Anda di halaman 1dari 6

Ryan Rahmadi | 030922852

TUGAS 2
Pendidikan Agama Islam 110

1. SOAL: Jelaskan Pembagian Agama menurut beberapa Ulama! Manakah dari pendapat
tersebut yang sesuai dengan pendapat Saudara! Berikan argumennya disertai dengan dalil Al-
Qur'an dan Al-Hadits!
JAWAB: Pembagian agama menurut beberapa ulama dan cendikiawan muslim, yakni:
a. Ahmad Abdullah al-Masdoosi (Buku Living Religion of the World), membagi agama
menjadi 3 :
 Agama Wahyu & bukan wahyu (Revealed & Non-Revealed)
 Revealed religions: Sering disebut sebagai agama wahyu, agama langit, agama
samawi, atau agama profetis. Merupakan agama yang dipercayai diwahyukan Tuhan
melalui malaikat-malaikat-Nya kepada utusan-Nya yang dipilih dari manusia. Dapat
disebut sebagai dinul haq atau agama yang full fledged (agama yang mempunyai nabi
dan rasul, mempunyai kitab suci dan umat).
 Non – revealed religion: Sering disebut sebagai agama worldly religion, maupun
agama kebudayaan (cultural religions, agama tabi’i’ atau agama ardhi). Merupakan
agama yang bukan berasal dari tuhan dengan jalan diwahyukan, melainkan agama
yang ada karena hasil proses antropologis, yang terbentuk dari adat istiadat dan
melembaga dalam bentuk agama formal. Yakni agama-agama selain Yahudi, Kristen
dan Islam yang termasuk dalam non–revealed religion.
 Agama Misi (dakwah) & Agama bukan misi atau dakwah (Missionary & Non-
Missionary)
 Missionary: Seluruh agama wahyu. Karena berdasarkan ajaran asli agama nasrani
(Kristen) dan Budha adalah agama non-missionary. Tetapi, dalam perkembangan
kemudian, kedua agama tersebut menjadi agama missionary. Agama missionary satu-
satunya hanyalah Islam.
 Non-Missionary: Seperti agama Yahudi, Brahmanisme, dan zoroasterianisme.
 Agama Geografis – Kesukuan & Agama Universal (Geoghraphical –Racial &
Universal)
 Geographical Semitik: Agama-agama yang diturunkan oleh Allah pada kawasan
bangsa Semit (Kawasan timur tengah dan sekitarnya, meliputi Kaldan; Arom; Arab;
Palestina; Mesir; Israil). Agamanya yakni Yahudi, Nasrani dan Islam.
 Geographical Non-Semitik: Terbagai menjadi: Non-Semitik Arya (Hinduisme,
Jainisme, Sekhisme, dan Zoroastrianisme), Non-Semitik Mongolian (Taioisme,
Shintoisme, dan Confusianisme), Non-Semitik campuran Arya dan Mongolian
(Budhisme)
 Universal: Hanya agama Islam.
b. Ibn Khaldun:
 Agama harus dibatasi pada hati karena pikiran tidak dapat berbuat apapun
terhadapnya. Itu membedakan antara Islam dan agama-agama lain. Islam berbeda
karena institusi jihadnya, yang dengan tegas memerintahkan pengikutnya agar
memahami perang terhadap kelompok lain, menyerang mereka dan membuat mereka
memeluk agama Allah. Al-Qur’an dimaksudkan untuk diaplikasikan terbatas dalam
hidup keagamaan di mana orang-orang saleh menyerahkan dirinya untuk mengabdi
kepada Allah, tetapi begitu manusia keluar dari tempat pengabdiannya dan menjadi
anggota yang aktif dalam masyarakat dengan serta merta dia harus mengikuti logika
realistiknya.
 Semua agama selain Islam dipaktekkan di dalam komunitasnya sendiri, bukan untuk
dianut oleh agama lain, serta masalah keimanan dan keyakinan tidak dapat
dibuktikan kecuali melalui syariat atau dalil-dalil naqli.
c. Para Ahli Ilmu perbandingan agama (The comparative study of religion), membagi
agama secara garis besar menjadi 2:
 Kelompok agama yang diturunkan oleh Tuhan melalui wahyunya. Sebagaimana
termaktub dalam kitab suci Al-Qur’an. Agama yang demikian ini biasa disebut agama
samawi (agama langit) karena berasal dari atas. Yang termasuk kelompok pertama ini
antara lain; Yahudi, Nasrani dan Islam. Ajaran dasar agama, karena merupakan
wahyu dari Tuhan, bersifat absolut, mutlak benar, kekal, tidak berubah dan tidak bisa
berubah. Sedangkan penjelassan ahli agama terhadap penjelasan dasar agama, karena
hanya penjelasan dan hasil pemikiran, tidak absolut, tidak mutlak benar dan tidak
kekal. Bentuk ajaran agama yang kedua ini bersifat relatif, nisbi, berubah dan dapat
diubah sesuai dengan perkembangan zaman.
 Kelompok agama yang didasarkan hasil renungan mendalam dari tokoh yang
membawanya sebagaimana terdokumentasikan dalam kitab suci yang disusunnya.
Agama yang demikian ini biasa disebut agama Ardhi (Agama Bumi) karena berasal
dari bumi. Yang termasuk dalam agama ini antara lain; Hindu, Buddha, konghucu
dan lain sebagainya.

Pendapat yang sesuai dengan pendapat saya adalah pembagian agama yang diungkapkan
oleh Ahmad Abdullah al-Masdoosi terutama bagian agama wahyu dan agama non wahyu.
Seperti penjelasanya yang telah saya cantumkan di atas. Yakni dikarenakan pembagiannya
sangat lengkap dan sesuai dengan al Hadist dan Al-Qur’an, yakni:

a. Sabda nabi shallallahu a’laihi wassalam “setiap nabi diutus khusus untuk bangsanya,
tetapi aku diutus untuk seluruh manusia” (H.R.Bukhari-Muslim,Taysirul A’lam).
a. Sesungguhnya agama yang diakui Allah disisiNYA hanyalah islam.” [Q.S.ALI-
Imran:19].
b. “Rasulullah SAW bersabda: Agama islam dibangun atas lima unsur, yaitu bersaksi bahwa
tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mengerjakan shalat,
membayar zakat, mengerjakan haji dan berpuasa pada bulan Ramadhan” (H.R. Bukhari
dan Muslim).

2. SOAL: Jelaskan Perbedaan antara Akhlak, Moral dan Etika menurut beberapa pendapat
ulama dan sertai dengan contoh konkret dalam kehidupan sehari-hari!
JAWAB:
a. Akhlak merupakan istilah yang bersumber dari Al-Qur’an dan al-Sunnah. Nilai-nilai
yang menentukan baik dan buruk, layak atau tidak layak suatu perbuatan, kelakuan, sifat,
dan perangai dalam akhlak bersifat universal dan bersumber dari ajaran Allah. Atau dapat
dikatakan akhalak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang dan sifat itu
akan timbul setiap ia bertindak tanpa mersa sulit (timbul dengan mudah)”. Karena sudah
menjadi kultur atau budaya sehari-hari. Sedangakan akhlak yang biasa dilakukan adalah
akhlak yang baik (akhlakul karimah) dan akhlak yang buruk (akhlak madzmumah).
Contoh Berakhlak kepada Allah SWT seperti beriman; taat; ikhlas; khuyuk;
husnudzan; tawakkal; skyukur; sabar, dan berakhlak kepada Rasulullah SAW seperti
menaati dan mengikutinya; mencintai dan memuliakannya, serta mengucap shalawat dan
salam kepadanya.
b. Moral, sumber utama nilai-nilainya dalam Islam adalah nilai-nilai yang berasaskan pada
nilai ilahiyah (wahyu Allah) yaitu al-Qur’an dan hadist Nabi. Selain itu sumber nilai-nilai
moral adalah bersumber dari ijtihad para ulama, adat-istiadat, peraturan atau undang-
undang yang dibuat atau disepakati oleh sekelompok manusia. Contoh  Ketertiban
sosial, keamanan dan kedamaian yang dalam moralitas Islam bertujuan untuk mencapai
kemaslahatan duniawi dan ukhrawi. Seperti adanya perintah untuk menghargai hak milik
orang lain. Sehingga negara (melalui peraturan perundang-undangan) melarang perbuatan
mengambil sesuatu yang bukan miliknya (mencuri).
c. Etika merupakan filsafat nilai, pengetahuan tentang nilai-nilai, dan kesusilaan tentang
baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan
tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan
untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat. Etika bersumber dari pemikiran yang
mendalam dan renungan filosofis, yang pada intinya bersumber dari akal sehat dan hati
nurani. Etika besifat temporer, sangat tergantung kepada aliran filosofis yang menjadi
pilihan orang-orang yang menganutnya. Adapun arti etika dari segi istilah, telah
dikemukakan para ahli dengan ungkapan yang berbeda-beda sesuai dengan sudut
pandangnya. Contoh  Masyarakat Jawa yang mengajarkan tatakrama berhubungan
dengan orang yang lebih tua dari pada kita.

3. SOAL: Deskripsikan unsur-unsur/aspek-aspek manusia menurut berbagai ulama dan


bagaimana kaitannya bahwa manusia membutuhkan terhadap agama!
JAWAB:
a. Al-Ghazali, membagi unsur manusia menjadi 2:
 Tubuh (Al-jism): Berwatak gelap, kasar, dan termasuk di bawah alam bumi ini yang
tidak berbeda dengan benda-benda lainnya. Merupakan bagian yang tidak sempurna
pada manusia tanpa unsur lainnya. Terdiri atas unsur materi yang bias rusak.
 Jiwa (Al-nafs): Substansi tersendiri yang sempurna, terdiri dari roh hayawan (sifat
merasa, bergerak, syahwat, dan emosi), roh thabi’i (kebutuhan makanan dan kekuatan
di dalam hati), serta rajanya segala kekuatan.
b. Buya Hamka, membagi unsur manusia menjadi 3:
 Jasad (jism): Merupakan tempat jiwa berada, melalui wasilah jism jiwa manusia akan
berkembang sempurna. Untuk memelihara jism dengan sederhana dalam makan dan
minum, serta mengetahui ilmu kesehatan.
 Jiwa / Kalbu (roh): Mengutip pendapat Plato, “Melatih tubuh dengan gymnastic
supaya tubuh kuat dan sehat, serta melatih jiwa dengan musik agar jiwa memperoleh
ketentraman dan mampu merasakan sesuatu”.
 Akal: sentral listrik bagi pribadi insan, harus dipenuhi oleh tenaga air (hasil
penyelidikan, percobaan, & pengalaman) dan bahan lainnya sehingga dapat
menimbulkan nyala pada lampu-lampu pancraindera. Tujuan yang dikehendaki akal
adalah tujuan yang bersifat mulia dan utama.

Kaitan bahwa manusia membutuhkan agama adalah untuk menyeimbangkan seluruh


unsur yang ada pada diri manusia agar sesuai dengan kebutuhan dunia dan akhirat nantinya.
Karena setelah hidup di dunia, manusia akan hidup di akhirat dan memerlukan bekal agama
untuk mencapainya dengan jasad, jiwa, serta akal yang dimiliki oleh manusia. Jelas manusia
membutuhkan agama untuk mengatur segala unsur yang ad apada dirinya terutama hawa
nafsu agar manusia tidak berlaku sesukanya.

Daftar Pustaka:
Arizkah, Nur. 2015. Akhlak, Etika, dan Moral. [Online].
https://www.academia.edu/15645859/Akhlak_Etika_dan_Moral. Diakses pada 3 November
2018.
AR, Zahruddin, Hasanuddin Sinaga. 2004. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Fahrudin. 2016. Ilmu dan Eksistensi Kebahagiaan Menurut al-Ghazālī. DIROSAT – Journal of
Islamic Studies. Vol. I No. 1, Januari – Juni 2016.
Farihah, Irzum. 2014. Agama Menurut Ibn Khaldun. Fikrah. Vol. 2, No. 1, Juni 2014.
Fhauziah, Herdiyanti. 2015. Hubungan Konsep Manusia dengan Konsep Pendidikan Islam
Menurut Haji Abdul Malik Karim Amrullah. Skripsi.
Habibah, Syarifah. 2015. Akhlak dan Etika dalam Islam. Jurnal Pesona Dasar. Vol. 1 No. 4,
Oktober 2015, hal 73 – 87.
Marzdedeq, A.D. El. 2006. Parasit Aqidah – Perkembangan Agama-Agama Kultur dan
Pengaruhnya terhadap Islam di Indonesia. Bandung: Sygma Publishing.
Miswanto, Agus. 2012. Agama, Keyakinan, dan Etika (seri Studi Islam). Magelang: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Studi Islam Universitas Muhammadiyah Magelang (P3SI
UMM).
Mulyati, Sri. 2006. Konsep Ahlussunnah wal Jama'ah tentang Etika (2). [Online].
http://www.nu.or.id/post/read/7443/konsep-ahlussunnah-wal-jama039ah-tentang-etika-2.
Diakses pada 2 November 2018.
Mustolehudin, M. 2012. Tesis. [Online].
http://eprints.walisongo.ac.id/122/2/Mustolehudin_Tesis_Bab1.pdf. Diakses pada 3
November 2018.
Nata, Abudi. 2014. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai