By:
NUR AULIA S. NURUL QALBI
HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA (Materi Nur Aulia S.)
Oleh karena itu, dapat saya simpulkan bahwa dalam setiap reaksi kimia, massa
zat sebelum reaksi akan sama dengan massa zat sesudah reaksi.
LATIHAN:
Berkut ini tabel reaksi antara tembaga dan belerang (sulfur) yang menghasilkan tembaga(II)
sulfida berdasarkan Hukum Kekekalan Massa. Lengkapi tabel, dan tulis persamaan reaksinya.
Massa sebelum reaksi Massa sesudah reaksi
No. Tembaga Belerang Tembaga(II) sulfide
(gram) (gram) (gram)
1. 0,24 … 0,36
2. 0,30 0,15 …
3. … 0,20 0,60
4. 0,60 0,40 …
LATIHAN:
Logam natrium jika direaksikan dengan gas oksigen akan dihasilkan natrium oksida. Data
beberapa percobaannya adalah sebagai berikut.
Massa senyawa Massa natrium Massa oksigen
Sampel
(gram) (gram) (gram)
A 1,020 0,757 0,263
B 1,548 1,149 0,399
C 1,382 1,025 0,357
a. Tentukan perbandingan massa natrium dengan massa oksigen pembentuk senyawa
pada setiap percobaan.
b. Apakah data tersebut sesuai dengan hukum perbandingan tetap? Jelaskan!
c. Tulis reaksi pada percobaan tersebut!
3. Hukum Kelipatan Perbandingan
Hukum Proust dikembangkan lebih lanjut oleh para ilmuwan untuk unsur-unsur yang dapat
membentuk lebih dari satu senyawa. Salah seorang diantaranya
ialah Dalton (1766-1844). Dalton mengamati adanya suatu
keteraturan yang terkait dengan perbandingan massa unsur-
unsur dalam suatu senyawa. Beberapa unsur dapat membentuk
senyawa dengan berbagai perbandingan, misalnya karbon
dengan oksigen dapat membentuk karbon monoksida dan
karbon dioksida dengan rumus CO dan CO2. Pada percobaan
pertama, 1,33 g oksigen direaksikan dengan 1 g karbon. Reaksi
ini menghasilkan 2,33 g karbon monoksida. Selanjutnya pada
percobaan kedua, massa oksigen diubah menjadi 2,66 g sementara massa karbon tetap. Reaksi
ini menghasilkan senyawa yang berbeda, yaitu karbon dioksida.
Tabel 3.1 Hasil percobaan untuk merumuskan hukum Dalton
Massa karbon yang Massa oksigen yang Massa senyawa
Jenis senyawa
direaksikan direaksikan yang terbentuk
Karbon monoksida 1,33 g 1,00 g 2,33 g
Karbon dioksida 2,66 g 1,00 g 3,66 g
Oleh karena itulah dikenal istilah hukum kelipatan berganda. Bunyi hukum kelipatan berganda
yaitu "Apabila dua unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa, massa salah satu unsur
tersebut tetap (sama) maka perbandingan massa unsur yang lain dalam senyawa-senyawa
tersebut merupakan bilangan bulat dan sederhana" (Sudarmin, dkk (2017), Wibowo (2005),
Alfian (2009), Chang (2010), dan Sastrohamidjojo (2018)).
Jadi dapat disimpulkan bahwa “Jika dua jenis unsur bergabung membentuk lebih
dari satu senyawa, dan jika massa-massa salah satu unsur dalam senyawa-
senyawa tersebut sama, sedangkan massa-massa unsur lainnya berbeda, maka
perbandingan massa unsur lainnya dalam senyawa-senyawa tersebut merupakan
bilangan bulat dan sederhana.“
LATIHAN:
Selesaikan soal-soal berikut!
1. Analisis dua buah senyawa yang terdiri dari karbon dan hydrogen memberikan hasil-hasil
sebagai berikut:
Senyawa pertama terdiri dari 24 gram karbon dan 6 gram hydrogen.
Senyawa kedua terdiri dari 24 gram karbon dan 4 gram hydrogen.
Masukkan hasil analisis tersebut pada tabel seperti berikut dan tentukan perbandingan
massanya.
Massa
Senyawa Perbandingan massa
C H
I … … CI:CII = … : …
II … … HI:HII = … : …
Apakah kedua senyawa ini memenuhi hukum Dalton?
2. Cu dan S membentuk dua senyawa. Pada senyawa pertama yang massanya 79,5 g
mengandung 63,5 g Cu, sisanya S. Pada senyawa kedua yang massanya 47,71 g
mengandung 16 g S sisanya Cu. Apakah kedua senyawa tersebut memenuhi hukum Dalton?
4. Hukum Perbandingan Volume
Pada awalnya para ilmuwan menemukan bahwa gas hidrogen dapat bereaksi dengan gas
oksigen membentuk air. Perbandingan volume gas hidrogen dan oksigen dalam reaksi tersebut
tetap, yakni 2:1. Kemudian di tahun 1808, ilmuwan Prancis,
Joseph Louis Gay Lussac, berhasil melakukan percobaan
tentang volume gas yang terlibat pada berbagai reaksi dengan
menggunakan berbagai macam gas. Ia menemukan bahwa
pada suhu dan tekanan yang sama, satu volum gas oksigen
bereaksi dengan dua volume gas hydrogen menghasilkan dua
volume uap air. Hal ini dikarenakan Menurut Gay Lussac, 2
volume gas hidrogen bereaksi dengan 1 volume gas oksigen
membentuk 2 volume uap air. Pada reaksi pembentukan uap
air, agar reaksi sempurna, untuk setiap 2 volume gas hidrogen diperlukan 1 volume gas oksigen,
menghasilkan 2 volume uap air.
Volume gas
Volume gas oksigen Volume uap air
hidrogen yang
Percobaan yang direaksikan yang dihasilkan
direaksikan
(L) (L)
(L)
1 1 2 2
2 2 4 4
3 3 6 6
Hal inilah yang kemudian dikenal dengan hukum perbandingan volume. Hukum perbandingan
volume yang dikemukakan oleh Gay Lussac dalam Sudarmin, dkk (2017), Wibowo (2005),
Alfian (2009), Chang (2010), dan Sastrohamidjojo (2018) adalah “Pada temperatur dan tekanan
yang sama, perbandingan volume gas-gas yang bereaksi dan gas hasil reaksi merupakan
bilangan bulat dan sederhana”. Hukum perbandingan Gay Lussac juga dapat dinyatakan sebagai
berikut:
Jadi dapat disimpulkan bahwa pada temperatur dan tekanan yang sama,
perbandingan volum gas-gas yang bereaksi dan gas hasil reaksi merupakan
bilangan bulat dan sederhana.
LATIHAN:
Selesaikan soal-soal berikut!
1. Gas CO dan oksigen dapat bereaksi membentuk gas CO2. Berapa liter gas CO2 dapat
diperoleh pada keadaan yang sama jika digunakan:
a. 5 liter gas oksigen,
b. 10 liter gas CO dan 8 liter gas oksigen,
c. 25 liter gas CO dan 10 liter gas oksigen?
2. 10 liter gas hidrogen dan 7,5 liter gas oksigen direaksikan membentuk air. Berapa volum
gas hasil reaksi pada suhu kamar?
DAFTAR PUSTAKA
Sudarmin, dkk. 2017. Hukum-hukum Dasar Kimia, Stokiometri. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
https://www.google.com/search?biw=1366&bih=657&tbm=isch&sa=1&ei=7S52XdixO8WDvQ
SznY3wBA&q=percobaan+lavoisier&oq=percobaan+&gs_l=img.1.0.0i67j0j0i67j0l7.1944
4.21385..23017...0.0..0.247.1502.0j9j1......0....1..gws-wiz-
img.Or5gyxjDG9I#imgrc=lXntpYj2esSL7M:
https://www.google.com/search?q=antoine+lavoisier&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ah
UKEwj3ksHsx8PkAhXL8HMBHV5JD_MQ_AUIEigB&biw=1366&bih=657#imgrc=eho
SUw2C4LmEcM:
K.D 3.10: Menerapkan Hukum-Hukum Dasar Kimia, Konsep Massa Molekul Relatif, Persamaan
Kimia, Konsep Mol, dan Kadar Zat Untuk Menyelesaikan Perhitungan Kimia.
B. MASSA RUMUS
Massa rumus suatu senyawa adalah jumlah massa atom dari semua atom (tidak semata-
mata setiapjenis atom) dalam rumusnya. Jadi, dengan cara yang sama, lambangnya juga digunakan
untuk menyatakan rumusnya.1 Massa rumus zat sama dengan jumlah gram per mol zat tersebut.
Bilangan Avogadro adalah jumlah satuan massa atom dalam satu gram. Bilangan ini didefinisikan
sedemikian rupa sehingga massa atom suatu unsur (dalam sma) secara numerik sama dengan
jumlah gram per mol dalam unsur tersebut.2
Menggunakan istilah massa rumus selalu benar, tetapi untuk senyawa molekul, unit
rumusnya adalah molekul yang sesungguhnya sehingga kita dapat mengatakannya massa molekul.
Massa molekul adalah massa suatu molekul dalam satuan massa atom.5
Contoh:
=2:8=1:4
Jadi Rumus Molekulnya adalah CH4
D. PERSAMAAN KIMIA
Persamaan kimia adalah notasi ringkas yang menggambarkan reaksi kimia. Satu zat atau
lebih yang disebut sebagai reaktan direaksikan ntuk membentuk satu atau lebih zat lainnyayang
diebut produk. Persamaan kimia menggambarkan reaksi kimia dalam berbagai cara seperti sebuah
rumus empiris yang menggambaran suatu senyawa kimia. Persamaan kimia tidak hanya
menggambarkan zat-zat yang bereaksi,tetapi juga jumlah mol relatif dari masing-masing reaktan
dan produk.2
Persamaan kimia menunjukkan suatu hubungan kuantitatif sehingga persamaan kimia
harus diseimbangkan. Artinya persamaan kimia harus mempunyai jumlah atom yang sama untuk
setiap nsur reaktan dan unsur-unsur produknya (kecuali persamaan khusus untuk reaksi nuklir).
Cara menyeimbangkan persamaan kimia:
a. Koefisien rumus zat digunakan di muka rumus kimia dan senyawa untuk menunjukkan berapa
banyak satuan rumus zat yang terlibat dalam reaksi.
b. Jumlah atom dalam masing-masing satuan rumus dikalikan dengan koefisien untuk
memperoleh jumlah total atom setiap unsur yang terlibat.
c. Jika tertulis persamaan kimia dengan ion tunggal maka muatan bersih pada kedua sisi
persamaan, seperti halnya jumlah atom masing-masing unsur,harus sama untuk menghasilkan
persamaan yang seimbang.2
Contoh:
b. Reaksi penguraian. Zat akan terpecah menjadi dua atau lebih zat yang lebih sederhana.
Contoh: AB A+B
c. Reaksi substitusi. Suatu atom dalam senyawa kimia digantikan dengan senyawa lain
Contoh: CH4 + Cl2 CH3Cl + HCl
d. Reaksi pembakaran
Contoh: CH4(g) + 2O2(g) CO2(g) + H2O(g)
E. KONSEP MOL
Atom atau molekul berukuran sangat kecil. Mol dianggap sebagai cara terbaik untuk
menyatakan jumlah atom. Mol berarti 6,02 x 1023 atom, suatu angka yang disebut dengan bilangan
Avogadro.1 satu mol zat adalah banyaknya atom, molekul, atau entitas lain yang mengandung
sejulah bilangan Avogadro. Massa satu mol unsur yaitu massa molar, dengan satuan numeric sama
dengan masssa atom relative tanpa dimensi dari unsur itu, hubungan yang sama juga berlaku untuk
massa molar senyawa dengan massa molekul relatifnya.5
Dalam ilmu kimia satuan jumlah zat yang digunakan adalah mol. Satu mol adalah sejumah zat
yang mengandung 6.02 x 10 23 butir partikel yang disebut hukum Avogadro. Hubungan mol
jumlah partikel dan volume gas dan stp digambarkan dengan diagram6.
Bilangan Avogadro adalah bilangan yang sangat besar dan secara praktis sukar
dibandingkan dengan pengalaman kita sehari-hari. Bagaimana kita menghitung angka yang begitu
besar seperti bilangan Avogadro? Salah satu caranya adalah menimbang sejumlah kecil dan
kuantitas keseluruhan. Kita dapat menghitung bilangan kecil dan rasio bilangan dari bagian kecil
terhadap bilangandari kuantitas keseluruhan sama dengan rasio massanya.1
Goldberg, David. 2008. Kimia untuk Pemula Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Goldberg, David. 2004. Kimia untuk Pemula Belajar Super Cepat. Jakarta: Erlangga.
Oxtoby, David. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Petrucci, Ralph dan Suminar Achmadi. 1985. Kimia Dasar Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Petrucci, Ralph., William S. Harwood., F. Geoffrey Herring., dkk. 2008. Kimia Dasar Prinsip-
Prinsip & Aplikasi Modern Edisi Kesembilan Jilid 1. Jakarta: Erlangga.