Anda di halaman 1dari 15

HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA

By:
NUR AULIA S. NURUL QALBI
HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA (Materi Nur Aulia S.)

1. Hukum Kekekalan Massa


Tokoh yang berperan dalam hadirnya hukum kekekalan massa adalah Antoine Laurent
Lavoisier. Pada tahun 1779, Lavoisier mengulang eksperimen Priestly dengan lebih teliti. Ia
memanaskan 530 gram logam merkuri dalam suatu wadah yang
terhubung dengan udara dalam silinder ukur dalam suatu wadah
tertutup. Volume udara dalam silinder ternyata berkurang
sebanyak 1/5 bagian, sedangkan logam merkuri berubah menjadi
calx merkuri (oksida merkuri) dengan massa 572,5 gram, atau
terjadi kenaikan massa sebesar 42,4 gram. Besarnya kenaikan
massa ini ternyata sama dengan 1/5 bagian udara yang hilang. Ia
menyadari bagian udara tersebut ialah udara tanpa phlogiston
yang telah bergabung dengan logam merkuri membentuk calx Antonie Laurent Lavoisier
(1743-1794). Lahir di Paris
merkuri. Ia menamakan bagian udara tersebut sebagai oksigen. anak seorang ahli hukum.
Lavoiser dipandang sebagai
bapak Ilmu Kimia Modern.
Sebaiknya Anda tahu karena dia
yang memulai penerapan
metode ilmiah ke dalam
percobaan-percobaan ilmu
kimia.
Adapun bunyi hukum kekekalan
massa yang disimpulkan oleh Lavosier
dalam Sudarmin, dkk (2017) adalah
“Dalam sistem tertutup, massa zat
sebelum dan sesudah reaksi adalah
sama“. Menurut Wibowo (2005),
Alfian (2009), Chang (2010), dan
Percobaan Antonie Laurent Lavosier Sastrohamidjojo (2018) bahwa bunyi
dari hukum kekekalan massa adalah massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.
Pendapat dari Sudarmin, dkk (2017) berbeda dengan pendapat penulis lainnya namun
sebenarnya memiliki makna yang sama. Hal ini dikarenakan pendapat dari Sudarmin, dkk lebih
mengkhususkan pada sistem tertutup disebabkan pada sistem tertutup tidak ada massa zat yang
hilang karena bereaksi dengan udara misalnya, seperti pada reaksi pembakaran. Sedangkan
keempat penulis lainnya menjelaskan bahwa walaupun bukan pada sistem tertutup, massa zat
sebelum dan sesudah reaksi tetap sama. Misalnya pada reaksi pembakaran, zat yang mudah
bereaksi dengan udara pada saat proses reaksi nantinya massanya akan tetap dijumlahkan pada
hasil sesudah reaksi.
Oleh karena itu, dapat saya simpulkan bahwa dalam setiap reaksi kimia, massa zat sebelum
reaksi akan sama dengan massa zat sesudah reaksi.

Oleh karena itu, dapat saya simpulkan bahwa dalam setiap reaksi kimia, massa
zat sebelum reaksi akan sama dengan massa zat sesudah reaksi.

LATIHAN:
Berkut ini tabel reaksi antara tembaga dan belerang (sulfur) yang menghasilkan tembaga(II)
sulfida berdasarkan Hukum Kekekalan Massa. Lengkapi tabel, dan tulis persamaan reaksinya.
Massa sebelum reaksi Massa sesudah reaksi
No. Tembaga Belerang Tembaga(II) sulfide
(gram) (gram) (gram)
1. 0,24 … 0,36
2. 0,30 0,15 …
3. … 0,20 0,60
4. 0,60 0,40 …

2. Hukum Perbandingan Tetap


Ada berbagai senyawa yang dibentuk oleh dua unsur atau lebih,
sebagai contoh air (H2O). Air dibentuk oleh dua unsur yaitu unsur
hidrogen dan oksigen. Materi mempunyai massa, termasuk
hidrogen dan oksigen. Bagaimana kita mengetahui massa unsur
hidrogen dan oksigen yang terdapat dalam air? Seorang ahli kimia
Prancis yang bernama Joseph Louis Proust (1754–1826) mencoba
menggabungkan hidrogen dan oksigen untuk membentuk air. Ia menemukan bahwa unsur
hidrogen dan unsur oksigen selalu bereaksi membentuk senyawa air dengan perbandingan
massa yang tetap, yaitu 1:8. Dari percobaan yang telah dilakukannya itulah maka terkenal istilah
hukum perbandingan tetap.
Tabel 2.1 Hasil Eksperimen Proust
Massa zat sebelum reaksi Massa zat sesudah reaksi
Hidrogen Oksigen Air Sisa unsur yang
(gram) (gram) (gram) tidak bereaksi
1 8 9 0
2 8 9 1 g hidrogen
1 9 9 1 g hidrogen
2 16 18 0
Proust juga meneliti beberapa senyawa yang lain dan memperoleh kesimpulan yang sama, yaitu
perbandingan berat unsur-unsur yang menyusun suatu senyawa tidak pernah berubah.
Berdasarkan Sudarmin, dkk (2017), Wibowo (2005), Alfian (2009), Chang (2010), dan
Sastrohamidjojo (2018), bunyi hukum perbandingan tetap adalah perbandingan massa unsur-
unsur dalam setiap senyawa selalu tetap.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa perbandingan massa unsur-unsur


penyusun senyawa adalah tertentu dan tetap.

LATIHAN:
Logam natrium jika direaksikan dengan gas oksigen akan dihasilkan natrium oksida. Data
beberapa percobaannya adalah sebagai berikut.
Massa senyawa Massa natrium Massa oksigen
Sampel
(gram) (gram) (gram)
A 1,020 0,757 0,263
B 1,548 1,149 0,399
C 1,382 1,025 0,357
a. Tentukan perbandingan massa natrium dengan massa oksigen pembentuk senyawa
pada setiap percobaan.
b. Apakah data tersebut sesuai dengan hukum perbandingan tetap? Jelaskan!
c. Tulis reaksi pada percobaan tersebut!
3. Hukum Kelipatan Perbandingan
Hukum Proust dikembangkan lebih lanjut oleh para ilmuwan untuk unsur-unsur yang dapat
membentuk lebih dari satu senyawa. Salah seorang diantaranya
ialah Dalton (1766-1844). Dalton mengamati adanya suatu
keteraturan yang terkait dengan perbandingan massa unsur-
unsur dalam suatu senyawa. Beberapa unsur dapat membentuk
senyawa dengan berbagai perbandingan, misalnya karbon
dengan oksigen dapat membentuk karbon monoksida dan
karbon dioksida dengan rumus CO dan CO2. Pada percobaan
pertama, 1,33 g oksigen direaksikan dengan 1 g karbon. Reaksi
ini menghasilkan 2,33 g karbon monoksida. Selanjutnya pada
percobaan kedua, massa oksigen diubah menjadi 2,66 g sementara massa karbon tetap. Reaksi
ini menghasilkan senyawa yang berbeda, yaitu karbon dioksida.
Tabel 3.1 Hasil percobaan untuk merumuskan hukum Dalton
Massa karbon yang Massa oksigen yang Massa senyawa
Jenis senyawa
direaksikan direaksikan yang terbentuk
Karbon monoksida 1,33 g 1,00 g 2,33 g
Karbon dioksida 2,66 g 1,00 g 3,66 g
Oleh karena itulah dikenal istilah hukum kelipatan berganda. Bunyi hukum kelipatan berganda
yaitu "Apabila dua unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa, massa salah satu unsur
tersebut tetap (sama) maka perbandingan massa unsur yang lain dalam senyawa-senyawa
tersebut merupakan bilangan bulat dan sederhana" (Sudarmin, dkk (2017), Wibowo (2005),
Alfian (2009), Chang (2010), dan Sastrohamidjojo (2018)).

Jadi dapat disimpulkan bahwa “Jika dua jenis unsur bergabung membentuk lebih
dari satu senyawa, dan jika massa-massa salah satu unsur dalam senyawa-
senyawa tersebut sama, sedangkan massa-massa unsur lainnya berbeda, maka
perbandingan massa unsur lainnya dalam senyawa-senyawa tersebut merupakan
bilangan bulat dan sederhana.“
LATIHAN:
Selesaikan soal-soal berikut!
1. Analisis dua buah senyawa yang terdiri dari karbon dan hydrogen memberikan hasil-hasil
sebagai berikut:
 Senyawa pertama terdiri dari 24 gram karbon dan 6 gram hydrogen.
 Senyawa kedua terdiri dari 24 gram karbon dan 4 gram hydrogen.
Masukkan hasil analisis tersebut pada tabel seperti berikut dan tentukan perbandingan
massanya.
Massa
Senyawa Perbandingan massa
C H
I … … CI:CII = … : …
II … … HI:HII = … : …
Apakah kedua senyawa ini memenuhi hukum Dalton?
2. Cu dan S membentuk dua senyawa. Pada senyawa pertama yang massanya 79,5 g
mengandung 63,5 g Cu, sisanya S. Pada senyawa kedua yang massanya 47,71 g
mengandung 16 g S sisanya Cu. Apakah kedua senyawa tersebut memenuhi hukum Dalton?
4. Hukum Perbandingan Volume
Pada awalnya para ilmuwan menemukan bahwa gas hidrogen dapat bereaksi dengan gas
oksigen membentuk air. Perbandingan volume gas hidrogen dan oksigen dalam reaksi tersebut
tetap, yakni 2:1. Kemudian di tahun 1808, ilmuwan Prancis,
Joseph Louis Gay Lussac, berhasil melakukan percobaan
tentang volume gas yang terlibat pada berbagai reaksi dengan
menggunakan berbagai macam gas. Ia menemukan bahwa
pada suhu dan tekanan yang sama, satu volum gas oksigen
bereaksi dengan dua volume gas hydrogen menghasilkan dua
volume uap air. Hal ini dikarenakan Menurut Gay Lussac, 2
volume gas hidrogen bereaksi dengan 1 volume gas oksigen
membentuk 2 volume uap air. Pada reaksi pembentukan uap
air, agar reaksi sempurna, untuk setiap 2 volume gas hidrogen diperlukan 1 volume gas oksigen,
menghasilkan 2 volume uap air.
Volume gas
Volume gas oksigen Volume uap air
hidrogen yang
Percobaan yang direaksikan yang dihasilkan
direaksikan
(L) (L)
(L)
1 1 2 2
2 2 4 4
3 3 6 6

Hal inilah yang kemudian dikenal dengan hukum perbandingan volume. Hukum perbandingan
volume yang dikemukakan oleh Gay Lussac dalam Sudarmin, dkk (2017), Wibowo (2005),
Alfian (2009), Chang (2010), dan Sastrohamidjojo (2018) adalah “Pada temperatur dan tekanan
yang sama, perbandingan volume gas-gas yang bereaksi dan gas hasil reaksi merupakan
bilangan bulat dan sederhana”. Hukum perbandingan Gay Lussac juga dapat dinyatakan sebagai
berikut:

Jadi dapat disimpulkan bahwa pada temperatur dan tekanan yang sama,
perbandingan volum gas-gas yang bereaksi dan gas hasil reaksi merupakan
bilangan bulat dan sederhana.

LATIHAN:
Selesaikan soal-soal berikut!
1. Gas CO dan oksigen dapat bereaksi membentuk gas CO2. Berapa liter gas CO2 dapat
diperoleh pada keadaan yang sama jika digunakan:
a. 5 liter gas oksigen,
b. 10 liter gas CO dan 8 liter gas oksigen,
c. 25 liter gas CO dan 10 liter gas oksigen?
2. 10 liter gas hidrogen dan 7,5 liter gas oksigen direaksikan membentuk air. Berapa volum
gas hasil reaksi pada suhu kamar?
DAFTAR PUSTAKA

Alfian, Z. 2009. Kimia Dasar. Medan: USU Press.

Chang, R. 2010. Chemistry 10th Edition. USA: Mc-Graw Hill Companies.

Sastrohamidjojo, H. 2018. Kimia Dasar. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sudarmin, dkk. 2017. Hukum-hukum Dasar Kimia, Stokiometri. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.

Wibowo, H. 2005. Konsep Dasar Kimia. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

https://www.google.com/search?biw=1366&bih=657&tbm=isch&sa=1&ei=7S52XdixO8WDvQ
SznY3wBA&q=percobaan+lavoisier&oq=percobaan+&gs_l=img.1.0.0i67j0j0i67j0l7.1944
4.21385..23017...0.0..0.247.1502.0j9j1......0....1..gws-wiz-
img.Or5gyxjDG9I#imgrc=lXntpYj2esSL7M:

https://www.google.com/search?q=antoine+lavoisier&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ah
UKEwj3ksHsx8PkAhXL8HMBHV5JD_MQ_AUIEigB&biw=1366&bih=657#imgrc=eho
SUw2C4LmEcM:
K.D 3.10: Menerapkan Hukum-Hukum Dasar Kimia, Konsep Massa Molekul Relatif, Persamaan
Kimia, Konsep Mol, dan Kadar Zat Untuk Menyelesaikan Perhitungan Kimia.

PERHITUNGAN KIMIA (Materi Nurul Qalbi)


A. MOLEKUL DAN UNIT RUMUS
Unsur bergabung melalu ikatan kovalen menjadi unit yang dinamakan molekul. Unsur kain
melepaskan atau memperoleh electron membentuk ion yaitu atom yang bermuatan. Ion-ion saling
Tarik membentuk ikatan yang disebut ikatan ionic. Rumus untuk senyawa ionic menggambarkan
satu unit rumus (formula unit). Namun, molekul juga memiliki rumus, dengan demikian juga
mempunyai unit rumus. Bahkan atom yang bukan merupakan gabungan unsur juga memiliki
rumus. Jadi, unit rumus dapat mengacu pada atom yang tidak bergabung, molekul, atau atom yang
bergabung dalam senyawa ionik.1
Molekul adalah sekumpulan atom-atom yang terikat dan merupakan kesatuan serta
mempnyai sifat-sifat fisik dan kimiawi yang khas. Satuan rumus adalah kumpulan atom-atom
terkecl dimana rumus dapat terbentuk.3 Satuan rumus juga dapat mengacu pada atom-atom bebas
atau molekul. Massa rumus senyawa adalah jumlah massa atom dari seluruh atom yang ada dalam
rumus tersebut, karena itu dengan cara yang sama seperti pada pemakaian lambang unsur sebuah
rumus digunakan untuk menunjukkan sebuah senyawa dan juga satu satuan senyawa.2
Contoh: Satu unit rumus dapat berupa
Satu atom dari unsur yang tida bergabung, misalnya Pt
Satu molekul dari senyawa yang berikatan kovalen, misalnya H2O
Satu unit sederhana dari senywa ionic , misalnya NaCl

B. MASSA RUMUS
Massa rumus suatu senyawa adalah jumlah massa atom dari semua atom (tidak semata-
mata setiapjenis atom) dalam rumusnya. Jadi, dengan cara yang sama, lambangnya juga digunakan
untuk menyatakan rumusnya.1 Massa rumus zat sama dengan jumlah gram per mol zat tersebut.
Bilangan Avogadro adalah jumlah satuan massa atom dalam satu gram. Bilangan ini didefinisikan
sedemikian rupa sehingga massa atom suatu unsur (dalam sma) secara numerik sama dengan
jumlah gram per mol dalam unsur tersebut.2
Menggunakan istilah massa rumus selalu benar, tetapi untuk senyawa molekul, unit
rumusnya adalah molekul yang sesungguhnya sehingga kita dapat mengatakannya massa molekul.
Massa molekul adalah massa suatu molekul dalam satuan massa atom.5
Contoh:

Tentukan Massa Rumus dari senyawa H2O


Penyelesaian:
Ar H = 1, O = 16
Jadi Mr H2O = (2 x 1) + 16
= 18

C. RUMUS EMPIRIS DAN RUMUS MOLEKUL


a. Rumus Empiris
Rumus empiris atau rumus sederhana yang didasarkan pada satuan rumus.3 Rumus
senyawa memberikan jumlah relatif atom dari berbagai unsur yang ada. Rumus senyawa juga
memberikan jumlah relatif mol dari berbagai unsur yang ada.4 Rumus empiris menunjukkan
perbandingan mol dari berbagai unsur.
Jika lebih dari dua unsur yang ada maka bagilah semua angka mol dengan yang terkecil
untuk mendapatkan bilangan bulat. Sekalipun setelah langkah ini, Masih diperlukan untuk
mengalikan setiap hasil dengan bilangan bulat kecil untuk memperoleh rasio bilangan bulat, yang
berkaitan dengan rumus empiris.1

(Rumus Empiris)n = Rumus


Molekul
b. Rumus Molekul
Rumus kimia menggambarkan komposisi senyawa. Kadang-kadang senyawa yang berbeda
mempunyai perbandingan mol yang sama untuk atom unsur yang sama. Rumus molekul adalah
rumus yang menggambarkan perbandingan mol berbagai unsur serta informasi tentang berapa
banyak atomdalam masing-masing molekul. Untuk memperkirakan rumus molekul dari dat
eksperimen, biasanya ditentukan komposisi persennya dan massa molarnya.2
Rumus molekul suatu zat menjelaskan jumlah atom setiap unsur dalam satu molekul zat
itu.
Contoh:
Suatu senyawa hidrokarbon mengandung 24 gram C dan 8 gram H.
Tentukan rumus molekul senyawa tersebut jika diketaui massa molekul
relatifnya 32!
Penyelesaian:
Perbandingan massa unsur C : H = 24 : 8
𝑚𝐶 𝑚𝐻 24 8
Perbandingan mol (massa dibagi dengan Ar unsur) = 𝐴𝑟 𝐶 : 𝐴𝑟 𝐻 = 12 : 1

=2:8=1:4
Jadi Rumus Molekulnya adalah CH4

D. PERSAMAAN KIMIA
Persamaan kimia adalah notasi ringkas yang menggambarkan reaksi kimia. Satu zat atau
lebih yang disebut sebagai reaktan direaksikan ntuk membentuk satu atau lebih zat lainnyayang
diebut produk. Persamaan kimia menggambarkan reaksi kimia dalam berbagai cara seperti sebuah
rumus empiris yang menggambaran suatu senyawa kimia. Persamaan kimia tidak hanya
menggambarkan zat-zat yang bereaksi,tetapi juga jumlah mol relatif dari masing-masing reaktan
dan produk.2
Persamaan kimia menunjukkan suatu hubungan kuantitatif sehingga persamaan kimia
harus diseimbangkan. Artinya persamaan kimia harus mempunyai jumlah atom yang sama untuk
setiap nsur reaktan dan unsur-unsur produknya (kecuali persamaan khusus untuk reaksi nuklir).
Cara menyeimbangkan persamaan kimia:
a. Koefisien rumus zat digunakan di muka rumus kimia dan senyawa untuk menunjukkan berapa
banyak satuan rumus zat yang terlibat dalam reaksi.
b. Jumlah atom dalam masing-masing satuan rumus dikalikan dengan koefisien untuk
memperoleh jumlah total atom setiap unsur yang terlibat.
c. Jika tertulis persamaan kimia dengan ion tunggal maka muatan bersih pada kedua sisi
persamaan, seperti halnya jumlah atom masing-masing unsur,harus sama untuk menghasilkan
persamaan yang seimbang.2
Contoh:

Suatu reaksi kimia yang dituliskan sebagai berikut:


KOH(aq) + H3PO4(aq) K3PO4(aq) + H2O(l)
Reaksi di atas adalah salah satu reaski yang belum setara, setarakanlah reaksi
tersebut!
Penyelesaian:
3KOH(aq) + H3PO4(aq) K3PO4(aq) + 3H2O(l)
Jenis-Jenis reaksi kimia
a. Reaksi penggabungan. Dua atau lebih zat akan bergabung membentuk zat lain sebagai zat
ketiga.
Contoh: A+B AB

b. Reaksi penguraian. Zat akan terpecah menjadi dua atau lebih zat yang lebih sederhana.
Contoh: AB A+B

c. Reaksi substitusi. Suatu atom dalam senyawa kimia digantikan dengan senyawa lain
Contoh: CH4 + Cl2 CH3Cl + HCl

d. Reaksi pembakaran
Contoh: CH4(g) + 2O2(g) CO2(g) + H2O(g)

E. KONSEP MOL
Atom atau molekul berukuran sangat kecil. Mol dianggap sebagai cara terbaik untuk
menyatakan jumlah atom. Mol berarti 6,02 x 1023 atom, suatu angka yang disebut dengan bilangan
Avogadro.1 satu mol zat adalah banyaknya atom, molekul, atau entitas lain yang mengandung
sejulah bilangan Avogadro. Massa satu mol unsur yaitu massa molar, dengan satuan numeric sama
dengan masssa atom relative tanpa dimensi dari unsur itu, hubungan yang sama juga berlaku untuk
massa molar senyawa dengan massa molekul relatifnya.5
Dalam ilmu kimia satuan jumlah zat yang digunakan adalah mol. Satu mol adalah sejumah zat
yang mengandung 6.02 x 10 23 butir partikel yang disebut hukum Avogadro. Hubungan mol
jumlah partikel dan volume gas dan stp digambarkan dengan diagram6.
Bilangan Avogadro adalah bilangan yang sangat besar dan secara praktis sukar
dibandingkan dengan pengalaman kita sehari-hari. Bagaimana kita menghitung angka yang begitu
besar seperti bilangan Avogadro? Salah satu caranya adalah menimbang sejumlah kecil dan
kuantitas keseluruhan. Kita dapat menghitung bilangan kecil dan rasio bilangan dari bagian kecil
terhadap bilangandari kuantitas keseluruhan sama dengan rasio massanya.1

F. PERSEN KOMPOSISI SENYAWA


Istilah persen berarti jumlah kuantitas atau satu bagian unit dari jumlah total 100 unit.
Konsep persentase sering digunakan untuk menggambarkan komposisi senyawa.2 persen
komposisi menentukan proporsi relatif unsur-unsur dalam senyawa berdasarkan massa. Rumus
kimia memerlukan proporsi ini menjadi berdasar mol artinya dalam bentuk banyaknya atom.4
Rumus kimia memberikan jumlah mol atom dari setiap unsur dalam setiap mol senyawa.
Kemudian jumlah gram setiap unsur dari sejumlah gram senyawa dalam 1 mol senyawa dapat
dihitung. Dengan mengetahui massa 1 mol senyawa dan massa setiap unsur dalam kuantitas
senyawa tersebut, kita dapat melakukan perhitungan persen massa dari setiap unsur
DAFTAR PUSTAKA

Goldberg, David. 2008. Kimia untuk Pemula Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Goldberg, David. 2004. Kimia untuk Pemula Belajar Super Cepat. Jakarta: Erlangga.

Oxtoby, David. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Petrucci, Ralph dan Suminar Achmadi. 1985. Kimia Dasar Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.

Petrucci, Ralph., William S. Harwood., F. Geoffrey Herring., dkk. 2008. Kimia Dasar Prinsip-
Prinsip & Aplikasi Modern Edisi Kesembilan Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Rokhmad. 2004. Strategi Sukses Kimia. Yogyakarta: ANDI.

Anda mungkin juga menyukai