3 A (amankan diri, pasien dan lingkungan) gunakan APD (cap, google, masker, goun, handscoon,
boots)
2. Cek kesadaran pasien AVPU (Alert, Verbal, Pain, Unresponsive)
3. Pasien sadar bisa bicara dan orientasi baik sesuaikan permasalahan selanjutnya ABCDE
4. Pasien tidak sadar tentukan penyebab intracranial atau extrakranial dengan:
A. AIRWAY DAN C-SPINE CONTROL
Pasang Collar brace (multi trauma, trauma kapitis, ada jejas diatas clavicula,
mekanisme trauma mendukung adanya injuri spine)
Cek airway (Look, Listen, Feel);
o LOOK: Ada benda asing ambil keluarkan.
o LISTEN: Gurgling suction, Snoring jaw thrust, chin lift lanjutkan
pasang OPA/NPA (hati-hati pada fr. Basis cranii; battle sign, raccoon
eyes, otorea, rhinorea, Brill hematoma), Stridor perlu airway
definitive (intubasi/surgical)
o FEEL: rasakan hembusan expirasi pernapasan.
Pasang pulse oxymetri untuk memantau saturasi oksigen di jaringan.
REEVALUASI
NOTE: Snoring (akibat lidah jatuh ke belakang), Gurgling (adanya cairan berupa
darah atau muntahan), Stridor (edema faring/laring/cedera inhalasi: riwayat
menghirup uap panas atau Karbon Monoksida)
B. BREATHING DAN VENTILATION
Nilai frekuensi pernapasan beri oksigen bila ada masalah pada ABCDE
o Canul: 2 lpm
o Face mask: 6-10 lpm
o Non Rebreathing Face Mask: 10-12 lpm
o Bag Valve Mask: bila napas tidak adekuat/apnea berikan pernapasan
tambahan dengan bagging
o Jika tidak ada perubahan atau frekuensi pernapasan bertambah/sesak
cari penyebab (Inspeksi, Palpasi, Perkussi, Auskultasi)
Inspeksi Lihat apakah ada jejas/luka terbuka di thorax. lihat kesimetrisan
gerakan pernapasan pada dada dan bandingkan kanan dan kiri. Lihat trakea ada
deviasi atau tidak.
Palpasi Periksa Vocal Fremitus di kedua sisi bandingkan.
Perkussi tentukan suara perkussi di dada bandingkan kanan dan kiri
(sonor/hipersonor/redup)
Auskultasi Periksa dengan menggunakan stetoskop dengarkan suara napas
bandingkan kiri dan kanan.
Periksa keadaan yang mengancam nyawa
o Tension Pneumothorax
Sangat sesak (air hunger), napas sesak dan dangkal
gbz
Expansi dinding dada tidak simetris disertai jejas di daerah
thorax
Perkussi Hipersonor
Auskultasi tidak ada suara napas
Deviasi trakea
Peninggian Vena jugularis
Penanganan: Pemberian oksigen. Segera ambilkan jarum ukuran
besar yang tersedia (14 G) coblos di ICS 2 midclavicula pada
dada yang sakit. Pasang Chest Tube/WSD.
o Open Pneumothorax
Sangat sesak (air hunger), napas sesak dan dangkal
Expansi dinding dada tidak simetris
Ada luka tembus/terbuka pada thorax
Perkussi Hipersonor
Ada suara SUCKING CHEST WOUND pada luka tembus
Penanganan: Pemberian oksigen. Pemasangan kasa 3 sisi yang
kedap udara. Pasang Chest tube/WSD.
o Massive Hemothorax
Sangat sesak (air hunger), napas sesak dan dangkal
Expansi dinding dada tidak simetris disertai jejas/fraktur pada
thorax
Perkussi dullness/pekak/redup
Auskultasi tidak ada suara napas
Terdapa tanda-tanda syok hemoragic dengan perdarahan
≥1500cc (≥200cc/jam selama 2 jam)
Penanganan: Pemberian oksigen: pasang Chest tube/WSD nilai
perlu/tidaknya thoracotomi
o Flail Chest dan Kontusio Pulmonum
Sangat sesak (air hunger), napas sesak dan dangkal
Expansi dinding dada PARADOXAL
Pasien nyeri hebat
Ada krepitasi tanda fr.costa di 2 tulang costa atau lebih dan 2
segmen atau lebih.
Penanganan: Pemberian oksigen, pemasangan airway definitive
(intubasi) dan assisted ventilasi, analgetik kuat
REEVALUASI
NOTE: tangani segera masalah yang ditemukan sebisa mungkin dan segera lapor
ke dokter bedah.
C. CIRCULATION DAN HEMMORAGE CONTROL
Cek tekanan darah, akral, dan nadi bila dingin dan adanya peningkatan frekuensi
nadi dan penurunan tekanan darah sistolik (tanda syok hipovolemik).
gbz
Segera pasang IV line 2 jalur dengan jarum besar AMBIL SAMPLE DARAH 1 untuk
lab dan 1 untuk crossmatch di bank darah. Berikan cairan RL minimal 2000cc
Perdarahan external yang berpotensi mengancam nyawa (open fracture tulang
panjang) segera lakukan balut tekan untuk menghentikan perdarahan
sementara.
Perdarahan internal : perbaiki volume untuk mencegah syok lebih lanjut.
o Rongga thorax tangani permasalahan konsul dr. bedah (thorakotomi
ex:massive hemotorax),
o Rongga Abdomen dan retroperitoneal pastikan apakah ada
perdarahan di dalam rongga abdomen dengan FAST/DPL konsul dr.
bedah (laparotomi) bila positif terjadi pedarahan intraabdominal.
o Rongga pelvic periksa apakah ada fraktur pelvis (periksa pelvis hanya
SATU KALI SAJA dengan cara melakukan gerakan menutup terlebih
dahulu bila ada instabilitas segera pasang pelvic binder dan
konsultasikan ke dr. bedah.
Pasang dower catheter namun perhatikan kontraindikasi: (LAKUKAN RT
DAHULU) rupture urethra, floating prostat(laki-laki), hematoma pada skrotum
(laki-laki), darah keluar dari OUE, Hematom perineum (wanita), darah keluar
dari urethra (wanita). Setelah pemasangan dower catheter buang urine yang
tertampung saat pemasangan lalu mulai hitung produksi setelahnya (dewasa
0,5-1 cc/kg, anak 1cc/kg, bayi 2cc/kg)
Pertimbangkan transfusi darah bila perdarahan kelas III (1500cc-2000cc) dan IV
(>2000cc) dan pasien dengan transient dan non responder terhadap resusitasi
cairan
REEVALUASI
NOTE:
D. DISABILITY
MINI NEUROLOGIC EXAMINATION (GCS, Refleks Pupil, Lateralisasi)
o GCS 13-15 Ringan, 9-12 Sedang, 3-8 (comma)
o <8 Segera intubasi
o <15 pertimbangkan CT SCAN
REEVALUASI
NOTE: Periksa Extremitas apakah ada luka atau tidak, bila curiga ada cedera otak
konsul dr. bedah saraf pertimbangkan CT SCAN.
E. EXPOSURE
Telanjangi pasien periksa selurh bagian tubuh yang mungkin terlewat dari
pemeriksaan kemudian tangani. Segera tutup dengan selimut tebal untuk
menghindari terjadinya hipotermia.
REEVALUASI
NOTE:
gbz
TAMBAHAN:
1. Pasang NGT perhatikan kontraindikasi (fr. Basis cranii dan bila ada muntah) bila ada pasang
lewat mulut untuk dekompressi abdomen. REEVALUASI
2. Pasang EKG untuk memonitor aktivitas jantung (aritmia sering mengancam). REEVALUASI
3. Cedera kepala EDH, SDH, ICH, SAH, IVH
SECONDARY SURVEY
gbz