Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH ANATOMI

ESOFAGUS

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 10 :


ANISA SHOFURA
ANNISA NURUL ASTRI

DOSEN PEBIMBING :

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG


KAPRODI D III KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2018 – 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “ ANATOMI ESOFAGUS” Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita, amin .

Karawang, 09 September 2018


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................i


DAFTAR ISI .....................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG ......................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.......................................................................2
1.3 TUJUAN ......................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................2
2.1 PENGERTIAN ......................................................................2
2.2 ANATOMI ESOFAGUS ......................................................................4
2.3 FISIOLOGI ESOFAGUS ......................................................................6
BAB III PENUTUP .....................................................................9
3.1 KESIMPULAN .....................................................................9
3.2 SARAN .....................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kasus striktur esofagus jarang ditemukan, namun kasus ini memerlukan penanganan yang
optimal. Sebelum kita melakukan penatalaksanaan terhadap striktur esofagus, perlu dilakukan
diagnosis yang akurat agar dapat memilih teknik penatalaksanaan yang tepat. Tujuan : untuk
mengetahui cara mendiagnosis dan penatalaksanaan striktur esofagus. Tinjauan pustaka :
Striktur esofagus merupakan penyempitan lumen esofagus yang dapat menyebabkan keluhan
disfagia. Berdasarkan etiologinya, striktur esofagus dibedakan menjadi striktur esofagus
benigna dan maligna. Striktur esofagus benigna disebabkan oleh GERD, zat korosif, web,
radiasi, post anastomosis esofagus, sedangkan striktur esofagus maligna disebabkan oleh
keganasan baik dari dalam maupun dari luar esofagus. Diagnosis suatu striktur esofagus dapat
ditegakkan melalui pemeriksaan barium meal, esofagoskopi, tomografi komputer dan rontgen
toraks. Penatalaksanaan kasus striktur ini dapat berupa dilatasi dengan busi atau balon,
pemasangan stent dan terapi pembedahan. Pada kasus striktur esofagus maligna juga dapat
dilakukan terapi laser dan teknik brakiterapi. Kesimpulan: diagnosis yang akurat perlu
dilakukan sebelum memilih teknik penatalaksanaan yang tepat, sehingga dapat mengurangi
keluhan disfagia pada penderita striktur esofagus.

Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan untuk dapat tetap bertahan hidup. Pada
umumnya, sebagaian besar makhluk hidup akan merasa lapar dan lemas apabila kekurangan
makanan. Makanan yang kita makan sangat diperlukan untuk menjalankan reaksi kimia
menghasilkan tenaga/energi sehingga dapat melakukan aktivitas sehari-hari, mensintesis
enzim, melakukan pertumbuhan dan pembelahan sel, memperbaiki sel-sel yang rusak dan
menghasilkan panas tubuh.
Makanan yang kita konsumsi sehari-hari umumnya tidak dapat dimanfaatkan langsung oleh
sel-sel tubuh. Oleh karena itu dibutuhkan makanan harus melaluiproses mekanik dan kimiawi
sehingga dapat diserap oleh dinding intestial dan diantarkan kedalam sel melalui darah.
Walaupun makanan yang kita konsumsi sudah masuk kedalam tubuh, bahkan diserap oleh
tubuh, bukan berarti semua bahan tersebut dicerna oleh tubuh, tapi juga dapat dibuang sebagai
hasil metabolisme pencernaan ataupun memang tidak digunakan oleh tubuh.

1
1.2. Rumusan Masalah
a. Apakah yang dimaksud dengan saluran pencernaan?
b. Apakah yang dimaksud dengan Esofagus?
c. Apa saja kelainan yang bisa terjadi terhadap esofagus?
1.3. Tujuan
1. Untuk menambah pengetahuan tentang pengertian tentang pencernaan
2. Untuk mengetahui pengertian dari esofagus
3. Untuk menambah pengetahuan tantang kelainan dari esofagus

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
A. Saluran pencernaan
Saluran pencernaan adalah saluran panjang yang berkelanjutan dari mulut sampai
dengan anus, organ-organ tersebut adalah mulut (oris), faring, esofagus, lambung (gaster), usus
halus (terdiri atas duodenum, yeyunum dan ileum), usus besar ( terdiri atas seikum, kolon
asenden, kolon transvesum, kolon desenden dan kolong sigmoid), rectum, anus.

Saluran pencernaan dilapisi oleh 4 lapisan (tunika) yaitu tunika mukosa, tunika
submukosa, tunika muskulus sirkules eskterna dan tunika serosa adventia. Tunika mukosa
merupakan lapisan terdalam yang terdiri lipatan-lipatan yang membentuk tonjolan ( disebut
dengan villi). Terbentuk dari epitel berlapis gepeng bertingkat yang berlanjut kefaring bagian
atas, dalam keadaan normal bersifat alkali dan tidak tahan terhadap isi lambung yang sangat
asam.
Tunika submukosa terletak diantara lapisan mukosa dan muskularis, terdapat serat
elastin, pembuluh darah, saraf dan sel ganglion. Mengandung sel-sel sekretoris yang
menghasilkan mukus yang dapat mempermudah jalannya makanan sewaktu menelan dan
melindungi mukosa dari cedera akibat zat kimia. Tunika muskulus sirkuler eksterna merupakan
otot bagian yang memungkinkan organ pencernaan dapat melakukan pergerakan atau
kontraksi. Sedangkan tunika serosa adventia terdiri jaringan ikat.

B. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan merupakan saluran panjang (kurang lebih 9 meter) yang terlibat
dalam proses mencerna makanan, mulai dari mulut sampai dengan anus. Saluran ini akan
menerima makanan dari luar tubuh dan mempersiapkannya untuk diserap serta bercampur

2
dengan enzim dan zat cair melalui proses pencernaan, baik dengan cara pengunyahan, menelan
dan mencampur menjadi zat-zat gizi dan energi.
Fungsi dari sistem pencernaan :
1. Menerima makanan dari mulut
2. Memecah makanan menjadi zat-zat gizi (dilakukan didalam mulut, faring, esofagus, dan
lambung)
3. Menyerap zat-zat gizi kedalam aliran darah (dilakukan oleh usus)
4. Membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh
Sistem pencernaan berurusan dengan penerimaan makanan dan mempersiapkannya untuk
diasimilasi tubuh. Saluran pencernaan terdiri atas bagian-bagian berikut :
1. Mulut
2. Faring
3. Esofagus
4. Lambung
5. Usus halus
6. Usus besar
7. Rektum
8. Anus
Selain itu mulut memuat gigi untuk mengunyah makanan, dan lidah yang membantu
untuk cita rasa dan menelan. Beberapa kelenjar atau kelompok kelenjar menuangkan cairan
pencerna penting kedalam saluran pencernaan.
Seluruh saluran pencernaan dibatasi selaput lendir (membran mukosa), dari bibir
sampai ujung akhir usofagus, ditambah lapisan-lapisan epitelium.
Selama dalam proses pencernaan, makanan dihancurkan menjadi zat-zat sederhana
yang dapat diserap dan digunakan sel jaringan tubuh. Berbagai perubahan sifat makanan terjadi
karena kerja berbagai enzim yang terkandung dalam berbagai cairan pencerna. Setiap jenis zat
ini mempunyai tugas khusus – menyaring dan bekerja atas satu jenis makanan dan tidak
mempunyai pengaruh terhadap jenis lainnya.

C. Esofagus
Esofagus merupakan saluran pencernaan setelah mulut dan faring. Panjangnya kira-kira
21cm. Posisi vertikal dimulai dari bagian tengah leher bawah faring sampai ujung bawah
rongga dada di belakang trakhea. Pada bagian dalam dibelakang jantung menembus diafragma
sampai rongga dada. Fundus lambung melewati persimpangan sebelah kiri diafragma.

3
Sekresi esofagus bersifat mukoid, berfungsi memberikan pelumas untuk pergerakan
makanan melalui esofagus. Pada permulaan, esofagus banyak terdapat kelenjar mukosa
komposita. Bagian badan utama dibatasi oleh banyak kelenjar mukosa simplek. Untuk
mencegah erosi mukosa oleh makanan yang baru masuk, kelenjar komposita pada perbatasan
esofagus dengan lambung melindungi dinding esofagus dari pencernaan getah lambung.

2.2 ANATOMI ESOFAGUS


A. Faring dan esofagus
Faring atau tekak terletak dibelakang hidung, mulut, dan laring (tenggorokan). Faring
berupa saluran berbentuk kerucut dari bahan membrain berotot (muskulo membranosa) dengan
bagian terlebar di sebelah atas dan berjalan dari dasar tengkorak sampai diketinggian vertebra
servikal keenam, yaitu ketinggian tulang rawan krikoid, tempat faring bersambung dengan
usofagus.
Catatan: Pada ketinggian ini laring juga bersambung dengan trakea (batang tenggorok).
Panjang faring kira-kira tujuh sentimeter dan dibagi atas tiga bagian
Nasofaring, dibelakang hidung. Didinding pada daerah ini terdapat lubang saluran Eustakhius.
Kelenjar-kelenjar adenoid terdapat pada nasofaring. Faring oralis, terletak dibelakang mulut.
Kedua tonsil ada didinding lateral daerah faring ini.
Faring laringeal ialah bagian terendah yang terletang dibelakang laring.
Didalam faring terdapat tujuh lubang dua dari saluran Eusthakhius, dua bagian posterior lubang
hidung (nares) yang berada dibelakang rongga hidung, mulut, laring, dan esofagus.
Dinding faring tersusun atas tiga lapisan yaitu lapisan mukosa, lapisan fibrosa dan
lapisan berotot. Lapisan mukosa yang terletak paling dalam, bersambung dengan lapisan dalam
hidung, mulut, dan saluran Eusthakius. Lapisan dalam pada bagian atas faring ialah epitelium
saluran pernapasan dan bersambung dengan epitelium hidung. Bagian bawah faring yang
bersambung dengan mulut dilapisi epitelium berlapis. Lapisan fibrosanya terletak antara
mukosa dan lapisan berotot. Otot utama pada faring ialah otot konstriktor, yang berkontraksi
sewaktu makanan masuk ke faring dan mendorongnya kedalam esofagus.
Kedua tonsil merupakan dua kumpulan jaringan limfosit yang terletak dikanan dan kiri
faring diantara tiang-tiang lengkung fauses. Tonsil dijelajahi pembuluh darah limfe yang
mengandung banyak limfosit. Permukaan tonsil ditutupi membran mukosa yang bersambung
dengan bagian bawah faring. Permukaan ini penuh dengan lekukan, dan kedalam lekukan yang
banyak ini sejumlah besar kelenjar penghasil mukus menuangkan sekresinya. Mukus ini
mengandung banyak limfosit. Dengan demikian tonsil bekerja sebagai garis depan pertahanan

4
dalam infeksi yang tersebar dari hidung, mulut, dan tenggorok. Meskipun demikian tonsil bisa
gagal menahan infeksi, yaitu ketika terjadi tonsilitis (peradangan tonsil) atau sebuah akses
peritonsiler. Setelah pengobatan dengan antibiotika dan pengobatan lokal, tonsilektomi dapat
dipertimbangkan. Selaput lendir faring yang dekat lubang posterior nares dan lubang saluran
atau tuba (Eusthakius) juga mengandung jaringan limfoid yang serupa dengan jaringan tonsil.
Bila menjadi hipertrofik, jaringan ini dapat menyumbat nares posterior dan terjadilah keadaan
yang disebut sebagai pembesaran adenoid.
Esofagus adalah sebuah tabung berotot yang panjangnya 20-25 cm, diatas dimulai dari
faring, sampai pintu masuk kardiak lambung. Terletak dibelakang trakea dan didepan tulang
punggung. Setelah melalui toraks, menembus diafragma, masuk kedalam abdomen, dan
menyambung dengan lambung.
Esofagus berdinding mempunyai dinding 4 lapis :
1. Lapisan selaput lendir (Mukosa)
2. Lapisan submukosa
3. Lapisan otot melingkar (M.Sirkuler)
4. Lapisan otot memanjang (M.Longitudinal)

Menelan dilakukan setelah mengunyah, dan dapat dilukiskan dalam tiga tahap. Gerakan
membentuk makanan menjadi sebuah bolus dengan bantuan lidah dan pipi, dengan melalui
bagian belakang mulut masuk kedalam faring.
Setelah makanan masuk faring, palatum lunak naik untuk menutup nares posterior, glotis
menutup oleh kontraksi otot-ototnya dan otot konstriktor faring menangkap makanan dan
mendorongnya masuk esofagus pada saat ini pernafasan berhenti, kalau tidak maka akan
tersedak. Orang tak dapat menelan dan bernafas pada saat yang sama. Gerakan menelan pada
bagian ini merupakan gerak refleks.
Makanan berjalan dalam esofagus karena kerja peristaltik, lingkaran serabut otot
didepan makanan mengendur dan yang dibelakang makanann berkontraksi. Maka gelombang
peristaltik mengantarkan bola makanan kelambung.
Tahap kedua dan ketiga pada gerakan menelan terjadi tidak atas kemauan sendiri,
sedangkan tahap pertama, meskipun atas kemauannya sendiri, sebagian besar berjalan
otomatis.

5
B. Esofagus yang dipersarafi oleh pembuluh darah
Arteri tiroidea inferior kanan dan kiri yang berasal dari arteri subklavia kiri dan kanan,
arteri bronkialis dekstra yang berasal dari bronkus kanan, arteri bronkialis sinistra superior dan
inferior, yang berasal dari bronkus kiri, arteri esofagealis aorta yang berasal dari aorta, arteri
frenika inferior gastrika sinistra.
Vena porta dan vena kava superior melalui pleksus vena didinding esofagus, hubungan
antara vena porta dan vena superior berjalan dari kaudal ke kranial melalui vena gastrika
sinistra, vena koronaria, pleksus vena di submukosa dinding esofagus, vena hemiazigos dan
vena azigos ke vena kava superior.

C. Esofagus yang dilapisi oleh otot-otot


Otot esofagus sepertiga bagian atas adalah otot serat lintang yang berhubungan erat
dengan otot-otot faring, sedangkan dua pertiga bagian bawah adalah otot polos yang terdiri atas
otot sirkular dan otot logitudinal. esofagus menyempit pada tiga tempat, penyempitan pertama
yang bersifat sfigter, terletak setinggi tulang rawan krikoid pada batas antara faring dan
esofagus,yaitu tempat peralihan otot serat lintang menjadi otot polos.penyempitan kedua
terletak dirongga dada bagian tengah, akibat tertekan lengkung aorta dan bronkus utama kiri.
Penyempitan terakhir terletak pada hiatus esofagus diafragma, yaitu tempt esofagus berakhir
di kardia lambung. Otot polos pada bagian ini murni bersifat sfingter.

2.3 FISIOLOGI ESOFAGUS


A. Fungsi utama esofagus
Fungsi utama esofagus adalah menghantarkan makanan dan faring kelambung dan
pergerakannya disusun khusus untuk fungsi ini. Dalam keadaan normal, esofagus
menunjukkan dua jenis gerakan peristaltik yaitu, peristaltik primer dan peristaltik sekunder.
Peristaltik primer merupakan lanjutan gelombang peristaltik yang dimulai pada faring dan
menyebar ke esofagus selama stadium faringeal proses menelan. Gelombang ini berjalan dari
faring kelambung kira-kira dalam waktu 5-10 detik. Bila gelombnag peristaltik primer gagal
menggerakkan semua makanan yang sudah mesuk esofagus kedalam lambung, timbul
gelombnag peristaltik sekunder akibat dari rengangan esofagus oleh makanan yang terlinggal.
Gelombnag ini pada hakekatnya sama seperti gelombang peristaltik primer, kecuali gelombang
ini berasal dari esofagus itu sendiri bukan dari faring. Gelombang peristaltik sekunder terus
dibentuk sampai semua makanan masuk kedalam lambung.

6
Gelombang peristaltik esofagus hampir seluruhnya dikontrol oleh refleks vagus, yang
merupakan sebagian dari keseluruhan mekanisme menelan. Refleks ini dihantarkan melalui
serat aferen vagus dari esofagus ke medula oblongata dan kembali lagi ke esofagus melalui
serat eferen vagus.

B. Fungsi sfingter esofageal bawah


Pada bagian bawah esofagus, sekitar 2-5 cm. diatas perbatasnnya dengan lambung,
terdapat otot sirkular esofagus yang berfungsi sebagai sfingter esofageal bawah. Secara
otomatis sfingter ini tidak berbeda dari bagian esofagus lainnya. Akan tetapi secara
fisiologisnya, sfingter ini tetap menutup secara tonik, berbeda dengan bagian tengah esofagus
yang dalam keadaan normal tetap berelaksasi sempurna. Akan tetapi bila gelombang peristaltik
menelan berjalan menuruni esofagus, “relaksasi reseptif” yang disebabkan oleh isyarat nervus
mienterikus merelaksasi sfingter esofageal bawah sebelum gelombnag peristaltik, dan
memungkinkan makanan yang ditelan didorong dengan mudah masuk kelambung.
Fungsi utama sfingter esofageal bawah adalah untuk mencegah refluks isi lambung ke bagian
atas esofagus. Isi lambung sangat asam dan mengandung banyak enzim proteolitik. Mukosa
esofagus, kecuali pada satu per delapan bagian bawah esofagus, tidak mampu menahan kerja
pencernaan sekret lambung dalam waktu yang lama. Untung konstruksi tonik sfingter esofageal
bawah mencegah refluks isi lambung yang bermakna ke dalam esofagus, kecuali pada keadaan
abnormal.

C. Sekresi esofagus
Sekresi esofagus seluruhnya bersifat mukoid dan terutama berfungsi memberikan
pelumasan untuk pergerakan makanan melalui esofagus. Badan utama esofagus dibatasi oleh
banyak kelenjar mukosa simpleks, tetapi pada ujung gastik dan dalam arti yang lebih sempit,
pada permulaan esofagus terdapat banyak kelenjar mukosa komposita. Mukus yang disekresi
oleh kelenjar komposita pada esofagus bagian atas mencegah ekskoriasi mukosa oleh makanan
yang baru masuk, sedangkan kelenjar komposita dekat perbatasan esofagus lambung
melindungi dinding esofagus dari pencernaan oleh getah lambung yang mengalami refluks ke
esofagus bawah. Disamping perlindungan ini, tukak peptink kadang-kadang masih dapat
terjadi pada ujung gastrik esofagus.

7
D. Kelainan pada Esofagus
Esofagus dapat terserang kardiospase atau akalasia, disebabkan kegagalan fungsi
motorik yang berupa hilangnya gerakan peristaltik dibagian bawah esofagus dan kegagalan
sfinkter kardiak untuk mengendur. Gejala utama ialah disfagia (kesukaran menelan) dan
regurgitasi. Pengobatan konservatif yang berupa dengan perlahan-lahan makan makanan yang
mudah ditelan ada kalanya menolong. Atau usaha untuk membuka sfinkter kardiak bila perlu
dapat dilaksanakan. Kalau cara ini gagal maka perlu dipertimbangkan tindakan pembedahan.
Akalasia ialah suatu penyakit yang menyebabkan bagian distal esophagus (bagian yang
dekat dengan lambung) menyempit, oleh karena bagian itu tidak dapat melebar (relaksasi).
Penyebabnya belum diketahui dengan jelas, apakah kelainan neurologic, atau psikis. Gejala
akalasia Gejala yang dirasakan oleh pasien ialah rasa tidak nyaman di perut atas, kadang-
kadang Nyeri. Bila menelan makanan dirasakan sukar turun ke lambung, dan kadang-kadang
dimuntahkan kembali.
Esofagus Karotis Esofagitis korosif peradangan di esofagus yang disebabkan oleh luka
bakar karena zat kimia yang bersifat korosif misalnya asam kuat, basa kuat dan zat organik.
Zat kimia yang tertelan dapat bersifat toksik atau korosif. Zat kimia yang bersifat korosif akan
menimbulkan kerusakan pada saluran yang dilaluinya, sedangkan zat kimia yang bersifat
toksik hanya menimbulkan gejalakeracunan bila telah diserap oleh darah.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Saluran pencernaan adalah saluran panjang yang berkelanjutan dari mulut sampai
dengan anus, organ-organ tersebut adalah mulut (oris), faring, esofagus, lambung (gaster), usus
halus (terdiri atas duodenum, yeyunum dan ileum), usus besar ( terdiri atas seikum, kolon
asenden, kolon transvesum, kolon desenden dan kolong sigmoid), rectum dan anus.
Esofagus adalah sebuah tabung berotot yang panjangnya 20-25 cm, diatas dimulai dari
faring, sampai pintu masuk kardiak lambung. Terletak dibelakang trakea dan didepan tulang
punggung. Setelah melalui toraks, menembus diafragma, masuk kedalam abdomen, dan
menyambung dengan lambung.
Fungsi utama esofagus adalah menghantarkan makanan dan faring kelambung dan
pergerakannya disusun khusus untuk fungsi ini.
Banyak sekali kelainan yang bisa dialami esofagus contohnya seperti kardiospase atau
akalasia lalu Esofagus Karotis Esofagitis korosif dan sebagainya.

3.2 SARAN

Untuk mengetahui bagaimana struktur dan cara kerja dari esofagus ialah dengan
mengetahui terlebih dahulu apa itu sistem pencernaan dan bagaimana proses pencernaan yang
terjadi didalam setiap struktur organ pencernaan.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://sarikesehatan.blogspot.com/2016/12/makalah-saluran-pencernaan-bagian.html
syaifuddin (2010), ANATOMI FISIOLOGI. Penerbit Buku kedokteran EGC. Jakarta

10

Anda mungkin juga menyukai