Oleh :
Lilin Noviana (19360110)
M. Khasan Fadly (19360196)
Dokter Pembimbing:
dr. Wirawan Anggorotomo, Sp. An
dr. Joan Willy Ansas, Sp.An
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
dilakukan pembedahan tanpa siksaan dan rasa nyeri. Dewasa ini, anestesi
dan reanimasi telah jauh berkembang semenjak ditemukan pertama kali oleh
Morton pada tahun 1846. Mulai dari zat-zat yang dipakai, alat-alat dan
kelompok umur yaitu neonatus, bayi, anak pra sekolah dan anak usia
sangat berbeda dengan orang dewasa. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan
anatomi, fisiologi, psikologi, dan biokimia yang berbeda. Dari segi anatomi,
jalan nafas anak-anak terlebih neonatus dan bayi jauh lebih kecil daripada
orang dewasa. Mukosa jalan nafas juga lebih mudah teriritasi sehingga
yang besar sehingga cenderung menutup jalan nafas saat dalam pengaruh
ginjal pada neonatus dan bayi juga merupakan masalah tersendiri yang
penyesuaian dosis dan ukuran alat-alat yang akan dipakai, melainkan juga
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. AD
Umur : 14 tahun
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Panjang
Agama : Islam
II. ANAMNESIS
Keluhan utama
Tanda-tanda Vital :
Suhu : 36, oC
ikterik (-)
Genitalia : DBN
keempat ekstremitas
ASA II
Appendisitis
Appendiktomi
PRE-OPERASI
Persiapan pre-operasi:
Puasa 6 jam
Menyiapkan alat-alat
Kriterika LEMON
Mallampaty : Class 1
Td ; 110/80
Spo2 : 100
HR : 82
RR : 22
Induksi anestesi:
Maintenance:
Td : 100/60
Spo2 : 100
HR : 76
RR : 20
Diberikan O2 2 liter/menit
Infus RL 250 cc
Diberikan obat:
- Dexketoprofen 50 mg
- Ondansetron 8 mg
POST-OPERASI
Memberikan o2 3L/menit
Perintah di ruangan:
- Infus RL 20 tpm
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
yang dapat dibagi menjadi 4 kelompok umur yaitu neonatus (umur 1-28
hari), bayi (sampai 1 tahun), anak pra sekolah (2-5 tahun), dan anak usia
orang dewasa.
Masa neonatus dan bayi adalah masa dimana terjadi perubahan yang
sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim. Pada masa
umur ini. Begitu pula dengan kelompok anak pra sekolah dan anak usia
dewasa.3,4,5 Maka dari itu sangatlah diperlukan penataan dan persiapan yang
1. Sistem Respirasi
orofaring, dan trakea relatif lebih kecil pada anak-anak daripada orang
dapat disebabkan oleh inflamasi ataupun iritasi dan dapat bersifat fatal.4,5
Produksi mukosa pada neonatus dan bayi juga lebih banyak daripada
tersumbat.5 Lidah pada neonatus dan bayi juga relatif lebih besar dan
cenderung jatuh saat dalam pengaruh anestesi. Pada neonatus dan bayi
ukuran epiglottis lebih besar, berbentuk U, dan lebih terkulai.3,4 Hal ini
anak juga mempunyai lidah yang lebih besar, laring yang letaknya lebih
anterior, epiglottis yang lebih panjang, serta leher dan trakea yang lebih
berhati-hati.6
disebabkan oleh thoraks pada neonatus berukuran kecil dan iga horizontal,
diafragma terdorong keatas oleh isi perut yang besar. Dengan demikian
kadang tekanan negatif dapat timbul dalam lambung pada waktu proses
ditemukan pola nafas periodik dimana ada - periode dimana nafas berhenti
sebentar selama kurang dari 10 detik.5 Hal ini harus dibedakan dengan
anak yang lebih besar, pola pernafasan sudah hampir sama dengan orang
frekuensi nafas juga dapat akibat dari tingkat metabolisme pada neonatus
yang relative tinggi, sehingga kebutuhan oksigen juga tinggi, dua kali dari
kebutuhan orang dewasa dan ventilasi alveolar pun relative lebih besar
2. Sistem Sirkulasi
mL/kg dan lebih tinggi pada bayi prematur (95 mL/kg) dengan nilai
pada neonatus dan bayi adalah 75-80% dari berat badan dimana
4,5,6
orang dewasa dimana komposisi cairan sekitar 60% dari berat badan.
dimana kadar hemoglobin terendah pada saat usia 3 bulan dan HbA
dan bayi harus dilakukan dengan cermat dan teliti. Tekanan sistolik
merupakan indikator yang baik untuk menilai sirkulasi volume darah dan
volume.5 Autoregulasi aliran darah otak pada bayi baru lahir tetap
nadi neonatus dan bayi antara 80-160 dengan rata-rata 120 kali/menit
dan frekuensi nadi pada anak-anak bervariasi menurut umur dan semakin
hypoxia dapat memicu bradikardi secara cepat meskipun denyut nadi pada
bayi lebih cepat dan mengurangi cardiac output yang dapat menyebabkan
hipotensi, asistol, hingga kematian intraoperative. Sesitivitas jantung
amino dan bikarbonat juga rendah. Fungsi ginjal akan berangsur matang
lebih dibanding pada orang dewasa. Begitu pula dalam hal pemberian
berat badan.5,6
4. Sistem Saraf
Myelinisasi pada neonatus belum sempurna dan akan matang dan
lengkap pada usia 3-4 tahun. Jadi saat neonatus, otak sangat sensitive
sensitifitas dan lama kerja dari obat pelumpuh otot non depolarizing.6
kali/menit) terutama pada saat bayi dalam keadaan hipoksia maupun bila
ada stimulasi daerah nasofaring.4,5 Sirkulasi bayi baru lahir stabil setelah
lama dan depresi pada periode pasca anestesi. Sisa dari blok obat relaksasi
sulfas atropin.
5. Fungsi Hati
pada bayi baru lahir adalah 50-60%. Hipoglikemia pada bayi (dibawah 30
6. Regulasi Suhu
yang dihasilkan oleh jaringan lemak coklat yang terletak diantara scapula,
dari lemak coklat. Hipertermia dapat terjadi akibat dehidrasi, suhu sekitar
yang panas, selimut atau kain penutup yang tebal dan pemberian obat
pemberian cairan infus atau tranfusi darah dingin, irigasi oleh cairan dingin,
pengaruh obat anestesi umum yang menekan pusat regulasi suhu, maupun
hipotermia.5,6 Untuk anak yang lebih besar, penanganan suhu sama dengan
orang dewasa.
7. Respon Psikologis
umur anak pra sekolah dan usia sekolah sangat berbeda dengan orang
Respon psikologis kelompok ini terhadap rasa takut, tidak nyaman, dan
durante, maupun post operatif. Rasa takut bisa datang dari nyeri fisik
seperti jarum suntik, luka pasca bedah, dan penggantian bebat. Rasa tidak
infus, kateter, drain, dll. Sedangkan stress emosional yang paling sering
rumah sakit atau kamar bedah, ataupun ketakutan akan operasi yang akan
pasien jalani.5,7 Menangis, agitasi, retensi urine, nafas dalam, tak mau
bicara, dan pernafasan dalam merupakan respon yang biasa dilakukan anak-
dll.
8. Respon Farmakologi
Farmakokinetik dan farmakodinamik dari obat-obat yang
karena6:
biotransformasi obat.
6. Aliran darah ke organ relative lebih banyak (seperti pasa otak, jantung,
keadaan umum dan fisik, serta menilai masalah anestesi yang akan
dialami juga harus dilakukan. Pemeriksaan tambahan yang rutin
• Puasa
Lama puasa yang dianjurkan adalah stop susu 4 jam dan pemberian air
gula 2 jam sebelum anestesi untuk umur < 6 bulan. Stop susu 6 jam
dan pemberian air gula 3 jam sebelum anestesi untuk umur 6-36 bulan.
Untuk >36 bulan dengan cara stop susu 8 jam dan pemberian air gula 3
jam sebelum anestesi.3,6 Untuk anak yang sudah lebih besar, puasa
Infus
Infus dipasang untuk memenuhi kebutuhan cairan karena puasa,
waktu 3 jam, jam I 50% dan jam II, III maing-masing 25%.
dalam NaCl 0,225% untuk anak < 2 tahun dan preparat D5% dalam
dan tergantung pada ukuran tubuh dan status fisik pasien, metode
terlebih dahulu dan ventilator diatur sesuai tubuh pasien, ukuran face
mask yang sesuai, dan juga oral airway. Laringoskop harus di cek
apakah berfungsi dengan baik, dan ukuran blade yang sesuai harus
suhu pasien.3,7
sebenar dan sebaiknya. Hal ini dapat membantu terutama pada pasien
usia pra sekolah. Anak yang berusia lebih dari 4 tahun dengan orang tua
Namun jika orang tua pasien memiliki kecemasan yang berlebih tentu
hal ini tak akan membantu, atau bahkan menjadi lebih sulit. Jika pasien
telah ter sedasi, keberadaan orang tua tak lagi diperlukan, dimana
orang tua saat induksi sangat tergantung dari tipe orang tua tersebut,
• Premedikasi
1. Sulfas Atropine
atropine 0,02 mg/kg, minimal 0,1 mg dan maksimal 0,5 mg. lebih
2. Penenang
Tidak dianjurkan pada neonatus dan bayi, karena susunan
pra sekolah dan usia sekolah yang tidak bisa tenang dan cemas,
pemberian. 3,6
fisik, dan tipe operasi yang akan dilakukan. Ahli anestesi tentu memiliki
cara dan taktik tersendiri dalam menginduksi pasien pediatrik dan harus
secara intravena.
• Induksi inhalasi.
Dikerjakan pada bayi dan anak yang sulit dicari venanya atau
rendah 0,5 vol% kemudian dinaikkan setiap beberapa kali bernafas 0,5
sentimeter dari mulut dan hidung, kalau sudah tidur barn dirapatkan ke
muka penderita.3,4
• Induksi intravena.
Dikerjakan pada anak yang tidak takut pada suntikan atau pada
lidokain, dan opiate dengan atau tanpa agen inhalasi sehingga tidak
pemasangan LMA.3
Intubasi neonatus dan bayi lebih sulit karena mulut kecil, lidah
menonjol dan membuat posisi fleksi pada kepala, maka dapat dikoreksi
dengan cara sedikit mengangkat bahu dengan meletakan handuk dan
bayi baru lahir dibawah usia 10-14 hari atau pada bayi prematur.3,6
tanpa pelumpuh otot. Pipa trachea yang dianjurkan adalah dari bahan
ukuran diameter 2-3 mm sedangkan pada bayi aterm 2,5-3,5 mm. Pipa
yang digunakan juga jenis pipa non kinking atau yang tidak mudah
kecil dan lurus, jenisnya tergantung pada piliban ahli anestesi dan adanya
Pipa trakea pada bayi dan anak dipakai yang tembus pandang
tanpa cuff. Untuk usia diatas 5-6 tahun boleh dengan cuff pada kasus-
kasus laparotomi atau jika ditakutkan akan terjadi aspirasi. Secara kasar
ukuran besarnya pipa trakea sama dengan besarnya jari kelingking atau
besarnya lubang hidung. Untuk menghitung perkiraan diameter dan
harus dengan ruang rugi minimal, dan resistensi rendah seperti model T-
Jackson Rees.
hanya untuk tindakan ringan yang tidak lama.6 Gas anestetika yang
1,3
halotan, enfluran atau isofluran. Narkotika hanya diberikan untuk
usia diatas 1 tahun atau pacta berat diatas 10 kg. Morfin dengan dosis
0,1 mg/kg atau per dosis 1-2 mg/kg. Pelumpuh otot non depolarisasi
sangat sensitif, karena itu haus diencerkan dan diberikan secara sedikit
demi sedikit.6
hidung dan mulut dari lendir kalau perlu. Jika menggunakan pelumpuh
otot, dapat dinetralkan dengan prostigmin (0,04 mg/kg) atau neostigmine
(0,05 mg/kg) dan atropin (0,02 mg/kg). Depresi nafas oleh narkotika-
Ekstubasi pada bayi dikerjakan kalau bayi sudah sadar benar, anggota
hal yang paling sering terjadi, terutama pada pasien berumur 2 tahun ke
atas. Terjadi karena pipa ETT dipasang terlalu erat, sehingga mukosa
yang mungkin terjadi. Biasanya terjadi pada anestesi stadium II. Jika
mencegah brakikardi.6,7
Hal yang perlu diawasi adalah kesadaran, pernafasan yang spontan dan
adekuat serta bebas dari pengaruh efek sisa obat pelumpuh otot, denyut
nadi dan tekanan darah, warna kulit, dan suhu tubuh.6,7 Pasien dapat
penyulit.
BAB IV
KESIMPULAN
I. Kesimpulan
dapat dibagi menjadi 4 kelompok umur yaitu neonatus (umur 1-28 hari), bayi
(sampai 1 tahun), anak pra sekolah (2-5 tahun), dan anak usia sekolah (6-14
tahun). Anestesi dan reanimasi pada pediatrik dibuat untuk memenuhi kebutuhan
psikologis, dan biokimia dengan orang dewasa. Perbedaan anatomi dimana jalan
nafas pediatri lebih kecil dan mudah tersumbat membuat ahli anestesi harus lebih
berhati-hati. Alat-alat khusus yang berbeda dari segi ukuran, bentuk, dan fungsi
seperti blade laringoskop yang lebih lurus, mesin Jackson-Rees, dan lainnya
anestesi dan reanimasi pada pasien pediatrik cukup berbeda dari orang dewasa,
DAFTAR PUSTAKA
1. Gde Mangku, Tjokorda Gde Agung Senapthi. Buku Ajar Ilmu Anestesia dan
dalam Morgan & Mikhail’s Clinical Aneshesiology Fifth Edition. Mc Graw Hill;
2013. 877-97
5. Erin Gottlieb dan Andropoulos. Pediatrics dalam Miller’s Basic of
28 Juli 2016.