Anda di halaman 1dari 17

Laporan Kasus

Penegakan Diagnosis Dermatitis Venenata Secara Klinis

Pembimbing:
dr. Syahfori Widiyani, SpKK
Disusun oleh :
Ivana Christya Wulandari Rijadi
1261050145
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT
DAN KELAMIN RUMAH SAKIT UMUM UNIVERSITAS
KRISTEN INDONESIA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
PERIODE 13 JUNI – 23 JULI 2016
STATUS PASIEN KEPANITERAAN
ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
I. IDENTITAS PASIEN
• Nama / No. RM : Nn S. / 00-07-86-25
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Usia : 18 tahun
• Status : Belum Menikah
• Alamat : Jl. Usman Harun rt 10/09,
Jakarta Timur
• Pekerjaan : Mahasiswa
• Pendidikan terakhir : SMA
• Suku : Batak
• Agama : Kristen
II ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan di RSU UKI di poli kulit
dan kelamin pada hari kamis, 16 Juni 2016
pukul 11.30 WIB secara autoanamnesis.
a. Keluhan utama : bercak merah kehitaman
di leher sebelah kiri
b. Keluhan tambahan: nyeri di leher sebelah
kiri
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh timbul bruntusan dan rasa nyeri di leher sejak 3 hari lalu

Melebar dan berubah warna menjadi merah kehitaman serta bertambahnya benjolan – benjolan yang berisi nanah

Keluhan dirasakan tiba-tiba saat bangun pagi

Pasien mengoleskan minyak telon di hari pertama

Pasien menggantinya dan menggunakan salep inerson pada hari ke dua disaat pagi dan sore

Pasien juga merendam bekas garukan dengan air garam dan pada hari ketiga mengoleskan bedak
• Pasien pernah merasakan hal ini sebelumnya kurang lebih 3 tahun yang lalu
• diberi suntikan serta minum obat pil (pasien lupa nama obatnya) diminum 3x1,
RPD ada 3 macam obat dengan warna pil putih, oranye dan kuning

• Tidak ada yang mengalami keluhan seperti pasien di keluarga.


RPK

• Pasien mengaku jarang membersihkan kamar dan mengganti sprei tempat tidur.
• Pasien juga tinggal di lingkungan yang bersebelahan dengan kebun.
RKP • Di lingkungan sekitar tidak ada yang menderita seperti pasien keluhkan

• Pasien memiliki riwayat alergi makanan berupa seafood dan telur ayam
• Pasien tidak memiliki riwayat alergi bulu atau debu serta obat - obatan.
RPA
III. PEMERIKSAAN FISIK

– Tanda Vital
• Keadaan umum : Tampak sakit ringan
• Kesadaran : Compos mentis
• TD : 120/80
• Nadi : 86 x/menit
• Suhu : 36,6oC
• RR : 21 x/menit
• BB : 62 kg
• TB : 160 cm
– Status Generalis
• Kepala :
• Bentuk : normocephali
• Wajah : simetris
• Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera
ikterik -/-, pupil bulat & isokhor
• Hidung : septum deviasi -, sekret -
• Mulut : dinding faring hiperemis –
• KGB : tidak teraba membesar
• Thorax : tidak ada kelainan
• Inspeksi : bentuk dan pergerakan dinding dada simetris
• Palpasi : vokal fremitus simetris
• Perkusi : sonor di seluruh lapang paru
• Auskultasi : bunyi nafas vesikuler
• Abdomen : tidak ada kelainan
• Inspeksi : mendatar
• Palpasi : kenyal, nyeri tekan -
• Perkusi : timpani, nyeri ketok -
• Auskultasi : bising usus +, normal
• Ekstremitas : akral hangat, edema -
Status Dermatologis

Efloresensi :
Pada regio servikalis sinistra terdapat plak eritem, vesikel multipel
sebagian sudah pecah menjadi krusta kehitaman tersebar dengan batas
tidak tegas, tepi tidak aktif dan bagian tengah terdapat sentral nekrosis
IV. DIAGNOSA BANDING
Dermatitis venenata

Dermatitis kontak alergi

Herpes zoster

Impetigo Bulosa
V. Pemeriksaan Penunjang
•Tidak dilakukan

VI. Diagnosa Kerja


•Dermatitis venenata
VII. PENATALAKSANAAN

Non Medikamentosa Medikamentosa

• Menjelaskan kepada • NaCl 0,9% 100cc


pasien menjaga • Gentamicin (krim) 0,1%
kebersihan kamar 5g
dengan cara mengganti • Metil prednisolon
sprei tempat tidur 3x8mg
seminggu sekali,
• Mufacort (krim) 1%, 5
menyapu dan mengepel
mg
kamar 2 hari sekali
• Cetirizine 1x5 mg
VII. PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa Non Medikamentosa

• Menjelaskan kepada
pasien supaya tidak • Menjelaskan agar pasien
menggaruk lesi dan tidak mengompres lesi dengan
diberikan bedak, minyak larutan infus NaCl 0,9%
telon maupun dicuci menggunakan kasa
dengan air garam. setengah basah lalu di
• Menjelaskan kepada kompres selama 5-10
pasien agar menggunakan menit selama 3x sehari,
obat secara teratur dan saat pagi , siang dan
sesuai petunjuk. malam.
VIII. RESEP
IX. PROGNOSIS
• Ad vitam : Bonam
• Ad sanationam : bonam
• Ad fungtionam : bonam
• Ad kosmetikum : bonam
ANALISA KASUS
Anamnesis
TEORI KASUS
•Keluhan berupa gatal rasa panas •Dari anamnesis didapatkan bruntusan
terbakar, kemerahan pada kulit yang dan rasa nyeri di leher sebelah kiri sejak 3
timbul 12-48 jam setelah kulit terpapar hari. Awalnya bruntusan dan berwarna
iritan merah lalu melebar serta berbentuk
•Lesi biasanya terjadi pada bagian tubuh seperti bekas garukan.
yang tidak tertutupi misalnya tangan, kaki •Bekas garukan juga memburuk dengan
juga leher dan wajah. menurut pengakuan pasien terlihat
•Kelainan kulit berupa eritema, edema, melebar dan berubah warna menjadi
vesikel, atau bula erosi dan eksudasi, merah kehitaman serta bertambahnya
krusta, skuama, hiperpigmentasi, benjolan – benjolan yang berisi nanah.
likenifikasi, papul, mungkin juga terdapat •Rasa nyeri yang dirasakan pasien hanya
erosi atau eksoriasi karena garukan. muncul di pagi hari dan semakin hari
semaki nyeri.
•Keluhan ini dirasakan secara tiba – tiba
saat bangun pagi.
Status Dermatologi
Teori Kasus
Distribusi : Regional Distribusi : Regional
Ad regio : tangan, kaki juga leher dan Ad regio : Servikalis sinistra
wajah Pada regio servikalis sinistra terdapat plak
Kelainan kulit berupa eritema, edema, eritem, vesikel multipel sebagian sudah
vesikel, atau bula erosi dan eksudasi, pecah menjadi krusta kehitaman tersebar
sehingga tampak basah. Stadium sub dengan batas tidak tegas, tepi tidak aktif
akut, eritema berkurang, eksudat dan bagian tengah terdapat sentral
mengering menjadi krusta, sedang pada nekrosis.
stadium kronis tampak lesi kronis,
skuama, hiperpigmentasi, likenifikasi,
papul, mungkin juga terdapat erosi atau
eksoriasi karena garukan.

Anda mungkin juga menyukai