Anda di halaman 1dari 11

PAKET C

1. a. Permasalahan
- 5 tahun keluhan kejang 1 jam yang lalu disertai keluar busa dari mulut
- setelah kejang, pasien tampak tidur pulas
- sehari sebelumnya sempat kejang 2x
- biasa konsumsi obat kejang tetapi kejangnya tetap muncul
- riwayat saat bayi demam kejang
- setelah 1 tahun tetap kejang walaupun tidak demam.
b. Diagnosis : Epilepsi pada anak
c. Tujuan terapi
- Menghentikan kejang untuk sementara dengan anti kejang
d. Golongan obat
Golongan antikonvulsan:
 Hydantoin
 Barbiturat
 Iminostilbene
 Succinimide
 Asam Valproat
 Benzodiazepine
 Golongan Anti Kejang lain (Gabapentin, Lamotrigine, Levetiracetam, Tiagabine, Topiramate,
Felbamate, Zonisamide, Acetazolamide)
e. Pemilihan golongan
Golongan yang dipilih yaitu Benzodiazepam
Alasan: golongan ini dipilih kerena efikasinya yaitu masa kerja yang singkat sehingga digunakan
sebagai pilihan utama untuk mengatasi kejang demam akut dibandingkan dengan golongan anti
kejang lain. Safety dari golongan ini juga aman diberikan pada anak, bahkan untuk anak yang berusia
kurang dari 2 tahun, tidak terdapat kontraindikasi dan efek samping umumnya muncul jika
penggunaan jangka panjang dan dosis yang berlebih. Golongan ini tersedia di berbagai tingkat
fasilitas kesehatan dengan berbagai sediaan obat serta harga terjangkau
f. Pemilihan obat
Obat yang terpilih dari golongan benzodiazepine adalah diazepam
Alasan: obat ini merupakan pilihan terapi utama dalam tatalaksana kejang akut kerena potensinya
yang cukup kuat serta onset kerjanya yang cepat pada pemberian rectal ataupun IV jika
dibandingkan obat lain. Selain itu, pasien yang menggunakan obat lain, seperti klonazepam, tidak
lagi menimbulkan respon sedangkan obat lainnya dikontraindikasikan untuk anak di bawah 9 tahun.
Oleh karena itu satu-satunya pilihan terapi dari golongan ini adalah diazepam. Obat ini tersedia luar
dengan berbagai sediaan dan harga terjangkau. Merupakan pilihan lini pertama pada kasus ini.
g. BSO
Diazepam
BSO : inj IV 5mg/ml, larutan rectal 5mg/ 2,5 ml, 10mg/2,5 ml. tab 2,5,10 mg
Dosis : 0,3-0,5 mg/kgbb. Mis. Anak umur 5 tahun > 12kg. Dosis digunakan tunggal 10mg
Cara pemberian : per-rektal, (setelah gel dimasukkan semua, tekan kedua sisi bokong pasien,
biarkan beberapa menit hingga obat dirasa teresap).
h. Penulisan resep
R/ Diazepam rectal gel 2,5 mg No. I
S u.d.d I tube
2. a. Permasalahan:
- Hamil 18 minggu
- Keluhan 1 minggu terakhir sakit kepala
- TD 160/100 mmHg
- Edema tungkai (+)
- Keluhan sama pada kehamilan pertama dan menghilang saat anak lahir
- GDS 250, proteinuria ++, glukosa urin ++
- Kolesterol total 195, TG 300, LDL 95, HDL 35
b. Diagnosis:
- Suspect Hipertensi kronis dengan superimposed preeklampsia
- Suspect DM tipe II gestasional
- Dislipidemia
c. Tujuan terapi:
- Menurunkan dan mengontrol tekanan darah
- Menurunkan dan mengontrol gula darah
- Menurunkan dan mengontrol lemak dalam darah
d. Golongan obat:
 Antihipertensi
- Diuretik
- CCB
- ACE inhibitor
- ARB
- Direct vasodilator
- Simpatolitik : Adrenolitik sentral, penghambat ganglion adrenergic, alfa blocker, beta
blocker
 Antidiabetik
- Insulin suntik : rapid, short, intermediet, long acting
- Sulfonilurea
- Glinid
- Thiazolidindion
- Biguanid
- DPP IV inhibitor
- SGLT2 inhibitor
- Alfa glukooksidase inhibitor
- GLP1 Agonis
 Antihiperlipidemia
- Terapi non farmakologi
e. Pemilihan golongan obat
 Antihipertensi
Golongan terpilih: Simpatolitik subgolongan adrenolitik sentral. Dipilih karena dapat
menurunkan tekanan darah secara sentral sehingga dapat menurunkan preload dan afterload,
aman bagi ibu hamil karena merukapan kategori B, tersedia di faskes tingkat 1,2,3 serta
harganya terjangkau.
Diuretik: kontraindikasi hamil
ACE inhibitor & ARB: kategori D, menambah edema
Direct vasodilator: hanya untuk emergensi
CCB dan beta blocker: sebagai alternative jika adrenolitik sentral tidak dapat digunakan,
keduanya kategori C
Penghambat ganglion adrenergic & alfa blocker: sudah jarang digunakan sebagai terapi
antihipertensi
 Antidiabetik
Golongan terpilih: Human insulin (suntik) intermediet acting. Dipilih karena memiliki efikasi
menurukan gula darah dengan onset dan durasi sedang sehingga cukup aman dan kemungkinan
mengalami efek hipoglikemi kecil. Kategori B untuk ibu hamil dan insulin suntik merupakan yang
aman untuk ibu hamil karena tidak menembus sawar plasenta, memiliki sediaan penfill yang
mudah digunakan serta ditanggung BPJS.
Rapid dan short acting: onset dan durasi sangat cepat sehingga frekuensi penggunaan lebih
banyak, hanya digunakan pada kasus emergensi
Long acting: kategori C, efek hipoglikemi tinggi
Antidiabetik oral: tidak boleh digunakan pada ibu hamil dan dapat bereaksi dengan obat
antihipertensi oral
 Antihiperlipidemia
Terpilih: terapi nonfarmakologi modifikasi gaya hidup, seperti kontrol jumlah asupan makanan,
kurangi makanan berlemak dan perbanyak konsumsi makanan yang mengandung omega-3, dan
menurunkan berat badan dengan olahraga seperti jalan santai, senam, atau berenang. Kadar
lemak darah diharapkan dapat menurun dengan modifikasi gaya hidup.
Diberikan terapi nonfarmakologi karena obat antihiperlipidemia seperti statin memiliki kategori
X dan golongan asam nikotinat memiliki kategori A namun KI untuk DM sehingga tidak cocok
pada kasus di skenario. Pemberian terapi farmakologi bisa diberikan setelah melahirkan jika
kadar lemak darah tetap tinggi.
f. Pemilihan jenis obat:
 Adrenolitik sentral
Terpilih: metildopa. Efikasi menurunkan TD baik, kategori B untuk ibu hamil, tersedia di semua
faskes, dan harga terjangkau (BPJS). Merupakan satu-satunya sediaan dari golongan ini yang
dapat diberikan pada ibu hamil.
 Human insulin intermediet acting
Terpilih: humulin N. Alasan karena paling banyak tersedia di faskes.
g. Sediaan obat:
 Metildopa
- BSO: tablet 250 mg, 500 mg
- Dosis: 250 mg oral 2-3 kali sehari
- Lama terapi: 2 minggu lalu kontrol
 Humulin N
- BSO: penfill 300 IU 3 ml, vial 100 IU/ml
- Dosis: 0,5-1 IU/kgBB/hari sebanyak 2 kali sehari
BB dianggap 80 kg = 1 x 80 = 80 IU/hari, sekali suntik 40 IU
- Lama terapi: 2 minggu
80 x 14 = 1120 IU  1120/300 = 4 penfill
h. Penulisan resep
R/ Metildopa tab 250 mg NO XLII
S tdd tab 1 pc

R/ Humulin N penfill 300 IU/3 ml NO IV


S bdd inj 40 IU
i. Edukasi
- Menginformasikan penggunaan obat antihipertensi harus teratur setiap hari sebanyak 3 kali
sehari setelah makan
- Menginformasikan cara penggunaan obat antidiabetik yaitu menyuntikkan di beberapa daerah
dengan lemak yang tebal, seperti bokong, perut, lengan atas, atau paha bagian luar
- Menginformasikan efek samping metildopa yaitu kelelahan, pusing, mengantuk, hidung
tersumbat, sakit perut berat. Jika mengalami efek samping lebih lanjut segera kembali ke
dokter
- Kontrol jumlah asupan makanan, kurangi makanan berlemak dan perbanyak konsumsi
makanan yang mengandung omega-3, dan menurunkan berat badan dengan olahraga seperti
jalan santai, senam, atau berenang.
- Kembali lagi ke dokter sebelum obat habis.
3. a. Permasalahan:
- Keluhan nyeri pada telinga kanan sejak malam, menghilang pagi
- Keluar cairan berwarna kuning dan berbau pada kedua telinga
- Sudah minum parasetamol 2 x, namun tidak membaik
- Suhu 38,5
- Pemeriksaan otoscope: pada liang telinga cairan kuning masih mengalir
b. Otitis media et causa bakteri supurative
c. Tujuan terapi:
- Mengeradikasi kuman penyebab
- Membersihkan telinga
- Menurunkan demam
d. Golongan obat
 Mengeradikasi kuman penyebab
- Beta laktam: pensilin, sefalosporin, karbapenem
- Tetrasiklin
- Aminoglikosida
- Makrolida
- Kuinolon
- Sulfonamid – trimetoprim
- Polipeptida
- Antibiotik lain
 Membersihkan telinga
- H2O2
 Antipiretik
- Derivat paraaminofenol
- Opioid
- Tramadol
- Kortikosteroid
- NSAID: derivat asam salisilat, asam asetat, fenamat, asam enolat, asam propionik,
cox-2 selective inhibitor
e. Pemilihan golongan obat
 Antibiotik
Golongan terpilih: Penisilin. Alasan: karena golongan ini merupakan terapi lini pertama
untuk otitis media akut, memiliki efikasi untuk mengeradikasi bakteri piogenik secara
sistemik, aman untuk semua rentang usia, tersedia luas dengan berbagai sediaan serta
harga terjangkau (tercover BPJS) dibandingkan golongan antibiotic yang lain.
 Membersihkan telinga
Golongan terpilih: H2O2. Alasan: merupakan satu-satunya golongan obat untuk
membersihkan telinga
 Analgesik-antipiretik
Golongan terpilih: derivat paraaminofenol. Alasan: memiliki efikasi antipiretik tertinggi
dibandingkan golongan lain dan efek analgesik yang sedang, aman untuk semua rentang
usia, tersedia dengan berbagai sediaan dan memiliki harga yang sangat terjangkau.

f. Pemilihan sediaan obat


 Penisilin
Obat terpilih: Amoksisilin. Alasan: merupakan obat yang paling efektif dan merupakan lini
pertama untuk tatalaksana otitis media akut dibanding sediaan lain dalam golongan ini,
aman untuk diberikan anak-anak, tersedia luas dengan berbagai sediaan serta harga
terjangkau (tercover BPJS)
 H2O2
 Derivat paraaminofenol
Obat terpilih: Parasetamol. Alasan: satu-satunya sediaan obat dalam golongan ini.
g. BSO
 Amoksisilin
BSO: tablet 250 mg, tablet 500 mg, drop 100 mg/ml, sirup kering 125 mg/5ml, sirup kering
250 mg/ml
Dosis: 25mg/kgBB/hari, 3 kali sehari
 BB dianggap 60 kg = 25x60= 1.500 mg
Lama terapi: 5 hari
Jumlah pemberian: 3 x 5 = 15 tablet
 H2O2
BSO: topikal gel 1,5 %, larutan 1,5% dan 3%
Dosis: 10 tetes 3%
Jumlah pemberian: 1 botol
 Parasetamol
BSO: sirup 60 ml (120 mg/5ml), tablet 500 mg, guttae oris 15 ml (100mg/ml)
Dosis: 10-15mg/kgBB, 3-4 kali sehari
Jumlah pemberian: 10 tablet

h. Resep
R/ Amoksisilin tablet 500 mg No. XV
S tdd tab I pc

R/ H2O2 3% sol fl I
S udd gtt X auric dex sin

R/ Parasetamol tab 500 mg No. X


Sprn tdd tab I pc

Pro : Ny. M
Usia: 40 tahun
Alamat: Jl. K no 7, mataram

i. Edukasi
- Bersihkan telinga dengan H2O2 dengan cara meneteskan sebanyak 10 tetes pada kedua
telinga, kemudian didiamkan 5-10 menit
- Antibiotik harus diminum sampai habis
- Parasetamol dikonsumsi hanya bila ada keluhan dan dapat dihentikan apabila demam sudah
menurun
- Menginformasikan efek samping dari Amoksisilin, seperti reaksi alergi (kemerahan pada
kulit, gatal), masalah pernapasan, diare, nyeri kepala, nyeri perut dsb
- Menginformasikan bahwa lama terapi 5 hari
4. a. Permasalahan:
a. Anak 10 tahun, demam 3 hari disertai flu, bentol air bening di seluruh
b. Awalnya muncul di dada, gatal dan bertambah banyak setiap hari
c. Riwayat teman sebangku, gejala serupa
d. Suhu 38,1
e. Status lokalis; vesikel penyebaran lokalis di seluruh tubuh.
b. Diagnosis: varicella zoster
c. Tujuan terapi
- Eradikasi virus penyebab
- Menurunkan demam
- Meringankan gejala gatal
d. Golongan obat
- Eradikasi virus penyebab
a. Antinonretrovirus
a. Antiherpes
b. Antihepatitis
c. Antiinfluenza
b. Antiretrovirus
a. NRTI
b. NtRTI
c. NNRTI
d. Protease inhibitor
e. Viral entry inhibitor

- Analgetik antipiretik
a. NSAID
i. Derivat asam asetat
ii. Derivat asam fenilasetat
iii. Asam salisilat
iv. Asam propionat
v. Asam fenamat
vi. Inhibitor cox-2 selektif
b. Opiat
c. Steroid
d. Tramadol
e. Para-aminofenol

- Menurunkan keluhan gatal


a. Antihistamin reseptor H1
 Dibenzoxepin trisiklik
 Ethanolamines
 Ethylenediamines
 Alkylamines
 Piperazine
 Phenotiazines
 Piperidines
 Phtalazinones
b. Kortikosteroid
c. Antihistamin reseptor h2
e. Pemilihan golongan obat
a. Non-retrovirus yang antiherpes
b. para-aminofenol
Alasan: memiliki efikasi antipiretik tertinggi dibandingkan golongan lain dan efek
analgesik yang sedang, aman untuk semua rentang usia, tersedia dengan berbagai
sediaan dan memiliki harga yang sangat terjangkau
c. antihistamin reseptor h1 sub golongan piperidin
Dapat meminimalisir efek dari sitokin hasil reaksi hipersensitivitas dan memiliki efek
vasokonstriksi. Sementara, steroid memiliki kerja yang biasanya tertunda pada penyakit
alergi, Safety: Aman, tidak ditemukan kontraindikasi absolut sehingga aman untuk
segala usia Suitaility: Tersedia di seluruh fasilitas kesehatan Cost: Terjangkau
f. pemilihan obat
- Asiklovir
Alasan : karena merupakan lini pertama dan efektif untuk varisela zoster, aman untuk
anak-anak, tersedia di fasilitas kesehatan I, II, III dan tercover BPJS.
Efikasi: Memiliki sprektrum antivirus terhadap VZV, efek kerjanya 2x lipat dibandingkan
obat lain, karena memiliki 2 mekanisme kerja, yaitu inhibisi DNA polymerase virus dan
terminasi rantai DNA virus sehingga efektif untuk varicella pada anak-anak.
Safety: Aman digunakan untuk segala usia
Suitability: Obat ini mudah didapatkan di setiap pelayanan kesehatan, dengan variasi
ketersediaan BSO seperti sirup dan tablet, sehingga memudahkan pemilihan pada
kasus anak
Cost: Terjangkau
- Paracetamol
Alasan : satu-satunya sediaan obat dalam golongan ini.
- Loratadin
Alasan :
Efikasi: Masa kerja 24 jam sehingga lebih panjang dibanding obat lain
Safety: Aman digunakan untuk segala usia
Suitability: Obat ini mudah didapatkan di setiap pelayanan kesehatan, dengan variasi
ketersediaan BSO seperti sirup dan tablet, sehingga memudahkan pemilihan pada
kasus anak
Cost: Terjangkau
g. BSO, dosis
- Paracetamol
BSO:
tablet 500 mg, sirup 120 mg/5 mL dalam botol 60 ml dan 120 ml, drops 100 mg/mL,
infus 10 mg/mL
Dosis:
10-15mg/kgBB/kali atau 325-1000 mg/x setiap 4-6 jam maksimum 4 gram/hari
Cara Pemberian:
BB pasien (anak 5 tahun = 18 kg)
Dosis/kali pemberian: 180-270 mg. Obat diminum 3 x sehari bila diperlukan
- Asiklovir
BSO:
tablet 200 mg dan 400 mg, serbuk injeksi 250mg
Dosis:
20 mg/kgBB/x maksimal 800 mg/x
Cara pemberian:
BB pasien (anak 10 tahun = 28 kg)
Dosis/kali pemberian: 560 mg. Obat diminum 4 x sehari selama 5 hari
- Loratadin
BSO:
Tablet: 10 mg
Dosis:
Anak usia 2-12 tahun (BB < 30kg) 5 mg/hari, (BB>30kg) 10 mg/hari
Cara Pemberian
Obat diminum 1x sehari setelah makan bila diperlukan
h. Resep
R/ Paracetamol syr 120 ml lag. 1
S.p.r.n t.d.d. cth I p.c
____________________________________Paraf
R/ Asiklovir 560 mg
Sacch. Lactis q.s
m.f.l.a.d.t.d pulv No. XX
S.q.d.d pulv 1. p.c . (Obat dikonsumsi selama 5 hari)
____________________________________Paraf
R/ Loratadin 5 mg
Sacch. Lactis q.s
m.f.l.a.d.t.d pulv No. V
S.p.r.n. u.d.d pulv 1. p.c .

i. Edukasi
 Mandi dengan air yang diberi antiseptic, handuk tidak boleh digosokan secara
berlebihan saat mengeringkan badan agar vesikel tidak pecah
 Jangan menggaruk vesikel
 Tidak sekolah sampai stadium krusta
 Makanan lunak atau intake nutrisi harus dijaga
 Parasetamol hanya diberikan jika pasien demam
KASUS NO. 5
1. Permasalahan
-Anak 5 tahun
-Lemah,letih, lesu sejak 6 bulan terakhir
-Nafsu makan menurun
-Sering bermain tanah dan jarang mencuci tangan
-Tinggal di daerah pertambangan
-Px fisik : kongjungtiva pucat, tanda vital dbn, perut kembung dan badan kurus
-Px feses: Ada telur cacing berwarna bening dan berbentuk lonjong
-Px darah rutin: Hb 10,8 mg/dl
2. Diagnosis
Anemia defisiensi besi et causa hookworm.
3. Tujuan terapi
a. Mengeradikasi parasit berupa hookworm.
b. Mengatasi anemia defisiensi besi pada pasien.
4. Golongan Obat
a. Untuk eradikasi parasit berupa hookworm.
-Benzimidazol
-Avermektin
-Dietilkarbamazin
-Prazikuantel
-Pirantel pamoat
-Levamisol
-Niklosamid
-Piperazin
b. Untuk mengatasi anemia defisiensi besi pada pasien.
-ferro sulfat
-ferro glukonan
-ferro fumarat
-ferro suksinat
5. Golongan obat terpilih dan alasannya.
a. Benzimidazol
Efikasi: golongan obat ini efektif untuk mengeradikasi infestasi parasit di jaringan dan
intenstinal. Efektifitas baik untuk parasit jenis cacing tambang.
Safety: tidak menimbulkan efek samping yang memperparah kondisi pasien, terutama tidak
menyebabkan penurunan berat badan sehingga kondisi nafsu makan yang menurun pada
pasien tidak memperburuk kondisi pasien dibandingkan golongan lain seperti pirantel
pamoat yg menyebabkan terjadiny anoreksia.
Suitability: tersedia luas di berbagai faskes dengan berbagai bentuk sediaan yang bisa
mudah diperoleh dan cocok untuk pasien anak-anak.
Cost: harga terjangkau dan bahkan ditanggung dalam BPJS.
b. Ferro sulfat
Senyawa kimia berupa mineral besi yang paling umum digunakan untuk menterapi anemia
defisiensi besi. Efektif dan aman digunakan pada pasien ini. Ketersediaan sediaan ferro
sulfat juga mudah diperoleh di puskesmas dan dalam bentuk BSO yang beragam dengan
harga terjangkau.
6. Jenis Obat yang terpilih
a. Albendazol
Memiliki efektifitas yang baik untuk infeksi cacing tambang, dibandingan dengan sediaan
lain seperti mebendazol yang tidak spesifik terhadap cacing tambang. Aman diberikan pada
pasien dan tidak menambah keluhan pada pasien. Tersedia luas dalam berbagai bentuk
sediaan dan harga terjangkau dan pada BPJS ditanggung.
b. Ferro sulfat
Nama sediaan sama dengan golongan sehingga langsung dipilihkan untuk pasien.
7. BSO, Dosis, Frekuensi, Jumlah, Cara pemberian
a. Albendazole
BSO : tab 400 mg, susp. 200mg/5ml (1 botol 10ml)
Dosis : anak >2th= 400mg/hari
Frekuensi : single dose
Jumlah : 1 botol
Cara pemberian : oral, diberikan minimal 1 jam sebelum makan
b. Ferro sulfat
BSO : tablet salut selaput 200 mg dan 300 mg, sirup 150mg/5ml (1 botol
350ml)
Dosis : 3 mg/kgBB/hari dibagi (anggapan pasien BB 20kg sehingga dosisnya
60mg atau sekitar ½ sendok teh)
Frekuensi : 1 kali sehari
Jumlah : 1 botol untuk 30 hari
Cara pemberian : peroral, setelah makan
8. Resep
R/ Albendozole susp 200mg/5m @10ml lag I
S udd cth 1 ac
s
R/ ferro sulfat syr 150mg/5ml @350ml lag. I
S udd cth ½ pc
S

Pro : Amir
Usia : 6 tahun
Alamat: Jl. Mawar no 1 Mataram
9. Edukasi
- Perbaiki higinitas lingkungan dan diri. Biasakan mencuci tangan anaknya sebelum makan
dan menggunakan alas kaki.
- Berikan zat besi selama 30 hari
- Konsumsi buah dan daging yang cukup.
- Berikan konsumsi buah-buahan mengandung vit C untuk meningkatkan penyerapan zat besi.

Anda mungkin juga menyukai