Anda di halaman 1dari 16

Insiden dan Faktor Risiko Perdarahan

Postpartum pada Persalinan Transvaginal di


Fasilitas Perinatal Tersier di Jepang

Kelompok 2:

Bimo Nugroho Sakti


Ine Ahyar Hasriza
Miftahul Jannah Gafar

Perseptor :

Dr Bambang, Sp.OG
Abstrak

 Perdarahan postpartum (PPH) merupakan


perdarahan lebih dari 1.000 ml setelah persalinan
pervaginam.
 Faktor risiko perdarahan postpartum meliputi:
makrosomia janin (lebih dari 4000 g); hipertensi
yang diinduksi kehamilan; kehamilan dihasilkan
dengan dibantu teknologi reproduksi; laserasi
perineum/vagina yang parah; dan kenaikan berat
badan lebih dari 15 kg selama kehamilan.
Latar Belakang

 PPH merupakan penyebab utama kematian ibu terutama di


negara-negara berkembang dan merupakan penyebab 25%
kematian ibu di seluruh dunia.
 PPH menghasilkan tanda dan gejala ketidakstabilan sirkulasi
volume darah, ahli Obstetri dan Ginekologi Kanada merangkum
penyebab PPH dengan istilah “4 T (Tone, Trauma, Tissue, dan
Trombin)”.
 Gejala sisa PPH berupa hipotensi, anemia, dan kelelahan.
 Identifikasi faktor risiko pada periode antenatal dan intrapartum
dapat memungkinkan intervensi tepat waktu untuk mencegah
PPH. Penelitian ini dilakukan untuk menilai kejadian, dan faktor
risiko PPH pada persalinan transvaginal di fasilitas medis
perinatal tersier di Jepang.
Metode

Studi kohort prospektif ini dilakukan di fasilitas medis perinatal


tersier di Jepang pada Juni 2013 sampai Juli 2016. Persetujuan
etis diperoleh dari Rumah Sakit ASO Iizuka, Jepang. Informed
consent tertulis diperoleh dari semua peserta saat pendaftaran.
Wanita hamil dengan usia kehamilan 22 minggu atau lebih
diberikan kuesioner .Variabel-variabel berikut dikumpulkan
dari rekam medis dan kuesioner: usia ibu; keseimbangan;
penggunaan teknologi reproduksi terbantu (ART); kebiasaan
merokok ibu; kehamilan-hipertensi terinduksi (PIH); berat
badan ibu dan BMI sebelum kehamilan; induksi / augmentasi
persalinan oleh oksitosin; persalinan pervaginam; laserasi
perineum / vagina yang parah;dan berat lahir neonatal.
Gambar 1.
Analisis regresi logistik multivariat digunakan untuk
memperkirakan odds rasio (OR) dan interval
kepercayaan 95% (CI) dan kontrol untuk pembaur
potensial.Variabel penjelas yang termasuk dalam
model ini adalah variabel yang signifikan secara
statistik untuk hasil dalam analisis univariat.
Nilai P dua sisi<0,05 dianggap signifikan secara
statistik. Semua analisis dilakukan dengan
menggunakan perangkat lunak SAS versi 9.4
Hasil

Tabel 1. Karakteristik populasi


Tabel 2. Prevalensi PPH
Tabel 3. Hubungan antara faktor resiko dan PPH
Berdasarkan tabel 3 Penggunaan ART, penambahan
berat badan berlebihan (lebih dari 15 kg) selama
kehamilan, PIH rumit,laserasi vagina / perineum
yang parah dan memiliki bayi makrosomik
merupakan faktor yang berkontribusiuntuk PPH
Tabel 4. Odds rasio dan interval confidence

faktor-faktor yang terkait dengan peningkatan risiko PPH dari


analisis regresi logistik :ART (OR 3,479; 95% CI 1,47-8,24); PIH (OR
3,159; 95% CI 1,65-6,06) dan laserasi perineum / perineum yang
parah (OR 1,978; 95% CI 1,19-3,31)
Diskusi

Sosa etal. melaporkan bahwa 10,8% wanita kehilangan lebih


dari 500 ml dan 1,9% kehilangan lebih dari 1.000 ml.
Rumah sakit tempat penelitian ini dilakukan adalah fasilitas
medis perinatal tersier tunggal di Jepang yang dilaporkan
memiliki tingkat PPH yang tinggi.
Risiko PPH tertinggi untuk perempuan yang menggunakan
ART. Ini konsisten dengan penelitian sebelumnya. Zhuetal
melaporkan bahwa perlekatan plasenta terjadi lebih sering
pada kelompok perempuan setelah menggunakan ART.
Perlekatan plasenta mencerminkan perkembangan
abnormal, dan merupakan faktor risiko independen untuk
PPH.
PIH yang rumit adalah faktor risiko independen
kedua dalam penelitian kami. Kelainan hematologis
dapat berkembang pada beberapa wanita dengan PIH
dan kadar faktor pembekuan plasma dapat menurun.
Laserasi dan hematoma yang dihasilkan dari trauma
kelahiran dapat menyebabkan kehilangan darah yang
signifikan.
Penambahan berat badan yang berlebihan selama
kehamilan dapat menyebabkan bayi makrosomia
dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko PPH.
Keterbatasan penelitian

Kumpulan data hanya mencakup wanita Jepang, dan


tidak jelas apakah hasilnya dapat diekstrapolasi
untuk wanita dari kelompok etnis lain.
Bias selektif dalam karakteristik latar belakang
pasien.
Penelitian ini tidak memasukkan faktor uterus ibu.
Dalam penelitian ini tidak diselidiki durasi
persalinan dan sindrom HELLP yang terkait dengan
PIH.
Kesimpulan

 Faktor risiko untuk PPH dalam penelitian ini adalah


penggunaan ART, PIH, laserasi vagina / perineum
yang parah dan neonatus makrosomik.
 Diperlukan kewaspadaan ekstra selama periode
antenatal dan peripartum untuk mengidentifikasi
wanita yang berisiko dan memungkinkan intervensi
dini untuk mencegah PPH.
 Penting untuk diingat bahwa kita perlu
mempersiapkan PPH pada semua wanita yang
melahirkan, karena pada beberapa wanita dapat terjadi
tanpa faktor risiko yang diketahui.
Sekian,

Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai