk makan malam dan pergi tidur. Pada malam
hari, matahari tidak bersinar lagi. Bulan muncul dan bersinar dengan lembut, sehingga kita tetap
dapat melihat.
Ada juga binatang dan burung yang tidak tidur pada waktu malam. Mereka beristirahat siang hari
dan bekerja pada malam hari. Kodok di kolam mulai berbunyi dan jangkrik di semak bernyanyi.
Burung hantu yang tidak dapat melihat pada siang hari yang terang, dapat melihat pada malam hari.
Dia meninggalkan sarangnya dan terbang untuk menangkap tikus untuk makanannya. Burung hantu
mempunyai suara tinggi dan membuat bunyi gema, “kukuk, kukuk, kukuk.”
Kadang kita merasa takut pada malam hari, karena suara binatang-binatang malam itu. Tetapi kita
tahu siapa yang membuat bunyi-bunyian itu, kita tidak perlu takut.
Dalam Alkitab kita membaca bahwa siang dan malam adalah milik Tuhan. Allah telah menciptakan
mereka supaya kita dapat bekerja dan bermain sepanjang siang dan beristirahat di malam hari.
Allah berjanji bahwa Ia akan menjaga dan melindungi kita dari segala sesuatu yang membahayakan
kita atau membuat kita takut. Ia akan menjaga kita sepanjang siang dan malam. Karena itu mari kita
berterima kasih kepada Tuhan yang telah menjadikan siang maupun malam. Kita juga berterima
kasih kepada Tuhan yang menjaga dan melindungi kita sepanjang siang dan malam hari.
Penerapan / Respon
Beristirahat
Lebih dahulu biarlah anak-anak berdiri dan bergerak, seolah-olah mereka melemparkan bola atau
naik sepeda. Kemudian mereka duduk kembali, seolah-olah lelah dan bersiap untuk istirahat. Setelah
mereka duduk, guru membaca Mazmur 74 :16 sekali lagi.
Setelah menggosok gigi, ibunya mengajak Fredi ke tempat tidur. Di luar sudah cukup gelap.
(Tunjukkan gambar). Fredi melihat bintang-bintang yang gemerlapan lewat jendela kamarnya. Ia
dapat mendengar suara binatang-binatang malam. “Ibu, suara apa itu?” tanya Fredi. “Oh itu suara
jangkrik di pohon, “ kata ibunya. “Kenapa mereka tidak tidur?” tanya Fredi. Ibunya menjelaskan,
“Beberapa binatang mencari makan pada siang hari dan beristirahat pada malam hari. Tapi ada
binatang-binatang yang beristirahat pada siang hari dan mencari makan pada malam hari. Tuhan
yang menciptakan dan mengatur siang dan malam.”
Kemudian ibunya mengambil sebuah Alkitab, dan duduk di samping Fredi. Ia mencari apa yang
dikatakan dalam Alkitab tentang siang dan malam, matahari dan bulan. (Guru membaca Mazmur
74:16 sekali lagi.) Lalu ibu berkata, “Fredi, Tuhan tidak pernah lelah ataupun tertidur. Siang hari , dan
adalah kepunyaanNya, dan malam hari pun kepunyaanNya. Ia akan menjagamu sepanjang malam
hari ini seperti Ia telah menjagamu pada siang hari. “ Hati Fredi menjadi tenang dan senang. Dia
tidak takut. Dia terbaring, menutup matanya dan tidur sampai esok pagi.
Ayat hafalan
Ayat hafalan yang telah dibaca beberapa kali selama pelajaran, menyimpulkan apa yang telah anak-
anak dengar hari ini. Ajak mereka menggunakan gerakan badan sambil mengucapkan:
PunyaMu lah siang .................................................... melihat ke atas seperti berbicara kepada Allah
PunyaMu lah juga malam .......................................... taruh kepala di tangan seperti sedang tidur
Engkau menaruh benda penerang..............................bentuk lingkaran besar dengan kedua tangan
Matahari dan bulan ....................................................bentuk setengah bulan dengan tangan kanan.
Guru menerangkan bahwa salah satu binatang sangat aktif di siang hari, tapi yang lain baru aktif
ketika malam hari. Guru juga memberitahu bahwa mereka dapat membantu menyelesaikan gambar
dengan menghubungkan titik-titik dengan garis.
Guru membagi anak-anak menjadi dua kelompok anak yang lebih kecil dan lebih besar. Mereka
berbaris, anak yang lebih kecil di depan gambar ayam, dan anak yang lebih besar di depan gambar
kodok. “Kelompok ayam” mendapat spidol kuning, “Kelompok kodok” mendapat spidol hijau
Anak pertama dari tiap kelompok mulai dengan menggambar garis dari titik satu ke titik dua dan
kemudian memberikan spidol ke anak berikutnya. Anak-anak bergilir sampai kedua gambar selesai.
Lalu mereka memutuskan binatang mana yang aktif di siang hari dan mana yang aktif di malam hari.
Penutup
Anak-anak menyanyikan lagu baru sekali lagi, mengulang ayat hafalan dan berterima kasih kepada
Allah bersama-sama untuk siang dan malam.