Anda di halaman 1dari 15

CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019

p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814

PENGARUH BUDAYA DAN KEPERCAYAAN MEREK TERHADAP PENGAMBILAN


KEPUTUSAN MAHASISWA MEMILIH KULIAH DI INSTITUT MANAJEMEN
WIYATA INDONESIA
Mariati Tirta Wiyata¹⁾ dan Nova Nuraini Awaliah²⁾
¹Program Studi Administrasi Bisnis, Institut Manajemen Wiyata Indonesia
mariatitirtawiyata@imwi.ac.id
²Program Studi Administrasi Bisnis, Institut Manajemen Wiyata Indonesia
novanurainiawaliah@imwi.ac.id
Abstract
This study aims to determine: (1) the influence of culture on student decision making, (2) the
influence of brand trust on student decision making, and (3) the influence of culture and brand
trust on student decision-making. The subjects of this study were all students of the Institut
Manajemen Wiyata Indonesia. The number of respondents in this study were 174 people.
Methods of data collection through surveys using questionnaires. The data analysis technique
used in this study is Multiple Linear Regression Analysis. The results of the study show that (1)
culture influences positively and significantly on student decision-making with a value of
5.430> 1.974 and a significance value of 0.000 <0.05; (2) brand trust has a positive and
significant influence on student decision-making with a value of 3.887> 1.974 and a
significance value of 0.000 <0.05; (3) simultaneous culture and brand trust have a significant
effect on decision making students with a value of 43.97> 0.10 and a significance value of 0.000
<0.05.
Keywords: Culture, Brand Trust, Decision Making.

PENDAHULUAN
Manusia selalu berupaya untuk keduanya membutuhkan peran penting dari
mengembangkan serta membimbing pendidikan. Teori human capital
pribadinya sehingga memiliki pola berpikir, mengganggap bahwa tenaga kerja
pola bertindak maupun berperilaku yang merupakan pemegang kapital (capital
baik dalam suatu lingkungan sosial, holder) yang tercermin dalam keterampilan,
biasanya mereka melakukan suatu upaya pengetahuan atau pendidikan, dan
yang sengaja dipilih untuk mencapai tujuan produktivitas kerjanya. Jika tenaga kerja
tersebut. Upaya yang dilakukan salah merupakan pemegang kapital, orang dapat
satunya dengan menempuh suatu jenjang melakukan investasi untuk dirinya melalui
pendidikan. Pendidikan bertujuan untuk pendidikan dalam rangka memilih profesi
meningkatkan ilmu pengetahuan dan atau pekerjaan yang dapat meningkatkan
pemahaman seseorang mengenai suatu kesejahteraan hidupnya. Undang-Undang
objek tertentu secara spesifik, sehingga Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
pengetahuan serta pemahaman tersebut Pendidikan Nasional Pasal 13 ayat 1
dapat mengantarkan seseorang kepada menyebutkan bahwa jalur pendidikan
tujuan maupun cita-cita yang akan terdiri atas pendidikan formal, nonformal
dicapainya. Pendidikan diharapkan dapat dan informal. Penyelenggaran pendidikan
memberikan manfaat yang baik bagi tinggi ditujukan untuk mempersiapkan
seseorang dalam lingkupan pribadinya peserta didiknya menjadi anggota
sendiri, masyarakat, bangsa, negara dan masyarakat yang memiliki kemampuan
juga agamanya. akademik dan profesional di mana
Pendidikan kini telah menjadi sebuah pendidikan yang telah didapat diharapkan
kebutuhan serta memiliki peranan penting memberikan manfaat yang baik serta dapat
dalam meningkatkan taraf hidup manusia. diterapkan, dikembangkan serta bisa
Kaum perempuan maupun laki-laki menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi

32
33
CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814

juga kesenian yang baru di lingkungan Jumlah Pengangguran Menurut


sosialnya. Pendidikan tinggi di Indonesia Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
harus melaksanakan “Tridharma” Tahun 2016-2017
pendidikan tinggi yang meliputi pendidikan, Pendidikan 2016 2017
N
penelitian, dan pengabdian kepada o
Tertinggi Yang
Ditamatkan Februari Agustus Februari
masyarakat. Satuan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan tinggi
Tidak/belum
disebut dengan perguruan tinggi yang dapat 1
pernah sekolah
94,293 59,346 92,331

berbentuk akademi, politeknik, sekolah 2


Tidak/belum tamat
557,418 384,069 546,897
SD
tinggi, institut, dan universitas. Perguruan 3 SD 1,218,954 1,035,731 1,292,234
tinggi dapat menyelenggarakan pendidikan
4 SLTP 1,313,815 1,294,483 1,281,240
akademik, profesi, dan vokasi dengan
program pendidikan diploma (D1, D2, D3, 5 SLTA Umum/SMU 1,546,699 1,950,626 1,552,894

D4), sarjana (S1), magister (S2), doktor (S3), 6


SLTA
Kejuruan/SMK
1,348,327 1,520,549 1,383,022
dan spesialis. Perguruan tinggi menurut 7 Akademi/Diploma 249,362 219,736 249,705
jenisnya dibagi menjadi dua, yaitu
8 Universitas 695,304 567,235 606,939
perguruan tinggi negeri (PTN) dan
perguruan tinggi swasta (PTS). Perguruan Total 7,024,172 7,031,775 7,005,262

tinggi swasta maupun negeri keduanya Sumber: Data Badan Pusat Statistik (Survei
mempunyai peranan penting bagi Angkatan Kerja Nasional/ SAKERNAS
perkembangan pendidikan di Indonesia, Tahun 2016-2017)
perkembangan dan prestasi bagi suatu Masalah di atas harus dapat diberikan
perguruan tinggi dapat kita lihat dari sejauh solusi oleh perguruan tinggi maka Institut
mana perguruan negeri tersebut dapat Manajemen Wiyata Indonesia (IMWI) hadir
menghasilkan lulusan-lulusannya yang menjadi salah satu perguruan tinggi yang
berkualitas. Perguruan tinggi sudah banyak ikut serta dalam upaya mengatasi masalah
berdiri di Indonesia, tidak terkecuali di kota pengangguran khususnya di Sukabumi.
kecil seperti Sukabumi. Perguruan- IMWI memiki program pendidikan yang
perguruan tinggi tersebut diharapkan dapat berbeda dengan program pendidikan yang
membantu Indonesia dalam membentuk umumnya ada di Sukabumi, dengan adanya
dan meningkatkan kualitas manusia yang fasilitas akses kerja yang diberikan oleh
ada di Indonesia, juga dapat menjalankan pihak kampus kepada mahasiswanya
fungsi nya sebagai perguruan tinggi dengan sebelum mahasiswa tersebut lulus sebagai
baik dan sesuai dengan peraturan- sarjana. Sebagai kampus yang baru berdiri,
peraturan serta ketentuan-ketentuan yang IMWI tentunya tidak luput dari masalah-
telah ditetapkan oleh pemerintah. masalah yang ada. Hadirnya IMWI sebagai
Perguruan tinggi harus bisa kampus yang memiliki program-program
memberikan solusi bagi pemerintah dan unggulan seperti Active Learning,
negara dalam mengatasi berbagai masalah Communication Skill Improvement, Team
yang ada di masyarakat serta sumber daya Work Skill Improvement, Leadership Skill
manusia di Indonesia. Salah satu masalah Improvement, Entrepreneur Skill
yang sangat kompleks di Indonesia tidak Improvement, dan Thinking Skill
terkecuali di Sukabumi merupakan tingkat Improvement dirasa sangat berbeda dengan
pengangguran. Berikut merupakan data kebanyakan kampus. Hal ini juga membuat
pengangguran menurut pendidikan masyarakat Sukabumi harus bisa
tertinggi yang ditamatkan tahun 2016- menyesuaikan diri dengan budaya belajar
2017. dan memasuki lingkungan pendidikan
tersebut. Masyarakat Sukabumi biasa
Tabel. 1 disuguhkan dengan segala sesuatu yang
34
CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814

serba instant, tidak terkecuali dalam hal berkurang. Banyak mahasiswa yang
pendidikan. Masyarakat umumnya memilih untuk mengundurkan diri (resign)
cenderung lebih tertarik kepada suatu ataupun terpaksa dikeluarkan oleh pihak
budaya belajar yang mudah dan juga cepat kampus karena tidak mengikuti sistem
tetapi hasilnya kurang berkualitas. Hal ini perkuliahan yang telah ditetapkan. Berikut
dapat terjadi karena adanya suatu merupakan data rekapitulasi jumlah
pergeseran nilai dalam masyarakat yang mahasiswa aktif tahun ajaran 2014 sampai
cenderung menginginkan segala sesuatu dengan tahun ajaran 2017 per Oktober
yang serba instant, di mana mahasiswa 2017:
menginginkan kuliah dengan mudah, cepat Tabel. 2
lulus namun tidak memperhatikan proses. Data rekapitulasi jumlah mahasiswa
Program di atas yang diterapkan oleh IMWI aktif TA. 2014 s.d TA. 2017 Per Oktober
dinilai oleh sebagian masyarakat sebagai 2017
sesuatu yang tidak biasa diterapkan dalam
suatu perguruan tinggi pada umumnya. Hal
Keterangan Jumlah
ini disebabkan karena adanya perbedaan
budaya atau nilai yang menjadi kebiasaan
dalam lingkungan perguruan tinggi pada Total 440
umumnya dengan nilai dan budaya belajar Aktif 309
yang ada di IMWI. Berikut merupakan
jumlah mahasiswa IMWI kelas unggulan resign/DO 131
tahun angkatan 2014-2017: Persentase
30%
penurunan
Sumber: Daftar Mahasiswa Registrasi. 2017.
WR1/1/1. FC/1. Akademik. Institut
Manajemen Wiyata Indonesia
Berdasarkan fenonema dan latar
belakang di atas mengenai budaya
masyarakat dalam pendidikan dan
kepercayaan, maka perlu dilakukan
penelitian mengenai “Pengaruh Budaya
Grafik. 1 dan Kepercayaan Merek Terhadap
Data mahasiswa kelas unggulan Pengambilan Keputusan Mahasiswa
awal masuk TA. 2014 s.d TA. 2017 Memilih Kuliah di Institut Manajemen
Sumber: Daftar Mahasiswa Registrasi. 2017. Wiyata Indonesia”.
WR1/1/1. FC/1. Akademik. Institut
Manajemen Wiyata Indonesia TINJAUAN PUSTAKA
Jumlah mahasiswa kelas unggulan awal KONSEP MARKETING
masuk tahun ajaran 2014 sampai tahun Philip Kotler mengemukakan bahwa
ajaran 2017 menunjukan penurunan yang (Marketing) pemasaran adalah kegiatan
sangat drastis. Persentase dari tahun 2014 manusia yang diarahkan untuk memenuhi
ke tahun 2015 yaitu sebesar 27% dan dari kebutuhan dan keinginan melalui proses
tahun 2015 ke tahun 2016 sebesar 40% dan pertukaran. Philip Kotler dan Amstrong juga
dari tahun 2016 ke tahun 2017 sebesar menambahkan bawa pemasaran adalah
14%. sebagai suatu proses sosial dan manajerial
Jumlah mahasiswa dari tahun ajaran yang membuat individu dan kelompok
2014 sampai dengan tahun ajaran 2017 memperoleh apa yang mereka butuhkan
yang sudah terdaftar resmi sebagai dan inginkan lewat penciptaan dan
mahasiswa juga setiap tahunnya terus
35
CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814

pertukaran timbal balik produk dan nilai sense, culture meanings include common
dengan orang lain. affective reactions, typical cognitions
(beliefs), and characteristic patterns of
PERILAKU KONSUMEN behavior. Philip Kotler, dalam bukunya
Peter dan Olson (2010) dalam Manajemen Pemasaran (1995: 203)
Sumarwan “perilaku konsumen (2011:5)” memperkuatnya dengan menyatakan
juga menambahkan bahwa: “Consumer bahwa faktor budaya mempunyai pengaruh
Behavior involves the processes selecting, yang paling meluas dan mendalam terhadap
purchasing, using, evaluating, and disposing perilaku konsumen.
of products and services. Consumer behavior Engel, Blackwell, dan Miniard (1995)
is the process of exchanging something of dalam Sumarwan (2011:228) menyebutkan
value for a product or service that is 10 sikap dan perilaku yang sangat
satisfying. dipengaruhi oleh budaya, yaitu sebagai
Perilaku dan mengenal konsumen berikut:
bukanlah merupakan masalah yang 1. Kesadaran diri dan ruang
sederhana, hal tersebut tidaklah mudah 2. Komunikasi dan Bahasa
karena tingkah laku atau perilaku 3. Pakaian dan penampilan
konsumen sangat beragam. Perbedaan usia, 4. Makanan dan kebiasaan makan
pendapatan, tingkat pendidikan, gaya hidup 5. Waktu dan kesadaran akan waktu
ataupun selera menentukan perilaku dari 6. Hubungan keluarga, organisasi, dan
konsumen tersebut. Mempelajari perilaku lembaga pemerintah
konsumen diperlukan pengetahuan serta 7. Nilai dan norma
analisa yang mendalam mengenai 8. Kepercayaan
pemahaman tentang apa yang menjadi 9. Proses mental dan belajar
keinginan dan kebutuhan para konsumen. 10. Kebiasaan kerja
Studi mengenai perilaku konsumen faktor pembentuk suatu budaya di suatu
merupakan suatu studi mengenai lingkungan sosial adalah sebagai berikut:
bagaimana seseorang dapat membuat a) Budaya
keputusan untuk mengalokasikan sumber Budaya adalah suatu susunan nilai-nilai
daya yang tersedia (waktu, uang, usaha, dan dasar, persepsi, keinginan dan perilaku
energi). yang dipelajari dari anggota suatu
Definisi perilaku konsumen di atas masyarakat, keluarga, serta institusi
menekankan bahwa ada dua elemen penting lainnya. Yang termasuk dalam
penting dari perilaku konsumen yaitu budaya ini adalah pergeseran budaya dan
proses pengambilan keputusan dan nilai-nilai dalam keluarga (Kotler dan
kegiatan fisik, di mana semua ini melibatkan Armstrong, 2010: 197).
individu dalam menilai, mendapatkan serta b) Sub budaya
menggunakan barang-barang dan jasa-jasa Sub budaya merupakan pola-pola
ekonomis. Perilaku pembelian konsumen kultural yang menonjol, dan merupakan
dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial dan bagian atau segmen dari populasi
pribadi. Faktor budaya memberikan masyarakat yang lebih luas dan lebih
pengaruh paling luas dan mendalam. kompleks.
c) Kelas sosial
BUDAYA Kelas sosial dapat diartikan sebagai
Peter dan Olson (2010) dalam susunan yang relatif permanen dan teratur
Sumarwan “perilaku konsumen dalam suatu masyarakat yang anggotanya
(2011:227)” menyebutkan bahwa: “We mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang
treat culture as the meanings that are shared sama. Kelas sosial diukur sebagai kombinasi
by (most) people in a social group. In a broad pekerjaan, pendapatan, pendidikan,
36
CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814

kekayaan, dan variabel lainnya. Kelas sosial PENGAMBILAN KEPUTUSAN


memperlihatkan preferensi produk dan Kotler (2013) menyatakan bahwa
merek yang berbeda. pengambilan keputusan dapat diartikan
Dimensi budaya yang dibangun oleh sebagai bagian dari perilaku konsumen
Hofstede dan beberapa peneliti lain (2010) yang bertujuan untuk menentukan proses
sebagai berikut: pengembangan keputusan dalam membeli
1. Power Distance, terkait kepada solusi- suatu barang atau jasa di mana individu
solusi yang berbeda terhadap masalah terlibat secara langsung dalam
dasar dari ketidaksetaraan manusia. mendapatkan dan mempergunakan barang
2. Unicertainly Avoidance, terkait dengan atau jasa yang ditawarkan tersebut. Ada
tingkat dari stres dalam lingkungan beberapa faktor yang mempengaruhi
sosial mengahadapi masa depan yang konsumen dalam proses pengambilan
tidak diketahui. keputusan. Hal tersebut dapat
3. Individualism Versus Collectivism, terkait menggambarkan konsumen dalam membeli
dengan integrasi dari individu ke dalam dan mengkonsumsi barang atau jasa, yang
kelompok-kelompok utama. terdiri atas beberapa tahap yaitu
4. Masculinity versus Feminimity, terkait pengenalan masalah/kebutuhan, pencarian
dengan pembagian dari peran emosi informasi, evaluasi alternatif, pembelian,
antara wanita dan laki-laki. dan kepuasan konsumen. Proses keputusan
5. Long Term versus Short Term Orientation, konsumen tersebut dipengaruhi oleh tiga
terkait kepada pilihan dari fokus untuk faktor utama, yaitu strategi pemasaran,
usaha manusia: masa depan, saat ini, perbedaan individu dan faktor lingkungan.
atau masa lalu. Sproles dan Kendall (2006) membuat
beberapa indikator pengambilan
KEPERCAYAAN MEREK keputusan. Berikut merupakan dimensi
Delgado (2003), memaparkan bahwa pengambilan keputusan konsumen yang
“kepercayaan merek adalah perasaan aman digunakan dalam menyusun kuesioner yang
yang dimiliki konsumen akibat dari diadaptasi dari Sproles dan Kendall:
interaksinya dengan sebuah merek, yang 1. High-Quality Conscious, konsumen akan
berdasarkan persepsi bahwa merek melakukan pencarian terhadap produk
tersebut dapat diandalkan dan bertanggung yang memiliki mutu terbaik, dengan
jawab atas kepentingan dan keselamatan sangat hati-hati dan sistematis.
dari konsumen. Adapun pengukuran 2. Novelty-Fashion Conscious, konsumen
kepercayaan merek dapat diketahui melalui menyukai produk baru dan inovatif.
dimensi kepercayaan merek yang Konsumen tertarik untuk mencari,
dikembangkan oleh Delgado (2001) sebagai mendapatkan hal baru dan mencari
berikut: keragaman dan mengikuti
1. Brand Reliability, merupakan perkembangan mode.
kepercayaan terhadap merek karena 3. Recreational Shopping Conscious,
kemapuan merek memenuhi nilai yang konsumen menganggap kegiatan
dijanjikannya akan membuat konsumen berbelanja merupakan rekreasi,
menaruh rasa yakin akan kepuasan yang hiburan dan aktivitas yang
sama di masa depan. menyenangkan, yaitu membeli suatu
2. Brand Intentions, merupakan keyakinan produk hanya untuk kesenangan.
konsumen bahwa merek tersebut 4. Price-Value Conscious, konsumen
mampu mengutamakan kepentingan berusaha mendapatkan nilai terbaik
konsumen ketika masalah dalam dari uang yang dibelanjakan, yaitu
konsumsi produk muncul secara tidak tertarik dengan harga dan sebelum
terduga. memutuskan untuk membeli,
37
CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814

konsumen akan melakukan pencarian METODE PENELITIAN


informasi dan membanding harga. Metode yang dilakukan dalam penelitian
ini menggunakan teknik pendekatan
MODEL ANALISIS penelitian explanatory survey. Metode
explanatory survey mempunyai tujuan
untuk menguji suatu teori atau hipotesis
guna memperkuat atau bahkan menolak
teori atau hipotesis hasil penelitian yang
sudah ada. Lebih spesifik lagi suatu
penelitian yang bersifat explanatory
umumnya bertujuan untuk menjelaskan
Gambar.1 kedudukan variabel-variabel yang diteliti
Model Penelitian serta hubungan dan pengaruh antara satu
Berdasarkan model analisis penelitian, variabel dengan variabel lain. Objek dalam
dapat dikemukakan hipotesis penelitian penelitian ini adalah Budaya, Kepercayaan
sebagai berikut: Merek dan Pengambilan Keputusan
H0₁: Budaya tidak memiliki pengaruh Konsumen. Subjek Penelitian adalah
terhadap pengambilan keputusan Mahasiswa/I Kelas Unggulan Institut
konsumen (mahasiswa) dalam memilih Manajemen Wiyata Indonesia.
kuliah di Institut Manajemen Wiyata
Indonesia. POPULASI DAN SAMPEL
Ha₁: Budaya memiliki pengaruh positif Prof. Dr. Sugiyono dalam metodologi
terhadap pengambilan keputusan penelitian bisnis (2007:115)
konsumen (mahasiswa) dalam memilih mendefinisikan bahwa “Populasi adalah
kuliah di Institut Manajemen Wiyata wilayah generalisasi yang terdiri atas:
Indonesia. obyek/subyek yang mempunyai kualitas
H0₂: Kepercayaan Merek tidak memiliki dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
pengaruh terhadap pengambilan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
keputusan konsumen (mahasiswa) dalam ditarik kesimpulannya”. Sampel yang
memilih kuliah di Institut Manajemen diambil dari populasi harus bisa bersifat
Wiyata Indonesia. representatif atau bisa dikatakan dapat
Ha₂: Kepercayaan Merek memiliki mewakili populasi yang suatu penelitian
pengaruh positif terhadap pengambilan yang akan dilakukan. Adapun metode yang
konsumen (mahasiswa) dalam memilih digunakan dalam penelitian ini adalah
kuliah di Institut Manajemen Wiyata probability sampling, sedangkan teknik
Indonesia. pengambilan sampel menggunakan simple
H0₃: Budaya dan Kepercayaan Merek tidak random sampling. Berdasarkan jumlah
memiliki pengaruh secara simultan populasi yang menjadi objek penelitian ini
terhadap pengambilan keputusan sebanyak 309 orang, maka dapat ditentukan
konsumen (mahasiswa) dalam memilih jumlah sampel dalam penelitian ini adalah
kuliah di Institut Manajemen Wiyata sebanyak 174 orang berdasarkan rumus
Indonesia. Slovin.
Ha₃: Budaya dan Kepercayaan Merek
memiliki pengaruh secara simultan OPERASIONALISASI VARIABEL
terhadap pengambilan keputusan X₁ adalah Budaya yang terdiri dari lima
konsumen (mahasiswa) dalam memilih dimensi yaitu Power Distance, Uncertainly
kuliah di Institut Manajemen Wiyata Avoidance, Individualism versus Collectivism,
Indonesia. Masculiny versus Feminimity, Long Term
versus Short term Orientation.
38
CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814

X₂ adalah kepercayaan merek yang UJI INSTRUMEN


terdiri dari dua dimensi yaitu Brand 1. Uji Validitas
Reliability dan Brand Intentions. Sebuah penelitian dikatakan valid jika
Y adalah pengambilan keputusan penelitian tersebut menjalankan fungsi
konsumen (mahasiswa) yang terdiri dari ukurannya atau memberikan hasil
empat dimensi yaitu High-Quality Conscious, pengukuran sesuai dengan maksud dan
Novelty-Fashion Conscious, Recreational tujuan penelitian. Menurut Riduwan,
Shopping Conscious, Price-Value Conscious. Rusyana, dan Enas (2013:201), pengujian
validitas dilakukan dengan menggunakan
TEKNIK PENGUMPULAN DATA teknik korelasi product moment. Dalam
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini digunakan pendapat Riduwan,
penelitian ini melalui 3 cara yaitu: Rusyana, dan Enas (2013:201) di mana
1. Wawancara korelasi product moment diperoleh dari
Wawancara adalah teknik komunikasi correct item-total correlation dengan
langsung untuk mendapatkan data yang menggunakan SPSS 25.0.
diperlukan terkait dengan objek penelitian Dasar pengambilan keputusannya:
yaitu budaya, kepercayaan merek dan ▪ Jika r hitung bernilai positif dan r hitung > r
pengambilan keputusan konsumen. tabel, maka butir atau variabel tersebut
Wawancara yang digunakan adalah adalah valid.
wawancara terstruktur. ▪ Jika r hitung bernilai negatif dan r hitung < r
2. Dokumentasi tabel, maka butir atau variabel tersebut
Dokumentasi dilakukan oleh peneliti adalah tidak valid.
terhadap dokumen yang berkaitan dengan Koefisien r tabel didapat dari nilai tabel
objek penelitian. Data ini digunakan oleh product moment berdasarkan α = 5%.
penulis sebagai gambaran budaya, 2. Uji Reliabilitas
kepercayaan merek dan pengambilan Riduwan et all (2013:194) menyatakan
keputusan konsumen bahwa reliabilitas merujuk pada suatu
3. Kuesioner pengertian bahwa suatu instrumen dapat
Menurut Sugiono dalam metodologi dikatakan dapat dipercaya untuk digunakan
penelitian bisnis (2007:199) Kuesioner sebagai alat pengumpul data karena
adalah teknik pengumpulan data yang instrumen tersebut sudah dianggap baik.
dilakukan dengan cara memberi Instrumen yang baik tidak akan bersifat
seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tendesius mengarahkan responden untuk
terrulis kepada responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu.
dijawabnya. Uman Sekaran dalam sugiyono Reliabel dapat diartikan bisa dipercaya juga
(2007:199) mengemukakan beberapa dapat diandalkan sehingga jika dilakukan
prinsip dalam penulisan angket sebagai beberapa kali maka hasilnya akan tetap
teknik pengumpulan data yaitu prinsip sama (konsisten). Rumus koefisien
penulisan, pengukuran dan penampilan reliabilitas Alfa Cronbach adalah:
fisik. Kuesioner dibagikan kepada
k   Si 
2

responden dalam penelitian ini mengenai r1 = 1 − 


variabel budaya, kepercayaan merek dan (k − 1)  Si 2 
pengambilan keputusan konsumen. Keterangan :
Responden dalam penelitian ini adalah K = mean kuadrat antar subjek
mahasiswa kelas unggulan tahun angkatan ΣSi = mean kuadrat kesalahan
2014-2017 Institut Manajemen Wiyata Si = varians total
Indonesia. Realibilitas item diuji dengan melihat
koefisien Alpha dengan menggunakan
analisis melalui program SPSS 25.0. nilai
39
CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814

tiap tiap item sebaiknya ≥ 0.40 sehingga • Uji Heteroskedastisitas


membuktikan bahwa item tersebut dapat Uji Heteroskedastisitas digunakan
dikatakan punya reliabilitas konsistensi untuk mendeteksi apakah dalam model
internal. Item-item yang punya koefisien regresi terjadi ketidaksamaan varian dari
korelasi < 0.40 akan dibuang kemudian uji residual satu pengamatan ke pengamatan
reliabilitas item diulang dengan tidak lain. Jika varian dari satu pengamatan ke
menyertakan item yang tidak reliabel pengamatan lain tetap, maka disebut
tersebut. Demikian terus dilakukan hingga homoskedositas atau tidak terjadi
koefisien reliabilitas masing-masing item heteroskedastisitas. Jika varian berbeda
adalah ≥ 0.40. disebut heteroskedastisitas. Model regresi
yang baik adalah yang homoskedastisitas
UJI ASUMSI KLASIK atau tidak terjadi heteroskedastisitas
• Uji Normalitas Data (Ghozali, 2001). Pendeteksian
Uji normalitas bertujuan untuk menguji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
apakah dalam sebuah model regresi, analisis grafik dengan melihat ada tidaknya
variabel dependen memiliki disribusi pola tertentu pada grafik scatterplot dan Uji
normal atau tidak (Kuncoro, 2001). Model Glejser, jika variabel independen signifikan
regresi yang baik adalah data normal atau secara statistik mempengaruhi variabel
mendekati normal. Alat analisis yang independen, maka ada indikasi terjadi
digunakan dalam penelitian ini adalah uji heteroskidastisitas. Jika probabilitas
Kolmogorov- Smirnov dengan korelasi signifikansinya di atas tingkat kepercayaan
Lilliefors. 5% maka dapat disimpulkan model regresi
Pengambilan keputusan mengenai tidak mengandung heteroskidastisitas
normalitas asalah sebagai berikut: (Ghozali, 2001).
1. Jika p < 0,05, maka distribusi data tidak
normal. METODE DESKRIPTIF
2. Jika p > 0,05, maka distribusi data Metode deskriptif dapat diartikan
normal. sebagai prosedur pemecahan masalah yang
• Uji Multikolinearitas diselidiki dengan menggambarkan keadaan
Multikolinearitas adalah adanya subjek atau objek dalam penelitian dapat
hubungan linear yang sempurna berupa orang, lembaga, masyarakat dan
(mendekati sempurna) antara beberapa yang lainnya yang pada saat sekarang
atau semua variabel bebas (Kuncoro: 2001). berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau
Uji multikolinearitas bertujuan untuk apa adanya. Tujuan dari penelitian
menguji apakah model regresi yang deskriptif ini adalah untuk membuat
ditemukan adanya korelasi antar variabel deskripsi, gambaran, atau lukisan secara
bebas. Cara mendeteksi adanya sistematis, faktual dan akurat mengenai
multikolinearitas adalah dengan mengamati fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan antarfenomena yang diselidiki. Sugiyono
tolerance. Batas VIF adalah 10 dan nilai (2005: 21) menyatakan bahwa metode
tolerance kurang dari 0,1. Jika nilai VIF lebih deskriptif adalah suatu metode yang
besar ari 10 dan nilai tolerance kurang dari digunakan untuk menggambarkan atau
0,1 maka terjadi multikolinearitas. Bila ada menganalisis suatu hasil penelitian tetapi
variabel independen yang terkena tidak digunakan untuk membuat
multikolinearitas maka variabel tersebut kesimpulan yang lebih luas.
dikeluarkan dari model penelitian (Ghozali, METODE ANALISIS
2001). 1. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda
merupakan regresi linier untuk
40
CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814

menganalisis besarnya hubungan dan dependent variabel (Y). Koefisiensi korelasi


pengaruh variabel independen secara linier berganda dan regresi diuji signifikansinya
antara dua atau lebih variabel independen dengan menggunakan uji F yaitu dengan
(X1, X2, …, Xn) dengan variabel dependen membandingkan F hitung dengan F tabel.
(Y). Analisis ini untuk mengetahui arah
hubungan antara variabel independen HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
dengan variabel dependen apakah masing- UJI VALIDITAS
masing variabel independen berhubungan Hasil uji validitas pada butir-butir
positif atau negatif dan untuk memprediksi pertanyaan ditentukan berdasarkan
nilai dari variabel dependen apabila nilai perbandingan antara r hitung dengan r tabel,
variabel independen mengalami kenaikan item pertanyaan dinyatakan valid ketika
atau penurunan. Persamaan regresi linier diperoleh r hitung > r tabel, maka selanjutnya
berganda sebagai berikut: ditetapkan bahwa nilai r tabel pada penelitian
ini adalah 0.15. Hasil uji validitas
Y = a + b₁X₁ + b₂X₂ + …….. + bₙXₙ menyatakan bahwa semua variabel
Keterangan : memiliki pertanyaan dengan nilai r hitung > r
Y = Variabel dependen (nilai yang
tabel atau r hitung > 0.15.
diprediksikan)
a = Konstanta (nilai Y’ apabila X1, X2,….. Xn UJI RELIABILITAS
= 0) Nilai reliabilitas 3 (tiga) variabel dalam
b = Koefisien regresi (nilai peningkatan penelitian ini memiliki nilai di atas 0.40. Hal
ataupun penurunan) itu memberikan indikasi bahwa keandalan
X = Variabel independen kuesioner yang digunakan sebagai alat
2. Analisis Korelasi Ganda ( R ) pengukuran termasuk pada kategori kuat
Analisis korelasi ganda (R) digunakan karena nilai reliabilitasnya lebih dari nilai
untuk mengetahui hubungan antara dua minimum yaitu 0.40. Nilai cronbach’s alpha
atau lebih variabel independen terhadap dari Budaya 0,578. Nilai cronbach’s alpha
variabel dependen secara serentak. dari Kepercayaan Merek 0,894. Nilai
Menurut Sugiyono, dalam buku Dwi cronbach’s alpha dari Pengambilan
Priyatno, menyatakan pedoman untuk Keputusan 0,792.
memberikan interpretasi koefisien korelasi
sebagai berikut: UJI ASUMSI KLASIK
0,00 – 0,199 = sangat rendah Hasil dari pengujian asumsi klasik yang
0,20 – 0,399 = rendah diuji adalah uji normalitas, uji
0,40 – 0,599 = sedang multikolinearitas dan uji
0,60 – 0,799 = kuat heteroskedastisitas.
0,80 – 1,000 = sangat kuat
3. Pengujian Hipotesis UJI NORMALITAS
▪ Uji t Hasil uji normalitas budaya
Uji t dilakukan untuk mengetahui menunjukkan bahwa variabel penelitian
apakah independent variabel (X) secara memiliki nilai signifikan sebesar 0,094,
parsial berpengaruh nyata terhadap karena nilai signifikan lebih besar dari 0,05
dependent variabel (Y). Dasar pengambilan maka dapat dinyatakan bahwa data
keputusan pengujian menggunakan uji t penelitian berdistribusi normal. Hasil uji
yaitu dengan membandingkan t hitung normalitas kepercayaan merek
dengan t tabel. menunjukkan bahwa variabel penelitian
▪ Uji F memiliki nilai signifikan sebesar 0,169,
Uji F digunakan untuk mengetahui karena nilai signifikan lebih besar dari 0,05
apakah independent variabel (X) secara maka dapat dinyatakan bahwa data
simultan berpengaruh signifikan terhadap
41
CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814

penelitian berdistribusi normal. Hasil uji Gambar di atas menunjukkan bahwa


normalitas pengambilan keputusan sebaran data menyebar di bawah dan di atas
menunjukkan bahwa variabel penelitian titik nol, sehingga dapat disimpulkan tidak
memiliki nilai signifikan sebesar 0,082, terjadi masalah heteroskedastisitas pada
karena nilai signifikan lebih besar dari 0,05 model regresi.
maka dapat dinyatakan bahwa data
penelitian berdistribusi normal. UJI HIPOTESIS
Pengujian hipotesis dilakukan dengan
UJI MULTIKOLINEARITAS menggunakan analisis regresi linear
Multikolinearitas merupakan sesuatu berganda, dengan memprediksi seberapa
dimana beberapa atau semua variabel bebas besarnya hubungan variabel bebas
berkorelasi tinggi, untuk mendeteksi ada terhadap variabel terikat. Selain itu
tidaknya multikolinearitas adalah dengan dilakukan pula uji t dan uji f. Perhitungan
menggunakan Variance Inflation Factors statistik dalam penelitian ini adalah dengan
(VIF). Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan bantuan program SPSS 25.0,
menggunakan SPSS 25.0 diperoleh hasil berikut adalah hasil analisis regresi linear
bahwa variabel budaya dan kepercayaan berganda dalam penelitian ini.
merek memiliki nilai tolerance sebesar
0.748 dan nilai VIF sebesar 1.337, karena UJI ANALISIS REGRESI LINEAR
nilai tolerance di atas 0.1 dan nilai VIF BERGANDA
kurang dari 10, sehingga dapat disimpulkan Hasil analisis regresi linear berganda
bahwa variabel X₁ dan X₂ dinyatakan tidak memperoleh model regresi sebagai berikut:
terdapat multikolinearitas. Y =19,69+ 0,477*X₁ + 0,586*X₂
Interpretasi model regresi tersebut adalah
UJI HETEROSKEDASTISITAS sebagai berikut:
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk 1. a = 19,69
menguji apakah dalam model regresi terjadi Hasil ini menunjukkan bahwa tanpa
ketidaksamaan varians dari residual satu adanya pengaruh dari variabel-variabel
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika bebas terhadap variabel Y (pengambilan
varians dari residual satu pengamatan ke keputusan), maka total skor variabel Y
pengamatan yang lain tetap maka disebut sebesar 19,69.
homoskedastisitas. Untuk menguji ada 2. b₁ = 0,477
tidaknya heteroskedastisitas dilakukan Hasil ini menunjukkan bahwa apabila
dengan cara mengkorelasikan setiap terdapat kenaikan satu skala tanggapan
variabel bebas dengan nilai mutlak pada variabel X₁, maka akan terjadi
residualnya menggunakan scatter plot, peningkatan pada total skor variabel Y
dengan bantuan software SPSS 25.0 sebesar 0,477. Jadi apabila terjadi
diperoleh hasil sebagai berikut: peningkatan pada variabel X₁ maka variabel
Y pun akan meningkat.
3. b₂ = 0,586
Hasil ini menunjukkan bahwa apabila
terdapat kenaikan satu skala tanggapan
pada variabel X₂, maka akan terjadi
peningkatan pada skor variabel Y sebesar
0,586. Jadi apabila terjadi peningkatan pada
variabel X₂ maka variabel Y pun akan
meningkat.
Gambar. 2 Diagram Pencar Pengambilan
Keputusan UJI t
42
CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814

Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel Penelitian mengenai pengaruh budaya


budaya memperoleh nilai t hitung sebesar dan kepercayaan merek terhadap
5.430 dengan nilai signifikan 0,000. Nilai t pengambilan keputusan mahasiswa
tabel adalah sebesar 1,974. karena nilai t memilih kuliah di Institut Manajemen
hitung lebih besar dari nilai t tabel Wiyata Indonesia, dapat dibuat
(5,430>1,974) dan nilai signifikan lebih pembahasan sebagai berikut:
kecil dari 0,05 (0,000<0,05) maka H0₁
ditolak dan Ha₁ diterima. Pengujian ini Pengaruh Budaya terhadap Pengambilan
menunjukkan bahwa variabel budaya (X₁) Keputusan Mahasiswa Memilih Kuliah di
berpengaruh secara signifikan terhadap Institut Manajemen Wiyata Indonesia
variabel pengambilan keputusan (Y). Berdasarkan hasil penelitian dan analisa
Variabel kepercayaan merek hipotesis, menunjukkan budaya
memperoleh nilai t hitung sebesar 3,887 berpengaruh signifikan terhadap
dengan nilai signifikan sebesar 0,000. Nilai t pengambilan keputusan mahasiswa
tabel 1.974, karena nilai t hitung lebih besar memilih kuliah di Institut Manajemen
dari nilai t tabel (3,887>1,974) dan nilai Wiyata Indonesia. Hasil analisis regresi
signifikan lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05) linear berganda memperoleh model regresi
maka H0₂ ditolak dan Ha₂ diterima. Y =19,69+ 0,477*X₁ + 0,586*X₂. Hal ini
Pengujian ini menunjukkan bahwa variabel menyatakan bahwa apabila budaya pada
kepercayaan merek (X₂) berpengaruh Institut Manajemen Wiyata Indonesia
secara signifikan terhadap variabel ditingkatkan satu satuan maka akan
pengambilan keputusan (Y). meningkatkan pengambilan keputusan
mahasiswa dalam memilih kuliah di Institut
UJI F Manajemen Wiyata Indonesia 0,477 satuan
Hasil uji F menunjukkan bahwa nilai F budaya. Nilai konstanta dalam model
hitung adalah sebesar 43,97 dengan nilai regresi memperoleh hasil sebesar 8,051, hal
signifikan 0,000. Nilai F tabel adalah sebesar ini menunjukkan bahwa tanpa adanya
0,10, karena nilai F hitung lebih besar dari F variabel budaya dan kepercayaan merek,
tabel (43,97>0,10) dan nilai signifikan lebih maka besar skor pengambilan keputusan
kecil dari 0,05 (0,000<0,05) maka H0₃ adalah 19,69. Nilai t hitung dalam penelitian
ditolak dan Ha₃ diterima. Pengujian ini ini memperoleh hasil 5,430 lebih besar dari
menunjukkan bahwa secara nilai t tabel 1,974, dengan nilai signifikansi
simultan/serentak variabel budaya (X₁) dan yang diperoleh sebesar 0,000 lebih kecil
variabel kepercayaan merek (X₂) dari 0,05, maka hasil ini menyatakan bahwa
berpengaruh secara signifikan terhadap budaya berpengaruh secara positif dan
variabel pengambilan keputusan (Y). signifikan terhadap pengambilan keputusan
Hasil uji koefisien determinasi mahasiswa memilih kuliah di Insitut
menunjukkan bahwa nilai koefisien Manajemen Wiyata Indonesia. Hal ini
determinasi (Adjusted R Square) sebesar menunjukkan bahwa semakin baik budaya
0,332. Hal ini menjelaskan sumbangan atau yang ada di Institut Manajemen Wiyata
kontribusi dari variabel bebas/independen Indonesia maka semakin tinggi pula angka
(X₁ Budaya, X₂ Kepercayaan Merek) pengambilan keputusan mahasiswa untuk
terhadap variabel terikat/dependen (Y memilih kuliah di Institut Manajemen
Pengambilan keputusan) adalah sebesar Wiyata Indonesia.
33.2%, sedangkan 66.8% lainnya Hal ini sependapat dengan penelitian
disumbangkan oleh variabel-variabel lain yang dilakukan oleh Rachmawati
yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Koesoemaningsih (2013) yang hasilnya
menyatakan bahwa variabel budaya secara
PEMBAHASAN PENELITIAN parsial berpengaruh secara signifikan
43
CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814

terhadap keputusan mahasiswa memilih kepercayaan merek pada Institut


program studi Manajemen Universitas Manajemen Wiyata Indonesia maka
Soerjo Ngawi. Yan Luo (2009) pun dalam semakin tinggi pula angka pengambilan
penelitiannya menyatakan bahwa budaya keputusan mahasiswa untuk memilih kuliah
merupakan salah satu faktor yang di Institut Manajemen Wiyata Indonesia.
berpengaruh terhadap proses pengambilan Hal ini sependapat dengan penelitian
keputusan konsumen memilih produk atau yang lakukan oleh Erwinsyah Putra, Mukhlis
jasa di China sehingga hal tersebut menjadi Yunus dan Sulaiman (2015) dalam jurnal
landasan bagi para pelaku bisnis untuk ilmiahnya yang menyatakan bahwa bauran
membuat suatu produk atau jasa yang pemasaran jasa secara parsial dan simultan
sesuai dengan budaya yang ada di suatu terdapat pengaruh positif terhadap
negara atau lingkungan tersebut sehingga kepercayaan merek dan dampaknya
produk atau jasa tersebut dapat diterima kemudian terhadap pengambilan
dengan baik oleh masyarakat. keputusan mahasiswa memilih kuliah di
Politeknik Aceh. Retno Dewanti, Ishak
Pengaruh Kepercayaan Merek Terhadap Ismail, M. Jalu Tasrihanto dan Aditya
Pengambilan Keputusan Mahasiswa Prabowo juga dalam penelitiannya yang
Memilih Kuliah di Institut Manajemen berjudul Analysis Of Influence Brand Trust
Wiyata Indonesia And Brand Image Towards Purchase Decision
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa The Private Label Product And Their Impact
hipotesis, menunjukkan kepercayaan merek On Brand Loyalty menyatakan bahwa
berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan merek sangat berpengaruh
pengambilan keputusan mahasiswa terhadap pengambilan keputusan
memilih kuliah di Institut Manajemen konsumen.
Wiyata Indonesia. Hasil analisis regresi
linear berganda memperoleh model regresi Pengaruh Budaya dan Kepercayaan
Y =19,69+ 0,477*X₁ + 0,586*X₂. Hal ini Merek Terhadap Pengambilan
menyatakan bahwa apabila kepercayaan Keputusan Mahasiswa Memilih Kuliah di
merek pada Institut Manajemen Wiyata Institut Manajemen Wiyata Indonesia
Indonesia ditingkatkan satu satuan maka Berdasarkan hasil penelitian dan analisa
akan meningkatkan pengambilan hipotesis, menunjukkan bahwa secara
keputusan mahasiswa dalam memilih simultan/serentak variabel budaya dan
kuliah di Institut Manajemen Wiyata kepercayaan merek berpengaruh secara
Indonesia 0,586 satuan kepercayaan merek. signifikan terhadap variabel pengambilan
Nilai konstanta dalam model regresi keputusan. Hasil uji F memperoleh nilai F
memperoleh hasil sebesar 8,051, hal ini hitung sebesar 43,97 lebih besar dari nilai F
menunjukkan bahwa tanpa adanya variabel tabel 0,10, dengan nilai signifikan yang
budaya dan kepercayaan merek, maka besar diperoleh sebesar 0,000 lebih kecil dari
skor pengambilan keputusan adalah 19,69. 0,05, maka hasil ini menyatakan bahwa
Nilai t hitung dalam penelitian ini secara simultan/ serentak budaya dan
memperoleh hasil 3,887 lebih besar dari kepercayaan merek berpengaruh secara
nilai t tabel 1,974, dengan nilai signifikansi signifikan terhadap pengambilan keputusan
yang diperoleh sebesar 0,000 lebih kecil mahasiswa memilih kuliah di Institut
dari 0,05, maka hasil ini menyatakan bahwa Manajemen Wiyata Indonesia. Hasil uji
kepercayaan merek berpengaruh secara koefisien determinasi menunjukkan bahwa
positif dan signifikan terhadap pengambilan nilai koefisien determinasi ( Adjusted R
keputusan mahasiswa memilih kuliah di Square) sebesar 0,332. Hal ini menjelaskan
Insitut Manajemen Wiyata Indonesia. Hal ini sumbangan atau kontribusi dari variabel
menunjukkan bahwa semakin baik bebas/independen (X₁ Budaya, X₂
44
CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814

Kepercayaan Merek) terhadap variabel ini dapat meningkatkan mutu dan pola
terikat/dependen (Y Pengambilan pikir masyarakat menjadi lebih baik.
keputusan) adalah sebesar 33.2%, 2. Institut Manajemen Wiyata Indonesia
sedangkan 66.8% lainnya disumbangkan maupun para peneliti disarankan dapat
oleh variabel-variabel lain yang tidak melakukan penelitian lebih lanjut
dimasukkan dalam penelitian ini. mengenai pengambilan keputusan
mahasiswa memilih kuliah di Institut
SIMPULAN DAN SARAN Manajemen Wiyata Indonesia,
Simpulan selanjutnya terdapat 66.8% faktor yang
Simpulan tentang penelitian pengaruh belum diketahui selain faktor budaya
budaya dan kepercayaan merek terhadap dan kepercayaan merek.
pengambilan keputusan mahasiswa
memilih kuliah di Institut Manajemen ▪ Saran Praktis
Wiyata Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Institut Manajemen Wiyata Indonesia
1. Budaya berpengaruh secara positif dan disarankan dapat mempertimbangkan
signifikan terhadap pengambilan faktor budaya yang ada di suatu
keputusan mahasiswa memilih kuliah lingkungan sosial dalam pengambilan
di Institut Manajemen Wiyata suatu keputusan dalam merumuskan
Indonesia. strategi pemasaran pihak rektorat,
2. Kepercayaan merek berpengaruh sehingga diharapkan dapat membantu
secara positif dan signifikan terhadap Institut Manajemen Wiyata Indonesia
pengambilan keputusan mahasiswa dalam memecahkan masalah-masalah
memilih kuliah di Institut Manajemen yang ada.
Wiyata Indonesia. 2. Institut Manajemen Wiyata Indonesia
3. secara simultan budaya dan disarankan untuk mempertahankan
kepercayaan merek berpengaruh serta meningkatkan kepercayaan
signifikan terhadap pengambilan masyarakat dengan memberikan
keputusan mahasiswa memilih kuliah pelayanan yang maksimal kepada
di Institut Manajemen Wiyata mahasiswanya dengan menjaga mutu
Indonesia. Besar sumbangan / belajar yang baik sehingga dapat
kontribusi variabel budaya dan menghasilkan lulusan yang berkualitas
kepercayaan merek terhadap variabel serta hal ini dapat menjadi nilai baik di
pengambilan keputusan adalah sebesar masyarakat.
33.2%.

Saran
Saran penelitian mengenai pengaruh DAFTAR PUSTAKA
budaya dan kepercayaan merek terhadap Arifuddin, Azwita. 2012. Faktor-Faktor Yang
pengambilan keputusan mahasiswa Mempengaruhi Perilaku Konsumen
memilih kuliah di Institut Manajemen Dalam Keputusan Pembelian Komputer
Wiyata Indonesia adalah sebagai berikut: di Lingkungan Mahasiswa Fakultas
▪ Saran Teoritis Ekonomi dan Bisnis Universitas
1. Institut Manajemen Wiyata Indonesia Hasanuddin. Skripsi. Jurusan
disarankan untuk terus Manajemen. Fakultas Ekonomi dan
mempertahankan serta menanamkan Bisnis. Universitas Hasanuddin
budaya baik di Masyarakat yaitu meliputi Makasar.
budaya belajar sehingga budaya belajar
45
CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814

Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Kotler, Philip. 1995. Manajemen Pemasaran.
Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Analisis, Perencanaan, Implementasi,
Cipta. dan Pengendalian. Edisi ke-8. Jakarta.
Daftar Mahasiswa Registrasi. 2017. Salemba Empat.
WR1/1/1. FC/1. Akademik. Institut Kuswara, Erik. 2013. Analisis Perilaku dan
Manajemen Wiyata Indonesia. Kepuasan Konsumen Dalam Proses
Dewanti. Retno. Etc. 2010. Analysis Of Keputusan Pembelian Lapis Bogor
Influence Brand Trust And Brand Image Sangkuriang. Skripsi. Departemen
Towards Purchase Decision The Private Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan
Label Product And Their Impact On Manajemen. Institut Pertanian Bogor.
Brand Loyalty. Management Lou, Yan. 2009. Analysis of Culture and Buyer
Department. Faculty Of Business % Behavior in Chinese Market, School Of
Economics. Universitas Surabaya. Management. Internasional Journal.
Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis School Of Management. Tianjin
Multivariate dengan Program SPSS. University. China.
Semarang: Badan Penelitian Universitas Mangkunegara. A.A. Anwar Prabu. 2002.
Diponegoro. Perilaku Konsumen. Bandung: PT. Refika
Gunawan, Ce. 2018. Mahir Menguasai SPSS Aditama.
(Mudah Mengolah Data dengan IBM Pedoman Skripsi IMWI 01. Oktober 2017.
SPSS Statistic 25 edisi 1 Cetakan 1. Institut Manajemen Wiyata Indonesia.
Yogyakarta: Deepublish Proyatno, D. 2013. Analisis Korelasi, Regresi,
Herlambang, E. Srivishnu. 2009. Kajian dan Multivariate dengan SPSS.
Perilaku Konsumen terhadap Strategi Yogyakarta: Gava Media.
Pemasaran Teh Herbal di Kota Bogor. Putra, Erwinsyah. Yunus, Mukhlis. dan
Skripsi. Sekolah Pasca Sarjana. Institut Sulaiman. 2015. Pengaruh Bauran
Pertanian Bogor. Pemasaran Jasa Terhadap Kepercayaan
Imtiaz Hussain, Rai. Husain Sarki, Irshad. Merek (Brand Trust) Dan Dampaknya
Etc. 2013. Impact of Cultural Values and Pada Keputusan Mahasiswa Memilih
Life Style on Impulse Buying Behavior: A Kuliah di Politeknik Aceh. Jurnal.
case study of Pakistan. International Fakultas ekonomi. Magister Manajemen
Review of Management and Business program pasca sarjana. Universitas
Research. Syiah Kuala Banda Aceh.
John W. Lounsbury, Lucy W. Gibson, Richard Sugiyono. 2008. Statistika Untuk Penelitian.
A. Saurdagras, “Scale Development” Bandung: ALFABETA
dalam Frederick T.L Leong and James T. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Austin, The Psychology Research Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Handbook: A Guide for Graduate Bandung: ALFABETA
Students and Research Assistants Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
(Thousand Oaks: Sage Publications, Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Inc., 2006) p. 144 Bandung: ALFABETA
Koesoemaningsih, Rachmawati. 2013. Sugiyono. 2016. Statistika Untuk Penelitian.
Pengaruh Budaya, Sosial, Pribadi Dan Bandung: ALFABETA.
Psikologi Terhadap Keputusan Sumarwan, Ujang. 2011. Perilaku Konsumen.
Mahasiswa Dalam Memilih Pendidikan Teori dan Penerapannya Dalam
Pada Prodi Manajemen Fakultas Pemasaran. Jakarta: PT. Ghalia
Ekonomi Universitas Soerjo Ngawi. Indonesia.
Jurnal. Fakultas Ekonomi. Universitas Tomasoa, Agnes Lilian Mariane. 2016.
Soerjo Ngawi. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Keputusan Mahasiswa Memilih
46
CAKRAWALA – Repository IMWI | Volume 2, Nomor 1, April 2019
p-ISSN: 2620-8490; e-ISSN: 2620-8814

Universitas Kristen Indonesia Dengan


Menggunakan Analisis Faktor. Skripsi.
Fakultas Ekonomi. Universitas Kristen
Indonesia.
Untara, Wahyu. 2013. Kamus Bahasa
Indonesia. Yogyakarta: Indonesia Tera.
www.bps.go.id
Yanu Alif Fianto, Ahmad. Hadiwidjojo,
Djamilah. Etc. 2014. The Influence of
Brand Image on Purchase Behaviour
Through Brand Trust. Faculty Of
Economics and Business. Brawijaya
University. Malang.
Yunus. H. S. 2010. Metode Penelitian Wilayah
Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.

Anda mungkin juga menyukai