Disusun oleh :
Puji syukur kepada Tuhan YME atas segala nikmatnya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah Keperawatan Dasar yang berjudul Asuhan Keperawatan
Pada Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit dengan sebaik-baiknya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Chori
Elsera,S.Kep.,Ns.,M.Kep dalam mata kuliah Keperawatan Dasar. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga penulis.
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis jauh dari kata sempurna.leh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bermafaat dan bisa
menambah wawasan pengetahuan kita.
Tim Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................3
A. Latar Belakang......................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................4
C. Tujuan...................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................4
A. Pengkajian pada Pasien dengan Gangguan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit.....................4
1. Riwayat Keperawatan.......................................................................................................5
2. Pemeriksaan Fisik.............................................................................................................5
B. Diagnosa pada Pasien dengan Gangguan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit........................7
1. Diagnose Keperawatan Utama Gangguan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit...................7
2. Diagnose Keperawatan yang Berhubungan......................................................................9
C. Intervensi pada Pasien dengan Gangguan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit.....................10
1. Tujuan.............................................................................................................................10
2. Rencana Tindakan Keperawatan.....................................................................................10
D. Evaluasi pada Pasien dengan Gangguan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit.......................12
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................13
A. KESIMPULAN...................................................................................................................13
B. SARAN...............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cairan dan elektrolit merupakan kebutuhan dasar manusia yang utama yang
diperlukan untuk hidup. Kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit
akan berakibat fatal, yaitu terjadi dehidrasi maupun syok hipovilemik.
Peran dan kompetensi perawat dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit
pada klien mutlak diperlukan. Dengan tindakan pemenuhan kebutuhan cairan dan
elektrolit secara benar maka risiko atau dampak akibat kekurangan atau ketidakakuratan
pemenuhan cairan dan elektrolit dapat dicegah atau diatasi secara cepat dan tepat.
Di dalam asuhan keperwatan pada pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit
meliputi pengkajian keperawatan pada pasien, diagnosa keperawatan pada pasien,
intervensi keperawatan pada pasien, dan evaluasi keperawatan pada pasien.
(Sataloff et al., n.d.)
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengkajian keperawatan?
2. Apa itu diagnosa keperawatan?
3. Apa itu intervensi keperawatan?
4. Apa itu evaluasi keperawatan?
C. Tujuan
1. Memahami tentang pengkajian keperawatan
2. Memahami tentang diagnosa keperawatan
3. Memahami tentang intervensi keperawatan
4. Memahami tentang evaluasi keperawatan
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
d. Bayi : fontanela cekung jika kekurangan volume cairan, dan menonjol jika
kelebihan cairan.
e. Mata
1) Cekung, konjungtiva kering, mata berkurang atau tidak ada
2) Edema periorbita, papiledema
f. Tenggorokan dan mulut
Membrane mukosa mengering, lengket, bibir pecah-pecah dan kering,
saliva menurun, lidah dibagian longitudinal mengecut.
g. System kardiovaskular
1) Inspeksi :
- Vena leher : JVP / jugularis vena pressur datar atau disemtri
- Central venus pressure (CVP) abnormal
- Bagian tubuh yang tertekan, pengisian vena lambat
2) Palpasi :
- Edema : lihat adanya putting edema pada punggung, sacrum, dan
tungka (pre tibia, meleolus medialis, punggung kaki)
- Denyut nadi : frekuensi kekuatan
- Pengisian kapiler
3) Auskultasi :
- Tekanan darah : ukur pada posisi tiduran dan duduk, liat
perbedaannya stabil, meningkat, atau menurun.
- Bunyi jantung : adakah bunyi tambahan
h. System pernafasan : dyspnea, frekuensi, suara abnormal (creckles)
i. System gastro intestinal :
1) Inspeksi : abdomen cekung/distensi, muntah, diare
2) Auskultasi : hiperperstaltik disertai diare, atau hipoperistaltik
j. System ginjal : oliguria atau anuria, diuresis, berat jenis urine meningkat
k. System neuromuscular :
1) Inspeksi : kram otot, tetanki, koma, tremor
2) Palpasi : hipotonisit, hipertonisitas
3) Perkusi : reflrks tendon dalam (menurun/tidak ada, hiperaktif/meningkat)
l. Kulit
1) Suhu tubuh : meningkat atau menurun
2) Inspeksi : kering, kemerahan
3) Palpasi : turgor kulit tidak elastik, kulit dingin dan lembab
3. Pemeriksaan Diagnostik
a. Kadar elektrolit serum
Kadar elektrolit serum diukur untuk menentukan status hidrasi,
konsentrasi elektrolit dan keseimbangan asam basa. Elektrolit yang sering diukur
mencakup natrium, kalium, klorida, bikarbonat, dan daya gabung karbon
dioksida.
b. Hitung darah lengkap
Hitung darah lengkap adalah suatu penetapan jumlah tipe eritrosit dan
leukosit per millimeter kubik darah. Perubahan hematocrit terjadi sebagai respon
terhadap dehidrasi atau overhidrasi. Anemia juga dapat terjadi mempengaruhi
oksigenasi.
6
c. Kadar kreatinin
Kadar kreatinin darah bermanfaat untuk mengukur fungsi ginjal. Kreatinin
adalah produk normal metabolism otot dan dieksresikan dalam kadar yang cukup
konstan, terlepas dari faktor asupan cairan, diet, dan olah raga.
d. Berat jenis urine
Pemeriksaan berat jenis urine mengukur derajat konsentrasi urine.
Rentang berat jenis urine normal antara 1,003 – 1,030.
e. Analisis gas darah arteri
Pemeriksaan darah arteri memberikan informasi tentang status
keseimbangan asam basa dan tantang keefektifan fungsi dalam mengakomodasi
oksigen-karbon dioksida.
Pemeriksaan pH darah arteri mengukur konsentrasi hydrogen. Penurunan
pH dihubungkan dengan asidosis, dan peningkatan pH dihubungkan dengan
alkalosis. PaCo2 mengukur tekanan parsial karbon dioksida dalam darah arteri,
dan PaO2 mengukur tekanan parsial oksigen dalam darah arteri. SaO2 mengukur
derajat yang disaturasi oleh oksigen. Bikarbonat mencerminkan porsi pengaturan
asam basa ginjal.
7
8) Tekanan vena sentral menurun
9) Haus
10) Turgor kulit menurun
11) Volume atau tekanan denyutan menurun
12) Perubahan status mental
13) Kulit kering
14) Membrane mukosa kering
c. Kelebihan Caian
Kelebihan air atau hipoosmolaritas serum adalah suatu keadaan dimana seseorang
mempunyai air tubuh berlebih yang berhubungan dengan pelarut.
Kondisi kelebihan cairan berhubungan dengan :
1) Gagal jantung
8
2) Gagal hepar
3) Gagal ginjal
4) Intake air berlebih : oral atau intravena
5) Syndrome sekresi ADH tidak tepat
Kondisi kelebihan cairan ditandai dengan :
1) Nilai osmolaritas serum <275 mOsm/L atau <280 mOsm/L
2) Bingung
3) Sakit kepala
4) Kramp
5) Delirium
6) Perubahan personalitas
7) Konvulasi
8) Koma
9) Anoreksi / mual / muntah
10) Berat badan meningkat
11) Gravitasi urine rendah
d. Kekurangan Cairan
Kekurangan air atau hiperosmolaritas serum adalah suatu keadaan dimana
seseorang mempunyai kekurangan air tubuh berhubungan dengan pelarut.
Kondisi kekurangan cairan berhubungan dengan :
1) Intake air tidak adekuat, terutama orang yang sangat muda atau sangat tua
2) Ketidakmampuan fisik atau mental untuk mengambil air
3) Intake atau produksi pelarut berlebih : diabetes militus, overdosis, kehilangan
air berlebih.
Ditandai dengan :
1) Ukuran atau nilai osmolaritas serum > 300 mOsm/L
2) Gravitasi urine meningkat
3) Lemah
4) Disorientasi, khayalan
5) Iritabilitas
9
2) Lemah
3) Iritabilitas otot
b. Resiko Injuri
Resiko injuri adalah suatu kondisi dimana individu yang beresiko untuk
mengalami cedera sebagai akibat kondisi lingkungan yang berhubungan dengan
sumber adaptif dan pertahanan.
Berhubungan dengan :
- Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
Ditandai dengan :
1) Hipotensi posturnal
2) Kehilangan kesadaran
3) Kerusakan kognitif
e. Kurang pengetahuan
Kurang pengetahuan adalah tidak ada atau kurangnya informasi pengetahuan
tentang topic yang spesifik.
Berhubungan dengan :
- Pembelajaran program terapi baru yang diadakan tidak adekuat
10
2. Rencana Tindakan Keperawatan
Rencana tindakan keperawatan bertujuan untuk mencegah, mengenai penyebab, dan
mengoreksi ketidakseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa
a. Mengoreksi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
1) Penggantian cairan secara enteral
(a) Oral : dapat dilakukan selama klien tidak muntah, tidak mengalami
kehilangan cairan dalam jumlah yang sangat besar, atau tidak mengalami
obstruksi mekanis dalam saluran gastrointestinal, kecuali
dikontraindikasikan. Perawat harus memilih caoran yang mengandung
kalori dan elektrolit yang adekuat
(b) Selang pemberian makan : sangat tepat diberikan jika saluran
gastrointenstina klien sehat, tetapi klien tidak mempu menelan cairan.
Selang pemberi makan dapat berupa selang nasogastric, grastrostomi,
jejunostomi.
2) Pembatasan cairan
Klien yang mengalami kelebihan volume cairan harus membatasi asupan
cairannya. Pembatasan cairan sering kali sulit untuk klien, terutama jika
mereka mengkonsumsi obat yang membuat membran mukosa mulut menjadi
kering. A rule of thumb yang baik untuk pembatasan cairan ialah memberikan
setengah dari jumlah total cairan oral diantara pukul 08.00 dan 16.00, yakni
periode saat klien biasanya lebih aktif dan mendapatkan 2 kali makan, serta
minum sejumlah besar obat oral mereka. Kemudian 2 per lima dari jumlah
total asupan cairan diberikan diantara pukul 16.00 dan pukul 23.00, cairan
dikonsumsi bersama makanan dan waktu jam kunjungan pada sore hari.
Antara pukul 23.00 sampai pukul 08.00, sisa cairan total dapat diberikan.
Karena klien biasanya tidur selama periode ini, kebutuhan cairan berkurang.
3) Penggantian cairan dan elektrolit secara parental
(1) Nutrisi parenteral total (NPT) : nutrisi dalam bentuk larutan hipertonik
yang adekuat, terdiri dari glukosa dan nutrient yang diberikan melalui
kateter intravena sentral atau kateter intravena menetap.
(2) Terpi intravena (IV) : untuk mengoreksi atau mencegah gangguan cairan
dan elektrolit.
(3) Peggantian darah (transfusi) :
Tujuan dilakukan tranfusi darah adalah :
- Untuk meningkatkan volume sirkulasi darah setelah pendarahan,
trauma, atau pembedahan.
- Untuk meningkatkan jumlah eritrosit dan untuk mempertahankan
kadar hemoglobin pada klien yang menderita anemia berat
- Untuk memberikan komponen seluler yang terpilih sebagai terapi
oengganti ( misalnya, faktor pembekuan-plasma untuk membantu
mengontrol pendarahan pada klien penderita hemophilia)
11
Autotransfusi adalah penggumpalan, antikoagulasi, filtrasi, dan infuse
ulang dari tempat pendarahan yang aktif. Reaksi tranfusi adalah respon
sistemik tubuh terhadap ketidakcocokan darah donor dengan darah
resipien.
Intervensi keperawatan jika reaksi tranfusi :
- Hentikan tranfusi sesegera mungkin
- Pasang “piggyback” 0,9% NaCl ke dalam selang IV yang paling
dekat dengan tempat akses
- Beritahu dokter
- Temani klien,observasi tanda dan gejala, dan pantau vital sign
selama 5 menit
- Siapkan obat kedaruratan untuk diberikan jika reaksi yang
membahayakan terjadi (antihistamin, vasopressor, cairan, steroid)
- Siapkan peralatan untuk RJP
- Ambil specimen urine dan kirimkan ke laboratorium
- Simpan kantung darah dan selang untuk dikembalikan ke
laboratorium
- Lengkapi catatan perawat mengenai reaksi tranfusi.
b. Mengoreksi ketidakseimbangan asam basa
Perawat melakukan tindakan keperawatan yang sesuai untuk meningkatkan
ventilasi oksigenasi
1) Pada asidosis respiratorik, sekresi paru yang stastis dan penurunan ekspresi
paru memperburuk kondisi asidosis. Intervensi keperawatan untuk
mengeluarkan sekresi paru dan meningkatkan ekspansi paru dapat membuat
perbedaan antara hidup dan mati.
2) Pada alkalosis respiratorik akibat ansietas, tindakan keperawatan yang
dilakukan :
(1) Mula-mula memperbaiki alkalisis respiratorik
(2) Melakukan tindakan keperawatan untuk menurunkan ansietas
3) Memeriksa analisis gas darah arteri
12
Tujuan perawatan klien dikembangkan dengan menggunakan kriteria objektif
untuk dapat mengukur kemajuan klien yang telah dicapai.
1. Tujuan : klien akan memiliki kembali keseimbangan cairan dan elektrolit normal.
Kriteria hasil :
a. Tugor kulit yang elastic akan kembali
b. Membrane mukosa klien akan lembab
c. Tidak ada keluhan haus
d. Berat badan akan stabil pada nilai normal
e. Haluran urine akan > 70 ml/jam, berat jenis urine berkisar 1,010-1,0020
f. TTV akan kembali ke nilai dasar
g. Tidak ada muntah
h. Klien mempertahankan intake dan output seimbang
i. Klien membentuk kembali nilai elektrolit dalam batas normal
j. Klien tidak mengalami penurunan denyut postural dan perubahan tekanan darah
k. Saat pulang klien menunjukan tidak ada tanda dan gejala edema
2. Tujuan : klien akan mendemonstrasikan pengetahuan tentang bagaimana
meningkatkan keseimbangan cairan dan elektrolit di masa mendatang.
Kriteria hasil :
a. Di akhir pembelajaran, klien mengatakan pentingnya minum 8 gelas air per hari
b. Di akhir pembelajaran, klien membuat daftar makanan tinggi sodium dan
mengatakan membutuhkan modifikasi
c. Klien membuat catatan berat badan sehari-hari untuk bulan depan
d. Klien memberitahukan dokter tentang kenaikan berat badan yang signifikan
e. Di akhir pembelajaran,klien mengatakan rencana koping dengan masalah diare
atau muntah
f. Di akhir pembelajaran, klien membuat daftar makanan tinggi potasium
3. Tujuan : klien akan menetapkan bebas dari komplikasi ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit
Kriteria hasil :
a. Klien berdiri dan berjalan tanpa pusing atau jatuh
b. Klien tetap utuh meskipun edema sampai edema berkurang
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengkajian peda pasien dengan gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit meliputi
riwayat perawatan, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pada riwayat perawatan
difukoskan pada riwayat keluham, pola intake, pola eliminasi, pasien sedang dalam proses
penyakit, riwayat pengobatan. Pemeriksaan fisik untuk mengetahuiadanya gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit. Pada pemeriksaan diagnostik yang meliputi kadar elektrolit
serum, hitung darah lengkap, kadar kreatinin, berat jenis urine, analisis gas darah arteri.
Diagnosa keperawatan beruhungan dengan gangguan cairan, elektrolit, dan asam basa
mengacu pada keperawatan NANDA. Diagnose keperawatan utamanya yaitu ECF, kelebihan
volume cairan, kelebihan air dan kekurangan air, deficit self care atau intolerans aktivitas, resiko
injuri, kerusakan integritas kulit, kontipasi/diare, kekuarangan pengetahuan
Evaluasi keperawatan pada gangguan kebutuha cairan dan elektrolit sangat penting untuk
memastikan bahwa tujuan ini untuk meningkatkan keseimbangan cairan dan elektrolit optimum,
mencegah komplikasi ketidakseimbangan, dan meningkatkan pengetahuan yang diterima klien.
B. SARAN
Adapun saran penulis kepada pembaca agar pembaca dapat mengetahui ibadah dalam bentuk
aplikasi kesehatan keperawatan. Selain dari pada itu, penulis memohon maaf apabila terdapat
kesalahan karena kami masih dalam proses pembelajaran. Dan yang kami harapkan dengan
adanya makalah ini, dapat menjadi wacana yang membuka pola pikir pembaca dan memberi
saran yang sifatnya tersirat maupun tersurat.
14
DAFTAR PUSTAKA
15