Anda di halaman 1dari 2

 LATAR BELAKANG

Secara global, prevalensi rata-rata perokok laki-laki berusia 13-15 tahun sebesar 7,9% pada
rentang 2010-2020. Sementara, prevalensi perokok perempuan lebih rendah yakni sebesar 3,5%.
Dilihat berdasarkan wilayah, prevalensi rata-rata perokok laki-laki berusia 13-15 tahun tertinggi
berada di Asia Tenggara mencapai 9,2%. Diikuti wilayah Eropa sebesar 8,8% dan wilayah
Amerika 7,4%. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, sekitar 21 juta remaja berusia
13-15 tahun menjadi perokok pada 2020. Angka tersebut terdiri dari 15 juta perokok remaja laki-
laki dan 6 juta perokok remaja perempuan. Data WHO mempertegas bahwa remaja memiliki
kecenderungan yang tinggi untuk merokok, data WHO menunjukkan bahwa dari seluruh jumlah
perokok yang ada di dunia sebanyak 30% adalah kaum remaja (Republika, 1988).

Merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak asing. Kebiasaan merokok
dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi perokok, namun di lain pihak dapat menimbulkan
dampak buruk bagi perokok sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Berbagai kandungan zat
yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif pada tubuh penghisapnya. Salah
satunya bahan kimia yang terkandung di dalam sebatang rokok adalah nikotin. Nikotin sendiri
memiliki efek yang tidak baik seperti membuat ketagihan, merusak jaringan otak, menyebabkan
darah mudah menggumpal, juga menyempitkan pembuluh darah arteri. Rokok dan asapnya
mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia berbahaya yang dapat merusak tubuh. Bahan kimia
tersebut bisa menimbulkan kelainan pembuluh darah, yang selanjutnya akan meningkatkan risiko
serangan jantung, stroke, hipertensi, dan berbagai penyakit lainnya hingga 2-4 kali lipat. Tidak
hanya itu, merokok juga berhubungan erat dengan risiko penyakit saluran pernapasan, salah
satunya bronkitis.

Terdapat banyak alasan yang melatarbelakangi remaja untuk merokok. Secara umum
berdasarkan kajian Kurt Lewin, merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan individu. Dalam
masa remaja ini sering terjadi ketidaksesuaian antara perkembangan psikis dan perkembangan
sosial. Upaya-upaya untuk menemukan jati diri tersebut tidak selalu dapat berjalan sesuai dengan
harapan masyarakat. Perilaku merokok telah merasuki sendi-sendi kehidupan remaja melalui
perantara model-model orang dewasa. Remaja melihat orang tua mereka merokok. Remaja
melihat guru-gurunya mempertontonkan cara merokok.

Pencegahan yang dapat dilakukan oleh remaja adalah dengan menghindari lingkungan yang
membuatnya menjadi pecandu rokok, peran orang tua sangat penting dalam pengawasan anak di
usia remaja ini, orang tua memberikan edukasi berupa betapa bahanya merokok dalam diri
seseorang. jika orangtua menerapkan aturan tegas dan melakukan pengawasan serta menjadi
orangtua yang penuh perhatian dan kasih sayang kepada anak, maka pencegahan perilaku
merokok juga akan sangat mudah dipatuhi oleh sang anak, terlebih dengan figure orangtua yang
tidak merokok maka akan memudahkan bagi sang anak untuk patuh dan mencontoh perilaku
orangtua.
Apa yang menyebabkan seorang remaja merokok?

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana proses pembentukan
identitas sosial bagi remaja perokok dalam pergaulan.

 TINJAUAN PUSTAKA

Karakteristik perkembangan normal yang terjadi pada remaja dalam menjalankan tugas
perkembangannya dalam mencapai identitas diri anara lain menilai diri secara objektif dan
merencanakan untuk mengaktualisasi kemampuannya. Dengan demikian, pada fase ini, seorang
remaja akan : 1) Menilai rasa identitas pribadi 2) Meningkatkan minat pada lawan jenis 3)
menggabungkan perubahan seks sekunder ke dalam citra tubuh 4) Memulai perumusan tujuan
okupasional 5) Memulai pemisahan diri dari otoritas keluarga.

Dalam pembinaan perilaku anak-anak, orangtua berpengaruh. Remaja lebih mudah


terpengaruh berperilaku merokok jika melihat rangtua mereka merokok. Remaja yang
mempunyai keluarga yang kurang bahagia, ketika orangtua tidak begitu memperhatikan anaknya
juga dapat memicu remaja untuk merokok, dibanding anak muda yang keluarganya bahagia. 2)
Pengaruh Teman Supaya remaja dapat diterima di lingkungannya dan tidak dikatakan banci oleh
sebagian anak muda lainnya maka banyak remaja yang merokok dan semakin besar
kemungkinan teman- temannya adalah perokok. 3) Faktor Kepribadian Remaja adalah masa
ketika mereka sedang mencari jati diriyang merupakan aspek psikososial yang dialami pada
masaperkembangannya yang berkaitan dengan perilaku merokok.

Anda mungkin juga menyukai