Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“EKLAMPSIA PADA POSTPARTUM”


Dosen Pengampu : Lili Farlikhatun

Disusun oleh Kelompok


5

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN ALIH JENJANG

STIKES ABDI NUSANTARA TAHUN AJARAN 2021-2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah dengan judul “EKLAMPSIA PADA POSTPARTUM” ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
materi maupun pikirannya. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai
tugas mata kuliah. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah
pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempuraan makalah ini. Akhir
kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .........................................................................................................i

Daftar Isi ....................................................................................................................ii

BAB I (Pendahuluan)

1.1 Latar Belakang .....................................................................................................i


1.2 Tujuan...................................................................................................................ii
1.3 Manfaat ................................................................................................................ii
BAB II (Pembahasan)

2.1 Pengertian Eklampsia...........................................................................................1


2.2 Penyebab Eklampsia............................................................................................3
2.3 Angka Kejadian Kasus..........................................................................................4
2.4 Mortalitas..............................................................................................................4
2.5 Penatalaksanaan Kasus Eklampsia ....................................................................5
2.6 Tinjauan Kasus.....................................................................................................7
BAB III (Penutup)

3.1 Kesimpulan ...........................................................................................................11


3.2 Saran......................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kematian Ibu masih menjadi masalah di berbagai dunia, termasuk Indonesia.


Berdasarkan data survei terakhir Angka Kematian Ibu (AKI) Indonesia sebesar
305/100.000 Kelahiran Hidup (SUPAS 2015). Penyebab kematian ibu terbanyak di
Indonesia terjadi akibat hipertensi/pre eklamsia/ eklamsia, perdarahan, dan infeksi.
Hipertensi dalam kehamilan menempati urutan pertama penyebab kematian di
Indonesia sebesar 33% (SRS Litbangkes, 2016).

Secara global preeklamsia juga masih merupakan suatu masalah, 10% ibu hamil
diseluruh dunia mengalami preeklamsia, dan menjadi penyebab 76.000 kematian ibu
dan 500.000 kematian bayi setiap tahunnya. Berdasarkan penelitian Badan
Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) pada tahun 2016, sebanyak 99%
kematian ibu hamil berkaitan dengan negara dengan pendapatan ekonomi rendah dan
sedang.

Perhatian terhadap besarnya dampak preeklamsi sebagai bentuk sense of


urgency mendorong upaya penanganan preeklamsia secara serius. Oleh karena itu,
pemerintah menganjurkan untuk memeriksakan kehamilan minimal 6x selama masa
kehamilan dan melakukan deteksi dini faktor preeklamsi/eklamsi sebagai bentuk
pencegahan kematian ibu akibat preeklamsia/eklamsia.

1.2 TUJUAN

a. Mampu melakukan asuhan kebidanan pada pasien dengan eklampsia.


b. Mampu melaksanakan pengkajian dan mengumpulkan data pasien dengan
eklampsia.
c. Mampu menginterpretasikan secara benar masalah atau diagnosa berdasarkan
data-data pasien dengan eklampsia tersebut.
d. Mampu mengidentifikasi diagnosa potensial yang mungkin terjadi pada pasien
dengan eklampsia.
e. Mampu mengidentifikasi perlunya tindakan segera secara mandiri, kolaborasi
dan rujukan pada pasien dengan eklampsia.
f. Mampu merancanakan asuhan rasional sesuai dengan kebutuhan pasien
dengan eklampsia

1.3 MANFAAT

Dengan dibuatnya makalah tentang Eklampsia diharapkan dapat kembali


menambah pengetahuan tentang definisi, diagnose dan penatalaksanaan pasien
dengan kasus eklampsia sehingga diharapkan tidak akan adanya keterlambatan dalam
menangani pasien dengan kasus eklampsia dan bisa mencegah terjadinya kesakitan
dan kematian pada ibu dan bayi
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Eklampsia

Eklampsia merupakan kondisi gerak-gerak atau kejang yang terjadi pada ibu
hamil,bersalin maupun nifas yang menurut Bahasa Yunani eklampsia artinya “ halilintar
“ karena gejala eklampsia datang dengan mendadak dan menyebabkan suasana gawat
dalam kebidanan. Eklampsia juga disebut sebuah komplikasi akut yang mengancam
nyawa dari kehamilan , ditandai dengan munculnya kejang tonik - klonik , biasanya
pada pasien yang telah menderita preeklampsia . (Preeklamsia dan eklampsia secara
kolektif disebut gangguan hipertensi kehamilan dan toksemia kehamilan.) Prawiroharjo
2005.

Eklampsia termasuk kejang dan koma yang terjadi selama kehamilan usia 20
minggu atau lebih. Menjelang kejang – kejang dapat didahului dengan gejalanya
seperti:

- Nyeri kepala di daerah frontal


- Nyeri epigastrium
- Penglihatan semakin kabur
- Adanya mual muntah
- Pemeriksaan menunjukkan hiperrefleksia

Kejang pada eklampsia terdiri dari 4 tingkat yaitu :

1. Tingkat awal atau aura


- Berlangsung selama 30-35 detik
- Tangan dan kelopak mata gemetar
- Mata terbuka dan pandangan kosong
- Kepala diputar kekanan atau kekiri
2. Tingkat Kejang Tonik
- Berlangsung sekitar 30 detik
- Seluruh tubuh kaku (wajah kaku, pernafasan berhenti, dapat diikuti sianosis,
tangan menggenggam, kaki di putar kedalam, lidah dapat tergigit)
3. Tingkat Kejang Klonik
- Berlangsung 1 sampai 2 menit
- Kejang tonik berubah menjadi kejang klonik
- Konsentrasi otot berlangsung cepat
- Mulut terbuka tertutup dan lidah dapat tergigit sampai putus
- Mata melotot
- Mulut berbuih
- Muka terjadi kongesti dan tampak sianosis
- Penderita dapat jatuh, menimbulkan trauma tambahan
4. Tingkat Koma
- Setelah kejang klonik berhenti penderita menarik nafas
- Diikuti,yang lamanya bervariasi

Tanpa manipulasi yang tepat, eklampsia dapat menyebabkan komplikasi serius,


termasuk terjadinya kematian pada ibu juga bayi. Berbagai komplikasi yang dapat
timbul pada ibu dan bayi karena eklampsia, yaitu:

1. Komplikasi ibu:
a. Dapat menimbulkan sianosis
b. Aspirasi air ludah menambah gangguan fungsi paru
c. Tekanan darah meningkat menimbulkan perdarahan otak dan kegagalan
jantung mendadak
d. Lidah dapat tergigit
e. Jatuh dari tempat tidur menyebabkan fraktura dan luka – luka
f. Gangguan fungsi ginjal
g. Gangguan fungsi hati dan menimbulkan ikhterus
2. Komplikasi janin dalam Rahim yaitu terjadi asfiksia mendadak dan persalinan
prematuritas
Berbagai faktor yang mempengaruhi eklampsia adalah; primigravida terutama
primigravida muda, distensi rahim berlebihan yaitu hidramnoin, hamil ganda dan mola
hidatosa,adanya penyakit yang menyertai kehamilan yaitu diabetes mellitus,
kegemukan dan umur ibu di atas 35 tahun

2.2 PENYEBAB EKLAMPSIA

Hingga saat ini etiologi dan patogenesis dari hipertensi dalam kehamilan masih
belum diketahui dengan pasti. Telah banyak hipotesis yang diajukan untuk mencari
etiologi dan patogenesis dari hipertensi dalam kehamilan namun hingga kini belum
memuaskan sehingga Zweifel menyebut preeklampsia dan eklampsia sebagai “the
disease of theory”.

Pada saat ini, hipotesis utama yang dapat diterima untuk dapat menerangkan
penyebab terjadinya eklampsia adalah sebagai berikut;

1) Teori Genetik
Eklampsia merupakan penyakit keturunan dan penyakit yang lebih sering
ditemmukan pada anak wanita dari ibu penderita eklampsia
2) Teori Iskemia Plasenta
Kejadian eklampsia pada kehamilan dimulai dengan iskemia utero plasenta
menimbulkan bahan vasokonstiktor yang bila memakai sirkulasi menimbulkan
bahan vasokontriksi ginjal. Keadaan ini meningkatkan produksi renin angiotensin
dan aldosterone. Renin angiotensis menimbulkan vasokontriksi general,
termasuk oedema pada arteriol. Perubahan ini menimbulkan kekakuan anteriolar
yang meningkatkan sensitifitas pada angiostensin vasokontriksi selanjutnya akan
mengakibatkan hipoksia kapiler dan peningkatan permeabilitas pada membrane
glomerulus sehingga menyebabkan proteinuria dan oedema lebih jauh
3) Teori Diet Ibu Hamil
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 2- 2,5 gram perhari. Bila terjadi kekurangan
kalsium, kalsium ibu akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan janin.
Kekurangan kalsium yang terlalu lama menyebabkan dikeluarkannya kalsium
otot sehingga menimbulkan kelemahan kontruksi otot jantung yang
mengakibatkan menurunnya srike volume sehingga aliran darah menurun.
Apabila kalsium dikeluarkan dari otot pembuluh darah akan menyebabkan
kontriksi sehingga menyebabkan vasokontriksi dan meningkatkan tekanan
darah.

2.3 ANGKA KEJADIAN KASUS

Secara Global, menurut data analisis sekunder oleh World Health Organization
(WHO), dilaporkan bahwa angka prevalensi eklamsia secara global adalah sebesar
0.3%. Data dari masing-masing negara menunjukkan bahwa prevalensi penyakit ini
bervariasi dan berkaitan dengan status sosio-ekonomi masing-masing daerah.

Di Eropa, ditemukan sekitar 2–3 kasus eklamsia per 10.000 kehamilan,


sedangkan di negara berkembang ditemukan 16–69 kasus eklamsia per 10.000
kehamilan. Menurut sebuah data di Inggris, dilaporkan ada sebanyak 2,7 kasus
eklamsia per 10.000 kehamilan. Di Australia, ditemukan sebanyak 8,6 kasus
preeklamsia per 10.000 kehamilan atau setara dengan 2,6% dari seluruh kasus
preeklamsia.

Sedangkan di Indonesia data spesifik mengenai prevalensi eklamsia di Indonesia


masih sangat sulit ditemukan. Namun menurut hasil Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) pada tahun 2007 menunjukkan bahwa angka prevalensi kasus
hipertensi dalam kehamilan di Indonesia cukup tinggi, yakni 12,7% (tertinggi di
Sumatera Selatan) dan berdasarkan sebuah data yang didapatkan dari Dinas
Kesehatan Jawa Timur di tahun 2015, proporsi kejadian preeklamsia atau eklamsia di
Provinsi Jawa Timur adalah sebesar 26,92% pada tahun 2010 dan mengalami
peningkatan di tahun 2011 menjadi 27.27%.

2.4 MORTALITAS
Menurut data WHO, hipertensi dalam kehamilan menyebabkan 16% kematian
pada ibu di negara berkembang, 9% kematian di Asia dan Afrika, serta 26% di Amerika
Latin dan Karibia. Sebagian besar kematian pada hipertensi dalam kehamilan lebih
sering disebabkan oleh eklamsia daripada preeklamsia. Sebanyak 63.000 kematian
pada ibu hamil di seluruh dunia berkaitan dengan preeklamsia dan eklamsia.

Indonesia sendiri masih menjadi salah satu negara dengan Angka Kematian Ibu
(AKI) yang tinggi dan menduduki peringkat ketiga di ASEAN (Association of Southeast
Asian Nations). Berdasarkan data survei terakhir Angka Kematian Ibu (AKI) Indonesia
sebesar 305/100.000 Kelahiran Hidup (SUPAS 2015). Penyebab kematian ibu
terbanyak di Indonesia terjadi akibat hipertensi/preeklamsia/ eklamsia selain
perdarahan dan infeksi. Hipertensi dalam kehamilan menempati urutan pertama
penyebab kematian di Indonesia sebesar 33% (SRS Litbangkes, 2016). Mengutip data
dari Kabupaten Gresik pada tahun 2019 menunjukkan bahwa dari 19 ibu yang
meninggal diantaranya terdapat 10 kasus dengan preeklamsia/eklamsia. Hal ini
membuktikan bahwa angka kesakitan dan kematian ibu dengan eklampsia menjadi
penyebab kematian tertinggi pada ibu hamil,bersalin dan nifas.

2.5 PENATALAKSANAAN KASUS EKLAMPSIA


1. Penanganan Kejang :
a. Beri obat anti konvulsan
b. Perlengkapan untuk penangan kejang (jalan nafas, sedeka, sedotan, masker
02 dan tabung 02)
c. Lindungi pasien dari keadaan trauma
d. Aspirasi mulut dan tenggorokan
e. Baringkan pasien pada posisi kiri, trendelenburg untuk mengurangi resiko
aspirasi
f. Beri oksigen 4-6 liter/menit
2. Penanganan Umum :
a. Jika tekan diastolic > 110 mmHg, berikan obat hipertensi sampai tekanan
diastolic Antara 90-100 mmHg
b. Pasang infus RL dengan jarum besar
c. Ukur keseimbangan cairan jangan sampai terjadi overload
d. Kateterisasi urine untuk mengeluarkan volume dan proteinuria
e. Pantau kemungkinan oedema paru
f. Jangan tinggalkan pasien sendirian, kejang dengan aspirasi dapat
menyebabkan kematian ibu dan janin
g. Observasi tanda-tanda vital, reflex dan denyut jantung setiap jam
h. Auskultasi paru untuk mencari tanda-tanda oedema paru. Jika ada oedema
paru, hentikan cairan dan berikan diuretic
i. Dosis awal : MgSO4 (4 gram) per IV sebagai larutan 20% selama 5 menit.
Diikuti dengan MgSO4 (50%) 5 gr 1 ml dengan 1 ml lignokain 2% (dalam
setopril yang sama) pasien akan merasa panas sewaktu pemberian MgSO4
j. Dosis Pemeliharaan : MgSo4 (50%) 5 gr + Lignokain 2% (1ml) setiap $jam
kemudian dilanjutkan setiap 24 jam pasca persalinan atau kejang terakhir
k. Sebelum pemberian MgSO4 periksa ; Frekuensi Pernafasan minimal 16x/m.
refleks patella (+), urine minimal 30 ml/jam dalam 4 jam terakhir
l. Stop pemberian MgSO4 jika frekuensi pernafasan abnormal
m. Siapkan antidotum jika terjadi henti nafas, bantu dengan ventilator. Beri
kalsium glukonat 2 gr IV perlahan-lahan sampai pernafasan mulai lagi

Eklampsia merupakan gawat darurat kebidanan yang memerlukan pengobatan


di rumah sakit untuk memberikan pertolongan yang adekuat. Konsep pengobatannya
menghindari terjadinya kejang berulang, mengurangi koma, meningkatkan jumlah
dieresis.
2.6 TINJAUAN KASUS

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. ”S” UMUR 38


TAHUN P6A0 POSTPARTUM 6 JAM DENGAN EKLAMPSIA DI RSDP

No. Register : 154

Tanggal Pengkajian : 23 Agustus 2022

DATA SUBJEKTIF (S)

A. Identitas Istri / Suami

Nama : Ny S / Tn. M

Usia : 38 th / 46 th

Pendidikan : SMP / SMP

Pekerjaan : IRT/ Buruh

Alamat : Anyer

B. Riwayat Keluhan Utama


Keluarga mengatakan ibu mengalami kejang-kejang 2 kali saat bersalin dan tidak lama
setelah bayi lahir sebanyak 2 kali

C. Riwayat Obstetri

G6P5A0

D. Riwayat Kehamilan Sekarang

a. HPHT : Lupa
b. Kunjungan ANC

Trimester I : Tidak Pernah ANC

Trimester II : Tidak Pernah ANC

Trimester III

- Frekuensi : 3 kali

- Keluhan : pusing, Penglihatan kabur

- Komplikasi : tidak ada

- Terapi : Tablet Fe 1x1, Kalsium 500 mg 2x1 sehari

c. Imunisasi TT : TT5

E. Riwayat Kesehatan

- Ibu tidak mempunyai riwayat penyakit jantung, paru-paru ginjal, dan diabetes
militus
- Ibu mempunyai riwayat hipertensi
- Ibu tidak pernah dioperasi atau transfuse darah
- Ibu tidak pernah merokok dan minum minuman yang beralkohol
- Ibu tidak ada alergi obat obatan dan makanan

DATA OBJEKTIF (O)

1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : tidak baik

b. Kesadaran : stupor

c. Status Emosional : tidak stabil

d. Tanda Vital

TekananDarah : 210/120 mmHg

Nadi : 120 x/menit

Pernapasan : 26 x/menit

Suhu : 38,60C

2. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah : terdapat odema, tidak ada bekas luka, ada nya cloasma grapidarum
b. Mata : terbuka tanpa melihat, kelopak mata bergetar
c. Mulut : mulut membuka
d. Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada
e. Payudara : simetris putting susu menonjol hiperpigmentsi areola mamae
f. Abdomen : adanya odema, adanya linea nigra dan strie gravidarum
Bekas luka operasi :
TFU : 2 jari dibawah pusat
Kontraksi Uterus : Baik
Kandung Kemih : Kosong
g. Ekstremitas Atas : terdapat odema, tangan bergetar, jari tangan
menggenggam
h. Vulva dan Vagina
3. Pemeriksaan Laboraturium
- Hemoglogin : 10,2 gr/dl
- HIV : Non Reaktif
- Hepatitis B : Non Reaktif
- Protein urine : +++
ASSASMENT (A)

NY “S” usia 38 Tahun Postpartum 6 jam dengan Eklampsia

PENATALAKSANAAN (P)

- Memberitahu keluarga pasien bahwa akan dilakukan tindakan


- Melindungi pasien dari kemungkianan trauma dengan mengikat pasien tetapi
jangan diikat terlalu kuat.
- Menyiapkan ampul Kalsium Glukonas 10% dam 10 ml
- Memberikan os oksigen 4-6 liter per menit
- Membaringkan posisi pasien ke sebelah kiri
- Memindahkan Pasien ke Ruang ICU untuk mendapatkan perawatan lebih intensif
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Eklampsia merupakan kasus akut pada penderita preeclampsia, yang disertai


dengan kejang menyeluruh dan koma. Eklampsia lebih sering terjadi pada
primagravidae dari pada multiparae. Eklampsia juga sering terjadi pada : kehamilan
kembar, hydramnion, mola hidatidosa. Eklampsia postpartum umumnya hanya terjadi
dalam waktu 24 jam pertama setelah persalinan. Pemeriksaan antenatal care sangatlah
penting untuk mendeteksi secara dini dan mencegah eklmapsia.

3.2 SARAN

Setelah membaca makalah ini, diharapkan kepada para pembaca agar


menyampaikan kepada masyarakat lainnya akan pentingnya pemeriksaan antenatal
care secara rutin terutama kepada para ibu hamil dengan menjelaskan resiko apa yang
bisa terajadi bila tidak mengikuti anjuran yang diberikan oleh bidan atau dokter

Anda mungkin juga menyukai