KOTA CIMAHI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PELAKSANAAN
KOTA CIMAHI
Pembimbing :
NIP. 196703311993032004
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan kegiatan pelaksanaan Praktik Kerja Nyata (PKN) Terpadu sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan. Laporan ini kami susun yang berisi tentang Pelaksanaan
Praktek Kerja Nyata (PKN) Terpadu di RW 12 Kelurahan Setiamanah Kecamatan Cimahi
Tengah Kota Bandung, mulai dari tahap sosialisasi, tahap memasukkan data, analisa data,
pre- reading artikel, webinar, Focus General Disussion, Stadium General, pembuatan media,
role play, praktek belajar lapangan, evaluasi dan tindak lanjut. Kegiatan praktik ini
dilaksanakan pada tanggal 22 Februari sampai dengan 6 Maret 2021.
Penyusunan laporan ini tidak akan terwujud tanpa bantuan berbagai pihak. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir. H. Osman Syarief, MKM sebagai Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Bandung.
2. Bapak Tarjuman, S.Kp., MNS sebagai Ketua Praktik Kerja Nyata (PKN) Terpadu
3. Ibu Neneng Yetty Hanurawaty, SH.M.Kes sebagai pembimbing Praktik Kerja Nyata (PKN)
Terpadu kelompok 59.
4. Ketua RW 12, Kader, Tokoh Agama, dan Tokoh Masyarakat RW 12 Kelurahan Setiamanah
Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu saran dan
kritik membangun dari semua pihak sangat kami harapkan untuk kemajuan dimasa yang akan
datang. Akhir kata dengan laporan ini semoga bermanfaat.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Praktik Kerja Nyata Terpadu (PKN Terpadu) merupakan salah satu mata kuliah
di Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung yang diberikan kepada mahasiswa di
semester akhir sebagai salah satu bentuk pelaksanaan Interprofessional Education
(IPE) dan Interprofessional Collaboration (IPC). Dalam pelaksanaanya diperlukan
pedoman untuk mengakomodir pencapaian tujuan mata kuliah PKN Terpadu dengan
optimal. PKN Terpadu ini dirancang sebagai acuan bagi mahasiswa untuk
mengaplikasikan kemampuan dan keterampilannya secara langsung di lapangan, juga
untuk para dosen pembimbing yang mengarahkan mahasiswa mencapai tujuan.
1
2
B. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya PKN Terpadu Tahun 2021 adalah:
1. Mahasiswa mampu melaksanakan Praktik Kerja Nyata Terpadu (PKNT) dengan
menggunakan pendekatan Interprofesional Education (IPE) dalam penanganan
Covid-19 di Kota Cimahi.
2. Memahami konsep Interprofessional Education (IPE) dalam pelayanan kesehatan
3. Memahami kebijakan pemerintah dalam bidang kesehatan
4. Memahami kebijakan pemerintah dalam penanggulangan Covid-19
5. Mengetahui gambaran data penyebaran Covid-19 di Kota Cimahi
6. Memahami konsep penanganan Covid-19 dari berbagai profesi.
7. Melaksanakan PKNT dengan pendekatan IPE
C. Manfaat
1. Manfaat untuk Mahasiswa:
a. Mahasiswa dapat mengaplikasikan dan meningkatkan ilu yang diperoleh sesuai
dengan profesinya masing-masing.
b. Menambah dan meningkatkan keterampilan serta keahlian mahasiswa
dibidang praktek.
c. Memperoleh pengalaman bekerja secara tim (Interprofesional Collaboration)
dalam menanggulangi masalah kesehatan di masyarakat.
2. Manfaat untuk Institusi
a. Menambah referensi sumber/ rujukan sarana penelitian di Politeknik Kesehatan
Kemenkes Bandung.
b. Menambah sarana Pustaka penelitian di Polteknik Kesehatan Kemenkes
Bandung.
c. Memajukan semua jurusan dengan mempublikasikan perencanaan ini.
3. Manfaat untuk Masyarakat Setempat
Kegiatan ini dapat menambah informasi yang berguna mengenai pemahaman
Covid-19 di Wilayah RW 12 Kelurahan Setiamanah, Kecamatan Cimahi Tengah,
Kota Cimahi.
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA NYATA (PKN) TERPADU DI RW 12 KELURAHAN
SETIAMANAH, KECAMATAN CIMAHI TENGAH, KOTA CIMAHI
3
4
Kota Cimahi termasuk ke dalam wilayah Propinsi Jawa Barat dan meliputi 3
Kecamatan yang terdiri dari 15 Kelurahan, yaitu : Kecamatan Cimahi Utara terdiri dari
4 Kelurahan, Kecamatan Cimahi Tengah terdiri dari 6 Kelurahan dan Kecamatan
Cimahi Selatan terdiri dari 5 Kelurahan.
Secara geografis, wilayah ini merupakan lembah cekungan yang melandai ke
arah selatan, dengan ketinggian di bagian utara ± 1,040 mdpl (Kelurahan Cipageran,
Kecamatan Cimahi Utara) yang merupakan lereng Gunung Burangrang dan Gunung
Tangkuban Perahu serta ketinggian di bagian selatan sekitar ± 685 mdpl (Kelurahan
Melong, Kecamatan Cimahi Selatan) yang mengarah ke Sungai Citarum.
Luas Kota Cimahi secara keseluruhan mencapai 4.103,73 Ha dengan
penggunaan lahan diperuntukan, pemukiman mencapai 1.609 Ha (39,21%), lahan
militer 375 Ha (9,14%), Industri 700 Ha (17,06%), Pesawahan 326 Ha (7,94%),
Tegalan 382 Ha (9,31%), Kebun Campuran 367 Ha (8,94%), Pusat Perdagangan 140
Ha (3,41%) dan lahan yang dipergunakan untuk lain-lain mencapai 204,73 Ha (4,99%).
Berdasarkan fungsi kota secara umum, Kec. Cimahi Tengah, jenis kegiatannya
diarahkan untuk perdagangan dan jasa, pemerintahan serta pendidikan. Kec. Cimahi
Selatan, jenis kegiatannya diarahkan untuk Industri, perumahan, pendidikan dan
pelayanan umum. Kec. Wilayah Cimahi Utara jenis kegiatannya diarahkan untuk
perumahan, pendidikan dan pelayanan umum.
Wilayah Kota Cimahi meliputi, Kecamatan Cimahi Utara yang terdiri atas 4
kelurahan, 83 RW dan 418 RT. Cimahi Tengah, 6 kelurahan, 107 RW dan 413 RT.
Sedangkan Cimahi Selatan terdiri dari 5 kelurahan, 111 RW dan 628 RT.
Cimahi Tengah adalah sebuah kecamatan di Kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat,
Indonesia. Kecamatan ini terdiri dari 6 kelurahan, yaitu Kelurahan Baros, Kelurahan
Cigugur Tengah, Kelurahan Kadang Mekar, Kelurahan Padasuka, dan Kelurahan
Setiamanah.
Tujuan dari Sosialisasi terkait Praktek Kerja Nyata Terpadu (PKNT) ini adalah:
a. Mahasiswa mengenal Ketua RW 12
b. Mahasiswa mengenal Kader RW 12
c. Mahasiswa mengetahui kondisi lingkungan di wilayah RW 12
d. Mahasiswa mengetahui kondisi terkait pencegahan COVID – 19 di RW 12
e. Mahasiswa mengetahui kondisi tekait pengendalian COVID – 19 di RW 12
f. Masiswa mengetahui kondisi terkait penyampaian informasi Vaksinasi di
wilayah RW 12
g. Mahasiswa mengetahui kondisi terkait penyampaian informasi pemeriksaan
COVID – 19 di wilayah RW 12
4) Faktor Resiko
a) Umur ( Usia Lanjut)
Faktor umur erat karenaorang yang lanjut usia adanya proses degeneratif
anatomi dan fisiologi tubuh sehingga rentan terhadap penyakit, imunitas
yang menurun, ditambah seseorang yang mengidap penyakit penyerta
akan menyebabkan kondisi tubuhnya lemah sehingga mudah terinfeksi
COVID 19
b) Jenis Kelamin
Menurut Chen (2020) menyatakan bahwa laki-laki lebih berisiko COVID 19
dikarenakan faktor kromosom dan faktor hormon. Pada perempuan lebih
terproteksi dari COVID 19 dibandingkan laki-laki karena memiliki kromosom
x dan hormon seks seperti progesteron yang memainkan peranan penting
dalam imunitas bawaan dan adaptif
c) Infeksi Nosokomial dari penderita dan Staff Rumah Sakit
Seseorang dikatakan mengalami infeksi nosokomial jika infeksinya didapat
ketika berada atau menjalani perawatan di rumah sakit. Infeksi nosokomial
bisa terjadi pada pasien, perawat, dokter, serta pekerja atau pengunjung
rumah sakit
d) Penyakit Kormoboid Hipertensi
9
6) Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan melaui gerakan 5M sebagai protokol
kesehatan sebagai pelengkap dari 3M. 5M tersebut adalah :
1. Memakai masker
2. Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir
3. Menjaga jarak
4. Menjauhi kerumunan
5. Membatasi mobilisasi dan interaksi
6.
7) Pemeriksaan COVID-19
a) PCR Swab
Swab adalah kapas lidi yang diusapkan pada rongga nasofaring atau
orofaring untuk mendapatkan lendir yang akan digunakan sebagai
sampel.Sedangkan PCR (Polymerase Chain Reaction) adalah salah satu jenis
pemeriksaan untuk mendeteksi pola genetik (DNA atau RNA) dari suatu sel,
kuman, atau virus, termasuk virus COVID-19. Hingga saat ini, tes PCR
merupakan tes yang paling direkomendasikan oleh WHO untuk mendiagnosis
virus COVID-19. Meskipun hasil dari tes ini memerlukan waktu beberapa hari,
tes PCR memiliki tingkat akurasi yang tinggi. Swab PCR untuk mengetahui
bahwa di nasofaring atau orofaring seseorang mengandung virus Covid 19.
8) Vaksinasi
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2017
tentang Penyelenggraan Imunisasi : “Produk biologi yang berisi antigen berupa
mikroorganisme yang sudah mati atau masih hidup yang dilemahkan, masih utuh
atau bagiannya, atau berupa toksin mikroorganisme yang telah diolah menjadi
toksoid atau protein rekombinan, yang ditambahkan dengan zat lainnya, yang bila
diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif
terhadap penyakit tertentu.” Berikut jenis-jenis vaksin yaitu :
(a) Live attenuated vaccines (LAV) yaitu dilemahkan dari virus/bakteri. Contoh
BCG
(b) Killed (inactivated antigen) yaitu dimatikan dengan reaksi kimia atau
pemanasan. Contohnya polio
(c) Toxoid vaccine yaitu toksin yang berbahaya menjadi toxoid. Contohnya
difteri dan tetanus
12
(di bungalow). Jadi pada prinsipnya, kamar-kamar dan fasilitas yang kami siapkan
bisa dipergunakan," papar Solihin.
b. Pengumpulan Data
1) Perkembangan COVID-19 di Kota Cimahi
Per tanggal 21 Februari 2021 di Kota Cimahi, yang terkonfrimasi positif sebanyak
3647, positif aktif 238 orang, isolasi di rumah sakit sebanyak 14 orang, isolasi mandiri
sebanyak 224 orang, sembuh sebanyak 3322 orang dan yang meninggal sebanyak 87
orang. Terkonfirmasi positif COVID-19 di Cimahi beragam usianya kurang dari mulai
kurang dari 5 tahun hingga 70-79 tahun. Terbanyak pada usia 20-29 tahun sebanyak
698 orang.
2) Instrumen Pengumpulan Data
Berikut merupakan hasil instrument pengumpulan data yang diperoleh dari RW 12
Kelurahan Setiamanah, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi.
Pertanyaan Jawaban
1. Apakah ada warga terkonfirmasi a. Ya
positif yang termasuk ke dalam b. Tidak
usia produktif?
2. Jika ya, apakah warga tersebut
merupakan remaja, pasangan usia Pasangan Subur
subur, ibu hamil, atau ibu
menyusui? (dikosongkan jika
jawabannya tidak)
3. Apakah terdapat pasien a. Ya
(pasangan usia subur atau wanita b. Tidak
usia subur) terdampak Covid dan
tidak jujur atau ragu untuk
memberitahu keadaannya?
4. Apakah terdapat warga RW 12 a. Ya
yang takut atau cemas untuk b. Tidak
datang ke klinik bidan mandiri
(takut dilakukan rapid test)
atau klinik swasta, puskesmas
maupun RS? Jika ya, alasannya
karena apa?
14
Penyuluhan
Aktivitas Harian RW 12
1. Apakah masyarakat RW 12 a. Ya
melakukan aktivitas fisik (olahraga) b. Tidak
30 menit dalam seminggu?
2. Apakah warga RW 12 melakukan a. Ya
aktivitas berjemur di pagi hari? b. Tidak
3. Apakah pelaksanaan ibadah
berjamaah seperti sholat wajib a. Ya
atau sholat jum'at tetap b. Tidak
dilakasanakan?
4. Apakah ada anak anak di RW 12 a. Ya
yang masih melakukan aktivitas b. Tidak
bermain diluar rumah?
5. Apakah ada warga RW 12 yang a. Ada
melakukan perjalanan dari luar b. Tidak ada
kota atau luar negeri pada 14 hari
terakhir?
Penerapan 5M di lingkungan RW 12
1. Apakah RW 12 mengetahui a. Ya
tentang 5 M yaitu? b. Tidak
2. Apakah terdapat tempat cuci a. Ya
tangan umum di wilayah anda? b. Tidak
3. Apakah warga RW 12 mencuci a. Ya
tangan menggunakan sabun dan b. Tidak
air mengalir?
4. Apakah warga RW 12 menjauhi a. Ya
kerumunan di lingkungan sekitar ? b. Tidak
5. Apakah masker sekali pakai
(medis) di buang langsung ke a. Ya
17
kawasan padat penduduk, jumlah Ibu hamil yaitu 4 orang dan sudah menggunakan
fasilitas kesehatan berupa puskesmas terdekat untuk memeriksakan diri.
Kasus terkonfirmasi positif di RW 12 Kelurahan Setiamanah sebanyak 2 orang
namun sudah sembuh. Dengan status positif tanpa gejala dengan rentang usia dewasa
yaitu dibawah 50 tahun tanpa penyakit penyerta. Penanganan yang dilakukan dengan
cara 1 orang di isolasi mandiri dengan pemantauan puskesmas dan 1 orang lainnya
isolasi mandiri tanpa pengawasan. Kasus terkonfirmasi positif COVID-19 pada 24
Februari 2021 di RW 12 Kelurahan Setiamanah yaitu 0 jiwa.
Di RW 12 Kelurahan Setiamanah ini terkait pencegahan COVID-19 sudah cukup
bagus karena terdapat penjagaan dibeberapa titik yang lumayan ketat, 5 M di RW 12
sudah diterapkan, penyemprotan menggunakan desinfektan pun setiap RW sudah
memiliki alatnya dan sudah dilaksanakannya penyuluhan terkait COVID-19 dari gugus
COVID. Untuk penanganan positif COVID-19 yaitu melakukan pelaporan kepada
psukesmas. Dampak COVID-19 yang dirasakan warga RW 12 yaitu pengangguran
meningkat yang menyebabkan penduduk miskin pun meningkat.
Untuk program vaksinasi COVID-19 di RW 12, warga mengetahui program
vaksinasi melalui media massa tetapi penyuluhan vaksinasi belum dilaksanakan
dengan baik dari kelurahan ataupun pemerintah kota. Kemungkinan warga sudah
mengetahui dari berita dan sebagian ada yang sudah mengetahui lewat penyuluhan di
puskesmas. Kader dan warga menerima baik program vaksin COVID-19.
Terkait pemeriksaan COVID-19, banyaknya warga RW 12 yang masih takut atau
cemas untuk dating ke klinik bidan mandiri atau klinik swasta, puskesmas maupun
rumah sakit dengan alasan takut untuk di rapid test. Warga RW 12 pun belum
mengetahui perbedaan dari ketiga metode pemeriksaan COVID-19 yang umum
digunakan yaitu rapid antigen, antibodi dan swab PCR.
Untuk lingkungan di RW 12, pasien isolasi mandiri tidak mengelola masker sekali
pakai dengan benar (langsung dibuang tidak di desinfeksi/dirusak/dibungkus dalam
plastic khusus), air disanapun berbau dikarenakan dari sawah dan tidak bisa diminum.
Pembuangan limbah atau tinja dibuang kesaluran kecil atau gorong-gorong. Terdapat
pengelolaan sampah yang dikelola oleh pihak RW tetapi sampah masih ada yang
berserakan. Sarana dan prasarana seperti tempat cuci tangan telah tersedia di wilayah
RW 12 dan sudah dimanfaatkan dengan baik oleh warga sekitar.
Protokol kesehatan di lingkup keluarga, pasien yang terpapar/positif COVID-19
termasuk kedalam kelompok usia produktif atau pasangan subur yang belum
menerapkan protokol kesehatan dengan baik dan benar karena mendatangi
keluarganya yang sudah terpapar COVID-19. Ibu hamil dan nifas masih belum
menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-harinya. Adanya anak-anak
yang masih bermain diluar rumah, pasangan usia subur, ibu hamil, ibu nifas dan anak-
20
anak adalah termasuk kedalam lingkup keluarga dan keluarga merupakan klaster
utama dalam kasus COVID-19 saat ini.
Mengenai gizi pada saat pandemi masyarakat sudah pernah mendapat edukasi
gizi tetapi masyarakat hanya mengetahui bahwa makanan yang dikonsumsi harus
makanan yang bergizi tetapi pada masa COVID ada beberapa sumber makanan
spesifik yang sebaiknya dikonsumsi selama pandemi untuk meningkatkan imunitas.
Dan terdapat warga yang memiliki penyakit hipertensi.
Berdasarkan hasil wawancara yang didapat dan jawaban hasil google form maka
masalah yang didapatkan (secara khusus per profesi), yaitu :
a) Kecemasan warga terhadap hasil rapid test
b) Kurangnya pelayanan rapid test dan penyuluhannya
c) Kurangnya pengetahuan mengenai perbedaan pemeriksaan COVID-19
d) Kurangnya pengetahuan warga RW 12 berhubungan dengan belum adanya
sosialisasi vaksin
e) Kurangnya kesadaran keluarga dalam menerapkan protokol kesehatan
f) Kurangnya koordinasi dengan gugus COVID dalam penyuluhan COVID-19
g) Kurangnya pengetahuan tentang gizi yang dibutuhkan pada saat pandemi
untuk meningkatkan imunitas tubuh
h) Pengelolaan sampah dan limbah infeksius isolasi mandiri (khususnya masker
sekali pakai)
Hasil Rumusan Masalah Kolaborasi Kelompok yaitu “Kurangnya Pengetahuan
Masyarakat RW 12 terkait Pencegahan dan Penanganan COVID-19 dengan
menggunakan Pendekatan IPC”
21
Berdasarkan hasil rumusan masalah kolaborasi kelompok yang ada di lingkup RW 12 “Kurangnya pengetahuan masyarakat RW 12
terkait pencegahan dan penanganan COVID-19 dengan menggunakan pendekatan IPE” maka, kami menyusun Plan of Action (POA)
sebagai berikut :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kegiatan ini Tujuan umum Target I. Persiapan : Pemateri Tokoh Masyaraka Secara 90 Mahasiswa Peralatan
merupakan Meningkatkan 100%: 1. Mempersiapk (mahasiswa) Masyarakat t umum umum menit (penyuluh), berasal dari
kegiatan pengetahuan seluruh an undangan (Kader dan RW 12 melalui Masyarakat mahasiswa
untuk masyarakat masyarakat bagi RW 12) Zoom umum RW POLTEKKES
meningkatkan RW 12 terkait RW 12 masyarakat, Meeting/ 12 (Audien), KEMENKES
pengetahuan pencegahan kader dan Google Peralatan BANDUNG
masyarakat dan Sasaran : pemangku meet/ (materi/leafl
RW 12 terkait penanganan masyarakat kebijakan di Whatsap et,Laptop)
pencegahan COVID-19 umum RW RW 12 untuk p Group
dan 12 masuk ke
22
penanganan whatsaap
COVID-19 Tujuan group.
dengan khusus 2. Mempersiapk
menggunakan -Meningkatkan an lokasi baik
pendekatan pengetahuan room zoom
IPE mengenai 5M meeting atau
video call
-Meningkatkan WhatsApp
pengetahuan 3. Mempersiapk
mengenai an pre-test
vaksinasi dan post-test
4. Mempersiapk
-Meningkatkan an media
pengetahuan yang akan
mengenai digunakan.
perbedaan
pemeriksaan II. Pelaksanaan
COVID 19 Melakukan
penyuluhan
-Meningkatkan dengan metode
pengetahuan ceramah,
gizi pada saat membagikan
pandemi leaflet, dan
23
-Meningkatkan diskusi
pengetahuan mengenai
tentang Pemberian
pengelolaan penyuluhan
sampah atau mengenasi :
limbah 1. Penyuluhan
infeksius mengenai 5M
(masker) ketika 2. Penyuluhan
isolasi mandiri mengenai
(masker sekali vaksinasi
pakai/medis) 3. Penyuluhan
mengenai
pemeriksaan
COVID 19
4. Penyuluhan
mengenai gizi
pada saat
pandemi
5. Penyuluhan
mengenai
pengelolaan
sampah atau
limbah
infeksius
24
ketika isolasi
mandiri
(masker
medis/sekali
pakai)
III.Evaluasi
1. Dilakukan
posttest
dengan
minimal
penilaian 75
2. Penutup
acara
penyuluhan
25
1) Keperawatan
Topik : Peran Tenaga Perawat Dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan
Pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru Berbasis Interprofesional
Colaborations (IPC)
Narasumber : Ani Rasiani D, S.Kp, Ners, M.K (Ketua DPP PPNI Kota Bandung)
A. Sistem Kesehatan Mampu Mengatasi Lonjakan Kasus (KMK 413 / 2020 ttg Pedoman
Pencegahan Dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
1. Semua pasien Covid-19 diberikan tata laksana sesuai standar nasional.
2. Semua pasien selain Covid-19 diberi tata laksana sesuai standar nasional sehingga
harus menggunakan APD
3. Tidak ada peningkatan kematian di RS akibat gangguan selain Covid-19
4. Sistem kesehatan dapat menangani peningkatan 20% beban kasus Covid-19
5. Terdapat 1 tenaga PPI terlatih purna waktu per 250 TT di semua fasyankes dan
Kab/Kota.
6. Semua fasyankes memiliki skrining Covid-19.
7. Semua fasyankes memiliki mekanisme untuk mengisolasi suspek Covid-19.
C. Kewajiban Mematuhi Protokol Kesehatan Bagi Individu Berdasarkan Inpres Ri No.6 Tahun
2020,Se Menkes NO.HK.02.01/MENKES/335/2020
1. Jaga kebersihan tangan sering cuci tangan dengan sabun air mengalir/ handsanitizer
2. Menggunakan pakaian khusus kerja dan mengganti pakaian saat selesai kerja
3. Pastikan kondisi sehat,jika ada gejala demam/batuk/ pilek/sakit tenggorokan istirahat
di rumah
4. Jaga jarak minimal 1 meter saat berhadapan rekan kerja
5. Mewajibkan staf, pasien dan pengunjung menggunakan masker
6. Bersihkan handphone, kacamata, tas, dan barang lainya dengan cairan desinfektan
7. Gunakan masker saat berangkat dan pulang dari tempat kerja serta selama berada di
tempat kerja
8. Hindari menyentuh mata, hidung atau mulut dalam keadaan tangan tidak bersih
D. Dalam pelayanan kesehatan, terutama dalam kondisi wabah Covid-19 saat ini, perawat
mempunyai beberapa peran:
1. Sebagai caregiver yang merupakan peran utama dimana perawat akan terlibat aktif
selama 24 jam dalam memberikan asuhan keperawatan ditatanan layanan
klinis seperti di rumah sakit.
2. Selain itu, perawat juga mempunyai peran sebagai edukator, dimana berperan
sebagai tim pendidik yang memberikan edukasi kepada masyarakat. Perawat
berperan dalam memperkuat pemahaman masyarakat terkait, pencegahan dan
penularan, serta bagaimana meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang tanda
dan gejala Covid-19
3. Perawat juga berperan dalam advokat dimana perawat akan membantu mengurangi
stigma bagi pasien dan keluarga yang terindikasi Covid positif.
4. Secara umum, perawat mempunyai peran yang sangat penting baik dari segi promotif,
preventif, dan pelayanan asuhan keperawatan dalam kondisi wabah Covid-19.
4. Staffing
5. Controling, pengendalian/menjamin mutu dan keselamatan
Perjalanan menuju ke RS atau Faskes (4.1%), Faskes lain (2,5%) dan tempat
lainnya (0.8%)
b. Tempat kematian Neonatal atau balita diperoleh data sebagai berikut : Rumah
sakit (68% dan 62.8%), Rumah (16% dan 24,4%), perjalanan ke RS atau faskes
(2% dan 3.9%), faskes lainnya (13% dan 6.5%) dan tempat kejadian kematian
lainnya (1% dan 2.5%)
3. Tempat ANC dan Persalinan (Riskesdas 2018)
a. 29% bersalin di rumah Bidan dan 18% bersalin di RS Swasta
b. 16% bersalin dirumah pasien dan 15% bersalin di RS Pemerintah
c. 12% Puskesmas atau Pustu atau puslin dan 5% melahirkan di klinik
d. 4% bersalin di polindes atau poskesdes dan 1% di praktek dokter
4. Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi
Menerapkan strategi implementasi guna menurunkan angka kematian ibu dan bayi
dengan cara:
a. Melakukan akses layanan bagi ibu dan bayi yaitu dengan cara meningkatkan
jumlah kunjungan ANC dari 4x menjadi 6x, persalinan di fasilitas pelayanan
kesehatan, meningkatkan kunjungan PNC dari 3x menjadi 4x
b. Melakukan peningkatan kualitas layanan kesehatan dengan cara melakukan
penguatan antenatal care, persalinan dan postnatal termasuk pelayanan KB PP,
pelayanan kesehatan bayi sesuai standard dan peningkatan kapasitas dokter
umum terkait yankes ibu dan bayi
c. Melakukan pemberdayaan masyarakat. Yaitu pemanfaatan buku kesehatan ibu
dan anak, pemberdayaan masyarakat dalam persiapan kehamilan, kelas ibu
hamil dan ibu balita, posyandu, pemanfaatan dana desa, peran PKK,
perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi
d. Penguatan tata kelola yaitu dengan cara meningkatkan penguatan upaya
promotif dan preventif di puskesmas, pelacakan-pencatatan-pelaporan kematian
ibu dan bayi, audit maternal neonatal (AMP).
C. Pelayanan Kebidanan
Bidan adalah seorang perempuan yang telah menyelesaikan program pendidikan
kebidanan baik didalam negri maupun diluar negri yang diakui secara sah oleh pemerintah
pusat dan telah memenuhi persyaratan untuk melakukan praktik kebidanan. Pelayanan
kebidanan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral
dari system pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan secara mandiri, kolaborasi
dan atau rujukan.
1. Peran dan Fungsi Bidan di Gasilitas Pelayanan atau Kesehatan
a. Layanan Kesehatan Tersier
1) Persiapan (skrinning) awal kasus dan stabilisasi
2) Kolaborasi penanganan komplikasi dan kegawatdaruratan maternal neonatal
kompleks (TIM PONEK)
3) Asuhan lanjut paska tindakan medis pada kasus komplikasi maternal neonatal
yang kompleks (Interprofessional health care)
b. Layanan kesehatan Sekunder
1) Penampisan (Skrinning) kasus dan stabilisasi
2) Kolaborasi penanganan komplikasi dan kegawatdaruratan maternal neonatal
kompleks (TIM PONEK)
3) Asuhan lanjut paska tindakan medic pada kasus komplikasi maternal neonatal
yang kompleks (Interprofessional health care)
c. Layanan Kesehatan Primer (Tempat Praktik Mandiri Bidan)
32
3) Farmasi
Topik : Peran Tenaga Farmasi Dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan
Pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru Berbasis IPC
Narasumber : Apt. Sani Nuraeni, S.Farm
A. Pendahuluan
Kesalahan dalam pembuatan resep di Indonesia tinggi (sebanyak 98,69%),
kesalahan tersebut dalam penulisan resep dokter, apoteker resep dokter, apoteker tidak
tepat dalam penyiapan dan pemberian informasi mengenai obat (Eastom, 2009). Data 6%
kasus yang terjadi di rumah sakit disebabkan karena efek samping obat dan kesalahan
selama perawatan. (National Prescribing Service Australia) Hal ini muncul karena
buruknya kolaborasi antar profesi kesehatan (Perwitasari, 2010). 70-80% keselahan yang
terjadi di pelayanan kesehatan diakibatkan oleh buruknya komunikasi dan kurangnya
pemahaman anggota tim. Kolaborasi tim yang baik dapat mengurangi masalah patient
safety. Terdapat 70-80% kesalahan yang terjadi di pelayanan kesehatan diakibatkan oleh
buruknya komunikasi dan kurangnya pemahaman anggota tim. Kolaborasi yang baik
dapat mengurangi masalah patient safety.
Interprofessional Collaboration (IPC) merupakan kemitraan antara orang dengan
latar belakang profesi yang berbeda dan berkerja sama untuk memecahkan masalah
38
kesehatan dan menyediakan pelayanan kesehatan (Morgan et al, 2015). Menurut WHO,
IPC terjadi saat berbagai profesi kesehatan berkerja sama dengan pasien, keluarga dan
komunitas untuk menyediakan pelayanan komprehensif dan berkualitas tinggi (WHO,
2010). IPC sangat penting untuk memecahkan berbagai permasalahan tentang
pengobatan untuk mencapai tujuan dan memberi manfaat bersama. Kuncinya ialah
komunikasi efektif dan menciptakan kolaboratif yang baik. Sesuai pada PMK 11 tahun
2017, dasar Hukum Apotekker di Puskesmas ialah :
a) Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009
b) Undang-Undang Tenaga Kesehatan No.36 th 2014
c) Peraturan Pemerintah No.51 tahun 2009
d) Peraturan Menteri Kesehatan No.26 tahun 2019
B. Pelayanan Kefarmasian
Berdasarkan PP No 51 tahun 2009 tentang Pekejaan Kefarmasian, Kriteria
Pelayanan kefarmasian ialah suatu pelayanan yang diberikan oleh apoteker maupun TTK
secara langsung (bukan tatap muka) zoom juga tetap langsung, bertanggung jawab
terhadap pasien, berkaitan dengan sediaan farmasi (obat, kosmetik, alat kesehatan),
mencapai hasil yang pasti, meningkatkan mutu kehidupan pasien. Adanya kriteria tersebut
dapat meningkatkan patien outcome (sehat dan produktif kembali), output (meningkatkan
kualitas hidup atau mutu kehidupan pasien), meningkatkan mutu pelayanan kesehatan,
menekan biaya kesehatan, meningkatkan kepercayaan masyarakat. Pelayanan
Kefarmasian terdiri dari beberapa perubahan paradigma dari product oriented ke patient
oriented (object), terdapat asas Pharmaceutical yakni meningkatkan mutu kesehatan
pasien.
Berdasarkan Permenkes 74 Tahun 2016, tentang Standar Pelayanan Kefarmasian
di Puskesmas, dibagi menjadi 2, yakni:
a) Pengelolaan sediaan farmasi (obat, bahan obat, kosmetik maupun obat tradisional)
dan BMHP (Bahan medis habis pakai), vaksin yang berkaitan dengan mutunya harus
baik (penyimpanan obat, distribusi obat dan lainnya harus berefikasi dan aman).
b) Pelayanan Farmasi Klinik, banyak hal seperti keterampilan khusus, pemberian
informasi obat.
E. Permintaan
Dilakukan tiap bulan kepada Dinas Kesehatan Kota Bandung dalam bentuk Laporan
Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO). Sumber LPLPO :
a) Rekap pemakaian bulanan
b) LPLPO Sub Unit (R. Pelayanan umum, R. KIA, R. Kesehatan Gigi, R. NTBS dan
sebagaiannya).
G. Distribusi Obat
a) Individual Prescreption yaitu distribusi obat pada pasien rawat jalan melalui resep
doktar
b) Sub unit, LPLPO subunit, bisa masuk berbagai ruangan (R. Pelayanan Umum, Kesga,
R. Tindakan, R. Pela Gimul, R. Pelayanan Gawat Darurat).
c) Komunitas, posyandu, posbindu, sekolah
40
4) Keperawatan Gigi
Topik : Peran Terapis Gigi dan Mulut dalam Memberikan Pelayanan
Kesehatan pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru Berbasis
Interprofesional Colaboration (IPC)
Narasumber : Zaeni Dahlan, S.SiT., MPH (Sekretaris Umum DPP PTGMI)
5) Analis Kesehatan
Topik : Pemeriksaan Lab COVID 19 dan Follow Up Vaksinasi COVID Berbasis
IPC
Narasumber : Neneng Tuti Susilawati, S.Si., MMRS (Ka. Lab Pramita- Moch Toha
Bandung)
A. COVID-19 adalah nama penyakit yang disebabkan oleh SARS-COV-2
1. Virus ini merupakan virus berselubung (enveloped) dengan RNA (asam ribonukleat)
untai tunggal.
2. Virus ini terlebih dahulu menempel pada reseptor ACE-2 untuk masuk dalam sel
Presentasi klinik infeksi SARS-CoV-2 berkisar dari infeksi tanpa gejala hingga penyakit
parah
3. Test diagnostik dilakukan dengan mendeteksi virus itu sendiri atau respon imun tubuh
terhadap infeksi (antibodi atau penanda biologis lainnya)
4. COVID-19 terutama ditransmisikan melalui droplet (tetesan kecil) yang dihasilkan saat
orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau mengembuskan nafas
B. Cara Penularan :
1. Terhirup droplet
2. Kontak pribadi (menyentuh dan berjabatan tangan)
3. Menyentuh benda permukaan terkontaminasi(2-9 Hari)
43
C. Gejala penyakit
1. 70% penderita mengalami gejala
2. 20% bergejala sedang-berat
3. 80% bergejala ringan yang sangat berpotensi sebagai silent transmitter
D. Pemeriksaan Covid 19
Pemeriksaan laboratium COVID-19 digunakan untuk diagnosis, terapi, survilent,
epidemiologi, progmosis dan lainnya. Pemeriksaan lab dibagi menjadi 3 yaitu
1. Virologi yaitu berbasis molekuler yaitu NAAT dan Antigen Rapid
2. Antibodi test (serologi test) berupa rapid test, serologi-instrument based test
(menggunakan alat yang besar)
3. Test pendukung yang digunakan untuk melihat kelanjutan penyakitnya biasanya
dibutuhkan oleh dokter yang biasanya untuk monitoring terapi
E. Perjalanan virus
1. 5 hari pertama sejak terpapar belum terdapat gejala
2. Hari 5-7 sudah terdapat gejala dan pada waktu hari ke 7-8 (hari ke 7-10 paling efektif
karena paling kecil kemungkinan menunjukan negatif palsu) efektif digunakan test
dengan test virologi.
3. Kemudian pada hari ke 10 efektif test antigen.
H. False Negatif
Satu atau lebih hasil negatif tidak selalu menyingkirkan kemungkinan infeksi SARS-
CoV2. Sejumlah faktor dapat menimbulkan hasil negatif pada orang yang terinfeksi,
seperti:
1. kualitas spesimen yang buruk karena berisi terlalu sedikit material pasien;spesimen
yang diambil terlalu lama dalam perjalanan penyakit
2. Spesimen yang diambil dari bagian tubuh yang tidak mengandung virus pada waktu
diambil: penanganan dan atau pengiriman spesimen yang tidak tepat;
3. Alasan-alasan teknis di dalam tes, seperti hambatan PCR atau mutasi virus
b. Efesiensi reaksi amplifikasi (curve kinetic amplifikasi : sigmoid atau non sigmoid)
c. Nilai flouresence
d. Kontrol (Positif, negatif dan internal kontrol)
6) Promosi Kesehatan
Topik : Peran Tenaga Promkes dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan
pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru Berbasis Interprofesional
Colaborations (IPC)
Narasumber : Dra. Hj. Tuti Surtimanah., MKM (Ketua PPPKMI Jawa Barat)
3. Manajemen klinis
4. Pencegahan dan pengendalian infeksi
5. Pencegahan penularan masyarakat
6. Komunikasi risiko da pemberdayaan masyarakat
7. Pelayanan kesehatan esensial
D. Strategi Komunikasi:
1. Strategi Promosi Kesehatan:
a. Advokasi kepada pembuat kebijakan untuk mendapat dukungan, kepedulian, dan
tindakan
b. Kemitraan bersama organisasi, lembaga swadaya masyarakat, tokoh agama, tokoh
masyarakat, untuk mendapat pemahaman dan keterlibatan masyarakat
c. Pemberdayaan masyarakat untuk menciptakan kemandirian dalam pencegahan dan
pengendalian masalah kesehatan
d. Tujuan
e. Alternative pemecahan masalah
f. Rencana operasional
g. Pelaksanaan dan penggerakan
h. Pemantauan
i. Pengawasan dan pengendalian
j. Evaluasi
7) Gizi
Topik : Peran Tenaga Gizi Dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan Pada
Masa AKB Melalui Pendekatan IPC
Narasumber : Fitri Hudayani, S.ST., M.Gz., MKM (Ahli Gizi RSCM dan pengurus DPP
Persagi)
8) Kesehatan Lingkungan
Topik : Peran Tenaga Kesehatan Lingkungan dalam Memberikan
Pelayanan Kesehatan pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru
Berbasis Interprofesional Colaboration (IPC)
49
adalah kegiatan mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik,
kimia, biologi maupun sosisal guna mencegah penyakit atau gangguan
kesehatan. Kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan merupakan setiap puskesmas
wajib menyelenggarakan pelayanan kesehatan lingkungan. Kegiatan ini antara lain
konseling, inspeksi kesehatan lingkungan, dan intervensi kesehatan lingkungan.
Pelayanan kesehatan lingkungan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan
paripurna yang diberikan kepada pasien.
1. Konseling kesehatan, terjadinya komunikasi antara tenaga kesehatan lingkungan
dengan pasien atau klien untuk memecahkan masalah kesehatan lingkungan
yang dihadapi.
2. Inspeksi kesehatan lingkunga, kegiatan pemeriksaan dan pengamatan secara
langsung terhadap media lingkungan dalam rangka mengawasi media lingkungan
apakah masih memenuhi standar, baku mutu atau norma yang berlaku.
Penyelenggaran Kesehatan Lingkungan.
bersin. Pencegahan Covid–19 dapat dilakukan dengan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) dan lingkungan sehat.
Pemenuhan akses sarana air bersih -> keluarga harus memiliki sarana air bersih
Pemenuhan akses jamban sehat -> keluarga mempunyai akses menggunakan jamban
sehat.
Skenario untuk mempercepat penangan Covid – 19 dalam aspek kesehatan dan sosial
ekonomi dengan cara yaitu tidak menambah penularan atau memperluas penularan atau
semaksimalkan mengurangi penularan.
3. Limbah medis penangan pasien Covid berpedan bersama dokter dan perawat
4. Limbah medis vaksin
a. Pembuatan Media
Media yang dibuat oleh mahasiswa berbentuk leaflet dan power point. Hal ini
berdasarkan hasil survey yang dilakukan kepada pihak kader terkait media apa yang
digunakan di RW 12 dan power point di persiapkan agar para peserta penyuluhan dapat
lebih nyaman membaca materi yang disajikan oleh pemateri. Pembuatan media ini diawali
dengan pembuatan satuan acara penyuluhan (SAP) yang bertujuan agar dapat menyusun
konsep sistem implementasi dalam bentuk penyuluhan secara terarah dan sistematik
serta para pemateri dapat mengetahui materi apa saja yang disajikan satu sama lain
sehingga dapat saling membantu.
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) yang disusun ada lima, sesuai dengan lima topik
yang diangkat untuk mencegah dan penanggulangi COVID – 19 dengan berbasis IPE,
yaitu:
1) Satuan Acara Penyuluhan Gizi Pada Masa Pandemi
2) Satuan Acara Penyuluhan Pengetahuan Seputar Vaksin Covid – 19
3) Satuan Acara Penyuluhan Penanganan Masker Ketika Isolasi Mandiri
4) Satuan Acara Penyuluhan Metode Pemeriksaan Covid – 19
5) Satuan Acara Penyuluhan Penerapan Protokol Kesehatan 5M
Setelah pembuatan satuan acara penyuluhan dari masing – masing topik lalu yang
dilakukan adalah pembuatan media. Pembuatan media ini menggunakan berbagai macam
aplikasi desain yang ada di komputer dan menggunakan materi yang sebelumnya telah
disusun terlebih dahulu dari satuan acara penyuluhan yang dibuat. Media leaflet yang
dibuat adalah leaflet atau brosur dengan sistem atau model lipat tiga sehingga dari lima
topik yang diangkat dirangkum kembali dan digabungkan menjadi tiga leaflet. Hal ini
dilakukan untuk mengurangi terlalu banyaknya media yang digunakan sehingga ada
kemungkinan peserta menjadi bingung bila terlalu banyak materi atau media yang
digunakan. Leaflet yang telah jadi setelah itu di berikan kepada peserta melalui daring
menggunakan aplikasi whatsapp ketika pelaksaanan Praktek Belajar Lapangan (PBL)
atau implementasi dilakukan yaitu pada hari Jum’at, lima Maret 2021. Selain melalui daring
media leaflet ini juga di cetak dan di distribusikan kepada RW 12 Setiamanah sebagai
bentuk agar informasi ini tersampaikan kepada seluruh warga yang ada di RW 12.
Selain berupa leaflet media yang digunakan adalah power point. Power point ini
digunakan hanya ketika pelaksanaan PBL yang bertujuan agar para peserta dapat merasa
lebih nyaman dalam membaca materi yang telah dipersiapkan dan power point ini
54
berjumlah lima agar para peserta tidak terlalu mendadak ketika membaca materi yang
diberikan.
b. Role Play
Bermain peran (role playing) adalah cara menyajikan suatu bahan pelajaran atau
materi pelajaran dengan mempertunjukkan, mempertontonkan, atau memperlihatkan
suatu keadaan atau peristiwa-peristiwa yang dialami orang, cara atau tingkah laku dalam
hubungan sosial. Jadi dengan kata lain bermain peran (role playing) adalah metode
mengajar yang dalam pelaksanaannya peserta didik mendapat tugas dari guru untuk
mendramatisasikan suatu situasi sosial yang mengandung suatu problem atau masalah,
agar peserta didik dapat memecahkan suatu masalah yang muncul dari suatu situasi
sosial tersebut (Mansyur, 1996:104)
Role Play yang dilakukan adalah sebuah kegiatan bermain peran dimana memiliki
tujuan agar mahasiswa mengetahui sistem pelaksaanaan yang sebenarnya sebelum
kegiatan dimulai. Role Play ini dilaksanakan satu hari sebelum kegiatan atau acara
dilaksanakan dan dengan persiapan yang telah lengkap seperti materi yang ingin
dibawakan, media yang digunakan, susunan acara kegiatan, panitia yang bertugas ketika
55
hari pelaksanaan dan persiapan – persiapan lainnya. Lalu dilakukan bermain peran seolah
– olah sedang melaksanakan acara yang dimaksud. Hal ini memiliki manfaat agar
pembawa materi dan pemandu acara memiliki kesiapan mental dan mengetahui
bagaimana mereka harus berbicara dan mengatur waktu yang tepat serta meminimalisir
segala kemungkinan adanya hambatan walaupun kemungkinan perubahan sistem selalu
dapat terjadi.
1) Persiapan
a) Memahami maksud dan tujuan kegiatan Role Play
b) Menyiapkan media untuk pelaksanaan
c) Menyiapkan pretest – postest
d) Menyiapkan susunan acara
e) Melakukan koordinasi dengan seluruh panitia
f) Melakukan koordinasi dengan dosen pembimbing
g) Menyiapkan zoom meeting atau google meet (sebagai tempat role play)
2) Pelaksanaan
a) Tempat : Google Meet
b) Hari, Tanggal : Kamis. 04 Maret 2021
c) Metode : Ceramah dan diskusi
d) Susunan acara :
Susunan Acara
Tabel 2.1 Susunan Acara Role Play
Tanggal/ Jam Kegiatan Pemateri PJ
4 Maret 2021
Pre- Test - Panitia
16.00
5 Maret 2021
Registrasi Peserta - Panitia
08.30
09.00 ▪ Pembukaan
▪ Sambutan-sambutan
09.10 - Ketua pelaksana Ketua Panitia
09.15 - Perwakilan Kader Perwakilan kader MC
09.20 - Ketua RW 12 Ketua RW 12
Penerapan Protokol
09.25 Mahasiswa Panitia
Kesehatan 5M
Pengetahuan Seputar
09.40 Mahasiswa Panitia
Vaksin COVID-19
56
Metode Pemeriksaan
09.55 Mahasiswa Panitia
COVID-19
10.10 Gizi pada masa Pandemi Mahasiswa Panitia
Pengelolaan Limbah
Infeksius Ketika Isolasi
10.25 Mahasiswa Panitia
Mandiri (Masker Medis Atau
Sekali)
10.35 Pos Tes - Panitia
10.40 Penyerahan Leaflet Ketua pelaksana Panitia
10.45 Penutupan - Panitia
3) Evaluasi :
a) Pemateri melakukan penambah latihan untuk meningkatkan kepercayaan
diri dan cara penyampaian
b) Membuat rencana cadangan bila rencana awal tidak berjalan dengan
mulus
c) Selalu kontak Pak RW dan Kader RW 12 untuk keberlangsungan acara
d) Melakukan revisi dari materi yang ada di power point. Mengubah
kalimatnya menjadi kalimat yang mudah dimengerti oleh semua orang
tanpa mengubah arti dan maksud sebenarnya.
e) Dokumentasi Kegiatan Role Play Kelompok 59 PKNT Tahun 2021
resmi terkait
Vaksinasi
5 Maret Kader RW 12 Desa Pemeriksaan Skrining WhatsApp
2021 Setiamanah Covid-19 Group
1. Pengertian
Pemeriksaan
2. Perbedaan
berbagai Test
Covid-19
5 Maret Kader RW 12 Desa Gizi di Masa Pandemi WhatsApp
2021 Setiamanah 1. 10 Pesan Gizi Group
Seimbang
2. Zat Gizi untuk
Meningkatkan
Imunitas
5 Maret Kader RW 12 Desa Penanganan Masker WhatsApp
2021 Setiamanah Medis Sekali atau Group
Masker Kain Pakai untuk
Pasien Isolasi Mandiri
1. Pentingnya
Penggunaan
Masker saat Isolasi
Mandiri.
2. Cara Penanganan
Masker Pakai
Ulang.
3. Cara Penanganan
Masker Sekali
Pakai.
2) Pelaksanaan
a) Tempat : WhatsApp Group
b) Hari, Tanggal : Jumat. 05 Maret 2021
c) Metode : Ceramah dan diskusi
d) Susunan acara :
60
10.00
Pre test - Panitia
WIB
13.00
Pembukaan - Moderator
WIB
13.02 Penerapan Protokol
Mahasiswa Panitia
WIB Kesehatan 5M
13.13 Pengetahuan Seputar
Mahasiswa Panitia
WIB Vaksin COVID-19
13.29 Metode Pemeriksaan
Mahasiswa Panitia
WIB COVID-19
13.39
Gizi pada masa Pandemi Mahasiswa Panitia
WIB
Pengelolaan Limbah
14.00 Infeksius Ketika Isolasi
Mahasiswa Panitia
WIB Mandiri (Masker Medis
Atau Sekali)
14.08
Tanya Jawab - Moderator
WIB
16.02
Post Test - Panitia
WIB
16.03
Penutupan - Moderator
WIB
61
b. Tindak Lanjut
1) Tujuan
Setelah diberikan leaflet adanya peningkatan pengetahuan dan kesadaran
warga RW 12 Kecamatan Setiaamanah mengenai penanganan pencegahan
dan pengendalian COVID-19
2) Waktu
Kegiatan penyerahan leaflet dilakukan pada Jumat 05 Maret 2021 pukul 16.15
WIB
3) Tempat
Leaflet dikirim melalui WhatsApp Group dalam bentuk Soft file dan dikirim
langsung ke perwakilan kader RW 12 Kelurahan Setiamanah, Kecamatan
Cimahi Tengah, Kota Cimahi dalam bentuk Hard file.
4) Peserta
Kader dan warga RW 12 Kelurahan Setiamanah, Kecamatan Cimahi Tengah,
Kota Cimahi.
5) Kepanitiaan
Ketua Pelaksana : Abdul Wahhab Qaharudin
Anggota : Ade Karmila
Alfina Rahmawati
64
A. Kesimpulan
1. Telah dilakukan sosialisasi antara mahasiswa Poltekkes Bandung kelompok 59
dengan ketua RW dan Kader RW 12 Kelurahan Setiamanah, Kecamatan Cimahi
Tengah, Kota Cimahi, secara daring pada tanggal 23 Februari 2021.
2. Telah dilakukan pengumpulan dan pengolahan data pada tanggal 23-26 Februari
2021 di RW 12 Kelurahan Setiamanah, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi,
dengan menggunakan data dan hasil wawancara.
3. Terdapat delapan masalah di RW 12 Kelurahan Setiamanah, Kecamatan Cimahi
Tengah, Kota Cimahi, yaitu:
a) Kecemasan warga RW 12 terhadap hasil rapid
b) Kurangnya pelayanan test rapid dan penyuluhan
c) Kurangnya pengetahuan mengenai perbedaan pemeriksaan Covid-19
d) Kurangnya pengetahuan warga RW 12 berhubungan dengan belum ada
sosialisasi vaksin
e) Kurangnya kesehatan keluarga dalam menerapkan protokol kesehatan
f) Kurangnya koordinasi dengan gugus Covid dalam penyuluhan Covid-19
g) Kurangnya pengetahuan tentang gizi yang dibutuhkan pada saat pandemi
untuk meningkatkan imunitas tubuh
h) Kurangnya pengelolaan sampah dan limbah infeksius isolasi mandiri
(khususnya masker sekali pakai).
4. Telah disusunnya planning of action (POA) sesuai dengan masalah yang
didapatkan dan dilakukan webinar melalui Google Meet bersama dosen
pembimbing.
5. Telah disusunnya Satuan Acara Penyuluhan (SAP) sesuai dengan topik masalah
prioritas yang diambil pada tanggal 2 Maret 2021 dan didiskusikan besama dosen
pembimbing melalui Google Meet.
6. Telah dilakukan pembuatan media leaflet dan PowerPoint (PPT) pada tanggal 2-3
Maret 2021 dan didiskusikan besama dosen pembimbing melalui Google Meet.
7. Telah dilaksanakan implementasi Praktik Belajar Lapangan (PBL) pada tanggal 5
Maret 2021 menggunakan WhatsApp Group dengan respon audiens yang cukup
baik.
8. Telah adanya rencana pembagian hardfile media leaflet sebagai tiindak lanjut
untuk masyarakat RW 12 Kelurahan Setiamanah, Kecamatan Cimahi Tengah,
Kota Cimahi.
65
66
B. Rekomendasi
1. Diperlukan upaya kerjasama tenaga kesehatan untuk mengubah perilaku
masyarakat menuju peningkatan derajat kesehatan di RW 12 Kelurahan
Setiamanah, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi.
2. Diharapkan masyarakat dan seluruh pihak yang terkait untuk lebih berpartisipasi
dalam kegiatan mahasiswa di lapangan dalam menggunakan sistem dalam
jaringan (daring) maupun luring (luar jaringan).
3. Diharapkan persiapan untuk program Praktik Kerja Nyata (PKN) terpadu lebih
matang dan terperinci.
DAFTAR PUSTAKA
67
Zhang, Y., Zeng, G., Pan, H., Li, C., Hu, Y., Chu, K., Han, W., Chen, Z., Tang, R., Yin, W.,
Chen, X., Hu, Y., Liu, X., Jiang, C., Li, J., Yang, M., Song, Y., Wang, X., Gao, Q., &
Zhu, F. (2021). Safety, tolerability, and immunogenicity of an inactivated SARS-CoV-2
vaccine in healthy adults aged 18–59 years: a randomised, double-blind, placebo-
controlled, phase 1/2 clinical trial. The Lancet Infectious Diseases, 21(2), 181–192.
https://doi.org/10.1016/S1473-3099(20)30843-4.
68
LAMPIRAN
69
LAMPIRAN DAFTAR HADIR PERTEMUAN DENGAN KADER
70
LAMPIRAN SATUAN ACARA PENYULUHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
VAKSIN
1. TUJUAN UMUM
Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai penatalaksanaan vaksin COVID-19
2. TUJUAN KHUSUS
a. Mengetahui mengenai pengertian vaksinasi
b. Mengetahui mengenai tujuan dan manfaat vaksinasi
c. Mengetahui vaksin COVID-19
d. Mengetahui kriteria dan prioritas penerimaan vaksin COVID-19
e. Mengetahui efektivitas dan keamanaan vaksin COVID-19
f. Mengetahui kebijakan terkait vaksin COVID-19
3. MATERI
a. Pengertian vaksinasi
b. Tujuan dan manfaat vaksinasi
c. Vaksin COVID-19
d. Kriteria dan prioritas penerimaan vaksin COVID-19
e. Efektivitas dan keamanaan vaksin COVID-19
f. Kebijakan terkait vaksin COVID-19
2. METODA
Ceramah Dan Tanya Jawab.
3. MEDIA
Leaflet DAN PowerPoint
4. STRATEGI PENYULUHAN
a. Pembukaan : 1.5 menit
b. Pelaksanaan : 12 menit
c. Penutup : 1.5 menit
71
5. KBM
Kegiatan Penyuluh Peserta
1. Persiapan 1. Mendengarkan
- Perkenalan
- Tujuan
- Manfaat
2. Pelaksanaan 2. Mendengarkan, memperhatikan,
- Menjelaskan terkait pengertian vaksin dan bertanya, menjawab
vaksinasi
- Menjelaskan tujuan dan manfaat vaksinasi
- Menjelaskan vaksin COVID-19
- Menjelaskan kriteria dan prioritas penerimaan
vaksin COVID-19
- Menjelaskan efektivitas dan keamanaan
vaksin COVID-19
- Menjelaskan kebijakan terkait vaksin COVID-
19
- Diskusi – tanya jawab
- Evaluasi
3. Penutup 3. Menyimpulkan bersama penyuluh
Menyimpulkan materi seputar vaksin
6. EVALUASI
Dilakukan setelah ceramah diberikan dengan mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan :
1. Evaluasi struktur
a. Peserta hadir ditempat penyuluhan dan menyiapkan daftar hadir.
b. Penyelenggaraan penyuluhan di Zoom Meeting
c. Pengorganisasian penyelenggaran dilakukan kepada Masyarakat RW 12
Setiamanah.
2. Evaluasi proses
a. Peserta antusias terhadap materi ceramah tanya jawab.
b. Peserta mengikuti jalannya ceramah tanya jawab sampai selesai.
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
d. Peserta mengikuti secara aktif ketika tanya jawab.
e. Peserta dapat mengetahui mengenai vaskinasi
72
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mengetahui tentang vaksin
b. Peserta menjelaskan tentang vaksin
LAMPIRAN MATERI
INFORMASI SEPUTAR VAKSINASI
1. Pengertian Vaksin dan Vaksinasi
Berdasarkan Permenkes No.12 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Vaksin, Vaksin
adalah produk biologi yang berisi antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati atau
masih hidup yang dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, atau berupa toksin
mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid atau protein rekombinan, yang
ditambahkan dengan zat lainnya, yang bila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan
kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu. Vaksinasi adalah proses di
dalam tubuh, dimana seseorang menjadi kebal atau terlindungi dari suatu penyakit
sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut maka tidak akan sakit atau
hanya mengalami sakit ringan,biasanya dengan pemberian vaksin.
3. Vaksin COVID-19
Vaksin COVID-19 yang digunakan adalah vaksin Sinovac yang termasuk jenis
inactivated virus yang dilakukan pengujian pada fase I dan II di Tiongkok dan fase III di
Indonesia, Brazil, dan Turki (Zhang et al., 2021). Inactivated virus merupakan virus yang
dimatikan dengan reaksi kimia, radiasi, atau pemanasan (Sharma et al., 2020).
73
a. Tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, tenaga penunjang yang bekerja
pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian
Negara Republik Indonesia, aparat hukum, dan petugas pelayanan publik lainnya
b. tokoh masyarakat/agama, pelaku perekonomian strategis, perangkat daerah
kecamatan, perangkat desa, dan perangkat rukun tetangga/rukun warga.
c. guru/tenaga pendidik dari PAUD/TK, SD, SMP, SMA, atau setingkat/sederajat, dan
perguruan tinggi
d. aparatur kementerian/lembaga, aparatur organisasi perangkat Pemerintah Daerah,
dan anggota legislatif
e. masyarakat rentan dari aspek geospasial, sosial, dan ekonomi
f. masyarakat dan pelaku perekonomian lainnya.
74
SATUAN ACARA PENYULUHAN
METODE PEMERIKSAAN COVID 19
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan terkait metode pemeriksaan Covid 19, diharapkan
masyarakat lebih memahami pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi Covid 19.
2. Tujuan Khusus
Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai tujuan dan perbedaan pada metode
pemeriksaan COVID 19
3. Materi
a. Tujuan Pemeriksaan COVID 19
b. Perbedaan antara Rapid Antigen, Antibodi dan Swab menggunakan RT PCR
4. Metoda
Ceramah dan diskusi
5. Media
a. Power Point
b. Laptop
c. Leaflet
6. Strategi Penyuluhan
a. Pembukaan : 1,5 menit
b. Pelaksanaan :12 menit
c. Penutup : 1.5 menit
7. KBM
Kegiatan Penyuluh Peserta
1. Persiapan 1. Menjawab sapaan
- Sapaan dan Perkenalan 2. Peserta
- Tujuan penyuluhan - Mendengarkan
2. Pelaksanaan - Memperhatikan
75
- Menjelaskan tujuan pemeriksaan
Covid 19
- Menjelaskan perbedaan pada
metode pemeriksaan Covid 19
- Diskusi – tanya jawab
- Evaluasi - Bertanya
3. Penutup - Menjawab
Menyimpulkan materi perbedaan pada
metode Pemeriksaan Covid 19 3. Menyimpulkan bersama penyuluh
8. Evaluasi
Dilakukan setelah ceramah diberikan dengan mengacu pada tujuan yang telah
ditetapkan kriteria evaluasi.
1. Evaluasi struktur
a. Peserta hadir pada zoom meeting yang disediakan dan mengisi daftar hadir.
b. Penyelenggaraan penyuluhan pada zoom meeting
c. Pengorganisasian penyelenggaran dilakukan kepada mahasiswa Poltekkes
Bandung
2. Evaluasi proses
a. Peserta antusias terhadap materi ceramah tanya jawab.
b. Peserta mengikuti jalannya ceramah tanya jawab sampai selesai.
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
d. Peserta mengikuti secara aktif ketika tanya jawab.
e. Peserta dapat mengetahui mengenai perbedaan metode pemeriksaan Covid 19
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mengetahui mengenai perbedaan pada metode pemeriksaan Covid 19
LAMPIRAN MATERI
Pemeriksaan COVID 19
a. COVID-19
- Ditemukan di Wuhan, Hubei, Tiongkok pada Desember 2019
- Disebabkan oleh beta coronavirus: SARS CoV2
- WHO menetapkan COVID-19 sebagai pandemi pada 11 Maret 2020
- Di Indonesia pertama kali ditemukan kasus pada 2 Maret 2020
- Masa inkubasi: 2-14 hari (rata-rata 5-6 hari)
- Antigen masih dapat terdeteksi sampai 12 minggu
- Antibodi setelah terinfeksi selama 3-12 bulan
76
Karena tingkat infeksi yang tinggi, metode diagnostik yang cepat dan akurat
sangat diperlukan untuk mengidentifikasi, mengisolasi dan merawat pasien sesegera
mungkin guna mengurangi angka kematian dan risiko penyebaran infeksi di populasi.
Dalam melakukan diagnosis diperlukannya uji diagnostic yang memiliki tingkat
sensitifitas dan spesifisitas yang tinggi. Hal tersebut sangatlah penting dan untuk
mendeteksi dan mengendalikan infeksi COVID-19 dan juga berguna sebagai
implementasi dalam penilaian, kontrol dan membatasi terjadinya penyebaran wabah
Terdapat berbagai pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis
penyakit ini. Pemeriksaan mencakup anamnesis mengenai klinis pasien serta riwayat
berpergian dan juga beberapa pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan mencakup pemeriksaan radiologis, dan
pemeriksaan laroratorium (uji antigen, antobodi, serologi dan molekuler)
77
SATUAN ACARA PENYULUHAN
GIZI PADA MASA PANDEMI
1. TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti penyuluhan terkait gizi pada masa pandemi, diharapkan pengetahuan
warga terhadap makanan yang baik dikonsumsi selama masa pandemi akan meningkat
sehingga dampak akhirnya adalah meningkatkan imunitas masyarakat RW 12.
2. TUJUAN KHUSUS
Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit masyarakat RW 12 Setiamanah
mampu:
a. Mengetahui dan menyebutkan Pesan Gizi Seimbang
b. Mengetahui dan menyebutkan makanan yang dapat berguna untuk meningkatkan
imunitas tubuh
3. MATERI
a. Pesan Gizi Seimbang
b. Gizi untuk meningkatkan imunitas tubuh
4. METODA
Ceramah Dan Tanya Jawab.
5. MEDIA
a. Leaflet
b. Power point
6. STRATEGI PENYULUHAN
a. Pembukaan : 1.5 menit
b. Pelaksanaan : 15 menit
c. Penutup : 1.5 menit
7. KBM
78
Kegiatan Penyuluh Peserta
1. Persiapan 1. Mendengarkan
- Perkenalan
- Tujuan
- Manfaat
2. Pelaksanaan 2. Peserta
- Pemaparan materi terkait Pesan Gizi - Mendengarkan
Seimbang
- Pemaparan materi Gizi untuk - Memperhatikan
imunitas
- Diskusi – tanya jawab - Bertanya
- Evaluasi - Menjawab
3. Penutup
Menyimpulkan materi tentang gizi pada saat Menyimpulkan bersama
pandemi penyuluh
8. EVALUASI
Dilakukan setelah ceramah diberikan dengan mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan :
1. Evaluasi struktur
a. Peserta hadir ditempat penyuluhan dan menyiapkan daftar hadir.
b. Penyelenggaraan penyuluhan di Zoom Meeting
c. Pengorganisasian penyelenggaran dilakukan kepada Masyarakat RW 12
Setiamanah.
2. Evaluasi proses
a. Peserta antusias terhadap materi ceramah tanya jawab.
b. Peserta mengikuti jalannya ceramah tanya jawab sampai selesai.
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
d. Peserta mengikuti secara aktif ketika tanya jawab.
e. Peserta dapat mengetahui gizi pada saat pandemi
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mengetahui dan menyebutkan Pesan Gizi Seimbang
b. Peserta mengetahui dan menyebutkan makanan yang dapat berguna untuk
meningkatkan imunitas tubuh
LAMPIRAN MATERI
GIZI MASA PANDEMI
A. Pesan Gizi Seimbang
79
Setiap makanan memiliki kandungan zat gizi unggulannya masing-masing. Oleh
karena itu, konsumsi makanan beraneka ragam perlu dilakukan agar seluruh zat gizi yang
dibutuhkan oleh tubuh dapat terpenuhi. Selain itu, perlu diperhatikan juga keamanan
pangan pada setiap makanan yang dikonsumsi. Cara penerapan pesan ini adalah dengan
menggunakan “Isi Piringku”
6. Biasakan Sarapan
7. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman
80
8. Biasakan membaca label pada kemasan pangan
9. Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir
10. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal
Aktivitas fisik dikategorikan cukup apabila seseorang melakukan latihan fisik atau olah
raga selama 30 menit setiap hari atau minimal 3-5 hari dalam seminggu
B. GIZI UNTUK IMUNITAS
1. Zat Gizi Makro
a. Protein
Makanan yang mengandung protein tinggi yang dapat dikonsumsi seperti telur, ikan,
lean meat, dan whey protein dapat meningkatkan antibodi tubuh. Rantai asam amino
yang ada dapat meningkatkan level imunitas intestinal, mengatur metabolisme dan
sistem imun
b. Lemak
Makanan tinggi omega 3 dan omega 6 baik dikonsumsi untuk meningkatkan imunitas
tubuh. Omega 3 dan 6 didapatkan dari ikan dan makanan laut lainnya
c. Karbohidrat dan Dietary fiber
Makanan yang dapat dikonsumsi adalah sayuran, buah, kacang, whole grains, biji
bijian, oatmeal
2. Zat Gizi Mikro
a. Vitamin A
Vitamin A berfungsi untuk pembentukan epitel, keratinisasi, diferensiasi, dan maturasi
sel, front line defense patogen. Vitamin A ada dalam struktur mukus (respiratori dan
intestine) meningkatkan imunitas non spesifik. Makanan yang dapat dikonsumsi adalah
ubi jalar, wortel, brokoli, bayam, paprika merah, telur, atau makanan fortifikasi
b. Vitamin D
Didapatkan dari ikan, telur, susu fortifikasi, jamur, dan dapan disintesis oleh sinar
matahari.
c. Vitamin E
Sebagai antioksidan, dapat menetralkan radikal bebas dan meningkatkan fungsi
kekebalan tubuh. Makanan : sereal, kuaci, almond, minyak sayur, sayuran hijau,
kacang-kacangan, suplemen
d. Vitamin C
Antioksidan, vitamin C juga dapat menstimulasi netrofil untuk melindungi jaringan dari
kerusakan. Makanan : jeruk, pepaya, tomat, paprika, jambu
e. Vitamin B
B2, B6, B9, B12. Makanan : ikan, daging, telur, kerang, sayuran ,kacang-kacangan,
suplemen
f. Seng
81
Membantu terbentuknya sistem kekebalan tubuh. Makanan: daging tanpa lemak,
makanan laut, susu, gandum, kacang-kacangan, biji-bijian
g. Zat besi
Berfungsi dalam diferensiasi, perkembangan, dan fungsi sel dan membantu fungsi sel
imun dalam melawan virus dan bakteri
h. Tembaga
Contoh makanan sumber tembaga adalah sayuran, tahu, jamur, daging, kentang, dan
sereal
i. Selenium
Contoh makanan sumber selenium adalah kuaci, daging, dan ikan salmon
82
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pengelolaan Limbah Infeksius Ketika Isolasi Mandiri (Masker Medis Atau Sekali)
1. TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti penyuluhan terkait Cara menangani masker medis sekali pakai untuk
Pasien Isolasi Mandiri dan masker kain diharapkan tidak ada lagi pasien isolasi mandiri
yang membuang masker medis langsung ke tempat sampah dan atau mencuci masker
kain dengan benar agar tidak terjadi peningkatan risiko penularan COVID – 19.
2. TUJUAN KHUSUS
Setelah diberikan penyuluhan selama lima menit masyarakat RW 12 Setiamanah
mampu:
a. Menyebutkan tentang cara menangani masker medis yang benar ketika isolasi mandiri
b. Menyebutkan tentang cara menangani masker kain yang benar ketika isolasi mandiri.
3. MATERI
a. Cara menangani masker medis yang benar untuk pasien isolasi mandiri.
b. Cara menangani masker kain yang benar ketika isolasi mandiri.
4. METODA
Ceramah Dan Tanya Jawab.
5. MEDIA
Leaflet dan PowerPoint
6. STRATEGI PENYULUHAN
a. Pembukaan : 1.5 menit
b. Pelaksanaan : 5 menit
c. Penutup : 1.5 menit
7. KBM
Kegiatan Penyuluh Peserta
1. Persiapan 1. Mendengarkan
- Perkenalan
- Tujuan 2. Peserta
83
- Manfaat - Mendengarkan
2. Pelaksanaan - Memperhatikan
- Menjelaskan terkait penggunaan - Bertanya
masker pakai ketika isolasi mandiri - Menjawab
- Menjelaskan cara penanganan
masker sekali pakai ketika isolasi
mandiri
- Menjelaskan cara penangan masker
kain ketika isolasi mandiri
- Diskusi – tanya jawab
- Evaluasi
3. Penutup 3. Menyimpulkan bersama
Menyimpulkan materi cara penanganan penyuluh
masker sekali pakai dan masker kain ketika
isolasi mandiri
8. EVALUASI
Dilakukan setelah ceramah diberikan dengan mengacu pada tujuan yang telah
ditetapkan:
Evaluasi struktur
a. Peserta hadir ditempat penyuluhan dan menyiapkan daftar hadir.
b. Penyelenggaraan penyuluhan di Zoom Meeting
c. Pengorganisasian penyelenggaran dilakukan kepada Masyarakat RW 12
Setiamanah.
Evaluasi proses
a. Peserta antusias terhadap materi ceramah tanya jawab.
b. Peserta mengikuti jalannya ceramah tanya jawab sampai selesai.
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
d. Peserta mengikuti secara aktif ketika tanya jawab.
e. Peserta dapat mengetahui mengenai penanganan masker sekali pakai dan masker
kain ketika isolasi mandiri .
Evaluasi Hasil
a. Peserta mengetahui tentang cara penanganan masker medis atau sekali pakai
ketika isolasi mandiri.
b. Peserta menjelaskan tentang cara penanganan masker medis atau sekali pakai
ketika isolasi mandiri.
84
LAMPIRAN
Materi Cara Penanganan Masker Sekali Pakai Dan Masker Pakai Ulang Ketika Isolasi
Mandiri
85
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Penerapan Protokol Kesehatan 5M
1. TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti penyuluhan terkait penerapan protokol kesehatan 5M diharapkan
masyarakat RW 12 Desa Setiamanah dapat menerapka protokol kesehatan dengan baik
dan benar agar tidak terjadi peningkatan risiko penularan COVID – 19.
2. TUJUAN KHUSUS
Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit masyarakat RW 12 Setiamanah
mampu:
a. Menyebutkan cara menerapkan protokol kesehatan 5M: Memakai masker
b. Menyebutkan cara menerapkan protokol kesehatan 5M: Mencuci tangan
c. Menyebutkan cara menerapkan protokol kesehatan 5M: Menjaga jarak
d. Menyebutkan cara menerapkan protokol kesehatan 5M: Menghindari kerumunan
e. Menyebutkan cara menerapkan protokol kesehatan 5M: Mengurangi mobilisasi
3. MATERI
a. Cara menerapkan protokol kesehatan 5M: Memakai masker
b. Cara menerapkan protokol kesehatan 5M: Mencuci tangan
c. Cara menerapkan protokol kesehatan 5M: Menjaga jarak
d. Cara menerapkan protokol kesehatan 5M: Menghindari kerumunan
e. Cara menerapkan protokol kesehatan 5M: Mengurangi mobilisasi
4. METODA
Ceramah Dan Tanya Jawab.
5. MEDIA
a. Leaflet
b. Powerpoint
6. STRATEGI PENYULUHAN
a. Pembukaan : 1.5 menit
b. Pelaksanaan : 12 menit
c. Penutup : 1.5 menit
86
7. KBM
Kegiatan Penyuluh Peserta
1. Persiapan 1. Mendengarkan
- Perkenalan
- Tujuan
- Manfaat
2. Pelaksanaan 2. Peserta
8. EVALUASI
Dilakukan setelah ceramah diberikan dengan mengacu pada tujuan yang telah
ditetapkan:
Evaluasi struktur
a. Peserta hadir ditempat Zoom meeting dan mengisi daftar hadir pada link G-form yang
sudah diberi panitia.
b. Penyelenggaraan penyuluhan di Zoom meeting.
c. Pengorganisasian penyelenggaran dilakukan kepada Masyarakat RW 12 Desa
Setiamanah.
Evaluasi proses
a. Peserta antusias terhadap materi ceramah tanya jawab.
b. Peserta mengikuti jalannya ceramah tanya jawab sampai selesai.
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
d. Peserta mengikuti secara aktif ketika tanya jawab.
e. Peserta dapat mengetahui cara penerapan protokol kesehatan 5M dengan baik dan
benar.
Evaluasi Hasil
a. Peserta mengetahui cara penerapan protokol kesehatan 5M dengan baik dan benar.
b. Peserta menjelaskan kembali tentang cara penerapan protokol kesehatan 5M dengan
baik dan benar.
87
LAMPIRAN MATERI
Penerapan Protokol Kesehatan 5M
a. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
1. Cara mencuci tangan pakai sabun : dilakukan dalam waktu 40-60 detik
a. Basahi tangan, gosok sabun pada telapak tangan kemudian usap dan gosok kedua
telapak tangan secara lembut dengan arah memutar
b. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
c. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih
d. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci
e. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
f. Letakkan ujung jari ketelapak tangan kemudian gosok perlahan. Bilas dengan air
bersih dan keringkan.
2. Cara membersihkan tangan menggunakan cairan antiseptik:
Mencuci tangan menggunakan cairan antiseptik dilakukan dalam situasi tertentu
dimana sabun dan air bersih tidak tersedia. Agar hasilnya efektif cairan antiseptik yang
digunakan hendak nya mengandung minimal 60% alkohol.
a. Oleskan cairan pembersih tangan ke salah satu telapak tangan.
b. Gosok kedua tangan
c. Gosokkan cairan keseluruh telapak tangan, punggung tangan, dan jari sampai
cairan pada tangan mengering. Lakukan tahap ini selama sekitar 20 detik.
b. Menggunakan Masker
Cara menggunakan masker yang tepat :
a. Sebelum memasang masker, cuci tangan pakai sabun dan air mengalir (minimal
20 detik) atau bila tidak tersedia, gunakan cairan pembersih tangan (minimal
alkohol 60%).
b. Pasang masker untuk menutupi mulut dan hidung dan pastikan tidak ada sela
antara wajah dan masker.
c. Hindari menyentuh masker saat digunakan; bila tersentuh, cuci tangan pakai sabun
dan air mengalir minimal 20 detik atau bila tidak ada, cairan pembersih tangan
(minimal alkohol 60%)
d. Ganti masker yang basah atau lembab dengan masker baru. Masker medis hanya
boleh digunakan satu kali saja. Masker kain dapat digunakan berulang kali.
e. Untuk membuka masker: lepaskan dari belakang. Jangan sentuh bagian depan
masker; Untuk masker 1x pakai, buang segera di tempat sampah tertutup atau
kantong plastik. Untuk masker kain, segera cuci dengan deterjen. Untuk
memasang masker baru, ikuti poin pertama.
Sesuai rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan pemerintah:
88
b. Untuk mengurangi risiko penyebaran Covid-19, semua orang WAJIB
menggunakan masker kain jika berada di luar rumah
c. Gunakan masker kain minimal 3 lapis yang dapat dicuci
d. Penggunaan masker kain tidak lebih dari 4 jam, bila lebih ganti dengan yang baru
e. Apabila basah ganti dengan yang baru
C. Menjaga jarak
Tentunya terdapat alasan medis mengapa menjaga jarak harus dilakukan untuk
mencegah penularan virus, berikut di antaranya:
a. Covid-19 Menular Lewat Udara
b. Menghentikan Laju Penularan Covid-19
c. Virus Mampu Menular dari Jarak Dekat
D. Menjauhi Kerumunan
Dalam rangka upaya penanggulangan, maka dilakukan penyelenggaraan
kekarantinaan kesehatan sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan. Salah satu tindakan kekarantinaan
kesehatan berupa Pembatasan Sosial (Social Distancing) (Nur Rohim Yunus, 2020).
Pembatasan sosial adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu
wilayah. Pembatasan sosial ini dilakukan oleh semua orang di wilayah yang diduga
terinfeksi penyakit.
Pemerintah mengarahkan langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah
penularan Covid-19 adalah hindari kerumunan. Karena dalam kerumunan tersebut
tidak diketahui siapa yang tertular Covid-19, apalagi tanpa gejala. Pemerintah juga
menegaskan, Hindari kerumunan, hindari tempat berkumpul, karena ini memiliki risiko
yang lebih besar bagi penularan COVID-19. Meski pemerintah sudah memberlakukan
physical distancing, masih banyak masyarakat yang melanggar (Natalia et al., 2020)
Dengan menghindari kerumunan sama dengan melindungi orang rentan seperti
Lansia dan orang dengan penyakit kronis. Sebab jika orang rentan tersebut tertular
virus corona akan berakibat fatal. Tidak hanya itu, menghindari kerumunan harus
diiringi dengan jaga jarak dengan orang lain, memakai masker jika keluar rumah, dan
rajin mencuci tangan pakai sabun. (Kemenkes,2020)
E. Mengurangi Mobilitas
Jika tidak ada keperluan yang mendesak, tetaplah berada di rumah. Meski
sehat dan tidak ada gejala penyakit, belum tentu Anda pulang ke rumah dengan
keadaan yang masih sama. Selalu ingat, virus corona bisa menyebar dan menginfeksi
seseorang dengan cepat. Mengurangi mobilitas artinya mengurangi perpindahan dari
satu tempat ke tempat lainnya. interaksi penduduk yang tinggi, dan keramaian
kerumunan merupakan hal yang memicu semakin banyaknya orang yang tertular
penyakit saat pandemi terjadi di suatu wilayah.
89
LAMPIRAN SOAL EVALUASI PENYULUHAN MELALUI GOOGLE FORMULIR
90
d. Zat besi, Seng, Vitamin K
8) Setiap melakukan rapid test, jika hasilnya reaktif maka harus di konfirmasi lagi. Test
apa yang digunakan untuk mengkonfirmasi bahwa seseorang terinfeksi virus Sars-
CoV-2 ?
a. Rapid test antigen
b. Rapid test antibody
c. Test Swab dengan RT PCR
d. Pemeriksaan Genose
9) Berikut ini yang bukan termasuk tujuan vaksinasi yaitu….
a. Melindungi masyarakat agar tetap produktif secara sosial dan ekonomi
b. Menurunkan angka kematian dan meningkatkan kesehatan masyarakat
c. Menyembuhkan ketika terjangkit penyakit
d. Meningkatkan angka kematian
91
LAMPIRAN DOKUMENTASI SELAMA PEMBELAJARAN ONLINE
92