Anda di halaman 1dari 50

PENILAIAN AWAL AND RESUSITASI

CAIRAN PADA PENDERITA LUKA BAKAR


PENDAHULUAN
Luka bakar: bentuk kerusakan atau kehilangan
jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber
panas
Perawatan dan rehabilitasnya dikelola oleh
suatu tim trauma sehingga penanganan pertama
dan resusitasi cairan diperlukan secara cepat
dan tepat
TUJUAN
Menjelaskan penilaian awal dan resusitasi awal
secara tepat dan tepat untuk mengoptimalkan :
Pertahanan penderita
Penyembuhan luka
Dukungan respon metabolik terhadap stres
ANATOMI KULIT
Merupakan organ terberat dan terbesar
Total berat 16% berat tubuh
Dewasa : 2,7 3,6 kg
Luas : 1,5 1,9 m2
Kulit tipis terletak pada Kelopak mata, penis, labium
minus dan kulit bagian medial lengan atas
Kulit tebal terdapat pada telapak tangan, kaki,
punggung bahu dan bokong
FASE-FASE PADA LUKA BAKAR
1.Fase awal, fase akut, fase syok
Gangguan keseimbangan sirkulasi cairan dan
elektrolit, akibat cedera termis yang bersifat
sistemik.
2.Fase setelah syok berakhir / diatasi / fase subakut
a.Proses inflamasi
Eksudasi dan kebocoran protein.
Reaksi inflamasi lokal reaksi sistemik: proses
immunologik : SIRS
b.Infeksi yang dapat menimbulkan sepsis
c.evaporative heat loss.
3.Fase lanjut
Penutupan luka sampai terjadi maturasi
Penyulit dari luka bakar berupa parut hipertrofik,
kontraktur dan deformitas lain
Zona luka bakar menurut Jackson

Zone of hyperaemia
Viable tissue

Zone of stasis
Decreased tissue perfusion
Obliteration of microcirculation,
release
of mediators TXA, anti-O2 ischaemic
reperfusion injury, increase in local
vascular permeability

Central zone of necrosis


Coagulative necrosis
PATOFISIOLOGI LUKA BAKAR
RESPON LUKA BAKAR
24 JAM PERTAMA
LUKA BAKAR

Meningkatnya permeabilitas kapiler

Hilangnya plasma, protein, cairan


dan elektrolit dari volume sirkulasi
ke dalam rongga interstitial :
1.Hiponatremia,
2.Hipo proteinamia
3.Hiperkalemia

Hipovolemia

Syok
KLASIFIKASI LUKA BAKAR
PENILAIAN LUAS LUKA BAKAR

Palmar Surface
Wallace = Rule of Nines
LUND AND BOWDER CHART
ANZBA (Australian and New Zealand Burn Association) 2013
EMSB (Emergency Management of Severe Burn) Structure
L A B C D E FLUIDS AMPLE
History
O I R I I X
O R E R S P ANALGESI Head to
K W A C A O A Toe
A T U B S
Tetanus
Y H L I U TESTS
I A L R Document
N T I E TUBES & Transfer
G I T Support
O Y
N

Haemorrhage Environment
C O2 control AVPU al Control
D Spine I.V &
O Pupils

Secondary
PRIMARY SURVEY First Aid Survey
SURVEI PRIMER
Identifikasi kondisi kondisi yang mengancam jiwa
(jangan terpengaruh oleh luka bakar)
A. Penatalaksaan jalan napas dan manajemen tulang
servikal.
B. Pernapasan dan ventilasi

C. Sirkulasi dengan kontrol perdarahan

D. Disabilitas Status neurologik

E. Paparan + pengendalian lingkungan


A. PENATALAKSAAN AIRWAY + SPINE KONTROL
Nilai Patensi jalan napas+Spine kontrol (Rigid Collar)
Curiga cidera inhalasi

Ruang tertutup

Ledakan

Luka bakar di muka

Bulu hidung dan alis terbakar

Deposit karbon dan tanda-tanda radang akut daerah


oroparing
Sputum mengandung karbon
B. BREATING DAN VENTILASI
Simetris / -, KG (+/-)
O2 = 100% NRM
Intubasi (bila diperlukan)
Intoksikasi CO pasien warna seperti Buah Cerry
Luka bakar melingkar perlu dipikirkan eskarotomi
Cidera thorax(Pneumothoraks,hematothoraks,flail
chest)
C. SIRKULASI DAN KONTROL PERDARAHAN
Penekanan pada pusat perdarahan
A. Pucat (indikasi blood lose 30%)
B. Perubahan mental ( Blood Lose 50%)
Pulsasi sentral ( kuat / - )
Tekanan darah ?
Capillary Refill (N : < 2 detik)
Iv line 2 jalur ( pada daerah yang tidak terbakar)
Cek DL lengkap (semua indikator)
Syok Resusitasi Cairan
D. DISABILITAS : STATUS NEUROLOGIS
Tetapkan derajat kesadaran :
1. A : Alert ( Sadar, waspada)
2. V : Vocal (respon terhadap rangsang suara)
3. P : Pain (Respon terhadap rangsang nyeri)
4. U : Unresponsive (tidak memberi respon)
E. PAPARAN DAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN
Lepaskan pakaian, material
Jaga tetep hangat
Hitung area luka bakar
MONITORING
Hemodinamik
(Nadi, Pernapasan, tekanan darah, suhu)
Urin Output Dewasa
0,5-1,0 mL / KgBB/jam
Anak 1,0-2,0 mL / KgBB/jam
Bunyi napas
Luka bakar berat (>40%) Pasang kateter vena Central
Theraphy cairan disesuaikan perjam
kekurangan tambah 10%
Overload kurangi 10%

Perhatian: myoglobinuria (haemochromogens)


ANALGETIK
Luka bakar sangat nyeri Gunakan analgetik
yang adequat
Morphine : 0,05 0,1 mg/Kg BW (ANZBA, 2013)

Fenthanyl : 1 g/Kg BW

Lanjutkan dengan dosis rumatan(sebaiknya


dengan syringe pump)
TES
EKG, X-ray Servikal, Thorax ,Pelvis
Hb, WBC, Plt, Hematocrit, Electrolite, Albumin,
GDS
Fungsi ginjal, Fungsi Liver, AGD

Tube
Produk NGT Perhatian adanya stres ulcer
Kateter DC urine monitoring
Kateter Vena Central
SURVEI SEKUNDER
Riwayat penyakit :
A : Alergy
M : Medicine ( Obat obatan )
P : Past Illness ( penyakit sebelumnya)
L : Last Meal ( Makan terakhir )
E : Event ( peristiwa yang terjadi saat trauma)
INJURI LISTRIK
Pengawasan abnormalitas irama jantung
evaluasi EKG 2 hari pertama
Pengawasan adanya rhabdomyolisis yang
ektensif
Pengawasan adanya kompartemen syndrom
fasciotomy
Pengawasan adanya gagal ginjal terapi
cairan dengan urine output tinggi (100 cc/jam)
Tx: 2 amp Manitol (25 g) diikitu secara cepat 2 amp
bicarbonate, IV bolus, dilanjutkan 12,5 g manitol setiap
1 L cairan yang diberikan
PERAWATAN LUKA
Derajat 1tidak
ada terapi spesifik

Derajat 2cuci
dengan NaCl + Savlon
500 ml 5 ml
Film transparan
Foam
Silver impregnated foam
Calcium alginate
Cellulosa
Antibiotic ointment
MEBO
kontroversi: pemakaian Silver Sulfadiazin
PERAWATAN LUKA
Derajat 3
Dicuci dengan NaCl 500 ml + Savlon 5 ml
debridement/hari
Silver Sulfadiazin/hari (Dermazin /
Burnazin) ,
Silver contained dressing (Acticoat /
Mepilex-Ag)

Plus Surgical Treatment


TAMBAHAN MANAJEMEN AWAL LUKA BAKAR
Elevasi Ekstremitas untuk kurangi edema
Pada area khusus
a. Perineum : Pemasangan kateter
b. Kepala dan leher : elevasi
Eskarotomi :
a. Pada luka bakar melingkar (sirkumferensial) baik didada
dan ataupun abdomen
b. Pada ekstremitas kompartemen syndrom ditandai 4P
Pain : nyeri saat istirahat atau saat menggerakan sendi
Parlor (pucat) : sirkulasi kedistal terganggu, pengisian
kapiler terhambat(terutama di kuku), saturasi oksigen
tidak terdeteksi pada pulse oximetry
Pulseless : tidak teraba nadi
Parestesia : kesemutan hingga hilang rasa
RESUSITASI CAIRAN
Koreksi volume(syok hipovolemik) akibat
Ektravasasi cairan ke jaringan interstisiel
Penatalaksanaan 24 jam pertama
Resusitasi syok

Kasus dengan luas>25-30% atau dijumpai


keterlambatan>2 jam
Kristaloid, dalam waktu<4 jam pertama
3[25%(70%xBB)]ml
keterangan
70 %= vol total cairan tubuh
Minimal kehilangan cairan tubuh yg menimbulkan syok
Untuk melakukan resusitasi cairan diperlukan 3x jumlah cairan yang diperlukan

Misal BB 70 kg, volume cairan (70%) adalah 4,9 liter (5 liter). 25 % dari jumlah cairan yang hilang
adalah 1.250 ml maka jumlah cairan yang di perlukan resusitasi awal adalah 3x1.250=3.750 ml
Resusitasi tanpa syok
Tanpa gejala klinik syok/kasus dengan luas<25-
30 %,tanpa keterlambatan/dijumpai
keterlambatan<2 jam
3-4 ml/kgBB/%luas LB

Formula Parkland
24 jam pertama=8 jam pertama,sisanya 16 jam
berikutnya
Pemantauan
Menilai sirkulasi sentral

CVP minimal 6-12 cmH20

Pemantauan sirkulasi periper

Urine output
Saat resusitasi:0,5-1 ml/kgbb/jam
Hari 1-2 : 1-2 ml/kgBB/jam
Laboratorium
Fungsi renal: ureum,kreatinin
Berat jenis dan sedimen urine
Pemantauan sirkulasi splangnikus

Kualitas dan kuantitas cairan lambung


Penilaian fungsi hepar
Pemeriksaan darah perifer lengkap
PENATALAKSANAAN DALAM 24 JAM KEDUA
Diberikan cairan mengandung glukosa

Jumlah cairan diberikan merata dalam 24 jam

Jenis cairan yang diberikan pada hari kedua

Glukosa 5% atau 10 % 1500-2000 ml

Batasi RL menyebabkan edema interstitial


bertambah dan sulit diatasi
PENATALAKSANAAN SETELAH 48 JAM
Cairan maintenance
EVALUASI DAN TATA LAKSANA
NUTRISI
Pemberian nutrisi enteral diberikan 24 jam
pertama untuk mencegah diprupsi mukosa usus
Pemberian nutrisi parenteral dilakukan saat
hemodinamik stabil untuk mengatasi proses
hipermetabolisme dan katabolisme
Penentuan Kebutuhan Energi Basal(KEB)
Persamaan Harris Benedict
Laki-laki :66,5+13,7 BB+5 TB-6,8 U
Perempuan :65,5+9,6 BB+1,8 TB-4,7 U

Keterangan: BB:berat badan(kg),TB:tinggibadan(cm),U:usia(tahun), BB adalah BB


aktual
o Penentuan Kebutuhan Energi Total
Kebutuhan energi total=KEBxAFxFS

Keterangan: AF:aktifitas fisik, FS: Faktor Stress


Aktifitas Fisik
0% tirah baring,5% dapat duduk, 10% berdiri si
sekitar tempat tidur(ditambahkan 20 % bila telah
dilakukan fisioterapi)
Faktor Stres
Sesuai dengan luas luka bakar
PENENTUAN KEBUTUHAN NUTRIEN
PROTEIN
DEWASA
Kebutuhan : 1,5-2,15 g/kgBB/hari

ANAK
Kebutuhan : 3-5 g/kgBB/hari

LEMAK
DEWASA
Kebutuhan : 6-8 kal/kgBB/hari

ANAK

Kebutuhan : 20% dari kebutuhan total


KARBOHIDRAT
DEWASA

Kebutuhan : 7-8 g/kgBB/hari


ANAK

Kebutuhan : kebutuhan energi total-(energi protein+energi lemak)

MIKRONUTRIEN
Vitamin A : 10.000 IU-25.000 IU
Vitamin C : 500-2000 mg

Vitamin E : 200 IU-400 IU

Vitamin B kompleks: 3-5 tab

MINERAL
Zink glukonat :50 mg
Selenium : 100 g
KAPAN PASIEN DIRUJUK KE BURN CENTERS?

Menurut EBA

5 % dari TBSA pada anak dibawah umur 2 tahun.


10% dari TBSA pada anak umur 3 10 tahun.
15% dari TBSA pada anak umur 10 15 tahun.
20% dari TBSA pada usia dewasa
10% dari TBSA pada dewasa umur diatas 65 tahun
Menurut ABA

Luka bakar derajat II dan III pasien luka bakar


1. Dewasa : > 15% TBSA.
2. Anak anak : > 10% TBSA ( > 5% pada usia > 1
tahun)
Luka bakar Full Thicknes dalam grup apapun.
Luka bakar derajat II dalam dan III dengan luas > 5%
TBSA dan semua luka bakar derajat II dalam dan III
pada anak anak.
Mekanisme Luka bakarnya :

1. Semua luka bakar kimia dan listrik


2. Terpapar radiasi
3. Tekanan yang besar dari uap panas
Usia ( < 10 atau > 40 tahun)
Luka bakar dengan trauma inhalasi
LANJUTAN....
Luka bakar yang meliputi wajah, tangan, kaki, mata,
telinga atau perineum yang menyebabkan gangguan
fungsi dan kosmetik.
Luka bakar dengan kondisi komorbiditas (seperti : DM,
PPOK, penyakit jantung).
Luka bakar pada anak anak yang dirawat dirumah
sakit NON NICU atau PICU.
Luka bakar yang memerlukan perawatan khusus
seperti efek sosial, emosi dan intervensi rehabilitasi
CEDERA INHALASI
DIBAGI MENURUT LOKASI CEDERA :
1. Kerusakan jalan napas diatas laring ( obstruksi)
2. Kerusakan jalan napas di bawah laring ( kerusakan
pulmoner)
3. Intoksikasi sistemik (hipoksia sel)
TIPE 1 (OBSTRUKSI)
Biasanya terjadi pada ruangan tertutup
Obstruksi rangsang mediator inflamasi edema
( bila lewat 12 36 jam bisa menetap) perlu
dipikirkan intubasi
Sering pada anak anak
Terjadi pada luka bakar > 20% TBSA ( walau tidak
ada cedera langsung pada jalan napas tetapi ok respon
inflamasi sistemik)
TIPE 2 (KERUSAKAN PULMONAR)

Ok produk pembakaran : karbon, sulfur, fosfor


dan nitrogen) kontak dengan mukosa &
parenkim paru rangsang produksi mediator
inflamasi picu edema
TIPE 3 (INTOKSIKASI SISTEMIK)
Keracunan CO :
Mempunyai afinitas terhadap hemoglobin 240 > dari O2
terbentuk (COHb) hipoksia jaringan
Afinitas kuat terhadap sistem cytchrom intrasel : bisa terjadi
abnormal fungsi sel
Kadar O2 pada oxymeter biasa tidak bisa dinilai tepat karena Hb
tidak berikatan dengan O2 dengan AGD co oximetry
Perlu diperhatikan : pada pasien luka bakar dengan penurunan
kesadaran HARUS dianggap mengalami intoksikasi CO hinga
terbukti tidak
Keracunan HCN
Ok bahan plastik, lem untuk furnitur
Diabsobsi melalui paru
DIAGNOSIS CEDERA INHALASI

Anamnesa :

Kasus luka bakar dengan kecurigaan di ruang


tertutup/bukti klinis-obyektif adanya cidera
inhalasi( seperti edema muka sekitar hidung-mulut
dan leher,bulu hidung terbakar dan edema mukosa
hidung) dengan/tanpa gejala dan distress napas
Pemeriksaan Fisik
Hal yang diobservasi Yang didengar
Luka bakar di rongga Perubahan suara
mulut, hidung dan
faring
Bulu hidung terbakar Suara parau dengan
batuk berdahak
Sputum mengandung Napas pendek
sisa karbon
Nostril datar Stridor inspirasi
Kesulitan bernapas Batuk produktif
Fosa supraklavikula
mendatar
Retraksi iga
Prosedur
Intubasi dan krikotiroidotomi

Oksigenasi 2-4 lpm melalui pipa endotrakea

Penghisapan sekret secara berkala

Humidifikasi melalui pipa endotrakea selama 24


jam
Lavase bronkoalveolar

Pemberian bronkodilator-selektif melalui nebulizer

Pemantauan gejala dan tanda distres napas(AGD


dan rontgen thorax)
Prosedur rehabilitasi pernapasan
TATALAKSANA CEDERA INHALASI
Patensi jalan napas
Indikator intubasi :
1. Kebutuhan mempertahan patensi jalan napas

2. Obstruksi mengancam

3. Penurunan tingkat kesadaran

4. Fasilitas transpor penderita

5. Kebutuhan untuk penggunaan ventilator

6. Oksigenasi terganggu
Oksigenasi tinggi

Pemantauan gangguan resirasi secara frekuen

Perlu dipikirkan intoksikasi sistemik (CO, HCN)

Anda mungkin juga menyukai