Anda di halaman 1dari 39

TERAPI CAIRAN

PADA ANAK
CAIRAN TUBUH ANAK
• Cairan tubuh terdiri atas :
Intraselluler : 2/3 total cairan tubuh (67%)
Ekstraselluler : 1/3 total cairan tubuh (33%)
Intra vaskuler : ¼ cairan ekstrasel (8%)
Interstitial : sisanya (25% total cairan tubuh)
• Total cairan tubuh
Jumlah cairan tubuh tergantung umur, jenis kelamin
• Bayi : 75-80% berat badan (prematur > tinggi)
• Anak-anak : 65%,
• Remaja : 60% berat badan
KOMPOSISI CAIRAN TUBUH ANAK
ION INTRASEL EKSTRASEL
(mEq/L) (mEq/L)
Na+ 20 145
K+ 150 3-5
Cl - - 110
HCO3 - 10 20-25
PO4- 110-115 5
Protein 75 10
TERAPI CAIRAN

Resusitasi Rumatan

Air + Elektrolit + glukosa


Kristaloid Koloid

Mengganti kehilangan akut Memelihara


(Syok, dehidrasi, keseimbangan
hipovolemik) cairan tubuh dan
nutrisi
JENIS CAIRAN

Koloid Kristaloid Cairan lain


Natural Albumin NaCl 0.9 Glucose 5

Dextran Ringer Solution Mannitol


Synteti
Ringer Lactate Electrolyte
s Gelatin
Ringer Acetate concentrate
HES s
(Hydroxyethyl starch) Ringerfundin® etc.

Kristaloid: jenis cairan sejati


Koloid: merupakan larutan yang terdiri dari
merupakan cairan yang terdiri dari elektrolit
yang terdiri dari konsentrasi
elektrolit & elektrolit.
tinggi.
makromolekul

PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page


KRISTALOID

• Cairan kristaloid mengandung air, elektrolit dan/atau gula, dengan berbagai macam campuran
• Keunggulan kristaloid adalah harganya yang murah, relatif aman dari efek samping
• Berdasarkan kadar natriumnya, cairan ini bisa berupa hipotonik, isotonik, atau hipertonik
terhadap cairan plasma
CAIRAN HIPOTONIK

• ½ DaD, KaEN3B, Tridex 27B, D5+1/2NS, D5+1/4NS


• Bukan cairan resusitasi, penggunaannya pada kelainan keseimbangan elektrolit
• Cairan ini didistribusikan ke ekstra dan intraselluler
- Digunakan pada kehilangan cairan tubuh yang disertai kurangnya cairan intraselluler
- Misalnya dehidrasi kronik
• Digunakan untuk kebutuhan rumatan
- Cairan rumatan bertujuan untuk mangganti kehilangan air lewat urine, feses, paru dan keringat
- Cairan yang hilang dengan cara ini sedikit sekali mengandung elektrolit
CAIRAN ISOTONIK

• NaCl 0,9%, Ringer Laktat, Ringer Asetat


• Dipakai sebagai cairan resusitasi
• Cairan ini hanya mengisi ruang ekstrasel.
- ¼ dari jumlah cairan yang diberikan akan tinggal dalam ruang intravaskuler
- Selebihnya akan mengisi ruang interstisial
- Sehingga untuk mencukupi kebutuhan cairan plasma/darah dibutuhkan jumlah cairan 4 kali
• Dapat menyebabkan edema perifer sampai edema paru
CAIRAN HIPERTONIK
• NaCl 6% (1000-2500 mOsm/L)
• Natrium merupakan ion ekstraselluler utama
- Pemberian natrium hipertonik akan menarik cairan intraselluler ke dalam ekstraselluler
• Cairan ini bermanfaat pada luka bakar karena dapat mengurangi edema pada luka, edema
perifer, dan mengurangi jumlah cairan yang dibutuhkan
• Efektif sebagai volume expander dengan sifat anti edema
• Efek samping :
- Hipernatremia, hiperchloremia, asidosis dan hipokalemia
- Dehidrasi sel otak dengan perdarahan otak
CAIRAN KRISTALOID
CAIRAN KRISTALOID
KOMPOSISI CAIRAN KRISTALOID
Jenis cairan Osmolalitas Glukose Na+ Cl- K+ Basa
(mOsm/L) (g/L) (mEq/L) (mEq/L) (mEq/L) (mEq/L)

NaCl 0,9% 308 - 154 154 - -


NaCl 0,45%+D5 428 50 77 77 - -
NaCl 0,225 %+D5 253 50 38,5 38,5 - -
Ringer laktat/ 273 - 130 109 4 Laktat 28/
Ringer Asetat Asetat 28

½ DaD 285 25 62 52 17,4 Laktat


27,6

KaEN3B/ Tridex 27B 290 27 50 50 20 Laktat 20


KaEN4B 264 38 30 28 8 Laktat 10
JENIS CAIRAN INFUS

1. Larutan Infus karbohidrat 3. Rumatan


a. Dextrose 5%, Dextrose 10% • Kaen 1B (Dx5% : NS = 3:1)
b. Maltosa 10% • Kaen 3A (Dx + NS + K 10 mEq/L + Laktat 20 mEq/L)
• Kaen 3B (Dx + NS + K 20 mEq/L + Laktat 20 mEq/L)
2. Larutan Elektrolit : • Kaen Mg3 (Dx10% + NS + K 20 mEq/L + Laktat 20
a. NaCl 0,9% (NS) mEq/L)
b. Ringer Laktat • Kaen 4A (Dx5% : NS (4:1) + Laktat 10 mEq/L)
c. Ringer asetat • Kaen 4B (Dx5% : NS (4:1) + K 8 mEq/L Laktat 10
mEq/L)
JENIS CAIRAN INFUS

• Larutan Karbohidrat dan elektrolit :


a. D5-NS (Dx 5%, NaCl 0.9%)
b. D5-1/2 NS
c. D5-1/4 NS
d. RD 5 (5% Dx dalam Ringer inj.)
e. RL-D5 (Dx dalam RL inj.)
f. Asering-5 (Asering, Dx5%)
CAIRAN KOLOID

• Dipakai sebagai cairan resusitasi


• Lebih lama berada di ruang intravaskuler dan lebih efisien dibandingkan kristaloid
• Harganya lebih mahal
• Dapat menyebabkan reaksi sensitifitas dan komplikasi lain
• Yang termasuk koloid :
- Darah,Plasma, Albumin
- Koloid buatan / Plasma expander
- Dextran, Hydroxyethyl starch (HES), Gelatin
ALBUMIN
• Berada dalam intravaskuler lebih lama
- Waktu paruh 16 jam
- Dapat mempertahankan cairan intravaskuler selama 3,5 - 4,5 jam
• Sediaan: larutan 5% & 25% dalam NaCl 0,9%
• 1 gram albumin dapat mengikat 18 ml air
• Pemberian iv 100 ml larutan Albumin 25%,
- Meningkatkan cairan intravaskuler 450 ml
- 350 ml perpindahan dari ruang interstisial ke intravaskuler
• Efek samping :
- Reaksi anafilaktik, edema paru, hipokalsemia
DEXTRAN
• Sediaan: dextran 40 (BM 40.000) , dextran 70 (BM 70.000)
• Dalam tubuh, dextran dengan BM kecil akan keluar melalui filtrasi ginjal, sedang BM besar
akan tinggal lama dalam ruang intravaskuler
• Pemberiaan 500 ml dextran 40 akan meningkatkan cairan intravaskuler sebesar 750 ml dalam
1 jam, dan menjadi 1050 ml pada jam ke2
• Dextran 40 dapat mempertahankan cairan intravaskuler dalam 3,5-4,5 jam, dextran 70 sekitar
6-8 jam
• Efek samping :
- Gagal ginjal, reaksi anafilaktik
- Gangguan pembekuan darah (bila pemberian >20 ml/kg/hari)
GELATIN
• Tersedia dalam 2 bentuk, dengan BM 35.000
- Modified fluid gelatin (MFG) : Larutan 4% dalam garam fisiologis
- Gelofusine
- Urea-bridged gelatin : Larutan 3,5% dalam garam fisiologis
- Haemaccel
• 1 gram gelatin dapat mengikat 14 ml air
• Sebagian besar akan dikeluarkan melalui ginjal
- 60% dikeluarkan pada 24 jam pertama , 95% dalam 1 minggu
• Mempertahankan cairan intravaskuler sekitar 2,5 jam
• Pemberian berulang tidak menyebabkan penumpukan
• Efek samping :
- Reaksi anafilaktik
- Payah ginjal & gangguan pembekuan darah tidak dijumpai
HYDROXYETHYL STARCH (HES)
• Sediaan: 6% dan 10% dalam NaCl 0,9%, dengan BM 10.000 - 1.000.000
• Agar bertahan lebih lama dalam ruang intravaskuler dilakukan substitusi gugus hidroksietil 0,4
berarti 4 dari 10 molekul glukosa disubstitusi
• Efek volume juga ditentukan oleh BM larutan
- 6% HES 130/0,4 : 6 gram per 100 ml HES dengan BM 130.000 dengan substitusi 0,4
• Pemberian HES 6% setara dengan albumin 5%
• Cukup efektif, efek intravaskulernya 3-24 jam
• Dosis : 10-20 ml/kgBB/hari
• Efek samping:
- Gangguan sistim koagulasi (bila dosis >20 mL/kgBB/hari
- Reaksi anafilaktik jarang
KEBUTUHAN CAIRAN RUMATAN ANAK

Kebutuhan Rumatan :
o 10 kgBB pertama : 100 cc/kgBB/hari
o 10 kgBB kedua : 50 cc/kgBB/hari
o Selebihnya : 20 cc/kgBB/hari

 Setiap kenaikan suhu tubuh 1 derajat celcius


+ 12% dari kebutuhan
 Kebutuhan Elektrolit harian : - Na+ : 2.5
mEq/kgBB - K+ :2-4 mEq/kgBB
RESUSITASI CAIRAN ANAK

• Tentukan anak yang syok menderita gizi buruk atau tidak


• Bila anak menderita gizi buruk
- Beri cairan 1/2DaD 10 ml/kgBB selama 30 menit
- Bila tidak ada perbaikan, ulangi pemberian cairan > 10 ml/kgBB selama 30 menit
• Bila tanpa gizi buruk
- Berikan resusitasi cairan 20 ml/kgBB secepatnya (<10 menit) dengan kristaloid atau koloid
- Dapat diulang 2-3 kali sampai nadi teraba kembali
- Pemilihan cairan kristaloid atau koloid tergantung patofisiologi penyakit dasarnya
PEMILIHAN CAIRAN RESUSITASI
Jenis KEUNTUNGAN KERUGIAN
cairan
Kristaloid •Komposisi elektrolit seimbang •Butuh volume besar
•Bufer laktat/asetat •Menurunkan tekanan onkotik plasma
•Cara pemberian mudah •Mudah terjadi kelebihan cairan
•Efek samping minimal •Risiko edema
•Tidak ada gangguan hemostatis •Risiko hipotermia
•Efek diuresis baik
•Harga murah

Koloid •Persistensi intravaskuler tinggi •Risiko kelebihan cairan


•Waktu resusitasi lebih singkat •Efek samping hemostasis
•Volume cairan tidak besar •Akumulasi jaringan
•Memperbaiki aliran mikrovaskuler •Efek samping pada ginjal
•Risiko edema lebih kecil •Reaksi anafilaksis
•Harga mahal
DEHIDRASI
DEHIDRASI
GEJALA KLINIS SYOK HIPOVOLEMIK

D E F I S I T C A I RA N IN T E R S T IT I A L D E F IS IT C A I RA N I N T R AVA S K U L A R

• turgor kulit yang jelek • hipotensi


• mata cekung • takikardi
• ubun-ubun cekung • vena-vena kolaps
• mukosa bibir dan kornea kering • Capillary refilled time memanjang
• oligouri
DIARE +SYOK

NaCl 0,9%
Ringer laktat/Ringer Asetat/NaCl
hanya diberikan
0,9% Bolus 20 ml/kgBB
bila tidak ada
RL/RA

DEHIDRASI BERAT
Ringer laktat/ Ringer asetat *Dapat diulang bila
< 12 bulan : 30 ml/kgBB/1 jam*, 70 ml/kgBB/5 jam nadi masih lemah
>12 bulan : 30 ml/kgBB/1/2 jam*, 70 ml/kgBB/21/2
jam

DEHIDRASI RINGAN/SEDANG
½ DaD/ KaEN3B
BB 3-10 kg : 200
ml/kgBB/hari
BB 10-15 kg : 175
mL/kgBB/hari
DBD derajat III &IV

Oksigenasi
Penggantian volume plasma segera
Ringer laktat/NaCl 0,9% 20
ml/kgBB bolus dalam 30 menit

Syok teratasi Tidak teratasi

10 ml/kg/jam Lanjutkan 20 ml/kg/jam +


(1-4 jam) koloid/plasma 10-20
ml/kg/jam
7 ml/kg/jam Evaluasi 1 jam
5 ml/kg/jam Syok belum teratasi

Hb turun Ht tetap tinggi


3 ml/kg/jam
Transfusi darah Koloid
Infus stop
10 ml/kgBB 20 ml/kgBB
setelah 48
jam
LUKA BAKAR ANAK

• Sedalam apakah luka bakar tersebut?


– Luka bakar dalam, berwarna hitam/putih dan biasanya kering, tidak terasa dan tidak memucat bila
ditekan.
– Luka-bakar-sebagian, berwarna merah muda atau merah, melepuh atau berair dan nyeri.
• Seberapa luas tubuh pasien yang terbakar?
– Gunakan bagan luas permukaan tubuh berdasarkan umur berikut ini.
– Sebagai pilihan lain, gunakan telapak tangan pasien untuk memperkirakan luas luka bakar. Telapak
tangan pasien berukuran kira-kira 1% dari total permukaan tubuhnya.
KLASIFIKASI LUKA BAKAR
A. Luka bakar ringan, beberapa kriteria yang dapat digolongkan menjadi luka bakar ringan yaitu:
- Luka bakar derajat II < 15% pada orang dewasa
- Luka bakar derajat II < 10% pada anak-anak
- Luka bakar derajat III < 1%
B. Luka bakar sedang
- Luka bakar derajat II 15-25% pada orang dewasa
- Luka bakar derajat II 10-20% pada anak-anak
- Luka bakar derajat III < 10%
C. Luka bakar berat
- Luka bakar derajat II 25% atau lebih pada orang dewasa
- Luka bakar derajat II 20% atau lebih pada anak-anak
- Luka bakar derajat III 10% atau lebih
- Luka bakar yang mengenai tangan, wajah, telinga, mata, kaki dan genetalia/perineum.
- Luka bakar dengan cedera inhalasi (akan dijelaskan selanjutnya), listrik, disertai trauma lain
TATALAKSANA

• Rawat inap : bila luka bakar >10% permukaan tubuh; yang meliputi wajah, tangan, kaki,
perineum, melewati sendi; luka bakar yang melingkar dan yang tidak bisa berobat jalan.
• Resusitasi cairan (diperlukan untuk luka bakar permukaan tubuh > 10%). Gunakan larutan
Ringer laktat dengan glukosa 5%, larutan garam normal dengan glukosa 5%, atau setengah
garam normal dengan glukosa 5%.
TERAPI CAIRAN COMBUSTIO PADA
ANAK
Rumus Moncrief :
(2 x BB x luas combustio) + kebut faali maintanance

• Manitanance :
- 0.5 tahun : 100cc/kgBB
- 5-10 tahun : 75 cc/kgBB
- >10 tahun : 50cc/kgBB
• Komposisi kristaloid : Koloid = 17 : 3
• Waktu pemberian : ½ dari total kebutuhan cairan dalam waktu 8 jam pertama, dan sisanya 16 jam berikutnya.
TERAPI CAIRAN COMBUSTIO PADA
ANAK
– Contoh: untuk pasien dengan berat badan 20 kg dengan luka bakar 25%
Total cairan dalam waktu 24 jam pertama
= (2 ml x 20kg x 25% luka bakar) + 1500
= 1000 ml + 1500 ml
= 2500 ml (1250 ml selama 8 jam pertama, 1250 ml pada 16 jam berikutnya)
• 24 jam kedua: berikan ½ hingga ¾ cairan yang diperlukan selama hari pertama
• Awasi pasien dengan ketat selama resusitasi (denyut nadi, frekuensi napas, tekanan darah dan jumlah air
seni)
• Transfusi darah mungkin diberikan untuk memperbaiki anemia atau pada luka-bakar yang dalam untuk
mengganti kehilangan darah.
KOREKSI

• Hipo Na
• Hiper Na
• Hipo K
• Hiper K
KOREKSI HIPONATREMIA

• Batasan : Na darah < 139 mEq/L


• Kadar < 120 mEq/L  edema serebri
• Batas aman bila Na = 125 mEq/L
• Rumus koreksi :
Na = (125-Na darah) x 0.6 x BB (kg)
• Cairan yang diapakai : NaCl 3% (513 mEq/L)
• Contoh :
- Bayi 10 bl, 8 kg, dg diare dan hipoNa (118 mEq/L)
- Na = (125-118) x 0.6 x 8 = 33.6 (34)
- NaCl 3% = (34/513) x 1000 ml = 66.276 (66) ml
- Tetesan = (66 x 15) / (4 x 60) = 4 tpm = 16 tmp mikro
KOREKSI HIPERNATREMIA

• Batasan : bila kadar Na darah > 150 mEq/L


• Etiologi :
- Masuknya cairan yg tidak adekuat
- Salah konsumsi cairan rehidrasi oral dg Na tinggi
• Bila kadarnya > 160 mEq/L  kelainan pada SSP
• Koreksi :
- Atasi keadaan shock dg NS / RL/ RA
- Pemberian cairan dg NaCl rendah (Kaen 1B)  bila telah ada diuresis + KCl 20 mEq/L
- Defisit cairan dikoreksi dalam 2x24 jam
- Hari I : 50% deficit + rumatan
- Hari II : 50% deficit + rumatan
KOREKSI HIPOKALEMIA

• Batasan : kadar K < 3.5 mEq/L


• Etiologi :
- Masukan cairan yg kurang dlm jangka lama
- Gangguan sal cerna (muntah >>)
• Koreksi :
- Bila K <2.5  tambahkan KCl 7.46% (1 ml = 1 mEq/L) dalam infus dg dosis 3-5
mEq/kgBB, max 40 mEq/L atau 20 mEq/kolf
- Bila K 2.5 – 3.5  tambahkanKCl 10 mEq per kolf  periksa ulang sesudah 24 jam.
KOREKSI HIPERKALEMIA

• Batasan : kadar K > 5.5 mEq/L


• Koreksi :
– K < 6 mEq/L  Kayexalate 1g/kgBB per oral, dilarutkan dg 2ml/kgBB larutan sorbitol 70%, atau
–  Kayexalate 1g/kgBB per enema, dilarutkan dg 10ml/kgBB larutan sorbitol 70%,
diberikan melalui kateter folley, diklem selama 30-60 mnt.
– K 6 – 7 mEq/L  NaHCO3 7.5%, dosis 3 mEq/kgBB iv atau 1 unit insulin/5g glukosa
– K > 7 mEq/L  Ca glukonas 10%, dosisi 0.1-0.5 ml/kgBB iv dg kecepatan 2 ml/menit
– Kadar K > 9 mEq/L  fibrilasi atau asystole.
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai