3. Area kompetensi 3 Penerapan dasar ilmu biomedik, klinik , perilaku dan epidemologi dalam praktik kedokteran keluarga Kompetensi inti 3.1. Menjelaskan masalah kedokteran dan kesehatan berdasarkan pengertian ilmu biomedik, klinik, perilaku dan komunitas terkini. 3.2. 3.3. Menyusun rencana intervensi berdasarkan pemahaman ilmiah Menerapkan prinsip prinsip kedokteran berbasis bukti dalam praktik kedokteran.
4. Area kompetensi 4 Pengelolaan masalah kesehatan pada individu , keluarga dan masyarakat. Kompetensi inti 4.1. Dengan diagnose pengelolaan dan pencegahan masalah individu yang umum dalam konteks hubungan dengan keluarga dan masyarakat secara komprehensip, holistic, berkesinambungan serta dengan bekerjasama
4.2.
Mengelolah masalah kesehatan individu melalui keterampilan clinical reasoning untuk menjamin hasil yang maksimal
5. Area kompetensi 5 Mengakses, menilai secara kritis keshahihan dan mengelola informasi Kompetensi inti 5.1. Mengakses, menilai secara kritis kesahihan dan kemampu-terapan, mengelola informasi untuk menjelaskan dan memecahkan masalah, atau mengambil keputusan dalama kaitan dengan pelayanan kesehatan ditingkat primer 6. Area kompetensi 6 Mawas diri dan belajar sepanjang hayat ompetensi inti 6.1. Melakukan praktik kedokteran dengan penuh kesadaran atas kemampuan dan keterbatasannya 6.2. 6.3. Menghadapi ( dan bila perlu mengatasi ) masalah emosional, personal dan masalah yang berkaitan dengan kesehatan yang dapat mempengaruhi kesehatan, kesejahteraan atau kemampuan profesinya Merasa terpanggil untuk belajar sepanjang hayat, merencanakan, menerapkan dan memantau perkembangan profesi secara berkesinambungan
7. Area kompetensi 7 Etika, moral dan profeionalisme dalam praktik. Kompetensi inti 7.1. Menjunjung tinggi profeionalisme, moral dan etika dalam praktik kedokteran dan kebijakan kesehatan serta kesediaan untuk menghargai nilai yang diyakini pasien yang berkait dengan masalah kesehatannya Proses pembelajaran berupa Kuliah interaktif Praktikum Tutorial SCL
BAB III TUGAS DAN WEWENANG KOMISI DISIPLIN Pasal 4 (1) Komdis bertugas dan berwenang membantu pimpinan melakukan penyelidikan, dan pemeriksaan kepada setiap mahasiswa yang dilaporkan, disangka melakukan tindakan dan atau perbuatan yang melanggar Ketentuan Ketertiban Kampus, Peraturan Akademik, dan ketentuan lainnya. (2) Komdis Fakultas atau Program Pascasarjana bertugas dan berwenang membantu Pimpinan Fakultas atau Direktur melakukan penyelidikan, pemeriksaan kepada mahasiswa di lingkungannya yang disangka melakukan pelanggaran terhadap Ketentuan Ketertiban Kampus. (3) Komdis Unhas bertugas dan berwenang membantu pimpinan universitas melakukan penyelidikan, pemeriksaan terhadap pelanggaran Ketentuan Ketertiban Kampus yang disangka dilakukan secara bersama-sama dan/atau bantu membantu oleh mahasiswa dari dua atau lebih fakultas dan/atau Program Pascasarjana.
(4) Untuk keperluan pemeriksaan, Komdis memanggil secara patut mahasiswa yang disangka melakukan pelanggaran, serta pihak lain yang dianggap mengetahui, mengalami, atau melihat terjadinya pelanggaran tersebut sebagai saksi. (5) Jika diminta, Komdis Unhas wajib memberikan pertimbangan kepada Rektor terhadap mahasiswa yang akan dijatuhi sanksi berat (pemecatan) karena terbukti melakukan pelanggaran Ketertiban Kampus. Pasal 5 Untuk memperlancar tugas Komdis, Satuan Pengamanan (Satpam) sesuai dengan kewenangannya dalam menangani suatu tindakan pelanggaran yang dilakukan oleh mahasiswa, menyampaikan laporan kejadian yang ditujukan kepada Rektor atau Pimpinan Fakultas/Program Pascasarjana, dan tembusannya disampaikan kepada Komdis. BAB IV PELANGGARAN DISIPLIN DAN KETERTIBAN KAMPUS Pasal 6 Pelanggaran ketertiban kampus adalah setiap ucapan, perbuatan yang dilakukan oleh mahasiswa, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama dan/atau menyuruh melakukan sesuatu di dalam kampus, berupa: 1. Berbusana yang tidak senonoh dan tidak sepantasnya menurut norma-norma kesusilaan dan agama dalam mengikuti kegiatan akademik dan/atau non akademik dalam lingkungan kampus. 2. Bermalam di gedung perkuliahan, ruangan kantor, ruangan lain tanpa izin pimpinan atau Pimpinan Unit Kerja yang bersangkutan. 3. Merusak dan/atau melanggar rambu-rambu lalu lintas. 4. Memasang iklan, spanduk, baliho dan/atau semacamnya tanpa izin pimpinan dan/atau Pimpinan Unit terkait. 5. Melakukan tindakan-tindakan yang tidak sepantasnya terhadap atribut Universitas baik di dalam maupun di luar Kampus. 6. Mencabut, atau melakukan tindakan lain yang mengakibatkan rusaknya tanam-tanaman, pohon-pohonan dan semacamnya yang sengaja diadakan dan dipelihara untuk keindahan dan kenyamanan kampus. 7. Merusak, menghilangkan, merobek, menggelapkan, dan/atau mengambil seluruhnya atau sebagian barang inventaris universitas, fakultas, Program Pascasarjana, atau unit kerja lain, atau milik orang. 8. Melakukan perjudian, perjokian, penyuapan, pemalakan, pemalsuan dokumen akademik, pemalsuan karya ilmiah, plagiat atau memberikan laporan palsu. 9. Melakukan tindakan asusila, pornoaksi, minum minuman keras dan/atau mabuk-mabukan. BAB V KLASIFIKASI PELANGGARAN Pasal 7 (1) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 6 ayat (1), (2), (3), dan (4) tersebut di atas adalah pelanggaran ringan. (2) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 6 ayat (5), (6), (7), dan (8) tersebut di atas adalah pelanggaran sedang. (3) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 6 ayat (9), (10), (11) dan (12) tersebut di atas adalah pelanggaran berat. Pasal 8 (1) Mahasiswa yang menjadi korban akibat pelanggaran ketentuan yang diatur dalam Pasal 6 ayat (9), (10), (11), dan (12) di atas, dapat melaporkan kepada pihak berwajib. (2) Mahasiswa yang dilaporkan kepada pihak berwajib sebagaimana diatur pada ayat (1) di atas tetap diproses pelanggarannya oleh Komdis, dan jika mahasiswa dimaksud ayat (1) ditahan oleh pihak berwajib, maka pemeriksaan Komdis ditangguhkan sambil menunggu putusan pengadilan. (3) Mahasiswa yang terbukti melakukan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap berkaitan dengan pelanggaran tersebut ayat (1) di atas, maka putusan pengadilan tersebut menjadi dasar untuk menjatuhkan sanksi tanpa memerlukan pemeriksaan terlebih dahulu oleh Komdis.