Anda di halaman 1dari 9

STATUS PASIEN

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

RSUD UNDATA PALU

I. IDENTITAS PASIEN
1. Nama Pasien : Tn. R
2. Umur : 35 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Agama : Islam
5. Alamat : BTN Palupi Blok D No.34
6. Pekerjaan : Wiraswasta
7. Tanggal pemeriksaan : 10 september 2019

II. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama :
Benjolan kuning pada kantong mata kanan dan kiri

2. Riwayat penyakit sekarang :


Pasien laki-laki usia 35 tahun datang ke poliklinik kulit dan kelamin
RSUD Undata Palu dengan keluhan adanya benjolan kuning pada kulit
kantong mata kanan, kiri, dan kelopak mata kiri, hal ini dialami sudah
sekitar 4 bulan yang lalu. Awalnya benjolan tersebut berukuran kecil
kemudian bertambah besar seiring berjalannya waktu pasien merasa
semakin menebal. Pasien tidak merasa gatal ataupun nyeri pada benjolan
tersebut. Pasien haya merasa terganggu karena benjolan tersebut
mengganggu penampilannya. Selama ini pasien tidak pernah
mengkonsumsi obat-obatan.

3. Riwayat penyakit terdahulu :


Riwayat alergi obat (-) Riwayat DM (-), Riwayat asam urat (-)

4. Riwayat penyakit keluarga :


Tidak ada yang menderita seperti ini
III. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status generalis
Kondisi umum : Sakit Sedang
Status gizi : Baik
Kesadaran : Kompos Mentis

2. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/90 mmHg
Suhu : 37,0 0C
Respirasi : 18x / menit
Nadi : 80x/ menit

3. Hygiene : baik

4. Status dermatologis
Kepala : Tidak ada ujud kelainan kulit
Wajah : Terdapat lesi berbentuk plakat berwarna kuning dan
berbatas tegas, berukuran letinkular pada regio
infraorbita dextra et sinistra dan regio palpebra
superior sinistra
Leher : Tidak ada ujud kelainan kulit
Ketiak : Tidak ada ujud kelainan kulit
Perut : Tidak dilakukan pemeriksaan
Bokong : Tidak dilakukan pemeriksaan
Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ektremitas atas : Tidak ada ujud kelainan kulit
Ekstremitas bawah : Tidak ada ujud kelainan kulit

IV. GAMBAR
Gambar 1. Xanthelasma pada kantong mata kanan dan kiri, dan
kelopak mata kiri

V. RESUME
Pasien laki-laki berusia 35 tahun datang ke poliklinik kulit dan kelamin
dengan keluhan adanya plak kekuningan pada kantong mata kanan dan kiri
sejak 4 bulan yang lalu. Plak tersebut dirasa semakin menebal. Pada
pemeriksaan dermatologi terdapat lesi berbentuk plakat berwarna kuning dan
berbatas tegas, berukuran letinkular pada regio infraorbita dextra et sinistra dan
region palpebral superior sinistra.

VI. DIAGNOSA KERJA


Xanthelasma

VII. DIAGNOSA BANDING


- Syringioma
- Milia

VIII. PENATALAKSANAAN
- Non medikamentosa : Diet rendah lemak
- Medikamentosa Topikal : asam trikloroasetat (25%-53%)
- Operatif : Eksisi

IX. PROGNOSIS
1. Qua ed vitam : ad bonam
2. Qua ed funsionam : ad bonam
3. Qua ed cosmetican : dubia ad bonam
4. Qua ed sanationam : ad bonam

PEMBAHASAN

Pasien laki-laki usia 35 tahun datang ke poliklinik kulit dan kelamin RSUD
Undata Palu dengan keluhan adanya benjolan kuning pada kulit kantong mata kanan,
kiri, dan kelopak mata kiri, hal ini dialami sudah sekitar 4 bulan yang lalu. Awalnya
benjolan tersebut berukuran kecil kemudian bertambah besar seiring berjalannya
waktu pasien merasa semakin menebal. Pasien tidak merasa gatal ataupun nyeri pada
benjolan tersebut. Pasien haya merasa terganggu karena benjolan tersebut
mengganggu penampilannya. Selama ini pasien tidak pernah mengkonsumsi obat-
obatan.

Pada pemeriksaan fisik di dapatkan kondisi umum sakit ringan, status gizi baik,
dan kesadaran compos mentis. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital di dapatkan
tekanan darah 120/90 mmhg, nadi 80x/ menit, pernapasan 18x/ menit dan suhu 370C.
Pada pemeriksaan kulit didapatkan ujud kelainan kulit berbentuk plaque berwarna
kuning dan berbatas tegas, berukuran letinkular pada regio infraorbita dextra et
sinistra, dan palpebra superior sinistra. Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan kulit
yang dilakukan pasien diagnosa dengan xanthelasma.

Ditinjau dari definisi xanthelasma adalah kumpulan kolesetrol di bawah kulit


dengan batas tegas berwarna kekuningan biasanya di sekitar mata. 1 Pada xanthelasma
terjadinya akumulasi kolesterol yang berawal dari darah, dimana jumlah kolesterol
yang paling banyak berasal dari LDL yang masuk melalui dinding vaskular.
Dikatakan bahwa trauma dan inflamasi dapat merubah permeabilitas vaskuler
sehingga lipoprotein dapat masuk ke dalam kulit dan kemudian difagositosis oleh sel
dermal. Normalnya LDL mempunyai nilai kebocoran kapiler yang lambat.2

Panas lokal meningkatkan nilai kebocoran. Dapat dilihat secara eksperimen


bahwa nilai kebocoran kapiler dari LDL itu dua kali lebih besar pada daerah yang
lebih sering terekspose oleh gerakan fisik atau gesekan, dibandingkan daerah pada
kulit yang immobilisasi. Kelopak mata lebih sering mengalami pergerakan yang
konstan dan gesekan, dan hal ini mungkin alasan mengapa xanthelasma berkembang
pada daerah ini.2

Gejala yang di alami oleh Tn.R sesuai dengan gejala dari xanthelasma
palpebra, yaitu timbul plak irregular di kulit, warna kekuningan dan lembut berupa
plaque berisi deposit lemak sering kali disekitar mata Ukuran xanthelasma bervariasi
berkisar antara 2 – 30 mm, adakalanya simetris dan cenderung bersifat permanen.
Pasien tidak mengeluh gatal, biasanya mengeluh untuk alasan estetika. Lesi akan
bertambah besar dan bertambah jumlahnya. Biasanya lesi-lesi ini tidak
mempengaruhi fungsi kelopak mata.3
Jika dilakukan pemeriksaan histopatologis pada daerah lesi, bisa di dapatkan
Xanthelasma tersusun atas sel-sel xanthoma. Sel-sel ini merupakan histiosit dengan
deposit lemak intraseluler terutama dalam retikuler dermis atas. Lipid utama yang
disimpan pada hiperlipidemia dan xanthelasma normolipid adalah kolesterol.
Kebanyakan kolesterol ini adalah yang teresterifikasi.4

Gambar 2.1 : Histologi dari xanthelasma2


Dari tampakkan klinis Tn. R didiagnosis dengan xanthelasma, adapun beberapa
diagnosis banding yang menyerupai xanthelasma seperti,

Diagnosis Gejala Gambar

Syringioma (5)  Kecil, bulat, dan


berbentuk papul
tyranslusen yang makin
lama makin banyak pada
perabaan terasa keras
dan di sekitar lesi sering
di temukan
telengiektasis
 Lokasi di bagian
kelopak mata
 Pemeriksaan
histopatologi
menunjukan Pada
dermis di temukan kista-
kista yang berasal dari
saluran kelenjar.
Dinding saluran terdiri
dari dua lapis sel epitel.
Lumen kista berisi
materi yang bersifat
koloidal. Sekitar kista
terdapat sebukan sel-sel
radang yang tidak
spesifik.
Milia (5)
 Lesi milium berupa
papul-papul yang
berbatas tegas,
 Lokasinya superfisial,
berwarna seperti mutiara
hingga kekuningan,
 Multipel, berbentuk
seperti kubah, bentuknya
hampir sama dan
berdiameter 1-2 mm.
 Gambaran histopatologis
identik dengan kista
epidermoid, tetapi ukuran
kistanya lebih kecil.
Milium primer umumnya
dijumpai pada superfisial
dermis, mempunyai garis
epitelium yang stratified
dengan lapisan sel yang
tebal dan mengandung
sejumlah keratin
berlameral yang
konsentrik. Sedangkan
milium sekunder,
gambarannya hampir
sama dengan milium
primer tetapi tampak
pengendapan kista yang
disebabkan
kecendrungan terjadinya
proliferasi sel epithelium
setelah terjadi trauma

Pengobatan pada Tn.R dianjurkan untuk diet ketat dan diberikan obat-obatan
yang menurunkan serum lipid, meskipun penting pada pasien dengan lipid abnormal
tetapi hanya memberikan respon sedikit pada terapi xanthelasma dan juga diet lemak
yang diperketat.6

Untuk pengobatan topikal yang dapat diberikan yaitu pengguanan obat topikal
asam trokloroasetat (25% - 35%) dioleskan menipis yang diharapkan agen ini
mengendapkan dan mengkoagulasikan protein dan lipid larut. Dalam kepustakaan
terdapat banyak cara pengobatan. Secara umum pengobatan yang digunakan untuk
xanthelasma adalah terapi eksisi6.

DAFTAR PUSTAKA
1. Roy, Xanthelasma. 2008. http://emedicine.medscape.com/article/1213423-

overview#
2. Anonym.Xanthelasma.2009.http://www.palpebra.com/english/clinical_picture

s/pic_2007014.html
3. Gangopadhyay DN et al. Serum lipid profile in Xanthelasma palpebrarum.

Indian journal of dermatology 1998; 43(2);53-57


4. Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C. Xanthoma and Abnormalities of

Lipid Metabolism Storage. In: Rook’s Textbook of Dermatology.

Hongkong;Blackwell Publishing. 2004. p.57.64-68.


5. Anonym.XanthelasmaPalpebrarum.2008.http://www.skinsight.com/adult/xant

helasmaPalpebrarum.htm
6. Roy H. 2008, Xanthelasma, (diakses dari http://www.emedicine.com)

Anda mungkin juga menyukai