Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN FIELD TRIP TENTANG KEBUTUHAN CAIRAN

DAN ELEKTROLIT

OLEH

KELOMPOK 3

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

2017 /2018

1
KELOMPOK 3

1. PANI AZHARI 1714201110043 KETUA


2. NOVAL ARTHADITYA S.O 1714201110039 NOTULEN
3. NELLY ANDREANI 1714201110033 ANGGOTA
4. NENCY KUSUSMAWARDANI 1714201110034 ANGGOTA
5. NISA ARIANA 1714201110035 ANGGOTA
6. NORASIAH 1714201110036 ANGGOTA
7. NORBAITI RIDHATILLAH 1714201110037 ANGGOTA
8. NORLAILA 1714201110038 ANGGOTA
9. NOVITA HARRUNA PRATIWI 1714201110040 ANGGOTA
10. NURLIANI 1714201110041 ANGGOTA
11. NURLIANI 1714201110042 ANGGOTA
12. PRITA ANGGRIANA 1714201110044 ANGGOTA
13. RABBINI SAFIRAH H.P 1714201110045 ANGGOTA
14. RAHMITHA SAFITRI 1714201110046 ANGGOTA
15. RAUDATUL HIKMAH 1714201110047 ANGGOTA
16. REGINA WAFA AZKIYA 1714201110048 ANGGOTA

2
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil’Alamin. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah


SWT karena atas Rahmat dan Karunia ilmu-Nya kami dapat menyelesaikan
pembuatan tugas laporan yang berjudul “KEBUTUHAN CAIRAN DAN
ELEKTROLIT”.
Makalah ini membahas tentang
Terimakasih kami ucapkan kepada Bapak Herman Taufik M.Pd.i selaku
Dosen Mata kuliah Agama/ Al-Islam Kemuhamadiyahan-1 atas bimbingan yang
telah diberikan dan kepada semua rekan yang membantu dalam penyelesaian
makalah ini, karena atas bantuan dan doa mereka semua kami bisa menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Kritik
dan saran yang membangun sangat kami butuhkan guna untuk memperbaiki tugas
selanjutnya. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi
para pembaca.

3
DAFTAR ISI

COVER ..................................................................... Error! Bookmark not defined.

Nama Anggota .......................................................... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 3

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 5

1.1 Skenario Kasus ..................................................................................... 5

1.2 Analisa Kasus ....................................................................................... 5

1.2.1 Daftar Pendapat Anggota tentang Gambar dalam Skenario Kasus ...... 6

1.2.2 Daftar Pertanyaan ................................................................................. 6

1.2.3 Jawaban dari daftar pertanyaan, alur pikir sistematis ........................... 6

1.2.4 Skema, Pohon Masalah ......................................................................... 7

1.2.5 Learning Objective ............................................................................... 7

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 8

1. Jumlah normal kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh ............... 8

2. Faktor yang mempengaruhi kekurangan kebutuhan cairan dan


elektrolit 9

3. Penyebab kekurangan cairan .............................................................. 11

4. Komplikasi kekurangan cairan ........................................................... 12

5. Penata laksanaan pasien yang kekurangan cairan dan elektrolit ........ 12

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 13

3.1 Simpulan ............................................................................................ 13

3.1 Saran . ............................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14

4
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Skenario Kasus


Skenario 1:
Seorang Perempuan berusia 46 tahun, datang ke Rumah Sakit Umum masuk
diruang IGD diantar oleh keluarganya dengan keluhan BAB cair lebih dari 7
kali dalam sehari dan muntah ± 3 kali dalam sehari, selanjutnya dilayani oleh
perawat IGD, saat itu juga perawat Zaki melakukan pemeriksaan, hasil dari
anamnesa didapatkan malaise, haus, nause dan anuria. Pada pemeriksaan fisik
didapat blood pressure 80/65 mmHg, Pulse 100 x/m, Temperature 38 ºC,
Mukosa mulut kering, turgor kulit kembali lebih dari 3 detik, kulit kering, mata
cekung. Hasil kolaborasi perawat Zaki dengan dokter diberikan terapi
pemasang IVFD D5% : RL 30 Tetes/Menit.

1.2 Analisa Kasus


Kata-Kata Sulit
 Turgor : Elastisitas Kulit
 Anamnesa : Wawancara antara pasien atau keluarga pasien dengan
dokter
 Malaise : Gejala penyakit
 Nause : Mual
 Anuria : Ketidak mampuan memproduksi urine
 IVFD : Intra Vennes Fluid Drip
 Mulkosa : Lapisan

5
 Pulse : Denyut Nadi
1.2.1 Daftar Pendapat Anggota Kelompok tentang Gambar dalam Skenario
Kasus

Pada kasus di atas, perempuan tersebut mengalami dehidrasi berat yang


didukung adanya gejala Berak cair terus-menerus Muntah terus-menerus
Mata cekung, bibir kering cubitan kulit baru kembali setelah lebih dari 2
detik, denyut nadi semakin cepat dan lemah hingga tidak teraba, tekanan
darah menurun drastis hingga tidak dapat diukur, ujung kuku, mulut, dan
lidah berwarna kebiruan

1.2.2 Daftar Pertanyaan


1. Apakah perempuan tersebut mengalami kekurangan cairan dan
elektrolit yang serius ?
2. Berapa batas normal orang BAB dalam sehari ?
3. Apa saja yang menyebabkan BAB cair ?
4. Mengapa kita sebagai perawat perlu melakukan anamnesa ?
5. Apakah malaise gejala penyakit atau tidak ?
6. Apakah tekanan darah dan suhu tubuh mempengaruhi kebutuhan cairan
dan elektrolit dalam tubuh ?
7. Berapa persen cairan dan elektrolit normal dalam tubuh ?

1.2.3 Jawaban dari daftar pertanyaan, alur pikir sistematis


1. Karena mengalami buang air yang cair 7x sehari dan muntah yang
mengakibatkan banyak mengeluarkan cairan.
2. Satu kali dengan mempertimbangkan sampah makanan yang
dikonsumsi setiap harinya.
3. Adanya gangguan pada penyerapan yang terjadi pada usus besar.
4. Agar perawat atau dokter mengetahui gejala pasien, setelah di
anamnesa dilakukan perawat maupun dokter. dokter bisa

6
menyimpulkan dari hasil dokumentasi perawat penyakit yang di alami
pasien.
5. Bukan gejala penyakit tetapi keluhan yang digambarkan sebagai alarm
tubuh bahwa ada ada sesuatu yang terjadi pada tubuh.
6. Berhubungan, dengan alasan sebagian dari tubuh kita itu cairan yang
salah satu fungsinya untuk mengatur suhu tubuh. Apabila bagian satu
rusak karena kekurangan cairan maka bagian lainnya juga akan
terganggu.
7. Sekitar 60% hingga 10% . Tergantung berat badannya dari cairan dan
elektrolitnya. Apabila melebihi batas maka ketika jantung memompa
dengan tekanan tinggi akan berdampak pembengkakkan.

1.2.4 Skema, Pohon Masalah

Jumlah normal Penatalaksanaan


kebutuhan cairan dan perawat terhadap
elektrolit pasien
Cairan dan
elektrolit

Faktor yang Komplikasi


mempengaruhi kekurangan cairan

Penyebab kekurangan
cairan

1.2.5 Learning Objective

1 Jumlah normal kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh


2. Faktor yang mempengaruhi kekurangan kebutuhan cairan dan elektrolit

7
3. Penyebab kekurangan cairan
4. Komplikasi kekurangan cairan
5. Penata laksanaan pasien yang kekurangan cairan dan elektrolit

BAB II
PEMBAHASAN

1. Jumlah normal kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh


 Kebutuhan cairan
Kebutuhan cairan memilki proporsi besar dalam bagian tubuh
dengan hampir 90% dari total berat badan. Sementara itu,
sisanya merupakan bagian padat dari tubuh. Persentase cairan
tubuh berbeda berdasarkan usia, pada bayi yang baru lahir
sekitar 75% dari berat badan, pria dewasa 57% dari berat badan,
wanita dewasa 55% dari berat badan, dewasa tua 45% dari berat
badan. Persentase jumlah cairan tubuh yang bervariasi.
Bergantung pada lemak dan jenis kelamin.

Usia Kebutuhan Air


Jenis Air dalam 24 jam ml/kg Berat Badan
3 hari 250-300 80-100
1 tahun 1150-1300 120-135

2 tahun 1350-1500 115-125

4 1600-1800 100-110
tahun
10 2000-2500 70-85
tahun
14 2200-2700 50-60
tahun

8
18 2200-2700 40-50
tahun
dewasa 2400-2600 20-30

 Kebutuhan Elektrolit
Cairan yang terdapat pada seluruh cairan tubuh tang
mengandung oksigen, nutrisi dan metabolisme yang di sebut
dengan ion beberapa garam dalam air akan di pecah dalam
bentuk ion elektrolit. Contohnya NaCl menjadi ion Na⁺ dan Cl⁻.
Komposisi elektrolit
 Natrium : 135-145 m Eq/L
 Kalium : 3.5-5.3 m Eq/L
 Klorida : 100-106 m Eq/L
 Bikarbonat arteri : 22-26 m Eq/L
 Bokarbonat vena : 24-30 m Eq/L
 Kalsium : 4-5 m Eq/L
 Magnesium : 1.5-2.5 m Eq/L
 Fosfat : 2.5-4.5 mg/100ml

Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake atau masukan cairan


dan pengeluaran cairan. Pemasukan cairan berasal dari minuman
dan makanan. Kebutuhan cairan setiap hari antara 1.800-2.500
ML/hari sekitar 1.200 ml dari minuman, 1.000 ml dari makanan.

2. Faktor yang mempengaruhi kekurangan kebutuhan cairan dan elektrolit


a) Usia
Kehilangan cairan dapat terjadi akibat pengeluaran cairan
yang besar dari kulit dan pernapasan. Pada individu lansia,
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit sering disebabkan oleh
jantung atau gangguan ginjal.

9
b) Aktivitas
Aktivitas menyebabkan peningkatan proses metabolisme dalam
tubuh, hal ini memgakibatkan peningkatan keluaran cairan
melalui keringat. Dengan demikian jumlah cairan yang
dibutuhkan juga meningkat.
c) Iklim
Individu yang tinggal dilingkungan bersuhu tinggi atau di
daerah yang kelembabannya rendah akan lebih sering
mengalami kehilangan cairan.

d) Diet
Diet seseorang berpengaruh terhadap asupan cairan dan
elektrolit. Jika asupan makanan tidak seimbang, tubuh berusaha
memecah simpanan protein dengan terlebih dahulu memecah
simpanan lemak dan glikogen. Kondisi ini menyebabkan
penurunan kadar albumin.

e) Stress
stress tubuh mengalami peningkatan metabolisme seluler,
peningkatan konsentrasi, glukosa darah, dan glikolisis otot,
yang mengakibatkan retensi air dan natrium, dan menyebabkan
peningkatan produksi hormon anti deuritik yang dapat
mengurangi produksi urine.

f) Penyakit
Trauma pada jaringan dapat menyebabkan kehilangan cairan
dan elektrolit dasar sel atau jaringan yang rusak ( luka robek,
luka bakar) pasien menderita diare dapat mengalami
peningkatan kebutuhan cairan. Gangguan jantung dan ginjal
juga dapat menyebabkan penurunan kadar kalsium dan kalium.

10
g) Tindakan medis
Menimbulkan efek sekunder terhadap kebutuhan cairan dan
elektrolit tubuh. Tindakan pengisapan cairan lambung dapat
menyebabkan penurunan kadar kalsium dan kalium.

h) Pengobatan
Obat seperti diuretik maupun laksatif secara berlebihan dapat
menyebabkan peningkatan kehilangan cairan dalam tubuh.

i) Pembedahan
Pasien yang menjalani pembedahan berisiko tinggi mengalami
ketidakseimbangan cairan.

3. Penyebab kekurangan cairan


Karena kekurangan zat natrium, kekurangan air atau akibat kekurangan
natrium dan air,
penyebab dehidrasi (kekurangan cairan) bisa bermacam-macam yang
umum adalah diare, muntah.
Penggunaan obat diuretik yang menyebabkan ginjal mengeluarkan
banyak air dan garam, panas yang berlebihan dan demam tinggi, serta
kurangnya asupan cairan karena penyakit diabetes dan addison.
 Berkeringat yang berlebihan (hyperhidrosis)
 Penyakit yang menyebabkan muntah-muntah atau diare dapat
menjadi penyebab kekurangan cairan.
 Deman, saat demam, tubuh kehilangan cairan melalui
permukaan kulit sebagai upaya menurunkan temperature tubuh.
 Buang air kecil yaitu membuang urine adalah proses alami tubuh
untuk melepaskan racun-racun dari dalam tubuh
a. Hipovolume (dehidrasi)
Kekurangan cairan eksternal dapat terjadi karena penurunan
asupan cairan dan kelebihan cairan. Tubuh akan merespon

11
kekurangan cairan tubuh dengan mengosongkan cairan vaskular
sebagai komponsasi akibat penurunan cairan interstisal,
4. Komplikasi kekurangan cairan
 Mengalami dehidrasi ringan, sedang dan berat
 Renjatan hipovolemik
 Kejang pada dehidrasi hipertonik
5. Penata laksanaan pasien yang kekurangan cairan dan elektrolit
1) Pemulihan volume cairan normal dan koreksi gangguan
penyerta asam-basa dan elektrolit.
2) Perbaikan perfusi jaringan pada syok hipovolemik.
3) Rehidrasi oral pada diare pediatrik.
Tindakan berupa hidrasi harus secara berhati-hati dengan cairan
intravena sesuai pesanan atau order dari medis.
Catatan : rehidrasi pada kecepatan yang berlebihan dapat
menyebabkan GJK (Gagal ginjal Jantung Kongestif).
4) Tindakan terhadap penyebab dasar.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Cairan tubuh merupakan media semua reaksi kimia di dalam sel. Tiap sel
mengandung cairan intraseluler (cairan di dalam sel) yang komposisinya
paling cocok untuk sel tersebut dan berada di dalam cairan ekstraseluler
(cairan di luar sel) yang cocok pula. Tubuh harus mampu memelihara
konsentrasi semua elektrolit yang sesuai didalam cairan tubuh, sehingga
tercapai keseimbangan cairan dan elektrolit. Keseimbangan cairan tubuh
adalah keseimbangan antara jumlah cairan yang masuk dan keluar. Air
menyusun ± 50 – 60% dari total berat badan. Hubungan antara berat badan
total dan total air dalam tubuh relatif konstan pada tiap individu dengan
beberapa faktor sebagai berikut, usia,aktivitas,jenis kelamin,iklim,diet,
stress, penyakit,tindakan medis,pengobatan dan pembedahan. Pada kasus
tersebut penderita mengalami gangguan yang dinamakan dehidrasi dalam
klasifikasi berat.

3.1 Saran
Demikian makalah yang telah kami susun, semoga dengan makalah ini
dapat menambah pengetahuan serta lebih bisa memahami tentang pokok
bahasan makalah ini bagi para pembacanya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

13
DAFTAR PUSTAKA

Syaifuddin.(2006).Anatomi fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta :


EGC. Edisi 3.

Wartonah,Tarwoto.(2006).Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.


Jakarta :Salemba Medika. Edisi 3.

Maryunani,A.(2015).Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: IN Media.

14

Anda mungkin juga menyukai