PENGUKURAN PD
PENGUKURAN PD
Sering kali mengabaikan posisi pasien
dengan pemeriksa
Jarak antara pasien dan pemeriksa
Posisi cahaya senter.
EFEK PRISMA
Efek Prisma horisontal yang timbul ketika terjadi
kesalahan dalam pengukuran.
P = D x d ÷ 10
Contoh
Pasien dengan resep kacamata sbb:
PENENTUAN BVS
Pengujian Komponen Spheris
Tehnik Cylender Silang Statis
Menggunakan lensa Cross Cylender +
0.50 dengan diposisikan CYL – 0.50
pada meridian 90’
Obyek Cross Grid
Pemeriksaan dilakukan secara
monocular
Pencahayaan ruangan seperti biasa
Pengujian Komponen Spheris
Hasil Uji dengan Tehnik Cylender Silang
Statis
Garis Vertikal dan Horisontal sama jelas,
maka lensa koreksi sudah tepat.
sp cy
CC l
h
Pengujian Komponen Spheris
Hasil Uji dengan Tehnik Cylender Silang
Statis
Garis Vertikal lebih jelas dari horisontal,
maka lensa koreksi harus ditambahkan
-0.25 D.
sp cy
CC l
h
Pengujian Komponen Spheris
Hasil Uji dengan Tehnik Cylender Silang
Statis
Garis horisontal lebih jelas dari vertikal,
maka lensa koreksi harus ditambahkan
+ 0.25 D.
sp cy
CC l
h
PENENTUAN BVS
Titik akhir refraksi, spheres harus
tepat dan nyaman baik untuk jauh
maupun dekat
+
-
-
+
+/ +/
- -
Over koreksi minus
Under koreksi plus
Over koreksi plus Pasien berakomodasi
Under koreksi minus Berakibat ashtenopia
Pemeriksaan mata
Penglihatan kabur
yang tepat
Akan membuat
tajam dan nyaman
PENENTUAN BVS
Pada saat pemeriksaan dengan lensa
spheres untuk lensa minus apabila visus
telah mencapai 6/6 jangan lagi diuji dengan
ditambahkan dengan lensa -0.25 karena
akan membuat mata cenderung
berakomodasi.
Tanda pada lensa minus apabila terjadi over
koreksi adalah obyek huruf pada snellen
chart mengecil dan atau menghitam.
PENENTUAN BVS
• Pada saat pemeriksaan dengan lensa
spheres untuk lensa minus apabila
visus telah mencapai 6/6 uji lagi
dengan lensa +0.25 karena kita
harus mematiskan bahwa mata
sudah kondisi rileks tidak ada
akomodasi.
• Tanda pada lensa plus apabila terjadi
over koreksi adalah visus menurun.
PENENTUAN BVS
Prinsippemeriksaan dengan lensa
spheres adalah
Lensa Minus (Myopia) ambil terkecil
dengan visus terbaik.
Lensa Plus (Hypermetropia) ambil
terbesar dengan visus terbaik.
PENENTUAN BVS
Seringkaliunder koreksi pada lensa plus
Over koreksi lensa minus
26
SECARA KLINIS
HIPERMETROPHIA
HIPERMETROPHIA MANIFEST
HIPERMETROPIA YANG DAPAT DIKOREKSI MAKSIMAL
DENGAN KACAMATA POSITIF.
HIPERMETROPHIA ABSOLUT
MOHAMMAD NAFIR
27
1. Asthenopia refraktif
Tidak terkoreksinya kelainan mata secara baik dan tepat.
2. Asthenopia Akomodativa
Refraktif Muscular
Symptoms Symptoms
persist Patch test
gone
Refraktif Muscular
Asthenopia asthenopia
Do refraktif Convergency
heterophoria insufficiency