Anda di halaman 1dari 9

Faktor Resiko Kekambuhan Pada

Sindrom Nefrotik Pediatrik

Journal Reading
Nia Novia Anggraini (19360066)

Preseptor
dr. Aspri Sulanto Sp.A

Disusun Oleh:
Husein Albar, Fadel Bilondatu, Dasril Daud
Departemen Kesehatan Anak, Universitas Hasanuddin Medical School
Pendahuluan

Latar Sindrom nefrotik (NS) adalah penyakit ginjal yang paling


Belakang umum pada anak-anak dan ditandai oleh edema, proteinuria
masif, hipoalbuminemia, dan hiperlipidemia. Tingkat
kekambuhan tinggi masih merupakan masalah utama dalam
pengelolaan sindrom ini.

Tujuan Untuk mengidentifikasi faktor risiko kekambuhan pada


sindrom nefrotik anak.
Metode
Rancangan Tempat dan Sampel
Penelitian Waktu
Case control Penelitian ini dilakukan Subyek dibagi
di Rumah Sakit menjadi 2 kelompok,
Pendidikan Wahidin
Sudirohusodo di yaitu 80 responden
Makassar, Sulawesi relapse dan 62
Selatan, Indonesia, dari responden non –
Januari hingga Agustus relapse
2017
Hasil Variabel (N=142)
Jenis Kelamin
Tabel 1. Karakteristik Subjek Laki-laki : Perempuan, n (%) 94: 48 (66.2 : 33.8)

Usia, n (%)
≥ 5 tahun 94 (66.2)
< 5 tahun 48 (33.8)

Status Gizi, n (%)


Normal 80 (56.3)
Gizi Kurang 52 (36.6)
Gizi Buruk 10 (7.0)

Hipertensi, n (%)
Ya 38 (26.8)
Tidak 104 (73.2)

Kadar Kreatinin, n (%)


Normal 128 (90.1)
Peningkatan 14 (9.9)

Hematuria, n (%)
Ya 72 (50.7)
Tidak 70 (49.3)

Infeksi saat diagnosis, n (%)


Ya 52 (36.6)
Tidak 90 (63.4)

Diagnosis, n (%)
Relapsed 80 (56.3)
Non-relapsed 62 (43.7)
Tabel 2. Perbandingan faktor risiko yang mungkin untuk kambuh
antara kelompok relapse dan non-relapse
Kelompok P value

Variabel Relapse Non-relapse


(n = 80) (n = 62)
Jenis Kelamin, n (%)
Laki – laki 56 48 0.277
Perempuan 24 24

Usia, n (%)
≥ 5 tahun 57 46 0.697
< 5 tahun 23 16

Status Gizi, n (%)


Normal 37 43 0.023
Gizi Kurang 36 16
Gizi Buruk 7 3

Hipertensi, n (%)
Ya 22 16 0.821
Tidak 58 46

Kadar Peningkatan, n (%)


Normal 73 55 0.615
Meningkat 7 7

Hematuria, n (%)
Ya 41 31 0.883
Tidak 39 49

Infeksi, n (%)
Ya 31 21 0.549
Tidak 31 41
PEMBAHASAN

Frekuensi kekambuhan pada NS idiopatik adalah 56,3% dalam


penelitian ini, dengan rasio laki – laki dan perempuan 1,95 ; 1. Rasio
ini serupa dengan Constantinescu et al yang melaporkan 1,8 ; 1,6

Dalam penelitian kami, usia pasien pada saat diagnosis diklasifikasikan ke


dalam baik ≤ 5 tahun kelompok usia atau> 5 tahun kelompok usia. Sebuah
analisis bivariat menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan secara
statistik antara kelompok kambuh dan non-kambuh di usia pada saat
diagnosis (P <0,697), mirip dengan sebuah studi oleh Ali et al. (P = 0,708)
Dalam penelitian ini perbedaan hanya signifikan secara statistik
antara kelompok-kelompok yang kambuh dan non-kambuh adalah
untuk status gizi (P = 0,023), dengan persentase yang lebih tinggi
dari mata pelajaran kurang gizi mengalami kekambuhan.
Sebaliknya, Noer et al. tidak menemukan perbedaan yang signifikan
secara statistik menurut status gizi pasien mereka. Kami tidak
menemukan perbedaan yang signifikan secara statistik antara
kelompok yang kambuh dan non-kambuh kreatinin serum atau
hematuria tingkat, dengan P = 0,615 dan P = 0,883, masing-masing.
Namun, Sarker et al. ditemukan rendahnya tingkat protein dan
serum albumin menjadi faktor risiko untuk sering kambuh.
KESIMPULAN

Status gizi pasien pada saat diagnosis dapat digunakan


sebagai faktor risiko kekambuhan pada sindrom nefrotik
anak. Dokter harus memberikan terapi nutrisi jika pasien
NS kurang gizi dan mengevaluasi kembali setidaknya
enam bulan setelah terapi steroid.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai