Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

“ ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN STROKE


HAEMORAGIC ”

PRAKTIK KLINIK KMB I


SEMESTER V T.A. 2023/ 2024

NAMA : ANANDA PUTRI IRZA


NIM : P032114401087

CLINICAL TEACHER CLINICAL INSTRUCTUR

PRODI D-III KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES RIAU
T. A. 2023/ 2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat
rahmat-Nya lah tulisan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan
naskah yang berjudul “Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Klien dengan
Stroke Haemoragik” penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari
kekurangan ataupun kesalahan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu, semua kritik
dan saran pembaca akan kami terima dengan senang hati demi perbaikan naskah
penulisan lebih lanjut. Tulisan ini dapat penuh selesaikan berkat adanya
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah
sepantasnyalah pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak, terutama rekan kami sekalian dan dosen yang telah
memberikan masukan demi kelancaran dan kelengkapan naskah tulisan ini.
Akhimya, semoga tulisan yang jauh dari sempuma ini ada manfaatnya.

Bukittinggi, 20 Agustus 2023

ANANDA PUTRI IRZA

i
DAFTAR ISI

A. KONSEP MEDIK.............................................................................................1

1. Defnisi ........................................................................................................... 1

2. Anatomi dan Fisiologi.................................................................................... 1

3. Etiologi........................................................................................................... 3

4. Patofisiologi ................................................................................................... 3

5. Patoflowdiagram............................................................................................. 5

6. Manifestasi klinik............................................................................................6

7. Komplikasi......................................................................................................6

8. Pemeriksaan diagnosa.....................................................................................7

9. Penatalaksanaan ..............................................................................................7

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN..........................................................9

1. Pengkajian.......................................................................................................9

2. Diagnosa Keperawatan..................................................................................11

3. Intervensi.......................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

ii
A. KONSEP MEDIK
1. Definisi
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang
berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (global) dengan
gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang
menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain
vaskular (Muttaqin, 2008).
Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi karena pembuluh darah di
otak pecah sehingga timbul iskhemik dan hipoksia di hilir. Penyebab stroke
hemoragik antara lain: hipertensi, pecahnya aneurisma, malformasi arteri
venosa. Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif,
namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun
(Ria Artiani, 2009).
Stroke hemoragik adalah pembuluh darah otak yang pecah sehingga
menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu
daerah di otak dan kemudian merusaknya (M. Adib, 2009).
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa stroke hemoragik adalah salah
satu jenis stroke yang disebabkan karena pecahnya pembuluh darah di otak
sehingga darah tidak dapat mengalir secara semestinya yang menyebabkan
otak mengalami hipoksia dan berakhir dengan kelumpuhan.

2. Anatomi dan Fisiologi


Otak manusia kira-kira mencapai 2% dari berat badan dewasa. Otak
menerima 15% dari curah jantung memerlukan sekitar 20% pemakaian
oksigen tubuh, dan sekitar 400 kilokalori energi setiap harinya. Otak
bertanggung jawab terhadap bermacam-macam sensasi atau rangsangan
terhadap kemampuan manusia untuk melakukan gerakan-gerakan yang
disadari, dan kemampuan untuk melaksanakan berbagai macam proses
mental, seperti ingatan atau memori, perasaan emosional, intelegensi,
berkomuniasi, sifat atau kepribadian, dan pertimbangan. Berdasarkan
gambar dibawah, otak dibagi menjadi lima bagian, yaitu otak besar
(serebrum), otak kecil (serebelum), otak tengah (mesensefalon), otak

1
depan (diensefalon), dan jembatan varol (pons varoli) (Russell J. Greene
and Norman D.Harris, 2008 ).
a) Cerebrum (otakk besar)
Merupakan bagian terbesar dan terdepan dari otak manusia. Otak besar
mempunyai fungsi dalam mengatur semua aktivitas mental, yang
berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori),
kesadaran, dan pertimbangan. Otak besar terdiri atas Lobus Oksipitalis
sebagai pusat pendengaran, dan Lobus 5 frontalis yang berfungsi
sebagai pusat kepribadian dan pusat komunikasiFisiologi
b) Otak Kecil (Serebelum)
Mempunyai fungsi utama dalam koordinasi terhadap otot dan tonus
otot, keseimbangan dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang
merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak
mungkin dilaksanakan. Otak kecil juga berfungsi mengkoordinasikan
gerakan yang halus dan cepat.
c) Otak Tengah (Mesensefalon)
Terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Otak tengah berfungsi
penting pada refleks mata, tonus otot serta fungsi posisi atau
kedudukan tubuh.
d) Otak Depan (Diensefalon)
Terdiri atas dua bagian, yaitu thalamus yang berfungsi menerima
semua rangsang dari reseptor kecuali bau, dan hipotalamus yang
berfungsi dalam pengaturan suhu, pengaturan nutrien, penjagaan agar
tetap bangun, dan penumbuhan sikap agresif.
e) Jembatan Varol (Pons Varoli)
Merupakan serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri
dan kanan. Selain itu, menghubungkan otak besar dan sumsum tulang
belakang.

3. Etiologi

2
Penyebab perdarahan otak yang paling lazim terjadi
a. Aneurisma Berry, biasanya defek kongenital.
b. Aneurisma fusiformis dari atherosklerosis. Atherosklerosis adalah
mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya kelenturan atau
elastisitas dinding pembuluh darah. Dinding arteri menjadi lemah dan
terjadi aneurisma kemudian robek dan terjadi perdarahan.
c. Aneurisma myocotik dari vaskulitis nekrose dan emboli septis.
d. Malformasi arteriovenous, adalah pembuluh darah yang mempunyai
bentuk abnormal, terjadi hubungan persambungan pembuluh darah
arteri, sehingga darah arteri langsung masuk vena, menyebabkan mudah
pecah dan menimbulkan perdarahan otak.
e. Ruptur arteriol serebral, akibat hipertensi yang menimbulkan
penebalan dan degenerasi pembuluh darah.
Faktor resiko pada stroke adalah
a. Hipertensi
b. Penyakit kardiovaskuler: arteria koronaria, gagal jantung kongestif,
fibrilasi atrium, penyakit jantung kongestif)
c. Kolesterol tinggi, obesitas
d. Peningkatan hematokrit (resiko infark serebral)
e. Diabetes Melitus (berkaitan dengan aterogenesis terakselerasi)
f. Kontrasepasi oral (khususnya dengan disertai hipertensi, merokok, dan
kadar estrogen tinggi)
g. Penyalahgunaan obat (kokain), rokok dan alkohol

4. Patofisiologi
a. Perdarahan intra cerebral
Pecahnya pembuluh darah otak terutama karena hipertensi
mengakibatkan darah masuk ke dalam jaringan otak, membentuk massa
atau hematom yang menekan jaringan otak dan menimbulkan oedema
di sekitar otak. Peningkatan TIK yang terjadi dengan cepat dapat
mengakibatkan kematian yang mendadak karena herniasi otak.
Perdarahan intra cerebral sering dijumpai di daerah putamen, talamus,

3
sub kortikal, nukleus kaudatus, pon, dan cerebellum. Hipertensi kronis
mengakibatkan perubahan struktur dinding permbuluh darah berupa
lipohyalinosis atau nekrosis fibrinoid.
b. Perdarahan sub arachnoid
Pecahnya pembuluh darah karena aneurisma atau AVM.
Aneurisma paling sering didapat pada percabangan pembuluh darah
besar di sirkulasi willisi. AVM dapat dijumpai pada jaringan otak
dipermukaan pia meter dan ventrikel otak, ataupun didalam ventrikel
otak dan ruang subarakhnoid. Pecahnya arteri dan keluarnya darah
keruang subarakhnoid mengakibatkan tarjadinya peningkatan TIK yang
mendadak, meregangnya struktur peka nyeri, sehinga timbul nyeri
kepala hebat. Sering pula dijumpai kaku kuduk dan tanda-tanda
rangsangan selaput otak lainnya. Peningkatam TIK yang mendadak
juga mengakibatkan perdarahan subhialoid pada retina dan penurunan
kesadaran. Perdarahan subarakhnoid dapat mengakibatkan vasospasme
pembuluh darah serebral. Vasospasme ini seringkali terjadi 3-5 hari
setelah timbulnya perdarahan, mencapai puncaknya hari ke 5-9, dan
dapat menghilang setelah minggu ke 2-5. Timbulnya vasospasme
diduga karena interaksi antara bahan-bahan yang berasal dari darah dan
dilepaskan kedalam cairan serebrospinalis dengan pembuluh arteri di
ruang subarakhnoid. Vasospasme ini dapat mengakibatkan disfungsi
otak global (nyeri kepala, penurunan kesadaran) maupun fokal
(hemiparese, gangguan hemisensorik, afasia dan lain-lain). Otak dapat
berfungsi jika kebutuhan O2 dan glukosa otak dapat terpenuhi. Energi
yang dihasilkan didalam sel saraf hampir seluruhnya melalui proses
oksidasi. Otak tidak punya cadangan O2 jadi kerusakan, kekurangan
aliran darah otak walau sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi.
Demikian pula dengan kebutuhan glukosa sebagai bahan bakar
metabolisme otak, tidak boleh kurang dari 20 mg% karena akan
menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa sebanyak 25 % dari seluruh
kebutuhan glukosa tubuh, sehingga bila kadar glukosa plasma turun
sampai 70 % akan terjadi gejala disfungsi serebral. Pada saat otak

4
hipoksia, tubuh berusaha memenuhi O2 melalui proses metabolik
anaerob,yang dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah otak.

5. Patoflowdiagram

6. Manifestasi Klinik

5
Gejala stroke hemoragik bervariasi tergantung pada lokasi perdarahan dan
jumlah jaringan otak yang terkena. Gejala biasanya muncul tiba-tiba,
tanpa peringatan dan sering selama aktivitas. Gejala mungkin sering
muncul dan menghilang atau perlahan-lahan menjadi lebih buruk dari
waktu ke waktu.
Gejala stroke hemoragik bisa meliputi:
a. Perubahan tingkat kesadaran (mengantuk, letih, apatis, koma).
b. Kesulitan berbicara atau memahami orang lain.
c. Kesulitan menelan.
d. Kesulitan menulis atau membaca.
e. Sakit kepala yang terjadi ketika berbaring, bangun dari tidur,
membungkuk, batuk atau kadang terjadi secara tiba-tiba.
f. Kehilangan koordinasi.
g. Kehilangan keseimbangan.
h. Perubahan gerakan biasanya pada satu sisi tubuh, seperti kesulitan
menggerakkan salah satu bagian tubuh, atau penurunan ketrampilan
motorik.
i. Mual atau muntah.
j. Kejang.
k. Sensasi perubahan biasanyan pada satu sisi tubuh, seperti penurunan
sensasi, baal atau kesemutan.
l. Kelemahan pada satu sisi tubuh.
(Batticaca, 2008)

7. Komplikasi
Stroke hemoragik dapat menyebabkan
1. Infark Serebri
2. Hidrosephalus yang sebagian kecil menjadi hidrosephalus normotensif
3. Fistula caroticocavernosum
4. Epistaksis
5. Peningkatan TIK, tonus otot abnormal

6
8. Pemeriksaan Diagnostik
a. Angiografi cerebral
Membantu menentukan penyebab dari stroke secara spesifik seperti
perdarahan arteriovena atau adanya ruptur dan untuk mencari sumber
perdarahan seperti aneurism atau malformasi vaskular.
b. Lumbal pungsi
Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada cairan lumbal
menunjukkan adanya hemoragi pada subarakhnoid atau perdarahan
pada intrakranial.
c. CT scan
Penindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi
hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia dan
posisinya secara pasti.
d. MRI (Magnetic Imaging Resonance)
Menggunakan gelombang megnetik untuk menentukan posisi dan bsar
terjadinya perdarahan otak. Hasil yang didapatkan area yang
mengalami lesi dan infark akibat dari hemoragik.
e. EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan
dampak dari jaringan yang infrak sehingga menurunnya impuls listrik
dalam jaringan otak.

9. Penatalaksanaan Medis
a. Penatalaksanaan Medis

i. Menurunkan kerusakan iskemik serebral.


Tindakan awal difokuskan untuk menyelamatkan sebanyak mungkin
area iskemik dengan memberikan oksigen, glukosa dan aliran darah
yang adekuat dengan mengontrol atau memperbaiki disritmia serta
tekanan darah.
ii. Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK
Dengan meninggikan kepala 15-30 derajat menghindari flexi dan
rotasi kepala yang berlebihan, pemberian dexamethason.

7
iii. Pengobatan
 Anti koagulan : Heparin untuk menurunkan kecenderungan
perdarahan pada fase akut.
 Obat anti trombotik : pemberian ini diharapkan mencegah
peristiwa trombolitik atau embolik.
 Diuretika : untuk menurunkan edema serebral.

iv. Pembedahan
Endarterektomi karotis dilakukan untuk memperbaiki peredaran
darah otak.

b. Penatalaksanaan Keperawatan
i. Posisi kepala dan badan 15-30 derajat. Posisi miring apabila muntah
dan boleh mulai mobilisasi bertahap jika hemodinamika stabil.
i. Bebaskan jalan nafas dan pertahankan ventilasi yang adekuat.
ii. Tanda-tanda vital usahakan stabil.
iii. Bedrest.
iv. Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
v. Hindari kenaikan suhu, batuk, konstipasi, atau cairan suction yang
berlebih. (Muttaqin, 2008)

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
a. Identitas
Meliputi identitas klien (nama, umur, jenis kelamin, status, suku,
agama, alamat, pendidikan, diagnosa medis, tanggal MRS, dan tanggal
pengkajian diambil) dan identitas penanggung jawab (nama, umur,
pendidikan, agama, suku, hubungan dengan klien, pekerjaan, alamat).
b. Keluhan Utama

8
Kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, tidak dapat
berkomunikasi dan penurunan tingkat kesadaran.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Serangan stroke hemoragik sering kali berlangsung sangat mendadak
saat klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala,
mual, muntah bahkan kejang sampai tidak sadar, kelumpuhan separuh
badan atau gangguan fungsi otak yang lain.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Adanya riwayat hipertensi, DM, penyakit jantung, anemia, riwayat
trauma kepala, kotrasepsi oral yang lama, penggunan obat-obat anti
koagulasi, aspirin, vasodilator, obat-obat adiktif, kegemukan.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi, DM, atau
adanya riwayat stroke dari generasi terdahulu
f. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Mengalami penurunan kesadaran, suara bicara, kadnag mengalami
gangguan yaitu sukar dimengerti, kadang tidak bisa bicara/afasia, TTV
meningkat, nadi bervariasi.
a) B1 (Breathing)
Pada infeksi didapatkan klien batuk, peningkatan sputum, sesak naps,
penggunaan alat bantu napas, dan peningkatan frekuensi napas. Pada
klien dengan kesadaran CM, pada infeksi peningkatan pernapasannya
tidak ada kelainan, palpasi thoraks didapatkan taktil fremitus seimbang,
auskultasi tidak didapatkan bunyi napas tambahan.
b) B2 (Blood)
Pengkajian pada sistem kardiovaskuler didapatkan renjatan (syok
hipovolemik) yang sering terjadi pada klien stroke. Tekanan darah
biasanya terdapat peningkatan dan dapat terjadi hipertensi masif
(tekanan darah >200 mmHg)
c) B3 (Brain)

9
Stroke yang menyebabkan berbagai defisit neurologis, tergantung
pada likasi lesi (pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran arean
perfusinya tidak adekuat, dan aliran darah kolateral (sekunder atau
aksesori). Lesi otak yang rusak dapat membaik sepenuhnya. Pengkajian
B3 (Brain) merupakan pemeriksan fokus dan lebih lengkap
dibandingkan pengkajian pada sistem lainnya
d) B4 (Bladder)
Setelah stroke klien mungkin mengalami inkontinensia urine
sememntara karena konfusi, ketidakmampuan mengkomunikasikan
kebutuhan dan ketidakmampuan mengendalian kandung kemih karena
kerusakan kontrol motorik dan postural. Kadang kontrol sfingter urine
eksternal hilang atau berkurang selama periode ini, dilakukan
kateterisasi intermitten dengan teknik steril. Inkontinensia urine yang
berlanjut menunujukkan kerusakan neurologis luas.
e) B5 (Bone)
Pada kulit, jika klien kekurangan O2 kulit akan tampak pucat dan
jika kekurangan cairan maka turgor kulit akan buruk. Selain itu, perlu
juga tanda-tanda dekubitus terutama pada daerah yang menonojol
karena klien stroke mengalami masalah mobilitas fisik. Adanya
kesulitan untuk beraktivitas karena kelemahan, kehilangan sensori atau
paralise/hemiplegi serta mudah lelah menyebabkan masalah pada pola
aktivitas dan istirahat
2) Pengkajian Tingkat Kesadaran
Pada klien lanjut usia kesadaran klien stroke biasanya berkisar
pada tingkat latergi, stupor dan koma
3) Pengkajian Fungsi Serebral
Pengkajian ini meliputi status mental, fungsi intelektual,
kemampuan bahasa, lobus frontal dan hemisfer
4) Pangkajian Saraf Kranial
Umumnya terdapat gangguan nervus cranialis VII dan XII central
5) Pengkajian Sistem Motorik

10
Hampir selalu terjadi kelumpuhan/kelemahan pada salah satu sisi
tubuh
6) Pengkajian Reflek
Pada fase akur refleks fisiologis yang lumpuh akan menghilang
setelah beberapa hari reflek fisiologian muncul kembali didahului
refleks patologis
7) Pengkajian Sistem Sensori
Dapat terjadi hemihipertensi.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko perfusi serebral tidak efektif d.d Hipertensi
b. Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan neuromuskular d.d stroke
c. Gangguan komunikasi verbal b.d gangguan neuromuscular d.d stroke
d. Difisit perawatan diri b.d gangguan muskolokeletal d.d stroke

3. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi

11
Resiko perfusi serebral Setelah dilakukan intervensi O:
tidak efektif d.d hipertensi keperawatan selama 3x24 - Monitor status kardiopulmonal
jam, maka perfusi serebral (frekuensi dan kekuatan nadi,
meningkat dengan keriteria frekuensi napas, TD, MAP)
hasil : - Monitor status oksigenasi
1. Tingkat kesadaran (oksimetri nadi, AGD)
meningkat - Monitor tingkat kesadaran T :
2. Sakit kepala menurun - Berikan oksigen untuk
3. Gelisah menurun mempertahankan saturasi
4. Nilai rata-rata tekanan oksigen >94%
darah meningkat - Persiapkan intubasi dan
5. Tekanan darah intracranial ventilasi mekanis, jika perlu.
meningkat E:
- Jelaskan penyebab /
fator resiko syok
- Jelskan tanda dan gejala syok

- Anjurkan memperbanyak
asupan cairan oral
K:
- Kolaborasi memberikan IV
jika perlu
Gangguan mobiitas fisik Setelah dilakukan intervensi O:
b.d gangguan keperawatan selama 3x24 jam - Identifikasi adanya nyeri fisik
neuromuscular d.d stroke maka mobilitas fisik lainnya
meningkat dengan kriteria - Monitor frekuensi jantung dan
hasil : tekanan darah sebelum
1.Pergerakan ekstremitas memulai ambulasi
meningkat - Monitor kondisi umum selama
2.Kekuatan otot meningkat melakukan ambulasi T :
3.Kecemasan menurun - Fasilitasi aktivitas ambulasi
4.Gerakan tidak terkoordinasi dengna alat bantu
menurun

12
5.Kelemahan fisik menurun (tongkat,kruk)
- Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
menngktakan ambulasi
E:
- Jelaskan tujuan dan prosedur
ambulasi
Anjurkan melaukan
ambulasi disini

Gangguan komuniksi Setelah dilakukan intervensi O:


verbal b.d gangguan keperawatan selama 3x24 jam - Monitor kecepatan,tekanan,
neuromuscular d.d stroke maka diharapkan kemampuan kuantitas, volume, dan
berbicara meningkat dengan diksi bicara
kriteria hasil : T:
1. Kemamouan - Gunakan metode komunikasi
berbicara meningkat alternative (mis : menulis, mata
2. Kemampuan berkedip, papan koomunikasi
mendengar meningkat dengan gambar dan huruf,
3. Kesesuaian ekspresi isyarat tangan dan computer)
wajah/tubuh meningkat - Ulangi apa yang disampaikan
4. Gagap menurun pasien
- Gunakan juru bicara jika perlu.
E:
- Anjurkan berbicara perlahan
Difisit perawatan diri b.d Setelah dilakukan asuhan O:
gangguan muskolokeletal keperawatan selama 3x24 jam - Identifikasi jenis bantuan yang
d.d stroke maka kemampuan perawatan dibutuhkan
diri meningkat dengnan - Monitor kebersihan tubuh T :
kriteria hasil : - Sediakan peralatan mandi (mis :
1. Kemampuan mandi sabun, sikat gigi, shampoo)
meningkat - Sediakan lingkungan yang

13
2. Kemampuan mengenakan aman dan nyaman
pakaian meningkat - Berikan bantuan sesuai tingkat
3. Kemampuan makan kemandirian E :
meningkat - Ajarkan kepada keluarga cara
4. Kemampuan ke memandikan pasien, jika perlu.
toilet meningkat

DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem


Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.
Sudoyo, Aru W, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi 4.
Jakarta: Interna Publishing
Adib, M. 2009. Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung,
dan Stroke. Yogyakarta: Dianloka Pustaka.
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardi. 2013. Panduan Penyusunan Asuhan
Keperawatan Profesional Jilid 2. Yogyakarta: Media Action
Publishing
Batticaca, F. B. 2008. Asuan Keperawatan Klien dengan Sistem Persarafan.
Jakarta: Salemba Medika.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017.Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
Defnisi dan Indikator Diagnos k Edisi 1
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2017.Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia Defnisi dan TindakanKeperawatan
Edisi 1

14
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.Tim Pokja SLKI DPP PPNI.
2017.Standar Luaran

15

Anda mungkin juga menyukai