: Ny. T
: 71 tahun
Tanggal / jam
: Rabu, 6 November 2013/ 15.00 WIB
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama
: Tn. S
Pekerjaan
: PNS
Hubungan
: Anak
2. Pengkajian primer
GCS. E: 2 V: 1 M: 5
Airway
: Tidak ada sumbatan jalan nafas,
Breathing
: Nafas Spontan dengan suport O2 4 lpm, RR = 28 x/menit
Circulation
: TD = 160/100 mmHg , N = 92 x/menit , CRT = 3 detik, keluar keringat dingin
dan penurunan kesadaran
Disability
: KU : Lemah, Kesadaran Somnolen, GCS E2V1M5
Exposure
: Tidak ada Trauma/Cidera pada tubuh pasien
S
A
M
P
L
E
3. Pengkajian Sekunder
:
Sign: pasien lemas hanya tiduran, keluar keringat dingin, dan tidak nafsu makan
Simptom: Pasien terlihat sesak nafas, terdapat penurunan kesadaran
: Keluarga mengatakan pasien tidak memiliki alergi obat/makanan
: Tahun lalu pasien pernah dirawat di rumah sakit karena Diabetus Mellitus.
: Pasien memiliki riwayat penyakit Diabetus Mellitus sejak 7 tahun terakhir
: Keluarga mengatakan pasien terahir makan tadi pagi itupun hanya sedikit karena tidak mau.
: Keluarga mengatakan sejak tadi pagi pasien lemas hanya tidur, keluar keringat dingin, dan
tidak nafsu makan.
4. Pemeriksaan Fisik
Kepala
: Mesosepal, Tidak ada lesi
Rambut
: Beruban, tidak ada kerontokan
Mata
: pupil isokor, konjungtiva anemis, sklera putih
Hidung
: bersih, Pernafasan cuping hidung (-)
Paru
: I . simetris, Tidak ada lesi, terdapat penggunaan otot intercosta
P. Pengembangan dada kanan= kiri
P. Bunyi Sonor
A. Suara vesikuler
Jantung
: I. Iktus kordis tidak tampak
P. Tidak ada pembesaran jantung
P. Bunyi pekak
A. Terdengar bunyi jantung S1 dan S2
Abdomen
Data Objektif
Kesadaran Somnolen
GCS E2V2M5
Pasien tampak lemas
Pasien tampak kesulitan bernafas
TTV : TD : 160/100 mmHg, N. 92 x/menit, RR. 28 x/menit
GDS : 53 mg/dl
Terdapat penggunaan otot intercosta
C. ANALISA DATA
N
o
Data Fokus
D
x
1
Problem
Etiologi
Ketidakefektifan
Depresi pusat
pola nafas
pernafasan
Gangguan fungsi
Hipoglikemi
intercosta
2 S. Keluarga mengatakan pasien lemas
sejak tadi pagi karena akhir akhir
ini tidak mau makan
cerebri
O. Kesadaran Somnolen
GCS E2V2M5
Pasien tampak lemas
TTV : TD. 160/100 mmHg
N. 92 x/menit
RR. 28 x/menit
GDS : 53 mg/dl
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pola nafas b.d depresi pusat pernafasan
2. Gangguan fungsi cerebri b.d Hipoglikemi
E. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa 1 : Ketidakefektifan pola nafas b.d depresi pusat pernafasan
Tujuan & KH
Intervensi
Rasional
Setelah dilakukan tindakan - Observasi tingkat kesadaran
Mengetahui adanya hipoksia
Menunjukkan usaha untuk
keperawatan selama 1x 60
pasien
- Observasi frekuensi nafas,
mendapatkan oksigen
menit pola nafas kembali
ekspansi paru dan
efektif
Membantu memenuhi
Kriteria hasil
penggunaan otot bantu
kebutuhan oksigen
- RR. 16 20 x/menit
pernafasan
Membuka jalan nafas
- Tidak ada penggunaan otot
- Kolaborasi pemberian terapi
bantu pernafasan
oksigen
- Pernafasan teratur
- Posisikan ekstensi
Diagnosa 2 : Gangguan fungsi cerebri b.d Hipoglikemi
Tujuan & KH
Intervensi
Setelah dilakukan tindakan - Observasi TTV
Rasional
- Mengetahui secara dini
keperawatan 1 x 60 menit
Darah
gangguan fungsi cerebri
- Observasi tingkat kesadaran - Meningkatkan kadar glukosa
- Kolaborasi pemberian Infus
hingga mencapai kadar yang
D 10% dan bolus IV D 40%
normal
- Anjurkan keluarga untuk
- Untuk pemulihan keadaan
memberikan nutrisi jika
pasien
kesadaran sudah membaik
- GDS :
mg/dL
- Tingkat kesadaran
composmentis
Kriteria Hasil :
F. IMPLEMENTASI
No Tgl/Jam
Dx
1
1,2
Implementasi
1,2
15.05
-
15.10
Melakukan pemeriksaan
GDS
15.15
15.15
2
-
1 ,2
intercosta
S:O : GDS = 53 mg / dl
Melakukan pemeriksaan
EKG
- Memasang infus dengan D
15.30
16.00
diberikan O2
- Penggunaan otot bantu nafas
2
1,2
Respon
Menganjurkan keluarga
untuk menyiapkan teh manis
untuk siberika pada pasien
jika kesdaran sudah mulai
membaik
- Mengevalusi keadaan pasien
S.
O. Keadaan jantung baik
S.
O. Terpasang infus D10 % dan
bolus D 40 % sebanyak 75 cc
S. Keluarga pasien bersedia
O.S:
O : KU : lemah, kesadaran :
apatis, pasien sudah bisa
membuka mata secara spontan,
GCS : E4 V1 M5, pernafasan
mulai teratur, RR : 22
kali/menit, tidak menggunakan
oto bantu pernafasan
intercostalis,
TTD
G. EVALUASI
No Dx Tgl/ Jam
1
Evaluasi
S. O. RR : 22 kali/ menit, tidak menggunakan otot bantu
pernapasan, pernapasan teratur
A. Masalah belum teratasi
P. Intervensi dilanjutkan
- Berikan terapi oksigen 2 lpm
- Posisikan pasien semi fowler dengan bantal
S. O. KU : lemah, kesadaran : apatis, pasien sudah bisa
membuka mata secara spontan, GCS : E4 V1 M5
TTV : TD. 160/100 mmHg
N. 92 x/menit
RR. 22 x/menit
A. Masalah belum teratasi
P. Intervensi dilanjutkan
- anjurkan keluarga untuk memberikan nutrisi
- Motivasi keluarga agar pasien rawat inap sebagai upaya
pemulihan
TTD