Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

ANALISA KASUS
Seorang wanita, 23 tahun datang ke poli onkologi RSUDZA dengan keluhan benjolan di
kedua payudara sejak 2 tahun yang lalu. Awalnya timbul benjolan sebesar kelereng di daerah
puting payudara sebelah kanan dapat digoyangkan permukaannya halus, kenyal, tidak nyeri dan
tidak ada kelainan kulit diatasnya. Semakin lama benjolan semakin membesar dan bertambah
serta timbul pada kedua payudara, dalam waktu 2 tahun benjolan di payudara kanan berjumlah 4
dan di payudara kiri berjumlah 3 sebesar telur puyuh hingga telur ayam kampung. Pasien
sebelumnya memiliki riwayat tumor payudara sebelah kanan tahun 2012 dan sudah dioperasi di
RSUDZA.
Tanda dan gejala yang mendorong penderita tumor payudara datang ke dokter adalah
terdapat benjolan payudara yang tidak nyeri 66%, benjolan yang nyeri 10%, pengeluaran cairan
dari puting 10%, perubahan payudara seperti retraksi atau udem setempat 10%. Semua benjolan
di payudara harus diuji dengan triple test yang terdiri dari pemeriksaan fisik, mamografi dan
biopsi.
Menurut Sjamsuhidajat dan Jong (2005), gejala dan tanda penyakit payudara sebagai
berikut:
1. Nyeri:
a. Berubah dengan siklus haid (penyebab fisiologis seperti pada tegangan pramenstruasi atau
penyakit fibrokistik)
b. Tidak tergantung siklus haid (tumor jinak, tumor ganas, atau infeksi)
2. Benjolan di payudara:
a. Keras (permukaan licin pada fibroadenoma atau kista, permukaan kasar dan berbenjol atau
melekat pada kanker atau inflamasi non infektif)
b. Kenyal (kelainan fibrokistik)
c. Lunak (lipoma)
3. Perubahan kulit:
a. Berkerut (sangat mencurigakan karsinoma)
b. Kelihatan benjolan (kista, karsinoma, fibroadenoma besar)
c. Kulit jeruk (tanda khas kanker payudara)
d. Kemerahan
e. Tukak/ulkus (kanker yang sudah lama terutama pada orang tua)
4. Kelainan puting/areola:
a. Retraksi (fibrosis karena kanker)
30

31

b. Inverse baru (retraksi fibrosiskarena kanker)


c. Eksema (unilateral: penyakit paget, tanda khas kanker)
5. Keluarnya cairan:
a. Seperti susu (kehamilan atau laktasi)
b. Jernih (normal)
c. Hijau (perimenopause, pelebaran duktus, kelainan fibrokistik)
d. Hemoragik (karsinoma, papiloma intraduktus)
Penilaian klinis terhadap benjolan payudara ini harus mempertimbangkan umur.
Fibroadenoma umumnya menyerang wanita usia di bawah 30 tahun. FAM merupakan suatu
kelainan struktur anatomis yang disebabkan oleh tumbuhnya jaringan, atau neoplasma jinak yang
berasal dari dari parenkim, stroma, areola dan papilla mamma termasuk: tumor jinak jaringan
lunak mamma, lipoma, hemangioma mamma dan displasia mamma, yang terjadi terutama pada
wanita muda. FAM disebut juga suatu tumor yang terdapat pada payudara dengan konsistensi
padat, kenyal, dapat digerakkan dari jaringan sekitarnya, yang mempunyai bentuk bulat atau
lonjong, dan berbatas tegas. Berdasarkan laporan dari NSW Breats Cancer Institute,
fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun. Dari anamnesis
didapatkan:
Merasa ada benjolan di payudara yang sudah cukup lama diketahui
Benjolan sering tidak disertai rasa nyeri dan sering tak ada hubungan dengan menstruasi,
benjolan di payudara terasa mobile (dapat lari-lari)
Usia muda (aqil baliq-30 tahun)
Pada pemeriksaan fisik didapatkan:
Biasanya benjolan tidak terlalu besar
Dapat tunggal atau multiple
Pada palpasi: teraba tumor padat-kenyal, berbatas tegas, permukaan halus meskipun kadangkadang berdungkul-dungkul, sangat mobile, tidak nyeri tekan, dapat tunggal atau multiple dan
tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening aksila ipsilateral.
Sebagian besar (sekitar 80%) fibroadenoma tumbuh tunggal, namun kadang-kadang
dapat tumbuh multiple. Fibroadenoma ini terjadi akibat adanya kelebihan hormon estrogen. Pada
masa adolesens, fibroadenoma bisa terdapat dalam ukuran yang besar. Pertumbuhan bisa cepat
sekali selama masa kehamilan dan laktasi atau menjelang menopause, saat rangsangan dan
produksi estrogen meninggi.
Tumor jinak mamma maupun tumor non neoplasma bermanifestasi sebagai:
1. Tumor pada mamma.
2. Jaringan mamma yang padat dan noduler.
3. Nyeri pada mammae.

32

Secara makroskopik tumor berbentuk :


1. Tumor bersimpai, berwarna putih keabu-abuan, pada penampang tampak jaringan ikat
berwarna putih, kenyal, Benjolan bulat atau benbenjol-benjol dengan simpai licin,
Konsistensinya kenyal padat, Mobile / mudah digerakkan, Tidak nyeri.
2. Ada bagian yang menonjol ke permukaan.
3. Ada penekanan pada jaringan sekitar.
4. Ada batas yang tegas.
5. Ukuran rata-rata Fibroadenoma sekitar satu inci (2,5 cm) pada diameter. Jika lebih besar dari
2 inci (5 cm), maka disebut dengan fibroadenoma raksasa. Pada masa remaja, fibroadenoma bisa
tumbuh pesat dan menjadi besar sampai 4 inci (10 cm) pada diameter. Bila diameter mencapai 10
15 cm muncul Fibroadenoma raksasa (Giant Fibroadenoma)
6. Memiliki kapsul dan soliter.
7. Benjolan dapat digerakkan.
8. Pertumbuhannya lambat.
9. Mudah diangkat dengan lokal surgery.
10. Putting susu tidak memperlihatkan ada perubahan.
11. Bila segera ditangani tidak menyebabkan kematian.
Tumor dapat terjadi karena mutasi dalam DNA sel. Penimbunan mutasi merupakan
pemicu munculnya tumor. Penimbunan mutasi di jaringan fibrosa dan jaringan epitel dapat
menyebabkan proliferasi sel yang abnormal sehingga akan tampak tumor yang membentuk
lobus-lobus, hal ini dikarenakan terjadi gangguan pada nukleus sel yang menyebabkan sel
kehilangan fungsi deferensiasi yang disebut anaplasia. Dengan rangsangan estrogen ukuran
FAM akan lebih meningkat hal ini terlihat saat menstruasi dan hamil.
Saat ini pasien mengeluhkan bahwa pasien tidak bisa tidur menelungkup karena nyeri dan
payudara seperti rasa tertusuk. Nyeri pada payudara disebabkan karena ukuran dan tempat
pertumbuhan FAM. Karena FAM tumor jinak maka pengobatan yang dilakukan adalah dengan
mengangkat tumor tersebut, untuk mengetahui apakah tumor itu ganas atau tidak.
Dari hasil anamnesis pasien sampai saat ini belum menikah. Menstruasi pertama dialami
saat usia 13 tahun dengan siklus 28 hari, teratur tiap bulannya dengan lama 7 hari, sifat darah
cair tidak menggumpal, tidak ada dismenorrhea dan tidak ada fluor albus. Pasien sebelumnya
memiliki riwayat tumor payudara sebelah kanan tahun 2012 dan sudah dioperasi di RSUDZA ini
merupakan faktor resiko terjadinya tumor payudara sesuai dengan teori bahwa penyebab FAM
belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa yang mempengaruhi timbulnya tumor ini
antara lain peningkatan aktivitas estrogen yang absolut atau relatif dan konstitusi genetika.
Adanya kecenderungan pada keluarga tertentu yang menderita kanker. Saudara kandung pasien

33

mengalami hal yang sama dengan pasien. Terdapat kesamaan lateralis tumor payudara keluarga
dekat dari penderita kanker payudara. FAM umumnya pada wanita, biasanya ukuran akan
meningkat pada saat menstruasi atau pada saat hamil karena produksi hormon estrogen
meningkat.
Pasien sering makan bakso, dalam seminggu bisa makan 3-5 kali dan pasien jarang
mengkonsumsi nasi, buah dan sayuran. Pasien juga mengaku tidak suka berolahraga. Makanan
yang banyak mengandung lemak dan zat kimia juga merupakan faktor resiko dari timbulnya
FAM.

Anda mungkin juga menyukai