Anda di halaman 1dari 24

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Lengkap Praktikum Biologi Dasar dengan judul “Pengenalan


dan Cara Menggunakan Mikroskop” disusun oleh :
Nama : Rona Sari
NIM : 1416040012
Kelas/Klp : Pendidikan IPA Reguler/I
telah diperiksa dan dikonsultasikan kepada Asisten/ Koordinator Asisten, maka
dinyatakan diterima.

Makassar, Januari 2015

Koordinator Asisten Asisten

Djumarianto, S.Pd. Aswal Salewangen


NIM : 1114040003

Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab

Sitti Saenab, S.Pd, M.Pd


NIP:19810320 2009 12 2 003
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, kini
telah banyak ditemukan alat bantu untuk menyelesaikan permasalahan. Salah
satu penemuan itu alah mikroskop yang dapat digunakan untuk melihat benda
berukuran kecil.
Mikroskop merupakan salah satu alat penting dalam kegiatan biologi.
dengan menggunakan mikroskop kita dapat mengamati dengan jelas benda-
benda yang sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang
(kurang dari 0,1 mm).
Keterampilan meggunakan mikroskop dapat membantu kita mengamati
dan membandingkan struktur sel hewan dengan sel tumbuhan. Kemahiran dan
keetelitian sipemakai dalam menggunakan mikroskop sangat diperlukan. Hal
ini dapat dicapai dengan mengenali baik-baik bagian–bagiannya, fungsinya,
serta cara penggunaan dan pemulihannya. Semakin ahli kita dalam
menggunakan mikroskop maka akan semakin baik pula hasil pengamatan
mikroskopis yang kita lakukan. Dalam pemangatan ini membutuhkan
keterampilan dan keahlian.
Mikroskop sederhana yang biasa kita gunakan umumnya menggunkan
cahaya dari alam atau juga dapat menggunakan cahaya lampu sebagai sumber
cahaya pengganti matahari. Cahaya masuk kemudian dipantulkan dengan
suatu cermin datar atau pun cekung, cermin inilah yang akan mengarahkan
cahaya dari luar kedalam mikroskop. Pada dasarnya terdiri atas bagian–bagian
optik dan mekanik.
Dua nilai penting sebuah mikroskop ialah daya pembesaran dan
penguraiannya, atau resolusi. Pembesaran mencerminkan berapa kali lebih
besar objeknya terlihat dibandingkan ukuran sebenarnya. Daya urai
merupakan ukur kejelasan citra, yitu jarak minimum dua titik yang dapat
dipisahkan dan masih bisa dibedakan sebagai dua buah titik.
B. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum yang akan kita capai ialah mahasiswa terampil
menggunakan mikroskop biologi dengan cepat dan aman untuk melihat
sediaan sederhana.
C. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat yang dapat diperoleh yaitu :
1. Mengetahui proses penggunaan mikroskop biologi.
2. Mengetahui bagian – bagian dari mikroskop biologi.
3. Terampil dalam menggunakan mikroskop biologi untuk melihat sediaan
sederhana.
BAB II
KAJIAN TEORI

Mikroskop terdiri dari lensa tipis konvergen yang disusun sedemikian


rupa sehingga mata akan tampak melihat benda kecil menjadi besar. Dua lensa
positif yang digunakan mempunyai fokus yang berbeda. Lensa yang fokus
pendek dinamakan lensa objektif dan yang berjarak panjang dinamakan lensa
okuler. Benda yang diamati didekatkan dengan titik fokus diruang dua dari
lensa objektif. Mata pengamat berada dibelakang lensa objektif yang
kebetulan bayangan dari okuler tepat dititik fokus lensa okuler dinamakan
pengamatan secara rileks dan pengamatan yang dilakukan secara
berakomodasi bayangan objektif berada diruang pertama dari okuler
(Suparmono dkk, 2003).
Mikroskop optic terdiri atas dua jenis yaitu Mikroskop Biologi dan
Mikroskop Stereo. Mikroskop bologi digunakan untuk pengamatan benda tipis
transparan. Penyinaran diberikan dari bawah dengan sinar alam ata lampu.
Mikroskop biologi ini umumnya memiliki lensa okuler dan lensa objektif
dengan kekuatan pembesaran sebagai berikut :
a. Objektif 4x dengan okuler 10x, pembesaran 40x
b. Objektif 10x dengan okuler 10x, pembesaran 100x
c. Objektif 40x dengan okuler 10x, pembesaran 400x
d. Objektif 100x dengan okuler 10x, pembesaran 1000x
Objektif yang paling kuat pada mikroskop optic 1000x disebut objektif
emersi, karena penggunannya harus dengan minyak emersi dan cara
memakainya dengan khusus pula. Sedangkan Mikroskop Stereo digunakan
untuk pengamatan benda-benda yang tidak terlalu besar, transparan atau tidak.
Penyinarannya dapat diatur dari atas maupun dari bawah dengan sinar alam
atau lampu. Memiliki dua buah objektif dan dua buah okuler, sehingga
diperoleh bayangan tiga dimensi dengan pengamatan dua belah mata.
Kekuatan pembesaran tidak terlalu kuat umumnya sebagai berikut : Objektif
1x atau 2x dengan okuler 10x atau 15x. (Tim Penyusun Biologi, 2014).
Mikroskop electron memfokuskan cahaya seberkas electron melalui
specimen. Resolusi berbanding terbalik dengan panjang gelombang radiasi
yang digunakan mikroskop untuk mencitra, dan berkas electron memiliki
panjang gelombang yang jauh lebih pendek dari pada cahaya tampak.
Mikroskop electron modern secara teoretis dapat mencapai resolusi sekitar
0,002 nm, walaupun untuk kegunaan praktis biasanya mikroskop semacam itu
tidak dapat meresolusi struktur biologis yang lebih kecil dari pada 2 nm. Tetap
saja, resolusi ini merupakan peningkatan seratus kali lipat dari mikroskop
cahaya. Istilah ultrastrukur sel mengacu pada anatomi selular yang terungkap
melalui mikroskop electron. Salah satu kekurangan mikroskopi electron
adalah bahwa metode yang digunakan untuk menyiapkan specimen ternyata
membunuh sel, dapat menimbulakn artifak, fitur structural yang terlihat pada
mikrograf namun tidak ada pada sel hidup (Campbell, 2010).
Mikroskop Cahaya ( Light microscope, LM ) adalah salah satu jenis
mikroskop yang menggunakan cahaya sebagai sumber pembentukan
bayangan. Sumber mikroskop cahaya dapat memperbesar penglihatan menjadi
1000 kali. Adanya pembesaran demikian menyebabkan objek yang
berdiameter 0,2 mikrometer ( 10-7m ) dapat kita lihat. Akan tetapi, meskipun
sudah 300 tahun berlalu semenjak mikroskop ditemukan, sampai saat ini
standar mikroskop cahaya tetap didasarkan pada prinsip optic. Mikroskop
yang digunakan saat ini sama baiknya dengan mikroskop yang digunankan
oleh Sehleiden, Schwan, dan Virchow, penemu teori sel pada pertengahan
abad ke-19. Mikroskop tersebut jauh lebih baik dari mikroskop yang pertama
kali digunakan oleh Robert Hooke, orang yang pertama kali menggunakan
istilah sel. Mikroskop electron adalah salah satu jenis mikroskop yang
pembentukan bayangannya dilakukan dengan menggunakan bantuan electron
(Sudjadi, dkk. 2003).
Mikroskop electron terbagi atas beberapa jenis, yaitu : Mikroskop
Elektron Transmisi (Transmission electron microscope, TEM) adalah
mikroskop yang digunakan untuk mempelajari ultrastruktur internal sel. TEM
mengarahkan berkas electron melalui irisan specimen yang sangat tipis, mirip
dengan cara mikroskop cahaya meneruskan cahaya melalui objek. Mikroskop
ini menggunakan electromagnet sebagai lensa untuk membengkokkan jalur
electron, dan akhirnya memfokuskan citra ke layar untuk dilihat. (Campbell,
2010).
Mikroskop Elektron payar (Scanning electron microscope, SEM) adalah
mikroskop yang dapat digunakan untuk penelitian terperinci mengenai
permukaan specimen. Berkas elektron memindai permukaan sampel, tang
biasanya dilapisi selapis tipis emas. Berkas tersebut mengeksitasi elektron
pada permukaan, dan elektron – elektron sekunder ini terdeteksi oleh alat yang
menerjemahkan pola elektron menjadi sinyal elektronik kelayar video. Hasil
yang diperoleh adalah citra topografi spesimen. SEM memiliki medan
kedalaman yang besar, menghasilkan cira yang tampak berdimensi tiga.
(Campbell, 2010).
Menurut Habibullah ( 2013 ), ada beberapa cara menggunakan mikroskop
dengan baik dan benar yaitu sebagai berikut :
1. Peganglah tangkainya dengan satu tangan saja, dan yang satunya lagi
letakkan pada bagian bawah untuk menopangnya.
2. Jangan di ayun-ayun atau di getarkan sewaktu meletakkan mikroskop
tersebut.
3. Janganlah mengangkat mikroskop pada tubuh tabungnya. karena nanti
akan ada salah satu bagian mikroskop yang terlepas dan jatuh ke lantai bila
memegangnya secara demikian.
4. Jika membersihkan mikroskop. Maka peralatan yang harus dibersihkan
menggunakan dengan kain yang lembut.
5. Lensa yang kotor harus dibersihkan dengan kain yang lembut, kapas
pengisap atau kertas lensa yang telah dibasahi dengan air bersabun,
alkohol, atau lisol.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu Dan Tempat


Hari/tanggal praktikuM : Selasa, 09 Desemberber 2014
Waktu : 13.00 – 15.00 WITA
Tempat : Green Huose Sebelah utara FMIPA UNM
B. Alat Dan Bahan
1. Alat yang disediakan oleh laboratorium
a. Mikroskop biologi
b. Kotak peralatan berisi :
1) Kaca benda
2) Kaca penutup
2. Alat yang disediakan oleh mahasiswa
a. Pisau silet baru
b. Kain planel baru
c. Lap katun
d. Buku gambar dan pensil
e. Tusuk gigi
3. Bahan yang disediakan oleh laboratorium
a. Air suling
b. Kaertas saring atau kertas hisap
c. Kapas atau kapuk
4. Bahan yang disediakan oleh mahasiswa
a. Bawang merah ( Allium cepa )
b. Daun labu (Cucurbita moschata)
c. Daun adam hawa (Rheo doscolor)
d. Daun karet (Fucus elastica)
C. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan Mikroskop
a. Meletakkan mikroskop di atas meja kerja tepat di hadapan kita.
b. Membersihkan badan mikroskop dengan kain planel. Jangan sampai
menggosok lensa mikroskop dengan kain selain kain planel.
c. Membuka kotak peralatan, mengeluarkan kain katun dan pipet tangan.
Membersihkan kaca benda dan kaca penutup (deck glass) dengan tissu.
d. Di atas meja kerja hanya ada mikroskop, kotak peralatan dengan
isinya, buku penuntun dan catatan, bahan-bahan praktikum. Selain itu
disingkirkan ke tempat yang lain yang sudah disediakan.
2. Mengatur Masuknya Cahaya ke dalam Tubus
a. Memperhatikan keadaan ruangan praktikum, darimana arah datangnya
cahaya yang lebih terang (dari depan, kiri atau kanan). Mengarahkan
cermin mikroskop ke sumber cahaya tersebut. Membuka diafragma
atau memutar lempeng pada posisi lubang sedang.Mengatur posisi
mikroskop yang memiliki kondensor agar mendekati meja sediaan dan
menggunakancermin datar. Untuk mikroskop tanpa kondensor
menggunakan cermin cekung.
b. Mengatur posisi revolver sehingga lensa objektif paling pendek
menghadap ke meja sediaan sampai bunyi klik.
c. Menurunkan tubus sampai jarak ujung objektif dengan meja sediaan 5-
10 mm atau tubus turun maksimal.
d. Meneropong lewat okuler dengan mata kiri tanpa memicingkan mata
kanan (perlu latihan) akan nampak medan bundar putih.Jika terangnya
tidak merata, menggerakkan sedikit cermin sampai terangnya merata.
Kalausilau, mempersempit diafragma atau lubang pada lempeng. Jika
medan pandang masih kabur berarti kurang cahaya yang masuk,
membuka diafragma kemudian menggunakan lubang yang lebih besar
pada lempeng.
e. Mikroskop siap di pakai mengamati sediaan.
3. Cara Mengatur Jarak Lensa dengan Sediaan
a. Memutar pengatur kasar atau makrometer dengan tangan ke arah empu
jari, tubus turun, jarak objektif dengan meja sediaan mengecil,
kemudian melakukan yang sebaliknya. Mikroskop model lain yang
tubusnya miring atau tidak bisa naik turun, maka meja sediaan yang
bergerak naik turun apabila makometer dan mikrometer diputar.
b. Memasang kaca benda yang berisi sediaan awetan diatas meja sediaan
sedemikian rupa sehingga bahan yang diamati berada di tengah lubang
meja, menjepit kaca benda dengan sengkeling sehingga tidak goyang.
c. Memperhatikan jarak objektif dengan kaca benda tidak lebih dari 10
mm. Jika jarak itu besar, maka memutar makrometer menurunkan
tubus sambil melihat dari samping ujung objektif mendekati kaca
benda sampai maksimum 5-10 mm.
d. Meneropong lewat okuler sambil tangan memutar makrometer
menaikkan tubus perlahan-lahan. Mengamati medan padang sampai
muncul bayangan. Kalau tubus telah diangkat, setengah putaran
makrometer belum juga muncul bayangan, berarti terlewatkan.
Mengulangi kembali mulai pada bagian c; kalau sudah ada bayangan
tapi masih kabur, maka kita meneropong terus sambil memutar
mikrometer naik atau turun sampai bayangan tersebut jelas garis atau
batasan-batasannya.
e. Memeriksa okuler (jenis pembesaran) dan objektif (jenis pembesaran),
kemudian menghitung pembesaran bayangan yang kita lihat.
f. Mengeluarkan preparat dari meja sediaan apabila sudah mengamati.
4. Membuat Preparat Sederhana
Mengamati serat kapas/kapuk
a. Mengambil kaca benda yang sudah dibersihkan, pegang serata
mungkin.
b. Menetesi air jenih atau air suling satu tetes di tengah-tengah.
c. Dengan pinset, cabut satu kerat bahan dan letakkan di tengah tetesan
air.
d. Tangan anda yang sebelah memegang kaca penutup antara empu jari
dengan telunjuk pada sisi atau pinggir yang berlawanan.\
e. Sisi dengan kaca penutup disentuhkan pada kaca benda dekat tetesan
air dengan kemiringan 45° kemudian lepaskan sehingga tepat
menutupi tetesan air. Kelebihan air yang merembes air di tepi kaca
diserap dengan kertas saring.
f. Memasang preparat buatan pada meja sediaan dan amati seperti
langkah ke 3 pada bagian b, c, d, dan e.
5. Mengamati Perbesaran
a. Apabila pengamatan ke 4 bagian f sudah berhasil, bayangan yang
Nampak akan diperbesar lagi. Posisi preparat atau tubus jangan
disentuh .
b. Memutar sedemikan rupa sampai lensa objektif yang lebih panjang
(kuat) tegak lurus pada meja sedan sampai terdengar bunyi klik.
c. Meneroponglah sambil memutar mikrometer sampai muncul bayangan
yang lebih besar. Amati bayangan yang ada .
d. Jika gagal menemukan bayangan yang lebih besar. Naikkan tubus
dengan memutar makrmeter berlawanan arah empu jari. Putar kembali
revolver untuk mendapatkan posisi lensa objektif lemah ( pendek )
pada posis semula. Tanpa mengubah posisi preparat, lakukan kembali
perlakuan pada langkah ke 3 pada bagian c, d, dan e, lnjut ke langkah
ke 5 pada bagian a, b, c smpai berhasil.
e. Apabla anda akan mengamati bahan yang lain, maka naikkan tubus
keluarkan preparat yang sudh diamat dan bersihkan kaca benda dan
kaca pentup .
f. Buat sedan baru sesai langkah ke 4 pada bagian a, sampai dengan f.
g. Pada akhir kegiatan yang menggunakan mikroskop, perhatikan hal-hal
berkut :
1) Preparat tidak boleh tersimpan diatas meja sedan, harus
dikeluarkan
2) Preparat basah harus dibersihkan dengan kertas saring atau lap
katun (kaca benda + kaca pentup ). Simpan dalam cawing petri dan
masukkan ke dalam ktak perlengkapan.
3) Bersihkan badan mikrskp dengan kain planel. Tubus diturukan
serendah mungkin.
4) Simpan mikroskop dalam kotak mikroskop.
5) Semua peralatan yang telah dipakai dibersihkan dengan lap katun
dan dismpan dalam kotaknya.
6) Peralatan anda sendiri, disimpan sendiri untuk dipakai untuk
kegiatan berikutnya.
7) Sisa bahan yang tidak digunakan lagi dibuang di tempat sampah
yang tersedia.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Mikroskop
Keterangan
1. Lensa okuler
2. Pegangan
3. Sekrup pengarah kasar (makrometer)
4. Tabung mikroskop
5. Sekrup pengarah halus (mikrometer)
6. Revolver
7. Lensa objektif
8. Penjepit
9. Meja preparat
10. Kondensor
11. Diafragma
12. Cermin
13. Kaki

Gambar pembanding
Daun karet (Ficus Elastica) Keterangan :

1. Sistolit
2. Dinding Sel
3. Sitoplasma

Pembesaran 40 × 10

Gambar pembanding
Daun karet (Ficus Elastica)

Pembesaran 10 × 10
http://www.google.com/search
Daun Adam Hawa (Rheo Discolor) Keterangan :

1. Dinding Sel
2. Sitoplasma
3. Stomata

Pembesaran 40 × 10

Gambar Pembanding
Daun Adam Hawa (Rheo Discolor)

Pembesaran 10 × 10

http://www.google.com/search
Daun labu (Cucurbita Moschata) Keterangan :

1. Stomata
2. Dinding Sel
3. Sitoplasma

Pembesaran 40 × 10

Gambar pembanding
Daun labu (Cucurbita Moschata)

Pembesaran 10 × 10

http://www.google.com/search
Bawang merah ( Allium cepa ) Keterangan :

1. Dinding sel
2. Sitoplasma

Pembesaran 40 × 10

Gambar pembanding
Bawang merah ( Allium cepa )

Pembesaran 10 × 10

http://vanessasalawane.htm
B. Pembahasan
Mikroskop adalah alat optic dengan satu lensa atau lebih, menghasilkan
bayangan yang sangat diperbesarkan dari objek yang dengan mata bias tak
tampak. Mikroskop optic terdiri atas 2 yaitu, mikroskop biologi dan
mikroskop stereo. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, mikroskop
terdiri dari bagian-bagian yang memiliki fungsi masing-masing, adapun
bagian-bagian beserta fungsinya sebagai berikut :
1. Kaki mikroskop berfungsi sebagai menyangga atau menopang mikroskop.
2. Pegangan berfungsi sebagai pegangan pada mikroskop.
3. Meja preparat berfungsi sebagai tempat peletakan objek yang akan
diamati.
4. Penjepit berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak
mudah bergeser.
5. Cermin berfungsi untuk menangkap dan memantulkan cahaya.
6. Kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk.
7. Diafragma berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang
masuk.
8. Tabung mikroskop berfungsi untuk mengatur focus dan menghubungkan
lensa objektif dan okuler.
9. Revolver berfungsi untuk mengatur pembesaran lensa objektif dengan cara
memutarnya.
10. Lensa objektif berfungsi untuk membentuk bayangan nyata, terbalik dan
diperbesar.
11. Lensa okuler berfungsi untuk membentuk bayangan maya, tegak, dan
diperbesar dari lemsa objektif.
12. Sekrup pengarah kasar (makrometer) berfungsi untuk menggerakkan
tabung ke atas dank e bawah dengan pergeseran besar.
13. Sekrup pengarah halus (mikrometer) berfungsi untuk menjauhkan atau
mendekatkan lensa objektif terhadap preparat secara pelan atau halus.
Adapun hasil pengamatan dari bahan – bahan yang diamati dengan
menggunakan mikroskop, yaitu :
1. Daun karet (Ficus elastica)
Pada pengamatan daun karet (Fucus elastic) yang diamati adalah
kulit terluar dari daun karet, dengan meletakkan kulit luarnya pada
preparat. Sehingga dapat dilihat bulatan-bulatan yang kecil, yang terdiri
dari bagian sistolit, dinding sel, dan sitoplasma.
2. Daun adam hawa (Rheo discolor)
Pada pengamatan daun adam hawa (Rheo discolor) yang diamati
adalah kulit terluar dari daun adam hawa. Daun adam hawa ini bebentuk
segi enam yang terdiri dari dinding sel, sitoplasma, dan stomata. Secara
fisik daun stomata ini berbentuk panjang dengan warna bawah daun
berbeda dengan warna atas daun. Warna bawah daun berwarna ungu dan
warna atas daun berwarna hijau.
3. Daun labu (Cucurbita moschata)
Pada pengamatan daun labu (Cucurbita moschata) dengan mengerut
rambut yang berada dibawah permukaan daun kemudian dilihat melalui
mikroskop, rambut tersebut terlihat seperti tanduk yang disebut rambut gatal atau
trikoma gatal atau trikoma jarum.
4. Bawang merah ( Allium cepa )
Pada pengamatan ini kita mengamati kulit luar ( epidermis ) dari
bawang merah dengan meletakkan kulit luarnya diatas kaca penutup dan
diamati dengan menggunakan pembesaran terkecil sampai terbesar.
Sehingga dapat dilihat seperti susunan kubus yang terdiri dari struktur
dengan bagian dinding sel dan sitoplasma.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam praktikum ini dapat disimpulkan :
1. Miroskop memiliki berbagai macam jenis, dan salah satunya adalah
mikroskop optic yang merupakan mikroskop pertama yang ditemukan.
2. Dengan memanfaatkan mikroskop sebagai alat optic yang sangat berfungsi
untuk mengamati organism yang berukuran sangat kecil, kita dapat
mengetahui semua susunan yang terbentuk/terdapat didalamnya serta
memahami tata cara penggunaannya dan mengerti akan bagian – bagian
dari mikroskop.
3. Cara-cara menggunakan mikroskop yaitu meletakkan mikroskop pada
tempat yang rata dan terang. Kemudian buka diafragma sampai maksimal.
Mengatur cermin datar/cekung sedemikian rupa sehingga kaca kondensor
menjadi terang Setelah itu naikkan meja mikroskop (kondensor) sampai
maksimal dengan memutar tombol kondensor kemudian meletakkan
preparat pada meja mikroskop. Mengatur jarak focus. Setelah itu
mengamati.
B. Saran
1. Sebaiknya praktikan harus lebih menguasai langkah – langkah praktikum
agar lebih mudah diarahkan oleh asisten.
2. Sebaiknya seluruh praktikan dalam menjalankan praktikum menjaga
ketenangan pada saat praktikum berlangsung.
3. Sebaiknya Asisten lebih tegas dalam mendisiplinkan praktikan, agar dalam
suasana praktikum tidak terdengar suara yang ribut.
JAWABAN PERTANYAAN

1. Tulis nama bagian optic dari mikroskop !


Jawab :
a. Lensa objektif
b. Lensa Okuler
c. Kondensor
d. Cermin
2. Tulis nama bagian mekanik dari mikroskop !
Jawab :
a. Makrometer
b. Mikrometer
c. Revolver
d. Tubus
e. Meja sediaan
f. Pegangan
g. Kaki mikroskop
h. Diafragma
i. Sengkling/penjepit
3. Kalau bayangan dalam medan pandang digeser kekiri depan, kearah
manakah kaca benda / sediaan harus digeser ? Mengapa demikian ?
Jawab :
Benda digeser kearah kanan belakang karena lensa okuler yang menerima
bayangan dari lensa objektif bersifat maya, terbalik dan diperbesar.
4. Tulis pengaruh negatif terhadap mikroskop kalau lensa digosok dengan
kain atau kertas biasa / kasar!
Jawab :
Dapat mengakibatkan kerusakan pada mikroskop tersebut, sehingga hasil
pengamatan tidak sesuai dengan benda yang sebenanya.
DAFTAR PUSTAKA

Bagod, Sudjaji. 2003. Pendidikan Dasar Biologi. Penerbit ITS


Campbell, Neil. A dan Jane B. Reece. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Habibullah, Nasir. 2014. Materi Mikroskop. dotfi.blogspot.com/.../cara-merawat-
dan-menggunakan Mikroskop. (Di akses 16 Desember 2014).

Suparmono dkk. 2003. Biologi. Jakarta. Erlangga


Tim Penyusun Biologi Umum. 2014. Biologi Umum. Jurusan Biologi FMIPA
UNM : Makassar.
LAMPIRAN INTERNET

Anda mungkin juga menyukai