Gawat Darurat
Luka Bakar
Emergency Management of Burns
Lingkup Bahasan
Definisi, Penyebab, Lokasi Kejadian & Prevalensi Luka
Bakar
KIMIAWI LAIN-LAIN
LISTRIK
API
PENYEBAB
LUKA BAKAR
KONTAK
BENDA PANAS CAIRAN/UAP
PANAS
Sumber:
American Burn Association (2016)
muhamad.adam31@ui.ac.id
Pendahuluan (Lanjutan)
Lokasi Kejadian Luka Bakar
RUMAH
INDUSTRI
JALANAN
TEMPAT REKREASI
LAIN-LAIN
Sumber:
American Burn Association (2016) muhamad.adam31@ui.ac.id
Pendahuluan (Lanjutan)
↓ Volume
Edema
intravaskuler
Sumber:
Wounds International (2014)
muhamad.adam31@ui.ac.id
Derajat Luka Bakar
Superfisial
(Derajat 1)
Merah, kering
Parsial
(Derajat 2)
Pink, lembab, bulla
Dalam
(Derajat 3)
Coklat/Hitam, kering
Sumber: ATLS (2018), Lewis et al (2013), White, Duncan, Wendy (2013)
Derajat Luka Bakar
• Derajat I
– Kerusakan terbatas pada
bagian epidermis
– Kulit kering, hiperemis,
eritema
– Nyeri
– Tidak ada bula
– Sembuh spontan
Lanjutan…derajat Luka Bakar
• Derajat II
– Meliputi epidermis dan
sebagian dermis /partial
thickness
– Terdapat proses eksudasi
– Ada gelembung (vesicula
jika kecil dan bula bila
berisi caiiran plasma)
– Dasar luka berwarna
merah/pucat
– Nyeri (karena byk terdpat
ujung2 saraf)
• Derajat III
– Kerusakan meliputi seluruh
dermis dan lapisan yg lebih
dalam/Full Thickness
– Tidak ada bula
– Kulit berwarna abu-abu
dan pucat
– Kering
– Terdapat eskar (koagulasi
protein
– Tidak nyeri dan hilangnya
sensori
– Penyemmbuhan lama
• Eschar ialah jaringan parut palsu. bukan kulit sejati,
tetapi menyelimuti luka bagaikan lapisan kulit.
• Eschar merupakan jaringan mati yang terdiri dari sel-sel
kulit yang mengelupas. Karena tak hidup, tak bernapas
dan tidak memungkinkan lalu lintas keluar masuknya
bahan-bahan ke bagian dalam kulit.
Keparahan Luka Bakar
(Burn Severity)
Keparahan luka bakar dapat dihitung dengan Burn Index (BI)
𝐁𝐈 = x Luas derajat dua +luas derajat tiga
�
Jika BI >10 dianggap PARAH
muhamad.adam31@ui.ac.id
Luas Luka Bakar (Lanjutan)
PREHOSPITAL
AWAL
LANJUT
muhamad.adam31@ui.ac.id
Penatalaksanaan Prehospital
Menghentikan Proses Kebakaran
STOP
DROP
ROLL
muhamad.adam31@ui.ac.id
Penatalaksanaan Prehospital
Pertolongan Pertama
3C
• Alirkan air selama setidaknya 20
menit
Cool • Bahan kimia dialirkan air 1 jam
DUKUNGAN VENTILASI
Breating Pastikan Ventilasi Adekuat
MANAJEMEN SYOK
Circulation Atasi Syok Luka Bakar
PEMANTAUAN NEUROLOGIS
Disability Kaji Status Neurologis
Sumber:
ATLS (2018), ENA (2013) MANAJEMEN NYERI &
HIPOTERMIA
Exposure Atasi Nyeri dan Cegah
muhamad.adam31@ui.ac.id Hipotermia
Airway
• Obstruksi jalan napas terjadi
pada 25-33% pasien luka bakar
• Obstruksi jalan napas tidak
hanya diakibatkan oleh trauma
inhalasi, namun juga edema
masif
•
Luka bakar yang disertai trauma
inhalasi mengalami angka
mortalitas 27,3% dibandingkan
tanpa trauma inhalasi hanya
• sebesar 4,5%
Kerusakan silia pada jalan
napas sulit mengeluarkan
muhamad.adam31@ui.ac.id
Airway (Lanjutan)
muhamad.adam31@ui.ac.id
Airway: Manajemen Jalan Napas (Lanjutan)
muhamad.adam31@ui.ac.id
Breathing
• Gangguan pernapasan
diakibatkan oleh aspirasi
gas panas yang memicu
inflamasi pada mukosa
•
Keracunan karbon Afinitas karbon
monoksida terhadap Hb
monoksida terjadi akibat 240 kali lebih tinggi
kebakaran pada ruang diibanding oksigen
tertutup
muhamad.adam31@ui.ac.id
Breathing (Lanjutan)
40 – 60% Koma
>60% Meninggal
muhamad.adam31@ui.ac.id
Breathing
Dukungan Ventilasi
• Periksa kecepatan dan kedalam
napas serta auskultasi bunyi paru
bilateral
• Tinggikan kepala tempat tidur 30°
• Untuk mencegah edema pada leher
dan dinding dada
• Berikan oksigen 100% via NRM
• Jangan percaya oksimetri nadi!
• Tidak dapat membedakan antara
oksihemoglobin &
• karboksihemoglobin
Pertimbangkan ventilasi mekanik
muhamad.adam31@ui.ac.id
Circulation
muhamad.adam31@ui.ac.id
Circulation
Manajemen Syok
• Pasang akses intravena dua jalur
• Dipasang pada area yang tidak luka
• Diutamakan vena pada tangan dan lengan. Risiko flebitis
tinggi pada kaki
• Hitung kebutuhan resusitasi cairan sesuai LLB
• Hitung luas luka bakar derajat 2 dan derajat 3. Derajat 1
tidak dihitung
• Berikan cairan Ringer Laktat
•
Berikan separuh kebutuhan cairan pada 8 jam
pertama dan sisanya dalam 16 jam berikutnya
• Waktu pemberian dihitung sejak kejadian luka bakar,
bukan saat
• Pasang masuk
kateter RS untuk mengukur output urine
urine
muhamad.adam31@ui.ac.id
Circulation: Manajemen Syok (Lanjutan)
muhamad.adam31@ui.ac.id
Exposure: Manajemen Nyeri dan Hipotermia
(Lanjutan)
Cegah Tetanus
• Kaji riwayat imunisasi tetanus
• Untuk luka yang terkontaminasi, berikan tetanus toxoid (TT)
muhamad.adam31@ui.ac.id
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d edema
mukosa sal pernafasan
2. Gangguan pertukaran gas b/d keracunan CO2,
trauma inhalasi
3. Defisit vol cairan b/d peningktan permeabilitas
kapiler
4. Nyeri b.d injuri jaringan dan syaraf
5. Resiko Syok
6. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d
mual, muntah
6. Kecemasan b.d dampak emotional dr injury
7. Ganguan integritas kulit b/d trauma
8. Gangguan mobilitas fisik b/d cedera pd
ektremitas
9.Hypotermia b.d kehilangan mikrosirkulasi
kulit dan luka terbuka
10 resiko Infeksi dibuktikan
11. Kurang pengetahuan
Referensi
Ahuja, R.B, et al (2016). ISBI Practice Guideline for Burn Care.
Burn, 42, 953-1021.
American College of Surgeon (2018). Advanced Trauma Life
Support (ATLS) (10th ed.). Chicago: ACS
Atiyeh, et al (2014). Effective skin and wound management of
noncomplex burns. Wounds International
ENA (2013). Sheehy’s Manual Emergency Care (7th ed.). St. Louis,
Missouri: Mosby Elsevier.
Lewis, et al (2014). Medical-surgical nursing: Assessment and
management of clinical problems (9th ed.). St. Louis, Missouri:
Mosby Elsevier.
Tagami, et al (2015). Validation of the prognostic burn index: a
nationwide retrospective study. Burns, 41(6), 1169-75.
TETAF (2016). Burn Clinical Practice Guideline. Austin: TETAF.
Yati, et al (2015). Guideline and treatment algorithm for burn
injuries. Ulus Travma Acil Cerrahi Derg, 21(2): 79-89.
Yoshino, et al. (2016). The wound/burn guidelines - 6: Guidelines
for the management of burns. The Journal Of
Dermatology,
43(9), 989-1010.
muhamad.adam31@ui.ac.id