Abstrak
1
1. PENDAHULUAN
Salah satu bentuk kerja sama kedua profesi ini adalah pelimpahan
kewenangan medis oleh dokter kepada perawat secara tertulis. Dalam
pendelegasian wewenang tersebut, perawat dilibatkan dalam melaksanakan
tindakan medis atas perintah dokter. Dengan kata lain, tindakan medis adalah
kewenangan hukum dokter, tetapi dapat dilimpahkan kepada perawat. Dalam
konteks Indonesia pada kenyataannya tenaga medis terbatas seiring dengan
distribusi tenaga medis yang belum merata dan dominasi perawat terhadap dokter
secara kuantitatif, maka pelimpahan kewenangan medis kepada perawat
merupakan bagian penting dari pelayanan kesehatan. dalam rangka membantu
tenaga medis dalam memelihara pelayanan kesehatan yang holistik dan
terwujudnya jaminan kesehatan universal. Tidak diragukan lagi bahwa
pendelegasian otoritas medis yang tepat dapat secara signifikan meningkatkan
kualitas layanan kesehatan.
2
pendelegasian otoritas medis yang tidak tepat dapat menempatkan perawat dengan
dokter dalam dilema pertanggung jawaban hukum ketika terdapat dugaan
malpraktek medis dan dilusi hak pasien untuk memperoleh layanan kesehatan
dapat terjadi pada sisi lain. Hal ini pada akhirnya akan mempengaruhi kepuasan
pasien dan ukuran kualitasnya dalam pemenuhan hak konstitusional dan hak dasar
kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui regulasi hukum mengenai
pendelegasian wewenang medis dan munculnya akibat hukum dalam kerangka
kerja kolaboratif ini dalam perspektif hukum Indonesia.
2. Metode Penelitian
3
3.1.2 Review atas UU Keperawatan
4
didelegasikan selama pelaksanaan tindakan tersebut sesuai dengan delegasi yang
diberikan; dan d) tindakan yang didelegasikan tidak termasuk pengambilan
keputusan sebagai dasar pelaksanaan tindakan. Secara umum, UU TK
menegaskan bahwa tidak semua rangkaian tindakan medis dapat dilimpahkan
kepada perawat dimana dalam delegasi tersebut tidak terdapat pengambilan
keputusan sebagai dasar pelaksanaan tindakan. Peraturan ini lebih abstrak dan
tidak menjelaskan jenis tindakan yang dapat didelegasikan kepada perawat.
5
perbuatan hukum adalah kemauan dan pernyataan kehendak yang dimaksudkan
untuk menimbulkan akibat hukum. Perbuatan hukum dibagi lagi menjadi
perbuatan hukum sepihak dan perbuatan hukum ganda. Perbuatan hukum sepihak
hanya membutuhkan kemauan dan kemauan untuk menimbulkan akibat hukum
dari satu subyek hukum, sedangkan perbuatan hukum ganda membutuhkan
kemauan dan pernyataan kemauan dari setidaknya dua subyek hukum yang
ditujukan pada satu subyek hukum yang sama. konsekuensi. Menurut Satjipto
Rahardjo. Kejadian hukum merupakan sesuatu yang dapat menggerakkan regulasi
hukum sehingga secara efektif menunjukkan potensinya untuk mengatur. Tidak
semua peristiwa dapat dikatakan sebagai peristiwa hukum karena terdapat
peristiwa biasa yang tidak menimbulkan akibat hukum.
6
majelis masing-masing tenaga kesehatan dan akan diperpanjang setiap lima tahun (lihat
Pasal 44 UU TK). Selain STR, tenaga kesehatan juga wajib mengantongi Surat Izin
Praktik (SIP) sebelum praktik yang dikeluarkan oleh pemerintah kabupaten / kota atas
rekomendasi dari pejabat kesehatan yang berwenang di kabupaten / kota tempat petugas
kesehatan melaksanakan praktik dan wajib membubuhkan tanda dalam praktek mereka
(lihat Pasal 46 dan Pasal 47 UU TK). Adanya STR dan SIP bagi dokter menunjukkan
bahwa dokter yang bersangkutan layak dan berwenang melakukan praktik kedokteran
serta memiliki kompetensi keilmuan yang dapat dipertanggungjawabkan (lihat Pasal 29
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran / selanjutnya UU
PK).
7
maksimal). Pemberian inspirasi verbentenis dalam kontrak terapeutik tidak
menjanjikan hasil yang spesifik, tetapi lebih menekankan pada upaya maksimal
petugas kesehatan kepada pasien dalam pelayanan kesehatan. Pasal 1313 KUH
Perdata menjelaskan bahwa kesepakatan adalah perbuatan yang dilakukan oleh
satu orang atau lebih yang mengikatkan dirinya (mengikatkan diri) kepada satu
atau lebih. Hubungan antara dokter-perawat dalam pendelegasian otoritas medis
dapat dilihat dari sudut pandang kesepakatan dimana perawat dan dokter
mengikatkan diri untuk melakukan tindakan medis kepada pasien. Dalam
perspektif ini, kesepakatan harus memenuhi keempat syarat tersebut di atas.
Prestasi yang ditetapkan dalam pendelegasian kewenangan medik adalah
memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien secara maksimal sesuai dengan
tata cara disiplin profesi kedokteran dan kompetensi serta kewajiban administrasi
lainnya seperti STR, SIP dan surat pelimpahan tertulis. Perawat dan dokter
sepakat untuk mewujudkan prestasi yang diinginkan kepada pihak ketiga yaitu
pasien atau penerima layanan. Pendelegasian wewenang medik berarti perawat
dan dokter mengikatkan diri satu sama lain berdasarkan syarat hukum suatu
kesepakatan untuk dilakukan atau tidak untuk membuat prestasi tertentu kepada
pasien.
8
3.2.3 Perspektif Hukum Pidana
4 Kesimpulan
9
bagian penting kajian hukum administrasi kesehatan sebagai dasar legitimasi
hukum untuk tindakan medis yang diambil. Tidak adanya pendelegasian
kewenangan hukum mengakibatkan hilangnya kewenangan hukum perawat dalam
melaksanakan tindakan medis. Dengan demikian uraian tugas dan penetapan
mekanisme pendelegasian kepada perawat oleh dokter dapat menjamin kepastian
hukum, bermanfaat dan adil bagi dokter-perawat serta kepentingan hak pasien
untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu.
10