Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah dengan judul “EKLAMPSIA PADA POSTPARTUM” ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
materi maupun pikirannya. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai
tugas mata kuliah. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah
pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I (Pendahuluan)
PENDAHULUAN
Secara global preeklamsia juga masih merupakan suatu masalah, 10% ibu hamil
diseluruh dunia mengalami preeklamsia, dan menjadi penyebab 76.000 kematian ibu
dan 500.000 kematian bayi setiap tahunnya. Berdasarkan penelitian Badan
Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) pada tahun 2016, sebanyak 99%
kematian ibu hamil berkaitan dengan negara dengan pendapatan ekonomi rendah dan
sedang.
1.2 TUJUAN
1.3 MANFAAT
PEMBAHASAN
Eklampsia merupakan kondisi gerak-gerak atau kejang yang terjadi pada ibu
hamil,bersalin maupun nifas yang menurut Bahasa Yunani eklampsia artinya “ halilintar
“ karena gejala eklampsia datang dengan mendadak dan menyebabkan suasana gawat
dalam kebidanan. Eklampsia juga disebut sebuah komplikasi akut yang mengancam
nyawa dari kehamilan , ditandai dengan munculnya kejang tonik - klonik , biasanya
pada pasien yang telah menderita preeklampsia . (Preeklamsia dan eklampsia secara
kolektif disebut gangguan hipertensi kehamilan dan toksemia kehamilan.) Prawiroharjo
2005.
Eklampsia termasuk kejang dan koma yang terjadi selama kehamilan usia 20
minggu atau lebih. Menjelang kejang – kejang dapat didahului dengan gejalanya
seperti:
1. Komplikasi ibu:
a. Dapat menimbulkan sianosis
b. Aspirasi air ludah menambah gangguan fungsi paru
c. Tekanan darah meningkat menimbulkan perdarahan otak dan kegagalan
jantung mendadak
d. Lidah dapat tergigit
e. Jatuh dari tempat tidur menyebabkan fraktura dan luka – luka
f. Gangguan fungsi ginjal
g. Gangguan fungsi hati dan menimbulkan ikhterus
2. Komplikasi janin dalam Rahim yaitu terjadi asfiksia mendadak dan persalinan
prematuritas
Berbagai faktor yang mempengaruhi eklampsia adalah; primigravida terutama
primigravida muda, distensi rahim berlebihan yaitu hidramnoin, hamil ganda dan mola
hidatosa,adanya penyakit yang menyertai kehamilan yaitu diabetes mellitus,
kegemukan dan umur ibu di atas 35 tahun
Hingga saat ini etiologi dan patogenesis dari hipertensi dalam kehamilan masih
belum diketahui dengan pasti. Telah banyak hipotesis yang diajukan untuk mencari
etiologi dan patogenesis dari hipertensi dalam kehamilan namun hingga kini belum
memuaskan sehingga Zweifel menyebut preeklampsia dan eklampsia sebagai “the
disease of theory”.
Pada saat ini, hipotesis utama yang dapat diterima untuk dapat menerangkan
penyebab terjadinya eklampsia adalah sebagai berikut;
1) Teori Genetik
Eklampsia merupakan penyakit keturunan dan penyakit yang lebih sering
ditemmukan pada anak wanita dari ibu penderita eklampsia
2) Teori Iskemia Plasenta
Kejadian eklampsia pada kehamilan dimulai dengan iskemia utero plasenta
menimbulkan bahan vasokonstiktor yang bila memakai sirkulasi menimbulkan
bahan vasokontriksi ginjal. Keadaan ini meningkatkan produksi renin angiotensin
dan aldosterone. Renin angiotensis menimbulkan vasokontriksi general,
termasuk oedema pada arteriol. Perubahan ini menimbulkan kekakuan anteriolar
yang meningkatkan sensitifitas pada angiostensin vasokontriksi selanjutnya akan
mengakibatkan hipoksia kapiler dan peningkatan permeabilitas pada membrane
glomerulus sehingga menyebabkan proteinuria dan oedema lebih jauh
3) Teori Diet Ibu Hamil
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 2- 2,5 gram perhari. Bila terjadi kekurangan
kalsium, kalsium ibu akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan janin.
Kekurangan kalsium yang terlalu lama menyebabkan dikeluarkannya kalsium
otot sehingga menimbulkan kelemahan kontruksi otot jantung yang
mengakibatkan menurunnya srike volume sehingga aliran darah menurun.
Apabila kalsium dikeluarkan dari otot pembuluh darah akan menyebabkan
kontriksi sehingga menyebabkan vasokontriksi dan meningkatkan tekanan
darah.
Secara Global, menurut data analisis sekunder oleh World Health Organization
(WHO), dilaporkan bahwa angka prevalensi eklamsia secara global adalah sebesar
0.3%. Data dari masing-masing negara menunjukkan bahwa prevalensi penyakit ini
bervariasi dan berkaitan dengan status sosio-ekonomi masing-masing daerah.
2.4 MORTALITAS
Menurut data WHO, hipertensi dalam kehamilan menyebabkan 16% kematian
pada ibu di negara berkembang, 9% kematian di Asia dan Afrika, serta 26% di Amerika
Latin dan Karibia. Sebagian besar kematian pada hipertensi dalam kehamilan lebih
sering disebabkan oleh eklamsia daripada preeklamsia. Sebanyak 63.000 kematian
pada ibu hamil di seluruh dunia berkaitan dengan preeklamsia dan eklamsia.
Indonesia sendiri masih menjadi salah satu negara dengan Angka Kematian Ibu
(AKI) yang tinggi dan menduduki peringkat ketiga di ASEAN (Association of Southeast
Asian Nations). Berdasarkan data survei terakhir Angka Kematian Ibu (AKI) Indonesia
sebesar 305/100.000 Kelahiran Hidup (SUPAS 2015). Penyebab kematian ibu
terbanyak di Indonesia terjadi akibat hipertensi/preeklamsia/ eklamsia selain
perdarahan dan infeksi. Hipertensi dalam kehamilan menempati urutan pertama
penyebab kematian di Indonesia sebesar 33% (SRS Litbangkes, 2016). Mengutip data
dari Kabupaten Gresik pada tahun 2019 menunjukkan bahwa dari 19 ibu yang
meninggal diantaranya terdapat 10 kasus dengan preeklamsia/eklamsia. Hal ini
membuktikan bahwa angka kesakitan dan kematian ibu dengan eklampsia menjadi
penyebab kematian tertinggi pada ibu hamil,bersalin dan nifas.
Nama : Ny S / Tn. M
Usia : 38 th / 46 th
Alamat : Anyer
C. Riwayat Obstetri
G6P5A0
a. HPHT : Lupa
b. Kunjungan ANC
Trimester III
- Frekuensi : 3 kali
c. Imunisasi TT : TT5
E. Riwayat Kesehatan
- Ibu tidak mempunyai riwayat penyakit jantung, paru-paru ginjal, dan diabetes
militus
- Ibu mempunyai riwayat hipertensi
- Ibu tidak pernah dioperasi atau transfuse darah
- Ibu tidak pernah merokok dan minum minuman yang beralkohol
- Ibu tidak ada alergi obat obatan dan makanan
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : tidak baik
b. Kesadaran : stupor
d. Tanda Vital
Pernapasan : 26 x/menit
Suhu : 38,60C
2. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah : terdapat odema, tidak ada bekas luka, ada nya cloasma grapidarum
b. Mata : terbuka tanpa melihat, kelopak mata bergetar
c. Mulut : mulut membuka
d. Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada
e. Payudara : simetris putting susu menonjol hiperpigmentsi areola mamae
f. Abdomen : adanya odema, adanya linea nigra dan strie gravidarum
Bekas luka operasi :
TFU : 2 jari dibawah pusat
Kontraksi Uterus : Baik
Kandung Kemih : Kosong
g. Ekstremitas Atas : terdapat odema, tangan bergetar, jari tangan
menggenggam
h. Vulva dan Vagina
3. Pemeriksaan Laboraturium
- Hemoglogin : 10,2 gr/dl
- HIV : Non Reaktif
- Hepatitis B : Non Reaktif
- Protein urine : +++
ASSASMENT (A)
PENATALAKSANAAN (P)
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN