Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKALAH KIMIA SMK

“PERBANDINGAN KIMIA SMA DAN KIMIA SMK”

Disusun Oleh :
1. Abi Sukma Wahyu G /15030194033
2. Eni Makhfidah /15030194050
3. Nurul Qurroti A’yuni / 15030194097
4. Julia Dwi Wijaya / 15030194098
5. Ellen Cristy Ruku / 15030194100

Pendidikan Kimia B
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMI
PRODI PENDIDIKAN KIMIA
2018
A. Perbedaan SMA dengan SMK

Sekolah menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan


salah satu jenjang pendidikan yang dapat dipilih dan ditempuh oleh anak Indonesia dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran secara formal. Berikut penjelasan perbedaan SMA dan
SMK:

1. SMA
Sekolah menengah atas adalah salah satu bentuk pendidikan formal yang
menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan menengah sebagai
lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat (pasal 1 poin 11 RPP
DIKDASMEN). Sebagai suatu instansi pendidikan menengah, SMA memiliki fungsi
dan tujuan khusus seperti yang tercantum pada pasal 47 dan 48 RPP DIKDASMEN.
Fungsi dari pendidikan menengah adalah menegembangkan nilai-nilai dan
sikap rasa keindahan dan harmoni, pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan
sebagai persiapan untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi dan/atau untuk hidup di
masyarakat dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Sedangkan tujuan
pendidikan menengah adalah untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan,
hidup sehat, memperluas pengetahuan dan seni, memiliki keahlian dan
ketrampilan, menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab, serta
mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan lebih lanjut.

Karakteristik Pendidikan Menengah Atas adalah sebagai berikut :


1. Pendidikan menengah atas diarahkan untuk mempersiapkan peserta didik
melanjutkan ke tingkan pendidikan yang lebih tinggi (Universitas)
2. Pendidikan menengah atas didasarkan atas teori-teori untuk mendukung siswa
memasuki jenjang yang lebih tinggi
3. Fokus isi pendidikan menengah atas ditekankan pada penguasaan pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang dibutuhkan oleh universitas
4. Penilaian yang sesungguhnya terhadap kesuksesan siswa pada “mains-on”
5. Hubungan yang erat dengan perguruan tinggi merupakan kunci sukses
pendidikan kejuruan
6. Pendidikan menengah atas yang baik adalah responsif dan antisipatif terhadap
kemajuan teknologi.

Satuan pendidikan menengah mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut:


1. Pada satuan pendidikan menengah atas didasarkan pada potensi, perkembangan,
dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi
dirinya.
2. Satuan pendidikan menengah atas menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: (a)
belajar untuk beriman dan bertakwa kepadatuhan Yang Maha Esa, (b) belajar
untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan
berbuat secara efektif, (d), belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang
lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
3. Satuan pendidikan menengah atas memungkinkan peserta didik mendapat
pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan dan/atau percepatan sesuai
dengan potensi, tahap perkembangan dan kondisi peserta didik.
4. Suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan
menghargai, akrab, terbuka dan hangat.
5. Menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan
teknologi yang memadai dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai
sumber belajar.
6. Mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk
keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.

Model Penyelenggaraan Pendidikan Menengah Atas


Model pembelajaran pada satuan pendidikan Menengah Atas hanya
dilaksanakan sepenuhnya di sekolah. Model pembelajaran ini menganasumsikan
bahwa segala hal yang terjadi di tempat kerja dapat diajarkan di sekolah dan semua
sumber belajar ada di sekolah. Model ini banyak di adopsi di Indonesia sebelum
Repelita VI.
2. SMK

Menurut Rupert Evans (1978), pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem
pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada satu
kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan
lainnya. Menurut penjelasan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 15,
pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta
didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Pendidikan kejuruan terdiri dari
Sekolah Menengah Kejuruan, dan Madrasah Aliyah Kejuruan.
Karakteristik Pendidikan Kejuruan (Djojonegoro, 1998) adalah sebagai
berikut :
7. Pendidikan kejuruan diarahkan untuk mempersiapkan peserta didik memasuki
lapangan kerja
8. Pendidikan kejuruan didasarkan atas “demand-driven” (kebutuhan dunia kerja)
9. Fokus isi pendidikan kejuruan ditekankan pada penguasaan pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang dibutuhkan oleh dunia kerja
10. Penilaian yang sesungguhnya terhadap kesuksesan siswa harus pada “hands-on”
atau performa dalam dunia kerja
11. Hubungan yang erat dengan dunia kerja merupakan kunci sukses pendidikan
kejuruan
12. Pendidikan kejuruan yang baik adalah responsif dan antisipatif terhadap
kemajuan teknologi
13. Pendidikan kejuruan lebih ditekankan pada “learning by doing” dan “hands-on
experience”
14. Pendidikan kejuruan memerlukan fasilitas yang mutakhir untuk praktik
15. Pendidikan kejuruan memerlukan biaya investasi dan operasional yang lebih
besar daripada pendidikan umum

Prinsip-prinsip Pendidikan Kejuruan menurut Charles Prosser (1925) adalah


sebagai berikut :
1. Pendidikan kejuruan akan efisien jika lingkungan di mana siswa dilatih
merupakan replika lingkungan di mana nanti ia akan bekerja
2. Pendidikan kejuruan akan efektif hanya dapat diberikan di mana tugas-tugas
latihan dilakukan dengan cara, alat, dan mesin yang sama seperti yang
diterapkan di tempat kerja
3. Pendidikan kejuruan akan efektif jika dia melatih seseorang dalam kebiasaan
berpikir dan bekerja seperti yang diperlukan dalam pekerjaan itu sendiri
4. Pendidikan kejuruan akan efektif jika dia dapat memampukan setiap individu
memodali minatnya, pengetahuannya, dan keterampilannya pada tingkat yang
paling tinggi
5. Pendidikan kejuruan yang efektif untuk setiap profesi, jabatan, atau pekerjaan
hanya dapat diberikan kepada seseorang yang memerlukannya, yang
menginginkannya, dan yang dapat untung darinya
6. Pendidikan kejuruan akan efektif jika pengalaman latihan untuk membentuk
kebiasaan kerja dan kebiasaan berfikir yang benar diulangkan sehingga pas
seperti yang diperlukan dalam pekerjaan nantinya
7. Pendidikan kejuruan akan efektif jika gurunya telah mempunyai pengalaman
yang sukses dalam penerapan keterampilan dan pengetahuan pada operasi dan
proses kerja yang akan dilakukan
8. Pada setiap jabatan ada kemampuan minimum yang harus dipunyai oleh
seseorang agar dia tetap dapat bekerja pada jabatan tersebut
9. Pendidikan kejuruan harus memperhatikan permintaan pasar (memperhatikan
tanda-tanda pasar kerja)
10. Proses pembinaan kebiasaan yang efektif pada siswa akan tercapai jika pelatihan
diberikan pada pekerjaan yang nyata (pengalaman sarat nilai)
11. Sumber yang dapat dipercaya untuk mengetahui isi pelatihan pada suatu okupasi
tertentu adalah dari pengalaman para ahlu pada okupasi tersebut
12. Setiap okupasi mempunyai ciri-ciri isi yang berbeda-beda satu dengan yang
lainnya
13. Pendidikan kejuruan akan merupakan layanan sosial yang efisien jika sesuai
dengan kebutuhan seseorang yang memang mememrlukan dan memang paling
efektif jika dilakukan lewat pengajaran kejuruan
14. Pendidikan kejuruan akan efisien jika metode pengajaran yang digunakan dan
hubungan pribadi dengan peserta didik mempertimbangkan sifat-sifat peserta
didik tersebut
15. Administrasi pendidikan kejuruan akan efisien jika dia luwes dan mengalir
daripada kaku dan terstandar
16. Pendidikan kejuruan memerlukan biaya tertentu dan jika tidak terpenuhi maka
pendidikan kejuruan tidak boleh dipaksakan beroperasi

Model Penyelenggaraan Pendidikan Kejuruan


 Model Sekolah
Pada model ini pembelajaran dilaksanakan sepenuhnya di sekolah. Model ini
berasumsi bahwa segala hal yang terjadi di tempat kerja dapat diajarkan di
sekolah dan semua sumber belajar ada di sekolah. Model ini banyak di adopsi di
Indonesia sebelum Repelita VI.
 Model Magang
Pada model ini pembelajaran dasar-dasar kejuruan dilaksanakan di sekolah dan
inti kejuruannya diajarkan di industri melalui sistem magang. Model ini banyak
diadopsi di Amerika Serikat.
 Model Sistem Ganda
Model ini merupakan kombinasai pemberian pengalaman belajar di sekolah dan
pengalaman kerja di dunia usaha. Dalam sistem ini sistem pembelajaran
tersistem dan terpadu dengan praktik kerja di dunia usaha/industri.
 Model School-based Enterprise
Model ini di Indonesia dikenal dengan unit produksi. Modul ini pada dasarnya
adalah mengembangkan dunia usaha di sekolahnya dengan maksud sesain untuk
menambah penghasilan sekolah, juga untuk memberikan pengalaman kerja yang
benar-benar nyata pada siswanya. Model ini dilakukan untuk mengurangi
ketergantungan sekolah kepada industri.
3. Perbedaan SMA dan SMK secara umum

SMA SMK
Ditujukan untuk siswa yang mau
Ditujukan untuk siswa yang akan
bekerja dan melanjutkan ke
melanjutkan ke Perguruan Tinggi
perguruan tinggi
Kurikulum SMA lebih banyak Kurikulum SMK lebih banyak
teori dari pada praktek praktek dari pada teori
Tamatannya tidak siap kerja dan Tamatannya siap kerja dan
tidak mandiri mandiri
Tempat belajar di sekolah dan
Tempat belajar hanya di sekolah
dunia kerja

B. Perkembangan Awal Pendidikan di Indonesia

Dalam buku Sejarah Pendidikan Teknik dan Kejuruan di Indonesia (2002)


disebutkan bahwa sejarah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tidak terlepas dari
pertama kali pendidikan formal dalam bentuk sekolah didirikan, sehingga perlu melihat
selayang pandang tentang pendidikan di Indonesia terlebih dahulu.

Sejarah pedidikan Indonesia dapat diklasifikasikan ke dalam dua periode utama,


yaitu pendidikan pada zaman sebelum kemerdekaan, dan pendidikan pada zaman
kemerdekaan. Pendidikan pada zaman sebelum kemerdekaan meliputi tiga periode yaitu;
(1) pendidikan yang berbasis ajaran keagamaan; (2) pendidikan yang berbasis
kepentingan penjajah, dan (3) pendidikan dalam rangka perjuangan kemerdekaan
(Depdikbud: 1996). Pendidikan pada zaman kemerdekaan dapat dibagi kedalam tiga
babak; (1) tahun 19945-1968 yakni sejak proklamasi kemerdekaan hingga sebelum
dilaksanakannya Pelita I; (2) sejak dimulainya Pelita I pada tahun 1969/1970 hingga
akhir Pelita VI tahun 1997/1998; dan (3) periode reformasi sejak tahun 1998 yang
berlanjut dengan dilaksanakannya otonomi daerah sejak tahun 2001 hingga sekarang
tatkala pendidikan mengalami desentralisasi yang radikal (Jalal&Supriadi, 2001).
Sebelum berdirinya pendidikan formal dalam bentuk sekolah, pendidikan di
Indonesia dilaksanakan dengan basis keagamaan. Pendidikan berbasis keagamaan
meliputi: (1) pendidikan pada zaman keemasan Hindu-Budha yang berlangsung antara
abad ke-4 hingga 16 Masehi; (2) pendidikan pada masa kerajaan-kerajaan Islam antara
abad ke 13 hingga masa penjajahan Belanda; dan (3) Pendidikan Katolik yang dibawa
serta penjajah Portugis pada abad ke-16 yang disusul dengan pendidikan Kristen
Protestan yang dibawa oleh penjajah Belanda.

Pendidikan yang berdasarkan ‘kepentingan’ meliputi empat zaman: (1) zaman


VOC; (2) zaman colonial Hindia-Belanda sebelum abad ke-20; (3) zaman colonial
Belanda; dan (4) zaman pendudukan Jepang. Pendidikan dalam rangka perjuangan
kemerdekaan ditandai oleh munculya pendidikan yang dipelopori oleh Muhammadiyah,
Perguruan Taman Siswa, INS Kayutanam, Pendidikan Ma’arif NU dan Perguruan Islam
lainnya.

C. Perkembangan Awal Pendidikan Kejuruan Di Indonesia


Sistem pendidikan dalam bentuk sekolah atau menyerupai sekolah dimulai pada
abad ke-16. Sekolah pertama di Indonesia didirikan oleh penguasa portugis di Maluku, Al
tonio Galvano, pada tahun 1536 M berupa sekolah seminari untuk anak – anak dari
permuka pribumi. VOC mendirikan sekolah pertama di Ambon pada tahun 1607, disusul
kemudian di pulau Banda (1622), semua kawasan Maluku yang kaya akan rempah –
rempah dan menjadi sasaran awam misi VOC. Sekolah – sekolah tersebut pada dasarnya
bertujuan untuk menyebarkan agama. VOC juga mendirikan sekolah di wilayah lain
seperti Jakarta.
Sekolah yang berorientasi “kejuruan” yang didirikan pertama kali pada zaman
VOC adalah akademi Pelayaran (academic der Marine) pada tahun 1743 tetapi ditutup
kembali pada tahun 1755. Ketika kekuasaan VOC berakhir dan dilanjutkan oleh
Pemerintah Hindia-Belanda setelah lebih dari dua abad berkuasa, baru pada tahun 1853
Belanda mendirikan sekolah kejuruan Ambachts School van Soerabaia (Sekolah
Pertukangan Surabaya) yang diperuntukkan bagi anak – anak Belanda, lalu disusul
sekolah serupa di Jakarta pada tahun 1856. Kedua sekolah ini diselenggarakan oleh
swasta, kemudian baru pada tahun 1860 Pemerintah Hindia Belanda menngusahakan
sekolah pertukangan di Surabaya untuk golonngan Eropa. Bagi anak – anak Pribumi,
hingga saat itu belum ada sekolah serupa.
Diluar Akademi Pelayaran yang didirikan Tahun 1743, Sekolah Pertukangan di
Surabaya yang berdiri pada tahun 1853 itulah sebagai sekolah kejuruan pertama di
Indonesia. Bila sekolah ini menjadi patokan, maka hingga sekarang sekolah kejuruan di
Indonesia telah berusia satu setengah abad. Sedangkan akses sekolah untuk penduduk
Bumi Putera terhadap Pendidikan Kejuruan baru pada tahun 1900 ketika politik etika
diterapkan berdasarkan Surat Menteri Jajahan (Cremer) kepada Gubernur Jenderal
(Rooseboom) tertanggal 12 September 1900 nomor 49/2280.
D. Tujuan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Sekolah Menengah
Atas (SMA)
 Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Pendidikan kejuruan menurut Undang-Undang Negara Republik Indonesia No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 18 dijelaskan bahwa:
“Pendidikan Ke juruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta
didik terutama untuk bekerja pada bidang tertentu”. Sebagai tindak lanjut dari
implementasi undang - undang di atas, maka perlu dikembangkan suatu bentuk
pendidikan kejuruan. Khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menurut
depdiknes bertujuan untuk:
1. Menyiapkan siswa-siswi untuk memasuki lapangan pekerjaan serta
mengembangkan sikap professional
2. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, mampu berkompetisi, dan mampu
mengembangkan diri
3. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang mandiri dan atau untuk mengisi
kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun masa yang akan datang.
4. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif, dan
kreatif.
Dalam tujuan Sekolah Menengah Kejuruan tersebut di atas dikemukakan bahwa siswa
SMK disiapkan oleh lembaga pendidikan untuk dapat menjadi produktif yang terampil
dalam mengisi kebutuhan dunia usaha dan dunia industry. Kompetensi lulusan SMK
mengacu pada standar kompetensi yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja.
Permintaan tenaga kerja kompeten dan professional seiring dengan pesatnya
perkembangan industrialisasi hal ini mutlak diperlukan.
Tujuan SMK menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PPRI) No.11 Tahun
2005 tentang standar nasional pendidikan pasal 26 ayat 3 tujuan pendidikan menengah
kejuruan yaitu untuk meningkatkan :
1. Kecerdasan
2. Pengetahuan
3. Kepribadian
4. Akhlak mulia
5. Ketrampilan untuk hidup mandiri
6. Mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruan
 Tujuan Sekolah Menengah Atas
Tujuan SMK menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PPRI) No.11 Tahun
2005 tentang standar nasional pendidikan pasal 26 ayat 2 tujuan pendidikan menengah
kejuruan yaitu untuk meningkatkan :
1. Kecerdasan
2. Pengetahuan
3. Kepribadian
4. Akhlak mulia
5. Ketrampilan untuk hidup mandiri
6. Mengikuti pendidikan lebih lanjut

D. Progam Keahlian dan Jurusan Di SMK

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan dan


Pengelolaan Pendidikan Pasal 80 menyatakan bahwa: (1) penjurusan pada SMK, MAK,
atau bentuk lain yang sederajat berbentuk bidang keahlian; (2) setiap bidang keahlian
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat terdiri atas 1 (satu) atau lebih program studi
keahlian; (3) setiap program studi keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
terdiri atas 1 (satu) atau lebih kompetensi keahlian.
Bidang keahlian pada SMK/MAK meliputi:
a. Teknologi dan Rekayasa;
b. Teknologi Informasi dan Komunikasi;

c. Kesehatan;

d. Agribisnis dan Agroteknologi;

e. Perikanan dan Kelautan;

f. Bisnis dan Manajemen;

g. Pariwisata;

h. Seni Rupa dan Kriya;

i. Seni Pertunjukan.
Dalam penetapan penjurusan sesuai dengan bidang/program/ paket keahlian
mempertimbangan Spektrum Pendidikan Menengah Kejuruan yang ditetapkan oleh
Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pemilihan Peminatan Bidang Keahlian dan program keahlian dilakukan saat peserta didik
mendaftar pada SMK/MAK. Pilihan pendalaman peminatan keahlian dalam bentuk
pilihan Paket Keahlian dilakukan pada semester 3, berdasarkan nilai rapor dan/atau
rekomendasi guru BK di SMK/MAK dan/atau hasil tes penempatan (placement test) oleh
psikolog.
Pada SMK/MAK, Mata Pelajaran Kelompok Peminatan (C) terdiri atas:
a. Kelompok Mata Pelajaran Dasar Bidang Keahlian (C1);

b. Kelompok Mata Pelajaran Dasar Program Keahlian (C2);

c. Kelompok Mata Pelajaran Paket Keahlian (C3).

Mata pelajaran serta KD pada kelompok C2 dan C3 ditetapkan oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyesuaikan
dengan perkembangan teknologi serta kebutuhan dunia usaha dan industri.
Khusus untuk MAK dapat ditambah dengan muatan keagamaan yang diatur lebih lanjut
oleh Kementerian Agama.
Latihan Soal dan Kejakan dengan jawaban yang benar. Soal Pilihan Ganda
1. Berikut bukan fungsi pendidikan menengah, yaitu
a. Mengembangkan nilai – nilai c. Kemampuan
dan sikap rasa keindahan dan d. Keterampilan
harmoni e. Ketakwaan
b. Pengetahuan
2. Berikut merupakan karakteristik pendidikan SMA adalah
a. Mengembangkan nilai – nilai memasuki jenjang yang lebih
dan sikap rasa keindahan dan tinggi
harmoni d. Menggunakan pendekatan
b. Didasarkan berdasarkan multistrategi dan multimedia
potensi dan perkembangan e. Memanfaatkan lingkukan
c. Didasarkan atas teori – teori sekitar sebagai sumber
untuk mendukung siswa belajar
3. Dibawah ini terdapat prinsip – prinsip,
1. Siswa dilatih sesuai dengan replika lingkungan nanti ia akan bekerja
2. Memerlukan biaya investasi dan operasional yang besar
3. Responsive dan antisipatif
4. Metode pengajaran yang digunakan dan hubungan pribadi dengan peserta didik
Yang merupakan prinsip – prinsi SMK, ditunjukan nomor berapa aja
a. 1 dan 2 d. 1 dan 4
b. 2 dan 3 e. 3 dan 4
c. 2 dan 4
4. Dibawah ini, tedapat pada tabel

No SMA SMK

Ditujukan untuk siswa yang mau


Ditujukan untuk siswa yang akan
1 bekerja dan melanjutkan ke
melanjutkan ke Perguruan Tinggi
perguruan tinggi

Kurikulum SMA lebih banyak teori Kurikulum SMK lebih banyak praktek
2
dari pada praktek dari pada teori

Tamatannya tidak siap kerja dan


3 Tamatannya siap kerja dan mandiri
tidak mandiri

Tempat belajar di sekolah dan


4 Tempat belajar hanya di sekolah
dunia kerja

Dimanakah yang termasuk perbedaan SMA dan SMK, ditunjukan pada nomor
a. 1 dan 2 d. 2 dan 4
b. 2 dan 3 e. 3 dan 4
c. 1 dan 3
5. Berikut pendidikan yang didirikan dalam rangka perjuangan kemerdekaan yang
dipelopori oleh muhammadiyah, yakni
a. Pendidikan zaman jepang
b. Perguruan taman siswa
c. Pendidikan katolik
d. Pendidikan zaman VOC
e. Pendidikan Hindu - Budha
6. Sekolah pertama kejuruhan pada zaman VOC adalah
a. academic der Marine
b. Ambachts School van Soerabaia
c. Perguruan taman siswa
d. INS
e. Pendidikan zaman jepang
7. Tujuan SMK menurut menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PPRI)
No.11 Tahun 2005
a. Ketakwaan
b. Kecerdasan
c. Mengikuti pendidikan lanjut
d. Teknologi
e. Komunikasi
8. Pada SMK terdapat mata pelajaran kelompok peminatan, dimana yang termaasuk mata
pelajaran peminatan
1. Mata pelajaran dasar bidang keahlian
2. Mata pelajaran dasar progam keahlian
3. Mata pelajaran pengetahuan umum
4. Mata pelajaran paket keahlian
5. Mata pelajaran kewarganegaaraan

a. 1 dan 2 d. 2 dan 5
b. 1 dan 4 e. 2 dan 3
c. 1 dan 3
9. Dimulai pada abad ke berapa system pendidikan dalam bentuk sekolah yaitu
a. Abad ke 15
b. Abad ke 17
c. Abad ke 16
d. Abad ke 18
e. Pertengahan abad 15 dan 16
10. Pada tahun berapa sekolah pertukangan di Surabaya didirikan
a. 1743
b. 1536
c. 1853
d. 1900
e. 1856

Soal Uraian

1. Sebutkan perbedaan SMA dengan SMK


2. Sebutkan tujuan diadakanya pendidikan SMA dan SMK
3. Sebutkan progam keahilaan SMK yang telah diatur di Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2010
Daftar Pustaka

Djojonegoro, Wardiman. 1998. Pengembangan Sumberdaya Manusia melalui SMK.


Jakarta : PT. Jayakarta Agung Offset.
Evans, Rupert N, dan Edwin, Lewis H. 1978. “Foundation of Vocational Education”.
Columbus. Ohio: Charles E. Merril Publishing Company.
Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PPRI) No.11 Tahun 2005. Tentang standar
nasional
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.70 Tahun
2013. Tentang Kerangak Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan
Kunci Jawaban
Soal Pilihan Ganda
1. E 6. A
2. C 7. B
3. D 8. A
4. C 9. C
5. B 10. C
Soal Uraian

1. Perbedaan SMA dengan SMK

SMA SMK
Ditujukan untuk siswa yang mau
Ditujukan untuk siswa yang akan
bekerja dan melanjutkan ke
melanjutkan ke Perguruan Tinggi
perguruan tinggi
Kurikulum SMA lebih banyak Kurikulum SMK lebih banyak
teori dari pada praktek praktek dari pada teori
Tamatannya tidak siap kerja dan Tamatannya siap kerja dan
tidak mandiri mandiri
Tempat belajar di sekolah dan
Tempat belajar hanya di sekolah
dunia kerja
2. Tujuan diadakannya pendidikan SMA dan SMK
Tujuan SMK menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PPRI)
No.11 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan pasal 26 ayat 3
tujuan pendidikan menengah kejuruan yaitu untuk meningkatkan :
1. Kecerdasan
2. Pengetahuan
3. Kepribadian
4. Akhlak mulia
5. Ketrampilan untuk hidup mandiri
6. Mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruan
Tujuan Sekolah Menengah Atas
Tujuan SMK menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PPRI)
No.11 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan pasal 26 ayat 2
tujuan pendidikan menengah kejuruan yaitu untuk meningkatkan :
1. Kecerdasan
2. Pengetahuan
3. Kepribadian
4. Akhlak mulia
5. Ketrampilan untuk hidup mandiri
6. Mengikuti pendidikan lebih lanjut

3. Bidang keahlian pada SMK/MAK meliputi:


a. Teknologi dan Rekayasa; e. Perikanan dan Kelautan;

b. Teknologi Informasi dan f. Bisnis dan Manajemen;


Komunikasi;
g. Pariwisata;
c. Kesehatan;
h. Seni Rupa dan Kriya;
d. Agribisnis dan
1. Seni Pertunjukan.
Agroteknologi;

Anda mungkin juga menyukai