DISUSUN OLEH :
Gilbert Richard Sulivan Tapilatu
0761050176
PENGUJI :
dr. Agus Yuda Wijaya, Sp.S
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan rahmatNya yang
telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan case report yang
berjudul Stroke Non Hemoragik dalam memenuhi tugas kepaniteraan klinik Ilmu
Penyakit Saraf.
Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan case report ini tidak
lepas dari bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak. Atas bantuan yang telah
diberikan, baik moril maupun materil maka ucapan terima kasih penulis sampaikan
kepada orang tua dan keluarga, serta penulis mengucapkan banyak terimakasih juga
kepada dr. Agus Yuda Wijaya, Sp.S sebagai penguji.
Semoga penulisan ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan dalam
pengembangan informasi ilmiah baik bagi penulis, mahasiswa, institusi dan
masyarakat.
Penulis
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
2
PENDAHULUAN
Penyakit serebrovaskular atau stroke adalah setiap kelainan otak akibat proses
patologi pada sistem pembuluh darah otak, sehingga terjadi penurunan aliran darah ke
otak. Proses ini dapat berupa penyumbatan lumen pembuluh darah oleh trombosis atau
emboli, pecahnya dinding pembuluh darah otak, perubahan permeabilitas dinding
pembuluh darah dan perubahan viskositas maupun kualitas darah sendiri.
Perubahan dinding pembuluh darah otak serta komponen lainnya dapat bersifat
primer karena kelainan kongenital maupun degeneratif, atau sekunder akibat proses lain,
sepertiperadangan, arteriosklerosis, hipertensi dan diabetes mellitus. Karena itu penyebab
stroke sangat kompleks.
Stroke merupakan penyebab kematian ketiga tersering di dunia, setelah penyakit
jantung dan kanker, serta merupakan penyebab kecacatan nomor satu di dunia. Mayoritas
stroke adalah infark serebral. Di Indonesia, diperkirakan dalam setiap tahunnya ada
500.000 penduduk yang terkena serangan stroke. Sekitar 2,5% meninggal, dan sisanya
cacat ringan maupun berat. Angka ini diperkirakan akan semakin meningkat di kemudian
hari, oleh karena perubahan gaya hidup, lingkungan yang semakin tidak sehat, jenis
makanan yang semakin beragam dan semakin berlemak, dan sebagainya. Seperti kita
ketahui bersama, stroke merupakan sindroma yang sering menyebabkan kematian dan
kecacatan.
DEFINISI
Stroke adalah suatu gangguan fungsi saraf akut secara fokal atau global yang
disebabkan oleh karena gangguan peredaran darah otak, secara mendadak yang
menimbulkan gejala dan tanda sesuai dengan daerah fokal di otak yang terganggu.
Definisi stroke menurut World Health Organization (WHO) adalah tanda-tanda klinis
yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global), dengan gejalagejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih, dapat menyebabkan kematian, tanpa
adanya penyebab lain selain vaskuler.
Stroke iskemik adalah stroke yang disebabkan karena adanya sumbatan pada
pembuluh darah otak tertentu sehingga daerah otak yang diperdarahi oleh pembuluh darah
tersebut tidak mendapat pasokan energi dan oksigen, sehingga pada akhirnya jaringan selsel otak di daerah tersebut mati dan tidak berfungsi lagi.
FAKTOR RESIKO
Resiko stroke meningkat seiring dengan berat dan banyaknya faktor resiko, yaitu
kelainan-kelainan atau penyakit-penyakit yang membuat seseorang lebih rentan terhadap
serangan stroke, seperti
1. Tidak dapat dimodifikasi
- Usia
- Jenis kelamin
- Herediter
- Ras
2. Dapat dimodifikasi
A. Mayor
- Hipertensi
- Penyakit jantung
- Sudah ada manifestasi aterosklerosis secara klinis
- Diabetes mellitus
- Polisitemia
- Riwayat stroke
- Perokok
B. Minor
- Hiperkolesterol
- Hematokrit tinggi
- Obesitas
- Kadar asam urat tinggi
- Kadar fibrinogen tinggi
KLASIFIKASI
Pembagian stroke dibagi berdasarkan modifikasi Marshall, yaitu
I.
II.
III.
1. Sistem karotis
2. Sistem vertebro-basilar
Gejala - gejala
Onset atau awitan
Saat onset
Peringatan
Nyeri kepala
Kejang kejang
Muntah
Kesadaran menurun
Stroke Hemoragik
Mendadak
Sedang aktif
-+++
+
+
+++
Stroke non hemoragik disebut juga sebagai stroke iskemik, Pada fase akut perubahan
terjadi pada aliran darah otak. Pada daerah tempat terjadinya iskemik, secara etiologi
terdapat perbedaan yaitu iskemik global dan iskemik fokal.
Pada iskemik global aliran darah secara keseluruhan menurun akibat tekanan perfusi
misalnya karena syok ireversibel akibat henti jantung, perdarahan sistemik yang masif,
fibrilasi atrial berat, dan lain-lain. Sedangkan pada iskemik yang fokal terjadi akibat
turunnya tekanan perfusi otak regional. Keadaan ini disebabkan oleh adanya sumbatan atau
pecahnya salah satu pembuluh darah otak di daerah sumbatan atau tertutupnya aliran darah
otak baik sebagian atau seluruh lumen pembuluh darah otak, penyebabnya antara lain :
-
sumbatan
di
daerah
proximal
pembuluh
arteri
karotis
atau
vertebrobasilaris.
-
terjadi serangkaian proses patologik pada daerah iskemik. Perubahan ini dimulai di
tingkat seluler, berupa perubahan fungsi dan struktur sel yang diikuti dengan
kerusakan pada fungsi utama serta integritas fisik dari susunan sel, selanjutnya akan
berakhir dengan kematian neuron.
Stroke non Hemoragik dibagi menjadi beberapa tipe menurut penyebabnya, yaitu :
7
A. Trombosis
Stroke trombosis adalah stroke yang terjadi karena adanya sumbatan di pembuluh
darah besar di otak oleh karena adanya gumpalan/plak yang terbentuk akibat proses
aterosklerotik (pengerasan arteri). Stroke ini paling sering terjadi (hampir 40% dari
seluruh stroke). Plak aterosklerotik tersebut akan menyumbat suatu pembuluh darah
tertentu di otak yang pada akhirnya daerah otak yang seharusnya mendapat asupan
oksigen dan nutrisi tersebut menjadi kekurangan nutrisi dan oksien (iskemia) dan
akhirnya menjadi mati (infark). Plak aterosklerotik biasanya menyumbat pembuluh
darah besar di sekitar leher ataupun di dasar otak. Proses aterosklerosis itu sendiri
dipercepat
oleh
berbagai
faktor,
seperti
hipertensi,
diabetes
mellitus,
DIAGNOSIS
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan :
1. Anamnesis memberikan gejala dan tanda sesuai dengan daerah fokal di otak
Akan ditemukan kelumpuhan anggota gerak sebelah badan, mulut mencong atau
bicara pelo dan tidak dapat berkomunikasi dengan baik. Keadaan ini timbul sangat
mendadak. Juga perlu ditanyakan faktor-faktor resiko yang menyertai stroke. Dicatat
obat-obat yang sedang dipakai. Juga ditanyakan riwayat keluarga dan penyakit
lainnya.
9
SS> 1
Stroke
Hemoragik
-1 < SS < 1
SS < -1
Penilaian :
Derajat kesadaran : sadar penuh (0), somnolen (1), koma (2)
Nyeri kepala : tidak ada (0), ada (1)
Vomitus
Ateroma
10
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Laboratorium
- Pemeriksaan darah rutin
- Pemeriksaan kimia darah lengkap
*
Kolesterol,
ureum,
kreatinin,
asam
urat,
fungsi
hati,
enzim
Pengobatan Umum
Untuk pengobatan umum ini dipakai patokan 5 B, yaitu
1. Breathing
Harus dijaga agar jalan nafas bebas dan fungsi paru-paru cukup baik. Fungsi paru
sering terganggu karena curah jantung yang kurang, maka jantung harus dimonitor
dengan seksama. Pengobatan dengan oksigen hanya perlu bila kadar oksigen dalam
darah berkurang.
12
2. Blood
a. Tekanan darah
Tekanan darah dijaga agar tetap cukup tinggi untuk mengalirkan darah ke otak.
Pada fase akut pada umumnya tekanan darah meningkat dan secara spontan
akan menurun secara gradual. Pengobatan hipertensi pada fase akut dapat
mengurangi tekanan perfusi yang justru menambah iskemik lagi.
b. Komposisi darah
Kadar Hb dan glukosa harus dijaga cukup baik untuk metabolisme otak. Bila
terdapat polisitemia harus dilakukan hemodilusi. Pemberian infus glukosa
harus dihindari karena akan menambah terjadinya asidosis di daerah infark
yang mempermudah terjadinya edem dan karena hiperglikemia menyebabkan
perburukan fungsi neurologis dan keluaran. Keseimbangan elektrolit harus
dijaga.
3. Bowel
Defekasi dan nutrisi harus diperhatikan. Hindari terjadinya obstipasi karena akan
membuat pasien gelisah. Nutrisi harus cukup, bila perlu diberikan melalui
nasogastric tube.
4. Bladder
Miksi dan balance cairan harus diperhatikan. Jangan sampai terjadi retensio urin.
Bila terjadi inkontinensia, untuk laki-laki harus dipasang kondom kateter, kalau
wanita harus dipasang kateter tetap.
5. Brain
Edema otak dan kejang harus dicegah dan diatasi. Bila terjadi edema otak, dapat
dilihat dari keadaan penderita yang mengantuk, adanya bradikardi atau dengan
pemeriksaan funduskopi, dapat diberikan manitol. Untuk mengatasi kejang-kejang
yang timbuldapat diberikan Diphenylhydantion atau Carbamazepin.
II.
Pengobatan Khusus
Pada fase akut pengobatan ditujukan untuk membatasi kerusakan otak
semaksimal mungkin agar kecacatan yang ditimbulkan menjadi seminimal mungkin.
13
Untuk daerah yang mengalami infark, kita tidak bisa berbuat banyak. Yang penting
adalah menyelamatkan daerah di sekitar infark yang disebut daerah penumbra.
Neuron-neuron di daerah penumbra ini sebenarnya masih hidup, akan tetapi
tidak dapat berfungsi oleh karena aliran darahnya tidak adekuat. Daerah inilah yang
harus diselamatkan agar dapat berfungsi kembali. Untuk keperluan tersebut maka
aliran darah di daerah tersebut harus diperbaiki.
Menurut hukum Hagen-Poisseuille, viskositas darah memegang peranan
penting. Viskositas darah dipengaruhi oleh :
Hematokrit
Plasma fibrinogen
Rigiditas eritrosit
Agregasi trombosit
1. Trombolisis
Satu- satunya obat yang diakui FDA sebagai standar adalah pemakaian r-TPA
(Recombinant - Tissue Plasminogen Activator) yang diberikan pada penderita
stroke iskemik dengan syarat tertentu baik i.v maupun arterial dalam waktu kurang
dari 3 jam setelah onset stroke.
1.
Antikoagulan
Obat yang diberikan adalah heparin atau heparinoid (fraxiparine). Efek
antikoagulan heparin adalah inhibisi terhadap faktor koagulasi dan mencegah atau
memperkecil pembentukkan fibrin dan propagasi trombus. Antikoagulansia
mencegah terjadinya gumpalan darah dan embolisasi trombus. Antikoagulansia
masih sering digunakan pada penderita stroke dengan kelainan jantung yang dapat
menimbulkan embolus.
2. Anti agregasi trombosit
Obat yang dipakai untuk mencegah pengumpulan sehingga mencegah terbentuknya
trombus yang dapat menyumbat pembuluh darah. Obat ini dapat digunakan pada
TIA. Obat yang banyak digunakan adalah asetosal (aspillet) dengan dosis 40 mg
1,3 gram/hari. Akhir-akhir ini digunakan tiklopidin dengan dosis 2 x 250 mg.
3. Neuroprotektan
14
III.
Rehabilitasi
Rehabilitasi pasca-stroke adalah suatu upaya rehabilitasi stroke terpadu yang
melibatkan berbagai disiplin ilmu kedokteran dan merupakan kumpulan program,
termasuk pelatihan, penggunaan modalitas alat, dan obat-obatan.
Tujuan rehabilitasi adalah :
Adaptasi mental sosial dari penderita stroke, sehingga fungsional otonom penderita,
sosial aktif dan hubungan interpersonal menjadi normal.
Sedapat mungkin penderita harus dapat melakukan activities of daily living (ADL).
2) Speech therapy
15
Harus sistematis
PENCEGAHAN
Dengan mengetahui faktor-faktor risiko dari stroke, maka ada beberapa cara untuk
mencegah stroke, antara lain :
1. Kontrol tekanan darah tinggi (hipertensi). Salah satu hal paling penting untuk
mengurangi risiko stroke adalah untuk menjaga tekanan darah terkendali. Berolahraga,
mengelola stres, menjaga berat badan yang sehat, dan membatasi asupan natrium dan
alkohol adalah cara-cara untuk menjaga tekanan darah tetap terkontrol. Selain dengan
perubahan gaya hidup, dapat juga dengan mengkonsumsi obat anti hipertensi, seperti
diuretik, angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor dan angiotensin reseptor
blocker.
2. Turunkan kolesterol dan lemak jenuh asupan. Makan rendah kolesterol dan lemak,
terutama lemak jenuh, dapat mengurangi plak di arteri. Selain itu, dapat juga dengan
mengkonsumsi obat penurun kolesterol.
3. Jangan merokok. Berhenti merokok mengurangi risiko stroke.
4. Kontrol diabetes mellitus. Kita dapat mengelola diabetes dengan diet, olahraga,
pengendalian berat badan dan pengobatan. Kontrol ketat gula darah dapat mengurangi
kerusakan otak jika mengalami stroke.
5. Menjaga berat badan yang ideal. Kelebihan berat badan lain yang memberikan
kontribusi pada faktor-faktor risiko stroke, seperti tekanan darah tinggi, penyakit
jantung dan diabetes mellitus.
6. Berolahraga secara teratur. Latihan aerobik mengurangi risiko stroke dalam banyak
cara. Olahraga dapat menurunkan tekanan darah, meningkatkan high density
lipoprotein (HDL) kolesterol, dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan
pembuluh darah dan jantung. Hal ini juga membantu menurunkan berat badan,
mengendalikan diabetes dan mengurangi stres. Olah raga secara bertahap sampai 30
17
menit seperti berjalan, joging, berenang atau bersepeda jika tidak setiap hari, 1 hari
dalam seminggu.
7. Kelola stres. Stres dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Juga dapat
meningkatkan kecenderungan darah membeku, yang dapat meningkatkan risiko stroke
iskemik. Menyederhanakan hidup, berolahraga dan menggunakan teknik relaksasi
untuk mengurangi stres.
8. Minum alkohol dalam jumlah sedang, atau tidak sama sekali. Alkohol dapat menjadi
faktor risiko stroke. Konsumsi alkohol meningkatkan resiko tekanan darah tinggi dan
stroke iskemik dan perdarahan.
9. Jangan gunakan obat-obatan terlarang. Banyak obat, seperti kokain, yang menjadi
faktor risiko untuk TIA atau stroke.
18
KESIMPULAN
Iskemia otak apapun sebabnya akan menyebabkan perubahan kompleks yang dapat
bersifat umum seperti diaschisis, dan perubahan regional karena lumpuhnya autoregulasi,
terbentuknya daerah penumbra, luxury perfusion serta nekrosis iskemik. Di tingkat
seluler jika iskemia terjadi pada derajat sangat berat akan menimbulkan kerusakan total sel
akibat kegagalan energi secara langsung. Sedangkan pada iskemia transient, sel-sel di
daerah penumbra dapat berfungsi normal kembali, kecuali pada sebagian sel di daerah
sistim limbik dan ganglia basal yang disebut sebagai neuron-neuron dengan vulnerabilitas
selektif terhadap iskemia (selective neuronal vulnerability) akan mati secara bertahap,
tergantung kepada iskemia. Walaupun demikian kondisi iskemia seharusnya dapat diatasi
dengan baik.
Edema serebri pada infark otak dapat terjadi jika daerah iskemia luas (biasanya
hemisfer) diawali oleh edema sitotoksik dan diikuti oleh edema vasogenik.
Gejala klinik akibat stroke iskemik tergantung kepada lokasi kelainan dan prognosis
penderita sangat tergantung terutama kepada kecepatan pertolongan saat therapeutic
window, yaitu 6 8 jam setelah awitan. Apabila bisa ditangani dengan baik maka daerah
penumbra akan dapat diselamatkan sehingga infark tidak bertambah luas.
Dalam menghadapi kasus stroke, langkah pertama yang harus dikerjakan adalah
menentukan lebih dahulu jenis strokenya. Meskipun alat CT-Scan belum tersebar rata,
sebaiknya kita dapat membedakan antara stroke hemoragis dan non hemoragis berdasarkan
gejala dan tanda-tanda yang ada. Rehabilitasi untuk penderita stroke harus dikerjakan
sedini mungkin dengan mengingat kontra indikasi yang ada.Peran keluarga sangat penting
dalam program rehabilitasi ini. Motivasi, komunikasi, dan dorongan moril dari keluarga
dapat mempercepat proses penyembuhan.
19
Oleh karena itu, pertolongan terpadu dan rasional secara cepat, tepat dan cermat akan
menurunkan mortalitas dan morbiditas sehingga akan meningkatkan kualitas hidup.
DAFTAR PUSTAKA
20
STATUS PASIEN
Masuk
: 11 Mei 2015
Umur
Keluar
:-
Meninggal
: 17 Mei 2015
Pendidikan
: SMA
DPJP
Pekerjaan
: Pensiunan
Agama
: Kristen
Alamat
: 64 tahun
ANAMNESA
Autoanamnesa
Keluhan Utama
Keluhan Tambahan
: Bicara pelo
Pasien datang dengan keluhan lemas separuh badan sebelah kanan sejak
2 hari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan tiba-tiba dialami pada saat sedang
beraktivitas, keluhan seperti ini baru pertama kali dialami. Keluhan dirasakan
semakin memberat. Selain itu pasien mengaku bicara pelo (+) sakit kepala (+)
21
pusing berputar (-) mual(+) muntah (-) kejang (-) penglihatan double (-) kesemutan
separuh badan (-) tersedak saat makan minum (-) . Untuk mengurangi keluhan,
pasien telah berobat ke RS UKI & telah mendapatkan obat tetapi tidak kunjung
sembuh.
Riwayat tekanan darah tinggi & kencing manis disangkal. Kebiasaan merokok (+)
PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan umum
Kesadaran
: Composmentis ( GCS : E4 M6 V5 )
Tekanan Darah
: 170/90 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
Suhu
: 36,3oC (axilla)
Respirasi
: 20 x/menit (reguler)
Bentuk badan
: Atletikus
Gizi
: Cukup
Warna Kulit
: Sawo matang
Kuku
: Sianosis (-)
Turgor
: Normal
Auskultasi
: Bruit -/-
PEMERIKSAAN REGIONAL
Kepala
: Normocephali
Calvarium
Mata
Hidung
Mulut
Telinga
Toraks
Jantung
Paru-paru
Abdomen
Hepar
Lien
Vesika urinaria
Genitalia esksterna
: Tidak diperiksa
Ekstremitas
Nyeri ketok
: Tidak ada
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
1. Rangsang meningen
-
Kaku kuduk
:-
Brudzinski I
:-
Brudzinksi II
:-/-
Kernig
:-/-
Laseque
Cavum nasi
: Lapang / Lapang
Tes penghidu
: Normosmia
N II (Optikus) :
-
Visus kasar
: Baik / Baik
Lihat warna
Lapangan pandang
: Luas
Funduskopi
: Tidak dilakukan
N III, IV, VI
-
: Simetris
23
Ptosis
: -/-
Strabismus
: -/-
Eksopthalmus
: -/-
Enopthalmus
: -/-
Diplopia
: -/-
Deviasi konjugae
: -/-
Pupil :
-
Bentuk
Ukuran
Isokor / anisokor
Letak
Tepi
Reflek cahaya
: Bulat
: 3 mm / 3 mm
: Isokor
: Ditengah
: Rata
: Langsung
Tidak langsung
Reflek akomodasi
Kanan
Kiri
(+)
(+)
(+)
(+)
: +
N V (Trigeminus)
-
Motorik
: Baik
Gerakan rahang
: Baik
Menggigit ( Palpasi )
: Baik
Sensorik :
Raba
: kiri=kanan
Nyeri
: kiri=kanan
Suhu
: kiri=kanan
Refleks
: Kornea : + / +
Maseter : +
N.VII (fasialis)
-
: Simetris
Mimik
: Biasa
Angkat alis
: Baik
Kerut dahi
: Baik
24
Lagoftalmus
: -/-
Kembung Pipi
: Baik
Menyeringai
: Baik
Gejala Chovstek
: -
N VIII (Vestibulokokhlearis)
-
Vestibularis :
Nistagmus
: -
Vertigo
: -
Kokhlearis :
Kanan
Kiri
Suara bisik
baik
baik
Gesekan jari
baik
baik
Tes Rinne
(+)
(+)
Tes Weber
Tes Swabach
Arcus faring
: Simetris
Uvula
: ditengah
Palatum mole
: Intak
Disfoni
:-
Disfagi
:-
Disatria
: (+)
Refleks faring
: (+)
Refleks okulokardiak
: (+) / (+)
: (+) / (+)
N .XI (Asesorius)
-
Menoleh
: Baik
Angkat bahu
: Baik
N XII (Hipoglosus)
25
Julur lidah
: kiri=kanan
Tremor
:-
Fasikulasi
:-
Atrofi
:-
: Ditengah
3. MOTORIK
Motorik
-
: 4444
5555
4444
5555
Tonus
: Normotonus
Trofi
: Eutrofi
:-
4. KOORDINASI
Statis
Duduk
: Baik
Berdiri
: Tidak dilakukan
Berjalan
: Tidak dilakukan
Dinamis
Telunjuk hidung
Tumit lutut
Tes Romberg
: Tidak dilakukan
Diadokokinesis
:-
Disartria
:+
5. REFLEKS
Refleks tendo :
- Bisceps
: ++/++
- Triceps
: ++/++
- KPR
: ++/++
26
- APR
: ++/++
Refleks patologis :
-
Babinski
:-/-
Chaddock
:-/-
Oppenheim
:-/-
Gordon
:-/-
Schaffer
:-/-
Hoffman Trommer
:-/-
Klonus lutut
:-/-
Klonus kaki
:-/-
6. SENSIBILITAS
Eksteroseptif
-
Raba
: kiri=kanan
Nyeri
: kiri=kanan
Suhu
: kiri=kanan
Propioseptif
-
Rasa sikap
: kiri=kanan
Rasa getar
: kiri=kanan
: Baik
7. VEGETATIF
-
Miksi
: Baik
Defekasi
: Baik
Saliva
: Baik
Keringat
: Baik
8. FUNGSI LUHUR
- Memori
: Baik
- Bahasa
: Baik
: Baik
27
- Kognitif
: Baik
- Visuospasial
: Baik
RINGKASAN
Pasien laki-laki, 64 tahun, datang dengan keluhan lemas separuh badan sebelah
kanan sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan tiba-tiba dialami pada
saat sedang beraktivitas, keluhan seperti ini baru pertama kali dialami. Keluhan
dirasakan semakin memberat. Selain itu pasien mengaku bicara pelo (+) sakit
kepala (+) pusing berputar (-) mual(+) muntah (-) kejang (-) penglihatan double (-)
kesemutan separuh badan (-) tersedak saat makan-minum (-). Untuk mengurangi
keluhan, pasien telah berobat ke RS UKI & telah mendapatkan obat tetapi tidak
kunjung sembuh.
Riwayat tekanan darah tinggi & kencing manis disangkal. Kebiasaan merokok (+)
Dari pemeriksaan fisik didapatkan :
Tekanan Darah
: 170/90 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
Suhu
: 36,3oC (axilla)
Respirasi
: 20 x/menit (reguler)
Bentuk badan
: Atletikus
Gizi
: Cukup
Warna Kulit
: Sawo matang
Kuku
: Sianosis (-)
28
Turgor
: Normal
Auskultasi
: Bruit -/-
Nervus Cranialis
-
N VII
Menyeringai
N IX, X
Disartria
: (+)
MOTORIK
Derajat kekuatan otot
: 4444
5555
4444
5555
Laboratorium :
Tanggal 11 Mei 2015
-
Hematologi (darah)
H2TL
Hb
: 14,8 g/dl
Leukosit
: 9,7 ribu/ul
Ht
: 45,7 %
Trombosit
: 278 ribu/ul
:148 mg/dl
Gula 2jam PP
:193 mg/dl
Kolesterol Total
:161 mg/dl
Trigliserida
:191 mg/dl
Kolesterol HDL
:43 mg/dl
Kolesterol LDL
:106 mg/dl
SGOT
:15 u/l
SGPT
:18 u/l
Natrium
: 144 mmol/L
Kalium
: 4,4 mmol/L
Clorida
: 104 mmol/L
- UK (Ureum, Kreatinin)
Ureum darah
: 56 mg/dl
Kreatinin darah
: 2,62 mg/dl
Asam Urat
: 7,8 mg/dl
30
DIAGNOSA :
Klinis
Topis
: Korteks Serebri
Etiologi
DIAGNOSA BANDING :
o Stroke Hemoragik
TERAPI IGD
Pro Rawat Inap
Diet
: Lunak, RG
IVFD
Mm/
: Nerilin
2 x 500 mg
(PO)
1 x 80 mg
(PO)
Omeprazole 1 x 20 mg
(PO)
Allopurinol 1x 100 mg
(PO)
Aspillet
Prognosis
- Ad vitam
: dubia
- Ad sanationum
: dubia ad bonam
- Ad fungsionum
: dubia ad bonam
32