1. Sosialisasi
2. Pola Asuh Anak
• 1. Masyarakat sederhana. Dalam lingkungan
masyarakat sederhana (primitive) pola pembagian
kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin.
Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin,
nampaknya berpangkal tolak dari latar belakang
adanya kelemahan dan kemampuan fisik antara
seorang wanita dan pria dalam menghadapi
tantangan tantangan alam yagn buas saat itu.
• 2. Masyarakat Maju. Masyarakat maju memiliki
aneka ragam kelompok sosial, atau lebih dikenal
dengan sebuatan kelompok organisasi
kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang
berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang
akan dicapai.
Berger
SOSIALISASI
• Komunikasi Terbuka: Orang tua harus menciptakan lingkungan yang mendukung komunikasi
terbuka dengan anak-anak. Anak-anak harus merasa nyaman berbicara tentang masalah atau
perasaan mereka tanpa takut mendapat hukuman.
• Pendidikan Nilai dan Etika: Orang tua dan pendidik seharusnya aktif mengajarkan anak-anak
tentang nilai-nilai moral, etika, dan norma-norma sosial yang benar. Ini bisa dilakukan melalui
cerita, contoh-contoh kasus, atau diskusi tentang situasi kehidupan sehari-hari.
• Pengawasan Terhadap Media: Orang tua harus mengawasi konten media yang anak-anak
mereka konsumsi, termasuk televisi, internet, dan permainan video. Ini akan membantu
mencegah mereka terpapar pada konten yang tidak sesuai usia.
Pengendalian Terhadap Kenakalan Anak: Sikap/Cara yang
Bersifat Represif
Hukuman yang Tepat: Jika anak melakukan kenakalan, orang tua atau guru dapat memberikan
hukuman yang sesuai. Namun, hukuman sebaiknya proporsional dengan kesalahan yang dilakukan
dan bertujuan untuk mengajarkan konsekuensi dari perilaku negatif.
Batasan yang Jelas: Orang tua harus menetapkan batasan yang jelas dan konsekuensi yang akan
diterima anak jika batasan tersebut dilanggar. Ini memberikan anak pandangan yang jelas tentang
apa yang diperbolehkan dan apa yang tidak.
Diskusi dan Pembelajaran: Setelah memberikan sanksi, penting untuk berbicara dengan anak-anak
tentang tindakan mereka dan mengapa itu salah. Ini adalah kesempatan untuk mengajarkan anak-
anak tentang konsekuensi dari perilaku mereka.
Konsistensi: Orang tua dan guru harus konsisten dalam menerapkan aturan dan sanksi.
Ketidakkonsistenan dapat membingungkan anak-anak dan mengurangi efektivitas pengendalian
kenakalan.
Konseling atau Pendampingan: Jika perilaku kenakalan anak sangat serius atau berulang, mungkin
diperlukan konseling atau pendampingan profesional untuk membantu anak dan keluarga mengatasi
masalah tersebut.