Anda di halaman 1dari 36

GENERAL SURGERY

Oleh : Fendy Nugroho, SST.FT., M.Fis


Email : fendyn43@gmail.com
HP : (+62) 856 2671 722
RPM BEDAH
UMUM/
PROFESI
FAI (ARTHROSCOPY)
REHABILITASI HIP ARTHROSCOPY UNTUK FEMOROACETABULAR IMPINGEMENT (FAI)

By Fendy Nugroho, SST.FT., Ftr., M.Fis


fendyn43@gmail.com
(+62) 8562671722
Joint
Inflammatory changes in joints associated with overuse are classified as
synovitis or capsuIitis. Examples of these problems are the sinus tarsi
syndrome of the subtalar joint and synovitis of the hip joint.

Impingement syndromes occur when a bony abnormality, either congenital


or acquired, causes two bony surfaces to impinge on each other (e.g. Sumber: https://www.biaphysio.com/wp-content/uploads/2020/05/Sinus-Tarsi-Image.png

femoro-acetabular impingement at hip, posterior impingement at ankle), or


impinge on a structure passing between them (e.g. supraspinatus tendon in
shoulder) causing damage to that structure. Treatment requires either
removal of the structural abnormality or modification of biomechanics to
relieve the impingement.

Sumber: https://orthoinfo.aaos.org/link/2849dd42979a4a0ab837c7fd3a84d437.aspx

Sumber: https://www.hiparthroscopydoctor.com/assets/images/support-images/condition-Synovitis3.png

Sumber: https://www.caringmedical.com/wp-content/uploads/2013/11/hip_impingement.jpg
PENDAHULUAN Setiap tindakan arthroscopy pada femoralacetabular impingement
setiap rumah sakit memiliki protokol sendiri dan masih banyak
modifikasi. Berdasarkan prosedur yang dilakukan, maka pemulihan
pasca operasi sering mengikuti 4 fase recovery:
1.Fase pengurangan nyeri dan spasme serta peningkatan ROM.
Fase ini sangat penting karena juga untuk mencegah kontraktur dan
kelemahan otot.
2.Fase peningkatan ROM dan mulai latihan untuk penumpuan berat
badan sesuai dengan recovery jaringan dengan kontrol
neuromuskuler.
3.Penguatan dan stabilisasi sendi serta penguatan otot dasar
panggul untuk persiapan fungsional terhadap ADL.
4.Latihan peningkatan fungsional kembali tergantung tujuan
tertentu misalkan kembali ke olah raga dan aktivitas keseharian
sesuai dengan pekerjaan serta hobi.
Sebelum Anda bisa kembali melakukan aktivitas olah raga dengan
aman, tidak hanya cidera harus dipulihkan dengan sempurna, tetapi
juga perlu dilakukan pemulihan kekuatan, mobilitas, keseimbangan
dan kondisi.
Berikut protokol menurut Takla O’Donnell.
LATAR BELAKANG: • FAI semakin dikenal sebagai sumber nyeri di daerah
pinggang dan selangkangan pada orang dewasa muda
yang aktif
• FAI dilaporkan sebagai gejala Osteoarthritis
• Penelitian di bidang ini semakin berkembang
• Assessment operasi & treatment FAI
• Rehabilitasi fisik bervariasi
Pengarang Poin utama

Robinson & Griffin (2001) Pedoman dasar


NWB
Waktu yang bervariasi – tergantung operasi

Stalzer, Wahoff & Scanlan (2006) NWB – TWB 9 kg


CPM 4-6 minggu
4 tahap
Beban bervariasi
Long lever exercises
General Hip exercises
Voight et al (2010) NWB/TWB 8-10 minggu
Global muscle training
Posture correction
Gluteal retraining – ringan sampai berat
Latihan Pilates
Enseki & Draovitch (2010) 13 kg selama 2 minggu, untuk Micro # 4
General borad terms
Water therapy
Tergantung pada dokter bedah dan peraturan
yang berlaku
Poin Utama

Wahoff & Ryan (2011) Foot flat WB 9 kg – 3-8 minggu


Hip brace 21 hari
CPM 4-6 jam sehari selama 4-6 minggu
Micro #
Variable exercise dalam 4 tahap
Large muscle loading early.
Cheatham & Kolber (2012) NWB – TWB 4-6 minggu
4 fase
Large muscle training
Setelah 4 minggi dilakukan evaluasi untuk
melihat progres yang dicapai
Edelstein et al (2012) 4 tahap
Total 28 minggu
20% WB selama 2-6 minggu
Psoas dan gluteal loading – otot ekstentrik
di bawah tulang – tidak dijelaskan secara
spesifik
Persoalan
1. Variable WB status – NWB ke TBW dengan 9 kg. Weight Bearing
sesuai batas toleransi
2. Gerakan pasif berkelanjutan selama 4-6 minggu 4-6 jam per hari!!
3. Weight bearing dengan kruk -- periodenya bervariasi
4. Mobilisasi sendi – dari fleksi ke flexi adduksi
5. Global muscular retraining – penguatan dan pemberian beban di area
gluteal (Gluteal strengthening and loading)
6. Kerja soft tissue – tidak ada pedoman yang jelas
7. Aturan khusus? LT tidak disebutkan
8. General body exercises – tidak ada petunjuk khusus – pedoman umum
Takla- 1. Local muscular retraining
2. Strategi fisioterapi umum:
O’Donnell i. Sasaran utama : Local System Control (LSC)
Protocol ii. Sasaran kedua: Local system endurance

(“TOP”) iii. Global muscular loading yaitu loading dan


akselerasi / kecepatan (GML)
4 fase treatment:
1.Petunjuk dan edukasi pre operasi
2.Melindungi jaringan yang sedang dalam masa penyembuhan dan
memaksimalkan mobilisasi (Hari 1 – Minggu 2)
3.Stabilisasi lokal dan perawatan kesehatan (Minggu 2 – 6)
4.Meningkatkan beban latihan, perkembangan skilled movement dan
pencegahan cidera lanjutan (Minggu 6-12)
o Fisioterapi pre operasi terutama edukasi untuk pasien
o Penguatan hip care, hindari posisi-posisi yang bisa menyebabkan cidera
dan memperparah inflamasi

POSISI YANG TIDAK DIANJURKAN


- Hip flexion >90o selama kira-kira empat-enam minggu pasca operasi
- Mengangkat benda berat dari lantai.
- Melakukan gerakan berputar
- Deep squatting
- Duduk lama
Treatment fase 1 – Sasaran fase 1:
petunjuk / saran dan 1. Memberikan edukasi tentang anatomi hip dan konsep
edukasi pre operasi FAI – Cam, Pincer atau Combined impingement.
2. Memberikan edukasi kepada pasien tentang hal-hal
yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
3. Mengajarkan deep hip rotators (DHR) retraining
(latihan DHR) dalam posisi tengkurap – quadratus
femoris, oburator internus dan gemelli
4. Mengajarkan cara menggunakan kruk
Intervensi fase 1:

Strategi Treatment / Dasar pemikiran / Eviden


Intervensi
DHR (Deep Hip Rotator) Deep hip rotator (“rotator
retraining (latihan DHR) cuff” of the hip)
dalam posisi tengkurap – memberikan
minimal satu menit per keseimbangan dinamis hip
jam selama tujuh hari
sebelum operasi
Menyesuaikan kruk dan
memastikan kruk dapat
digunakan secara mandiri
dan nyaman
Treatment fase 2 – Sasaran fase 2:
Melindungi jaringan 1. Melindungi jaringan yang sedang dalam masa
yang sedang dalam penyembuhan

masa penyembuhan 2. Memaksimalkan range of motion sesuai petunjuk


dokter
dan meningkatkan
3. Meningkatkan Deep Hip Rotator control untuk
mobilitas (Hari 1 – memaksimalkan stabilitas
Minggu 2)
Fase 2 Tindakan Pencegahan:
• Hindari hip flexion di atas 90 derajat selama empat minggu
• Minimalkan volume dan intensitas latihan pada pasien micro fracture
• Hindari semua aktivitas memutar selama 4 minggu bagi pasien
ligamentum teres tear
• Tidak diperkenankan melakukan kerja fisik / manual handling
• Hindari gerakan squat, mengangkat dan memutar
• Minimalkan perjalanan dengan mobil – lutut bersentuhan pada saat
keluar masuk mobil.
• Minimal libur kerja selama satu minggu kecuali ada saran lain dari dokter
bedah
Treatment fase 3 – • Normalisasi gait
Stabilisasi lokal dan • Kembali ke aktivias sehari-hari sesuai dengan petunjuk
pemeliharaan dokter

kesehatan/kebugaran • Meminimalkan kerja otot dan melaksanakan DHR


retraining (latihan Deep Hip Rotator)
(Minggu 2-6)
• Memperbaiki ROM sesuai petunjuk dokter
• Menjaga kesehatan/kebugaran.
Tindakan • Hindari deep squat
Pencegahan • Tidak diperkenankan melakukan
stretching/strengthening yang berat
• Tidak diperkenankan melakukan aktivitas kontak
(contact activities)
Treatment fase 4 – Fase 4 Sasaran:
Resumption of 1. DHR retraining (latihan Deep Hip Rotator) dilanjutkan
loading, ke posisi-posisi dinamis

perkembangan skilled 2. Memperbaiki ROM di atas 90 derajat flexion

movement dan 3. Meningkatkan keseimbangan, kontrol propriocepti dan


neuromuscular
pencegahan cidera
4. Memperbaiki kekuatan dan ketahanan otot secara
lanjutan (Minggu 6- umum
12) 5. Memperbaiki kesehatan cardiovascular
Fase 4 Tindakan Pencegahan:
Hindari full squats, lunges, skipping, pilates dan
yoga
Fase 4 Intervensi:
Strategi Treatment/Intervensi Dasar pemikiran/eviden

Meningkatkan DHR loading (beban di


Deep Hip Rotator) dengan memberikan
resistance band pada posisi 4-point
kneeling kemudian pada saat weight-
bearing
Melanjutkan stretching
Dry needling untuk menangani adductors
dan TFL
Single leg balance exercises
Threaband dengan gluetal loading

Leg extension/hamstring curl exercises


Quarter squats yang difokuskan pada
teknik koreksi
Berjalan 30 menit dua hari sekali
Deep water running
Meningkatkan volume latihan stationary
bike, cross trainer dan stepper
FASE DAN GOAL 1. Saran/petunjuk dan edukasi pre operasi

REHABILITASI • Memberikan edukasi tentang FAI dan manajemen


nya
• Memberikan edukasi tentang perlindungan sendi
(joint protection) dan aktivitas pasca operasi
• Mengajarkan deep hip rotators stabilization exercise
• Penggunaan kruk secara mandiri
FASE DAN GOAL 2. Melindungi jaringan yang sedang dalam masa
penyembuhan dan memaksimalkan mobilitas (Hari 1
REHABILITASI- – Minggu 2)
lanjutan • Melindungi jaringan yang sedang dalam masa
penyembuhan
• Meminimalisir nyeri dan inflamasi
• Memaksimalkan ROM sesuai petunjuk dokter
• Melanjutkan latihan Deep Hip Rotators untuk
memaksimalkan stabilitas hip
FASE DAN GOAL 3. Stabilisasi lokal dan pemeliharaan
kesehatan/kebugaran (Minggu 2 – 6)
REHABILITASI - • Normalisasi gait
lanjutan • Kembali ke aktivitas normal sesuai petunjuk dokter
• Meminimalkan kompensasi otot dan melanjutkan
latihan Deep hip Rotators (DHR)
• Memperbaiki ROM sesuai petunjuk dokter
• Menjaga kesehatan/kebugaran
FASE DAN GOAL 4. Meningkatkan beban latihan, perkembangan skilled
movement dan pencegahan cidera lanjutan (Minggu
REHABILITASI - 6 – 12)
lanjutan • Melanjutkan DHR ke posisi-posisi dinamis dan dengan
beban
• Memperbaiki kekuatan dan ketahanan otot secara
umum
• Memperbaiki kesehatan cardiovascular
• Kembali ke aktivitas olah raga
Pedoman untuk memodifikasi managemen fisioterapi
berdasarkan prosedur operasi
Prosedur Exercise Teknik Kembali ke
therapy manual aktivitas/olah raga
FOC (Full Operational Capability)

FOC (Full Operational


Capability)/Labral repair
FOC (Full Operational
Capability)/Labral
repair/Ligamentum teres
FOC (Full Operational
Capability)/Ligamentum
teres/labral repair/microfracture
FOC (Full Operational
Capability)/Ligamentum
teres/labral
repair/microfracture/PRP
Ligamentum teres/acetabular
spur
Stage 1 – Quadratus Femoris dalam posisi tengkurap
Posisi Awal
•Berbaring tengkurap dan kedua lutut terpisah
kira-kira 20 cm.
•Tekuk kedua lutut 90 derajat.
•Letakkan telapak kaki yang tidak dioperasi ke
pergelangan kaki yang dioperasi

Exercise
•Paha menempel di tempat tidur, tekan
pergelangan kaki yang dioperasi ke kaki yang lain
•Otot bokong akan tegang, tapi kaki tidak boleh
berputar.
•Anda boleh menempelkan jari tangan untuk
mengecek kontraksi otot
Quadratus femoris in 4-point-kneeling with
external rotation and resistance band

Posisi awal

Posisi merangkak dengan resistance band


di sekitar pergelangan kaki yang dioperasi.

Exercise
Quadratus femoris in 4-point-kneeling

Posisi awal
Merangkak

Exercise
Hip stabilization and Proprioception
Exercise

• Link Video Exercise


https://www.youtube.com/watch?v=k_PQIM6_o7Y
Ringkasan: TOD Protocol – pendekatan sistematis untuk rehabilitasi
(fisioterapi):
1. Local muscular stability (Stabilitas otot lokal)
2. Global muscular strength (kekuatan otot secara global)
3. Endurance training (latihan ketahanan)
4. Pedoman khusus tentang injury untuk kembali ke
aktivitas olah raga (return to sport)
Thanks!
Any questions?
You can find me at @fendy_physio &
https://wa.me/628562671722

36

Anda mungkin juga menyukai