DAN
PERKEMBANGAN SOSIOEMOSIONAL
Ada sejumlah teori tenteng perkembangan sosioemosional anak namun dalam materi in
kita akan focus pada dua teori yaitu teori ekologi dari Bronfenbrenner dan teori perkembangan
rentang hidup dari Erikson. Dua teori ini dipilih karena cukup komprehensif dalam membahas
konteks sosial dimana anak berkembang dan perubahan utama dalam perkembangan
sosioemosional.
Teori ini dikembangkan oleh Bronfenbrenner yang fokus utamanya adalah pada konteks
sosial dimana anak tinggal dan orang – orang yang mempengaruhi perkembangan anak.
interpersonal sampai ke pengaruh kultur yang lebih luas. Adapun sistem tersebut adalah sebagai
berikut :
3. Ekosistem adalah terjadi ketika pengalaman disetting lain dimana murid tidak berperan aktif.
4. Makrosistem adalah kultur yang lebih luas. Kultur adalah istilah luas yang mencakup etnis dan
tumbuh dan orang – orang yang penting bagi kehidupan anak. Erikson mengemukakan teori
Dalam teori ini memiliki delapan(8) tahapan perkembangan yang akan dilalui oleh orang
kepercayaan akan timbul jika bayi mendapat perlakuan yang hangat dan bersahabat, namun akan
2. Otonomi >< malu dan ragu adalah tahap kedua, tahap ini terjadi pada masa bayi akhir dan pada
masa belajar berjalan. Setelah bayi percaya kepada pengasuhnya sang bayi mulai menemukan
bahwa tindakannya adalah tindakannya sendiri, jika bayi dibatasi terlalu banyak dan dihukum
terlalu keras maka bayi tersebut akan mengembangkan rasa malu dan ragu.
3. Inisiatif >< rasa bersalah adalah tahap ketiga, tahap ini berhubungan pada masa kanak – kanak
awal sekitar usia 3-5 tahun, pada usia ini orang tua berharap anak menjadi lebih bertanggung
jawab terhadap tubuh dan milik mereka, munculnya rasa tanggung jawab ini membutuhkan
inisiatif. Anak mengembangkan rasa bersalah apabila mereka tidak bertanggung jawab atau
terlalu cemas.
4. Upaya >< inferioritas adalah tahap keempat, tahap ini terjadi kira – kira pada masa sekolah
dasar, dari usia 6-usia puber atau remaja awal. Inisiatif anak membuat mereka berhubungan
5. Identitas >< kebingungan identitas adalah tahap kelima, tahap ini terjadi di masa remaja, remaja
berusaha mencari tahu jati dirinya, remaja perlu diberi kesempatan untuk mengeksplorasi
berbagai cara untuk memahami identitas dirinya. Apabila remaja tidak cukup mengeksplorasi
peran maka mereka tetap bisa bingung akan identitas diri mereka.
6. Intimasi >< isolasi adalah tahap keenam, tahap ini terjadi pada masa dewasa awal. Tugas
perkembangannya adalah membentuk hubungan yang positif dengan orang lain, bahaya pada
tahap ini orang gagal membangun hubungan dekat dengan pacar atau kawan dan terisolasi secara
sosial.
7. Generativitas >< stagnasi adalah tahap ketujuh, tahap ini terjadi pada masa tahap remaja dewasa,
8. Integritas >< Putus asa adalah tahap kedelapan, tahap ini berhubungan dengan masa dewasa
akhir, sekitar usia 60-an sampai meninggal. Orang tua merenungi kembali hidupnya, memikirkan
apa yang telah mereka lakukan. Jika evaluasi ini posotif maka mereka akan mengembangkan
rasa integritas sedangkan jika hasil dari evaluasi negative mereka akan putus asa.
Menurut Bronfrenner, konteks sosial dimana anak hidup akan banyak mempengaruhi
a. Keluarga
Anak tumbuh dalam keluarga yang berbeda, keluarga akan menentukan perkembangan
anak, sehingga peranan orang tua sangat penting. Menurut Diana baumrind seorang pakar
parenting berpendapat bahwa ada cara yang baik untuk mengasuh anak, dia percaya bahwa orang
tua tidak boleh terlalu menghukum atau terlalu tidak peduli, sebaiknya orang tua menyusun
aturan bagi anak dan pada saat yang sama bersifat suportif dan membimbing serta mengasuh.
3. Neglectful parenting adalah gaya asuh dimana orang tua tidak terlibat aktif dalam kehidupan
anaknya.
4. Indulgent parenting adalah gaya asuh dimana sangat terlibat dalam kehidupan anaknya tetapi
b. Teman Sebaya
hubungan teman sebaya yang baik mungkin dibutuhkan untuk perkembangan normal, dalam
- Anak popular, sering kali dinominasikan sebagai kawan terbaik dan jarang dibenci kawan
sebayanya
- Anak diabaikan, jarang dinominasikan sebagai kawan terbaik tetapi bukannya tidak disukai oleh
kawan seusianya
- Anak ditolak, jarang dinominasikan dan sering dibenci oleh teman seusianya.
- Anak kontroversial, sering kali dinominasi sebagai teman baik tetapi juga kerap tidak disukai.
2. Persahabatan
Persahabatan memberikan kontribusi pada status teman usia sebaya dan memberi keuntungan
lainnya :
- Dukungan fisik, persahabatan member sumber daya dan bantuan disaat dibutuhkan.
- Dunungan ego, persahabatan membantu anak bahwa mereka merasa adalah anak yang bisa
- Intimasi / kasih sayang, persahabatan member anak suatu hubungan yang hangat, saling
c. Sekolah
Anak menghabiskan banyak waktu sebagai anggota dari masyarakat kecil yang sangat
mempengaruhi mereka.
Kontek sekolah bervariasi sejak masa kanak awal, sekolah dasar sehingga remaja. Setting masa
anak awal adalah sebuah lingkungan yang terlindung yang batasnya adalah ruang kelas. Pada
sekoalah dasar, guru merupakan otoritas yang menciptakan iklim kelas, dalam tinggakatan ini
kelompok teman sebaya kini jadi lebih penting dan murid makin senang berkawan. Saat sekolah
menengah pertama lingkungan sekolah makin luas, lapangan sosial mencakup seluruh sekola,
bukan sekedar ruang kelas. Murid sekolah menengah lebih menyadari sekolah sebagai sistem
sosial.
Pendidikan yang sesuai secara developmental, pendidikan jenis ini didasarkan pada pengetahuan
perkembangan khas dari anak dalam rentang usia dan keunikan anak. Berikut ini beberapa tema
- Domain perkembangan anak-fisik, kognitif, dan sosioemosional adalah domain yang saling
berkaitan dan perkembangan dalam satu domain dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
- Anak – anak adalah pembelajar aktif dan harus didorong untuk mengkonstruksi pemahaman
dunia di sekitarnya.
- Anak – anak akan berkembang dengan amat baik dalam kontek komunikasi dimana mereka
Saat anak menjalani transisi ke sekolah dasar, mereka berinteraksi dan mengembangkan
hubungan dengan anak baru. Sekolah member mereka banyak ide untuk membentuk pemahaman
Ada tiga(3) perhatian khusus berkenaan dengan sekolah untuk remaja yaitu ; transisi dari sekolah
SMP ke SMA, sekolah yang efektif untuk remaja, peningkatan kualitas sekolah menengah atas
(SMA).
Transisi ke SMP dalam transisi ini dapat sukses karena berbarengan dengan banyak perubahan
perkembangan lainnya seperti masa puber, mereka merasa lebih independen dari orang tua dan
Sekolah yang efektif untuk remaja, yaitu sekolah yang memiliki ciri sebagai berikut:
- Sekolah mampu dan mau menyesuaikan semua kegiatan sekolah dengan fariasi individu.
- Mereka memandang serius apa yang dikenal sebagai perkembangan remaja muda.
- Sekolah memberi banyak perhatiaan pada perkembangan sosioemosional dan kognitif.
a. Diri
Menurut dramawan italia abad ke-20 yang bernama Ugo Betti, saat anak mengatakan
“AKU” maka yang mereka maksud adalah sesuatu yang unik tidak bercampur dengan yang
lainnya. Psikologi sering menyebut “AKU” ini sebagai “DIRI”. Ada dua(2) aspek yang penting
1. Harga Diri
Penghargaan diri adalah pandangan keseluruhan dari individu tentang dirinya sendiri.
- Identifikasi penyebab rendah diri dan area kompetensi yang penting bagi diri
2. Perkembangan Identitas
Pada perkembangan ini akan timbul pertanyaan dari diri seorang remaja yaitu siapa aku ? seperti
apa aku ? apa yang akan aku lakukan dalam hidup ini ? dan pertanyaan lainnya. Periset dari
kanada menganalisis konsep dari erikson, dan menyimpulkan bahwa adalah penting untuk
- Identity diffusion terjadi ketika individu belum mengalami krisi yaitu mereka belum
- Identity foreclosure terjadi saat individu membuat komitmen tetapi belum mengalami krisis
- Identity moratorium terjadi ketika individu berada ditengah, krisis tapi komitmen.
- Identity achievement terjadi ketika individu telah mengalami krisis dan telah membuat
komitmen.
b. Perkembangan Moral
Banya orang tua mengkhawatirkan kalau anak mereka tumbuh tanpa membawa nilai
tradisional.
1. Domain perkembangan anak, perkembangan moral berkaitan dengan aturan, aturan ini bisa
- Kognitif adalah bagaimana murid menalar atau memikirkan aturan untuk perilaku etis.
- Behavioral adalah bagaimana murid berprilaku secara actual, bukan pada moralitas pada
pemikirannya.
2. Teori Piaget
- Heteronomous morality adalah tahap perkembangan moral pertama menurut piaget, tahap ini
berlangsung dari kira – kira usia 4-7 tahun. Pada tahap ini keadilan dan aturan dianggap sebagai
10 tahun atau lebih. Pada tahap ini anak mulai mengetahui bahwa atuaran dan hukum adalah
buatan manusia dan bahwa dalam menilai suatu perbuatan niat pelaku dan konsekuensinya
perludipikirkan.
3. Teori Kohlberg
- Preconventional reasoning adalah tahap dimana anak tidak menunjukkan internalisasi nilai
- Conventional reasoning adalah pada tahap ini interaksi masih setengah, dimana anak patuh
secara internal pada standar tertentu tetapi standar itu pada dasarnya ditetapkan oleh orang lain.
- Postconventional reasoning adalah pada tahap ini moralitas telah sepenuhnya di interlisasikan