Anda di halaman 1dari 78

SKENARIO 1

DOA BELAJAR

ِّ ‫اش َر ْح لِّي ص َْد ِّري َوي‬


‫َس ْر لِّي‬ ْ ‫ب‬ ِّ ‫َر‬
ُ َ ْ
‫سانِّي يَفقهوا‬ ْ ً ْ ُ ْ ُ ْ
َ ِّ‫أم ِّري وَاحلل عق َدة ِّمن ل‬ ْ َ
‫َق ْولِّي‬
Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul 'uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii’
Ya Allah, lapangkanlah dadaku, dan mudahkanlah urusanku, dan lepaskanlah
kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku”
(QS. Thoha: 25-28)
DOA BELAJAR
.‫ي فهمـا‬ً ْ َ ْ
ْ ‫مـا َو ْر ُزقنِّـ‬ ً ‫ع ْل‬
ِّ ‫ي‬ ْ ِّ‫َربِّ ِّز ْد ن‬
‫ت ت َ ْجعَ َُّل‬ََّ ‫لا ََّو أ َ ْن‬
َّ ‫س ْه‬ َ ُ‫س ْه ََّل ِإ َّالَّ َما َجعَ ْلت َ َّه‬
َ ‫اَللَّ ُه ََّّم ال‬
‫لا‬
َّ ‫س ْه‬ َ ‫ت‬ ََّ ْ‫شئ‬ ِ ‫ن ِإذَا‬ََّ ‫ا ْل َح ْز‬
“Rabbi zidnii ‘ilman war zuqnii fahman”.
Allaahumma Laa Sahla Illaa Maa Ja’altahu Sahlaa Wa Anta
Taj’alul Hazna Idza Syi’ta Sahlaa

• “Ya Allah, tambahkanlah kepadaku ilmu dan berikanlah aku


pengertian yang baik”. (QS. Thaha : 114)
• “Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali apa yang Engkau
jadikan mudah. Dan apabila Engkau berkehendak, Engkau akan
menjadikan kesusahan menjadi kemudahan.” (HR Anas bin
Malik ra)
DOA BELAJAR

ً‫ما نَافِّ ًعا َو ِّر ْزقا‬ ً ‫عل‬ ْ ِّ َ


‫ك‬ ُ
‫ل‬ َ ‫أ‬‫س‬ْ َ ‫أ‬ ‫ي‬ ‫ن‬
ْ ِّ ِّ ‫إ‬ َّ
‫م‬ ُ
‫ه‬ َّ ‫لل‬َ ‫ا‬
ً ‫مال ً ُم َت َقبَّال‬
َ ‫طَ ِّيبًا َو َع‬
• Allahumma inni as’aluka ilman naafi’an wa rizqon thoyyiban wa ‘amalan mutaqobalan
• Ya Allah aku mohon kepadamu berikanlah kepadaku ilmu yang bermanfaat, rizki yang
baik dan amalan yang diterima di sisi-Mu
(HR Ibnu Majah dishahihkan oleh Syaikh Al Bani dalam Shahih Ibnu Majah no 762)
SKENARIO 1
ADUH, SAYA KOK TIDAK BISA MENELAN?
A dan B, dua orang mahasiswa FK UMM sedang makan siang di kantin kampus. Mereka
berdua makan agak terburu-buru karena waktu istirahat hampir habis dan setelah ini mereka
ada jadwal praktikum. A tiba-tiba berhenti makan sambal memegangi lehernya. B
mengingatkan A untuk segera menghabiskan makan siang karena mereka akan segera
praktikum, namun A menjawab bahwa ia tidak bisa menelan cepat-cepat. A menyampaikan
bahwa ia mencoba menelan berulang-ulang. Namun tetap merasa leher A terganjal makanan.
Temannya segera menyarankan untuk minum agar makanan yang di esophagus segera turun
ke gaster. Saran tersebut terbukti benar, setelah minum A merasa lega karena bisa makan
dan menelan dengan nyaman lagi. Mereka akhirnya penasaran dan berusaha mencari
bagaimana anatomi, histologi, dan fisiologi esophagus. Bagaimana pula fisiologi menelan
mulai dari cavum oris hingga gaster dan hubungannya dengan peristaltik?
KEYWORD

■ Mahasiswa FK UMM
■ Makan terburu-buru
■ Tidak bisa menelan
■ Leher terganjal
■ Minum
KATA SULIT & KLARIFIKASI ISTILAH
■ Esophagus
Esophagus merupakan saluran lunak yang berjalan dari faring hingga lambung, terletak di belakang
trachea (DiFiore, 2008).

■ Gaster
Gaster adalah organ pencernaan yang melebar, dan terletak di antara bagian akhir dari esofagus dan
awal dari usus halus (Kamus Dorland Edisi 23, 2012).

■ Cavum oris
Cavum oris atau oral cavity: rongga mulut, muara anterior saluran pencernaan, dibatasi oleh bibir
dan pipi di sebelah luar dan meluas ke orofaring; termasuk di dalam rongga ini adalah palatum,
mukosa oral, gigi, lidah, dan berbagai kelenjar (Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi 29, 2015).
Batas-batas Cavitas oris adalah bibir (anterior), pipi (lateral), otot dasar mulut (bawah,
kaudal), dan Palatym (atas, kranial) (Atlas Anatomi Manusia Sobotta Edisi 23, 2010).

■ Peristaltik

Peristaltis adalah gerakan yang dilakukan oleh saluran pencernaan dan organ-organ tubuh
lain yang memiliki baik serat otot longitudinal maupun sirkular untuk mendorong isi di
dalamnya, terdiri atas gelombang kontraksi yang berjalan di sepanjang saluran dengan jarak
yang berbeda (Kamus Kedokteran Dorland Edisi 31, 2010)

Peristaltik merupakan sifat bawaan yang dimiliki oleh banyak saluran sinsitium otot polos;
perangsangan, pada titik manapun dalam usus dapat menyebabkan munculnya cincin
kontraksi dalam otot sirkular, dan cincin ini kemudian menjalar sepanjang saluran
usus. (Peristaltik juga terjadi di dalam duktus biliaris, duktus kelenjar, ureter, dann banyak
saluran otot polos lain dalam tubuh) (Guyton and Hall, 2014).
RUMUSAN MASALAH

1. Organ apa saja yang berperan dalam menelan?


2. Bagaimana histologi esophagus?
3. Bagaimana gerak peristaltik saat menelan?
4. Mengapa orang yang makan terburu-buru mengalami kesulitan saat menelan?
5. Mengapa air membuat gerakan peristaltik menjadi mudah?
6. Bagaimana mekanisme menelan secara normal?
HIPOTESIS
1. Organ apa saja yang berperan dalam menelan?

1. Cavum Oris
2. Faring
3. Esophagus
Sumber: Atlas
Anatomi Manusia
Sobotta Jilid 23
Sumber: Atlas Anatomi
Manusia Sobotta Jilid
23
Bagian servikal:

1. Panjang 5-6 cm, setinggi vertebra


cervicalis VI sampai vertebra
thoracalis I.

2. Anterior melekat dengan trachea.

3. Sisi dextra/sinistra dipersarafi


oleh nervus recurren laryngeus.

(Chandramata, 2000)
Bagian torakal:

1. Panjang 16-18 cm, setinggi vertebra


torakalis II-IX

2. Berada di mediastinum superior antara


trakea dan kolumna vertebralis

3. Dalam rongga toraks disilang oleh arcus


aorta setinggi vertebra torakalis IV dan
bronkus utama sinistra setinggi vertebra
torakalis V

4. Arteri pulmonalis dextra menyilang di


bawah bifurcatio trachealis.

(Chandramata, 2000)
Bagian abdominal:

1. Setinggi vertebratorakalis X
sampai vertebra lumbalis III

2. Terdapat pars abdominalis


sepanjang 2 - 3 cm, bergabung
dengan cardia gaster disebut
gastroesophageal junction.

(Chandramata, 2000).
3 daerah penyempitan esophagus :

1. Muskulus krikofaringeal, dimana pertemuan antara serat otot striata dan


otot polos menyebabkan daya propulsif melemah.
2. Persilangan cabang utama bronkus kiri dan arkus aorta.
3. Mekanisme sfingter gastroesofageal.
2. Bagaimana histologi esophagus?
■ Terdiri dari 4 lapisan (luar ke dalam): Lapisan adventitia, muscularis, submucosa, dan mucosa.
■ Lipatan memanjang pada mukosa  memperlebar lumen esofagus.
1. Lapisan Adventitia
■ Lapisan jaringan ikat longgar
■ Jaringan adiposa
■ Pembuluh darah besar : arteri & vena
■ Serabut syaraf

2. Lapisan Muscularis Externa


■ Muskularis externa
1. Otot longitudinal
2. Otot sirkular
■ 1/3 atas otot skelet, 1/3 tengah otot skelet+polos, 1/3 bawah otot polos.
3. Lapisan Submukosa
■ Kelenjar esofagus propria -> mukus -> lubrikasi
■ Ductus excretoris
■ Kelenjar cardia esofagus -> mukus -> lubrikasi & mukus netral (pertahanan thd asam
pd esofagus)
■ Pembuluh darah

4. Lapisan Mukosa
■ Epitel Complex squamous non-keratinized
■ Lamina propria
■ Muscularis mucosa
■ Nodulus limphoid

(Guyton & Hall, 2014)


mukosa

submukosa

Musc ext

adv
3. Bagaimana gerak peristaltik saat menelan?
■ Bagian Superior (1/3 atas esofagus ), sebagian besar otot penyusun esofagus pada
bagian ini adalah otot rangka (bekerja secara sadar/dapat dikendalikan)
■ Bagian Tengah (2/3 tengah esofagus), terdiri dari otot campuran dari otot rangka
dan otot halus.
■ Bagian Inferior (3/3 bawah esofagus), otot penyusunnya adalah otot halus yang
bekerja tanpa kita sadari (tidak dapat dikendalikan).
(Guyton & Hall Edisi 12, 2014).
Otot pada esophagus

■ Terdapat 2 jenis serabut otot, yaitu serabut otot longitudinal (memanjang) dan
serabut otot sirkuler (melingkar). Kombinasi dari kontraksi kedua jenis otot ini akan
menghasilkan gerakan peristaltik usus yang berfungsi untuk memecah makanan
serta membawanya ke organ pencernaan selanjutnya (Guyton and Hall Edisi 12,
2011).
4. Mengapa orang yang makan terburu-buru
mengalami kesulitan saat menelan?
■ Saat kita makan, terjadi proses penghancuran makanan saat makanan berada
di dalam mulut karena adanya gigi yang berfungsi untuk menghaluskan
makanan.

■ Proses menelan pada Tahap Esophagus melibatkan 2 gerakan peristaltik.

■ Peristaltik Sekunder terjadi jika gelombang peristaltik primer gagal mendorong


semua makanan dari esophagus ke lambung. Terjadi peregangan esophagus,
peningkatan sekresi saliva, dan pengaktifan gelombang peristaltik kedua.
5. Mengapa air membuat gerakan peristaltik
menjadi mudah?
■ Tahap esofageal dibagi menjadi gelombang peristaltik primer yang menyapu dari pangkal
ke ujung esofagus, mendorong bolus di depannya menelusuri esofagus untuk masuk ke
lambung. Perambatan gelombang dikontrol oleh pusat menelan, dengan persarafan
melalui saraf vagus.
■ Jika bolus berukuran besar atau, tidak dapat didorong peristaltic mencapai lambung oleh
gelombang peristalsis primer, bolus yang tertahan tersebut akan meregangkan esofagus,
merangsang reseptor tekanan di dindingnya. Akibatnya, pleksus saraf intrinsik di tempat
distensi memulai gelombang peristaltik tambahan untuk mendorong bolus yang tertahan
tersebut. Gelombang peristaltik kedua ini tidak melibatkan pusat menelan,. Peregangan
esofagus juga secara retleks meningkatkan sekresi liur.
■ Jadi fungsi air terhadap peristaltic ialah air berfungsi sebagai pendorong bolus sekaligus
sebagai pelumas. Dikarenakan dalam kasus tersebut A makan dengan terburu-buru
sehingga proses mastikasi tidak berjalan dengan baik.
■ (Sumber : Sherwood 2015)
6. Bagaimana mekanisme menelan secara normal?

■ 3 tahap dalam mekanisme menelan: Tahap


volunteer, tahap faringeal, dan tahap
esophageal.

1. Tahap volunteer
Secara sadar, makanan siap ditelan dan
akan didorong ke arah posterior ke
dalam faring oleh tekanan lidah ke atas
dan ke belakang terhadap palatum.
Saat itulah proses menelan seluruhnya
akan berlangsung otomatis dan tidak
dapat dihentikan.

Sumber: Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Guyton & Hall Edisi 12, 2014
2. Tahap faringeal
Saat bolus makanan telah memasuki posterior mulut dan faring, bolus mernagsang daerah
epitel reseptor menelan di sekeliling pintu faring. Kemudian, reseptor mengirim sinyal ke batang
otak untuk mencetuskan serangkaian kontraksi otot faringeal. Kontraksi tersebut merupakan gerak
peristaltik yang cepat (> 2 detik) dicetuskan oleh sistem saraf faring yang mendorong bolus
makanan ke dalam esophagus bagian atas.
Tahap faringeal merupakan suatu refleks yang diawali gerakan makanan secara volunteer
masuk ke bagian belakang mulut. Kemudian merangsang reseptor sensoris faringeal involunteer
untuk menimbulkan refleks menelan.

3. Tahap esophageal
Pada esophagus terdapat dua tipe gerakan peristaltik (primer dan sekunder). Peristaltik primer
hanya kelanjutan gelombang peristaltik dari tahapan faringeal. Gelombang peristaltik primer akan
mendorong semua makanan yang telah masuk ke esophagus ke lambung. Jika gagal mendorong,
maka peristaltik sekunder akan terjadi dari hasil peregangan esophagus oleh makanan yang
tertahan. Gelombang peristaltik sekunder sebagian dimulai oleh saraf intrinsik dalam sistem saraf
mienterikus dan sebagian oleh refleks-refleks yang dimulai pada faring yang dihantarkan ke atas
melalu serat aferen vagus medula dan kembali lagi ke esophagus melalui serat-serat saraf afferen
daglosofaringeal dan vagus.

(Guyton & Hall, 2014)


PETA KONSEP
A DAN B MERASA MAKANAN
MAHASISWA FK LEHERNYA BERUKURAN BESAR
UMM TERJANGGAL DAN TERBURU-BURU

MEMBUTUHKAN GERAK PRISTALTIK ESOFAGUS


BANTUAN AIR LIUR TAMBAHAN MERENGGANG
DAN AIR

AIR MEMBANTU
B MENYARANKAN BOLUS TURUN KE
GERAKAN PRISTALTIK
MINUM GASTER
TAMBAHAN

A
MERASA LEGA
LO
(LEARNING OBJECT)
ANATOMI
PENCERNAAN
MULUT
ESOFAGUS
LAMBUNG
HISTOLOGI
PENCERNAAN
1. Cavum Oris
a. BIBIR
■ Pars Cutanea (bagian kulit):
Terdapat epithel squamosa complex cornification, folikel rambut, kelenjar sudorifera, dan
kelenjar sebasea.
■ Pars Marginalis:
Epitel squamosa complex dengan sedikit kornifikasi, tidak memiliki folikel rambut, kelenjar
sudorifera, dan kelenjar sebasea.
■ Pars Rubra (zona vermilion):
Zona transisi kulit ke mukosa, epithel squamosa complex dengan sedikit kornifikasi, banyak
kapiler, tidak terdapat kelenjar.
■ Pars Mucosa:
Mukosa pipi, epithel squamosa complex non cornification, kelenjar labial di submucosa.
■ Di bagian tengah terdiri dari jaringan ikat tdk beraturan dan musculus orbicularis oris.

(Atlas Histologi diFiore, 2016)


b. LIDAH
■ Permukaan dorsal lidah dibagi menjadi 2/3 bagian anterior (papilla filiformis, papilla fungiformis), dan 1/3
bagian posterior (papilla circumvalata).

I. Papilla Filiformis
■ Tersebar di bagian anterior dorsum lidah
■ Papilla dengan jumlah terbanyak, berukuran kecil, dan berbentuk lancip
■ Epithel squamosa complex cornification
■ Tidak memiliki taste bud

II. Papilla Fungiformis


■ Diantara p. filiformis
■ Menonjol, jumlah tidak banyak, dan berbentuk seperti jamur
■ Epithel squamosa complex
■ Terdapat taste bud dipermukaan atas

(Atlas Histologi diFiore, 2016)


III. Papilla Circumvalata
■ Papilla terbesar, berjumlah: 9 – 11
■ Epithel squamosa complex
■ Sulcus terminalis (huruf V) antara badan lidah dan akar lidah.
■ Terdapat sulcus circularis di sekitar p. circumvalata
■ Keljenjar Von Ebner: kelenjar serous, muara di dasar sulcus.
■ Terdapat taste bud di bagian lateral

(Atlas Histologi diFiore, 2016)


c. GIGI
■ Terdiri dari mahkota dan akar.
■ Kalsifikasi: email, dentin, sementum.
■ Pulpa dentis: rongga pulpa berisi pembuluh darah, pembuluh limfe, saraf dan jaringan ikat.
■ Ameloblas email
■ Odontoblas dentin

■ Terdapat lapisan penyokong gigi:


I. Ligamentum periodontal: j.i padat kolagen tdk beraturan  alveolus.
II. Ginggiva: Epithel squamosa complex cornification, jaringan ikat padat kolagen tdk beraturan.
III. Tulang alveolaris: tulang kompakta (dalam dan luar) dan tulang spongiosa (luar).

(Atlas Histologi diFiore, 2016)


d. PALATUM
I. Palatum durum (langit-langit keras):
■ Terletak di bagian anterior, terdapat jaringan lemak, dan kelenjar mucosa
■ Epithel squamosa complex cornification
■ Jaringan ikat langsung melekat pada rangka tulang

II. Palatum molle (langit-langit lunak):


■ Terletak di bagian posterior
■ Epithel squamosa complex non cornification
■ Bagian dalam berupa otot skelet, jaringan ikat kaya kelenjar ludah kecil.

III. Bagian oral dan nasal (epithel respirasi: pseudo stratified collumnar cilliated)

(Atlas Histologi diFiore, 2016)


Palatum durum Palatum molle
2. Esophagus
■ Terdiri dari 4 lapisan (luar ke dalam): Lapisan adventitia, muscularis, submucosa, dan mucosa.
■ Lipatan memanjang pada mukosa  memperlebar lumen esofagus.
1. Lapisan Adventitia
■ Lapisan jaringan ikat longgar
■ Jaringan adiposa
■ Pembuluh darah besar : arteri & vena
■ Serabut syaraf

2. Lapisan Muscularis Externa


■ Muskularis externa
1. Otot longitudinal
2. Otot sirkular
■ 1/3 atas otot skelet, 1/3 tengah otot skelet+polos, 1/3 bawah otot polos.
3. Lapisan Submukosa
■ Kelenjar esofagus propria -> mukus -> lubrikasi
■ Ductus excretoris
■ Kelenjar cardia esofagus -> mukus -> lubrikasi & mukus netral (pertahanan terhadap
asam pada esofagus)
■ Pembuluh darah

4. Lapisan Mukosa
■ Epitel Complex squamous non-keratinized
■ Lamina propria
■ Muscularis mucosa
■ Nodulus limphoid

(Guyton & Hall, 2014)


mukosa

submukosa

Musc ext

adv
3. Gaster
■ Mengasamkan dan mengubah bolus menjadi cairan kental (kimus).
■ Terbagi menjadi kardia, fundus dan pilorus.
■ Lipatan mukosa dan submukosa  rugae
■ Produksi enzim dan hormon.
■ Epithel selapis silindris
■ Terapat foveola / gastric pits / (cekungan gaster), pilorus dalam, kardia dangkal.

(Atlas Histologi diFiore, 2016)


FISIOLOGI
PENCERNAAN
1. MULUT
Terdapat 2 proses :
1. Mekanik : Mastikasi atau mengunyah
Mastikasi atau mengunyah yaitu motilitas mulut yang melibatkan pengirisan,
perobekan, penggilingan, dan pencampuran makanan oleh gigi. Fungsinya adalah :
a. Menggiling atau memecah makanan menjadi lebih kecil sehingga makanan
mudah di telan
b. Mencampur makanan dengan liur
c. Merangsang kuntum kecap

(Sherwood, 2012)
2. Kimia : Dilakukan dengan bantuan liur (saliva)
Protein liur : amilase, mucus, dan lisozim
Fungsi :
a. Mencerna Karbohidrat melalui kerja amilase
b. Mempermudah proses menelan serta menghasilkan pelumasan oleh adanya mucus
c. Memiliki sifat antibakteri dengan lisozim
d. Liur kaya akan bikarbonat yang menetralkan asam
e. Membantu berbicara, mempermudah gerak bibir dan mulut

(Sherwood, 2012)
2. ESOFAGUS
(Sherwood Edisi 8, 2014)
2. ESOFAGUS
Fungsi :
1. Tempat lewat makanan dari mulut  lambung -> peristaltik
2. Tidak ada sekresi enzim tidak ada pencernaan dan absorbsi
3. Ada sekresi mukus : - pelican
- proteksi mukosa
Penelanan (Deglutition / Swallowing)

1. Stadium Volunter : Makanan halus didorong lidah ke belakang


 merangsang reseptor di orofaring  reflex menelan
2. Stadium Involunter :
a. Stadium faringeal
b. Stadium esofageal
a. Stadium Faringeal

 Palatum molle menutup nasofaring


 Epiglottis menutup laring
 Sfingter faringoesofageal relaksasi
 Timbul gelombang peristaltik di faring
 Napas berhenti sejenak

* Proses berlangsung selama 1-2 detik


b. Stadium Esophageal

1. Peristaltik Primer :
- lanjutan peristaltik dari faring
2. Peristaltik Sekunder :
- timbul bila peristaltik primer tidak sampai
lambung  makanan meregang dinding
 rangsangan Auerbach

* Proses : 5-10 detik


3. LAMBUNG

Fungsi :

1. Tempat menyimpan makanan sementara


2. Tempat mencampur bolus dg getah lambung  chyme
3. Tempat mengosongkan makanan  sedikit demi sedikit
dgn bantuan pompa pilorus

(Sherwood Edisi 8, 2014)


Fungsi penyimpanan makanan sementara

Menyimpan makanan sampai 1,5 L  tanpa nyeri


Sebab: dinding korpus mampu membesar
 - Otot polosnya bersifat plastisitas
- Diameter kurvatura mampu membesar
Motilitas lambung ada 2 macam :

1. Gerak peristaltik
2. Gerak mencampur

Normal: tidak terjadi regurgitasi isi duodenum ke


lambung  kontraksi segmen pilorus berakhir
lebih lama dibanding segmen duodenum.
Gerakan lambung selalu dari tengah  antrum (gerakan
menjadi kuat)  pilorus  sfingter pilorus relaksasi 
makanan masuk duodenum
HORMON & ENZIM
PENCERNAAN
Hormon Gastrin

■ H. Gastrin merupkan hormon yang dihasilkan oleh sel G di


lambung, merupakan faktor utama yang menyebabkan
peningkatan sekresi HCl dan sekresi getah lambung saat
mencerna makanan.
Efek Gastrin
Merangsang
1. Peningkatan gerak lambung
2. Pengosongan lambung
3. Relaksasi sfingter ileosekal
4. Gerak mass
5. Sekresi getah lambung
6. Sekresi getah pankreas
Hormon Sekretin
■ Disekresi oleh sel S di dalam mukosa duodenum sebagai respons
terhadap getah asam lambung yang dikosongkan ke dalam duodenum
dan pilorus lambung. Sekretin mempunyai efek penghambatan yang
ringan terhadap motilitas traktus gastrointestinal dan bekerja
membantu sekresi bikarbonat pankreas yang selanjutnya membantu
menetralisasi asam di dalam usus halus.
■ Sekretin adalah polipeptida yang mengandung 27 asam amino (berat
molekul sekitar 3.400), dalam betuk yang tidak aktif, yaitu prosekretin,
juga disebut sel S di dalam mukosa duodenum dan jejunum.

(Guyton and Hall, 2016)


■ Bila kimus yang asam dengan pH kurang dari 4,5 sampai 5,0 masuk dari
lambung ke dalam duodenum, kimus tersebut menyebabkan mukosa duodenum
melepaskan dan mengaktifkan sekretin, yang setela itu diabsorbsi ke dalam
darah. Salah satu unsur pokok kimus yang benar-benar menyebabkan pelepasan
sekretin ini adalah asam hidroklorida lambung.

■ Sekretin kemudian menyebabkan pankreas menyekresi sejumlah besar cairan


yang mengandung ion bikarbonat konsetrasi tinggi, tetapi mengandung ion
klorida konsentrasi rendah. Mekanisme sekretin sangat penting karena dua
alasan: Pertama, sekretin mulai dilepaskan dari mukosa usus halus ketika pH isi
duodenum turun di bawah 4,5 sampai 5,0; dan pelepasannya sangat meningkat
saat pH turun sampai 3,0. keadaan ini dengan segera menyebabkan banyak
sekali sekresi getah pankreas yang mengandung banyak natrium bikarbonat.
Hasil akhirnya akan menimbulkan reaksi sebagai berikut:
HCl + NaHCO3 → NaCl + H2CO3

(Guyton and Hall, 2016).


Hormon GIP (Gastric Inhibitory Peptide)
■ Peptida penghambat asam lambung, disekresi oleh mukosa usus halus
bagian atas, terutama sebagai respons terhadap asam lemak dan asam
amino tetapi pada tingkat yang lebih kecil sebagai respons terhadap
karbohidrat.
■ Peptida mempunyai efek yang ringan dalam menurunkan aktivitas
motorik lambung. Karena itu, memperlambat pengosongan isi lambung
ke dalam duodenum ketika bagian atas usus halus sudah sangat penuh
dengan produk makanan. GIP, pada kadar dalam darah yang bahkan
lebih rendah dari yang dibutuhkan untuk menghambat motilitas lambung,
juga merangsang sekresi insulin sehingga dikenal juga sebagai peptida
insulinotropik bergantung-glukosa

(Guyton and Hall, 2016).


Hormon Motilin
■ Disekresi oleh lambung dan duodenum bagian atas selama puasa,
dan satu-satunya fungsi hormon ini yang diketahui adalah untuk
meningkatkan motilitas gastrointestinal.
■ Motilin dilepaskan secara siklik dan merangsang gelombang
motilitas gastrointestinal yang disebut kompleks mioelektrik
interdigestif yang bergerak melalui lambung dan usus halus setiap
90 menit pada orang yang berpuasa. Sekresi motilin dihambat
sesudah makan oleh mekanisme yang belum diketahui sepenuhnya.

(Guyton and Hall, 2016)


CCK, memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Menghambat motilitas dan sekresi lambung, sehingga waktu untuk pencernaan dan
penyerapan nutrien yang sudah ada di lambung cukup.
2. Merangsang sel asinus pankreas untuk meningkatkan sekresi enzim pankreas, yang
melanjutkan pencernaan nutrien-nutrien ini di duodenum (efek ini sangat penting untuk
pencernaan lemak, karena lipase pankreas adalah satu-satunya enzim yang mencerna
lemak).
3. Menyebabkan kontraksi kandung empedu dan relaksasi sfingter Oddi sehingga empedu
dialirkan ke dalam duodenum untuk mempermudah pencernaan dan penyerapan lemak.
Efek deterjen garam empedu sangat penting bagi kemarnpuan lipase pancreas
melaksanakan tugasnya. Berbagai efek CCK ini beradaptasi baik dengan penanganan
lemak dan nutrien lain yang keberadaannya di duodenum memicu pelepasan hormon ini.
4. Selain memfasilitasi digesti nutrien yang tercerna, CCK adalah regulator penting asupan
makanan. CCK berperan penting dalamrasa kenyang, yaitu sensasi merasa sudah cukup
untuk makan. 673)

■ (Sumber : Guyton and Hall + Sherwood 2015)


Enzim Pencernaan
Saluran Pencernaan Enzim dan Fungsinya
Enzim Ptialin (Amilase) berfungsi untuk memecah pati
Mulut (Saliva)
menjadi maltosa
1. Enzim Renin berfungsi mengubah kaseinogen
menjadi kasein
Lambung
2. Enzim Pepsin berfungsi mengubah protein menjadi
proteosa, pepton, dan polipeptida
1. Enzim Karbohidrase, berfungsi untuk mencerna
amilum menjadi maltosa atau disakarida lainnya
2. Enzim Lipase, berfungsi untuk mengubah emulsi
Pankreas
lemak menjadi asam lemak dan gliserol
3. Enzim tripsin, berfungsi mengubah protein menjadi
polipeptida
Saluran Pencernaan Enzim dan Fungsinya

1. Enzim enterokinase, berfungsi untuk mengubah


tripsinogen menjadi tripsin yang digunakan dalam
saluran pankreas
2. Enzim maltase, berfungsi untuk mengubah maltosa
menjadi glukosa
3. Enzim laktase, berfungsi untuk mengubah laktosa
Usus menjadi glukosa dan galaktosa
4. Enzim sukrase, berfungsi untuk mengubah sukrosa
menjadi glukosa dan fruktosa
5. Enzim peptidase, berfungsi untuk mengubah
polipeptida menjadi asam amino
6. Enzim lipase, berfungsi untuk mengubah lemak
menjadi asam lemak dan gliserol

Anda mungkin juga menyukai