Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI

CHLAMYDIA

NAMA : MARIA THERESIA NONA LINCE


KELOMPOK :5

POLTEKES KEMENKES KUPANG


JURUSAN KEBIDANAN
2015/2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan
limpahannya,sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“CHLAMYDIA”.
saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu
saya sangat mengharapkan saran & kritik yang membangun dari para pembaca.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kedepannya.
Akhir kata,saya mengucapkan terima kasih.
Kupang, 18 Agustus 2015

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini, penyakit menular seksual (PMS) makin marak menjangkiti banyak
penduduk di dunia, khususnya Amerika Serikat dan Kanada. Namun, tidak jarang
pula penduduk di Indonesia terjangkit berbagai jenis penyakit menular seksual
tersebut. PMS sangat berbahaya, karena tak sebatas menimbulkan efek pada
organ kelamin semata termasuk penyakit Chlamydia,namun juga dapat
menimbulkan masalah lain pada beberapa alat indera seperti kulit, mata, dan
lidah (pada mulut). Hal tersebut dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan
dalam bidang kesehatan seksual.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu :
1. Apa Pengertian Chlamydia ?
2. Bagaimana tanda dan gejala Chlamydia ?
3. Apa komplikasi-komplikasi Chlamydia?
4. Bagaimana Pencegahan dan Penangulangan Chlamydia ?

C. Tujuan
Adapun tujuan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui Pengertian Chlamydia ?
2. Untuk mengetahui tanda dan gejala Chlamydia ?
3. Untuk mengetahui komplikasi-komplikasi Chlamydia?
4. Untuk mengetahui Pencegahan dan Penangulangan Chlamydia ?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Chlamydia adalah penyakit menular seksual umum yang disebabkan oleh bakteri
Chlamydia trachomatis. Chlamydia menyebabkan penyakit pada mata dan alat
kelamin manusia. Infeksi Chlamydia dapat menyebabkan penderitanya
mengalami kemandulan. Chlamydia mempengaruhi baik pria dan wanita dan
terjadi pada semua kelompok umur, meskipun yang paling umum di kalangan
wanita muda. Chlamydia tidak sulit untuk diobati setelah mengetahui jika
memilikinya. Jika tidak diobati, chlamydia dapat menyebabkan masalah
kesehatan yang lebih serius. Chlamydia (Chlamydia trachomatis) adalah bakteri
yang menyebabkan infeksi yang sangat mirip dengan gonore dalam cara yang
tersebar dan gejala yang dihasilkan. Ini adalah umum dan mempengaruhi sekitar
4 juta perempuan setiap tahunnya. Seperti gonore,bakteri chlamydia ditemukan
pada serviks dan uretra dan dapat hidup di tenggorokan atau rektum. Baik pria
dan wanita terinfeksi seringkali tidak memiliki gejala infeksi klamidia. Dengan
demikian, orang-orang tidak sadar dapat menyebarkan infeksi kepada orang lain.

B. Tanda dan Gejala Chlamydia


Sekitar 75 % perempuan dan 50% laki-laki yang tertular Chalmydia tidak
menunjukkan tanda dan gejala. Keluhan dan gejala biasanya timbul sekitar 3
minggu setelah tertular kuman Chlamydia
C. Diagnosis
Diagnosis infksi C. trachomatis ditegakkan berdasarkan anamnesis, gambaran
klinik dan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium merupakan
dasar dalam menegakkan diagnosis. Pada pemeriksaan laboratorium, infeksi C.
trachomatis pada genital ditegakkan bila dijumpai suatu tes chlamydial yang
positif, serta tidak dijumpai kuman penyebab spesifik. Untuk laboratorium
dengan fasilitas yang terbatas, sebagai pedoman infeksi C.trachomatis pada
pria memberi gejala berupa sekret uretraeropurulen/mukopurulen serta
ditemukan sel PMN > 5 Ipb dan tidak ditemukan diplokok negatif Gram
intra/ekstra sel pada pemeriksaan sediaan apus sekret uretra. Sedangkan pada
wanita adanya sekret serviks sero/mukopurulen dan sel PMN > 30 Ipb serta
tidak ditemukan kuman diplokok Gram negatif intra/ekstraseluler pada sediaan
apus atau T. vaginalis.

D. Pencegahan
Cara yang paling baik untuk mencegah penularan penyakit ini adalah abstensia.
Untuk mengurangi resiko tertular oleh penyakit ini sebaiknya menjalani perilaku
seksual yang aman (tidak berganti – ganti pasangan seksual atau
menggunakan kondom)
E. Pengobatan
Penting untuk dijelaskan pada pasien dengan infeksi genital oleh C. trachomatis,
mengenai resiko penularan kepada pasangan seksualnya, Contact tracing
(pemeriksaandan pengobatan partner seksual) diperlukan untuk keberhasilan
pengobatan.
Untuk pengobatan, Tetrasiklin adalah antibodi pilihan yang sudah digunakan
sejak lama untuk infeksi genitalia yang disebabkan oleh C.trachomatis. Dapat
diberikan dengan dosis 4 x 500 mg/h selama 7 hari atau 4 x 250 mg/hari selama
14 hari. Analog dari tetrasiklin seperti doksisiklin dapat diberikan dengan dosis 2
x l00 mg/h selama 7 hari. Obat ini yang paling banyak dianjurkan dan merupakan
drug of choice karena cara pemakaiannya yang lebih mudah dan dosisnya lebih
kecil. Azithromisin merupakan suatu terobosan baru dalam pengobatan masa
sekarang. Diberikan dengan dosis tunggal l gram sekali minum.
Regimen alternatif dapat diberikan :
Erythromycin 4 x 500 mg/hari selama 7 hari atau 4 x 250 mg/hari selama l4 hari.
Ofloxacin 2 x 300 mg/hari selama 7 hari
Regimen untuk wanita hamil :
Erythromycin base 4 x 500 mg/hari selama 7 hari

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Chlamydia Trachomatis merupakan penyebab infeksi genital non spesifik yang
terbanyak sekarang ini dibandingkan dengan organisma lain, baik di negara
maju maupun negara berkembang. Diperlukan indentifikasi/diagnosis dini dan
pengobatan yang cepat dan tepat dalam usaha memutus mata rantai penularan
dalam masyarakat dan mencegah sequele jangka panjang.

B. Saran
Cara yang paling baik untuk mencegah penularan penyakit ini adalah:
Abstensia ( tidak melakukan hubungan seksual dengan mitra seksual yang
diketahui menderita penyakit ini ).
Hindari oral seks dengan pasangan yang positif chlamydia karena infeksi ini
dapat ditularkan melalui rongga mulut.
Chlamydia tak jarang pula bisa di tularkan lewat liang dubur jika melakukan
sodomi dan disarankan perilaku tersebut tidak dilakukan.
Untuk mengurangi resiko tertular oleh penyakit ini sebaiknya menjalani perilaku
seksual yang aman (tidak berganti – ganti pasangan seksual atau menggunakan
kondom).

Anda mungkin juga menyukai