Anda di halaman 1dari 8

Pertemuan: 13 LEMBARAN KERJA 11 SKS : 2

Dosen:Dr.Eka Daryanto MATA KULIAH KEPEMIMPINAN Kode : 1UMD57001


Hari/ Tanggal: Prodi S1 Teknik Elektro Paparan : 10’
……………………. Fakultas Teknik – Unimed Paraf Dosen
Nama Mhs: Dwi Cahyo Prabowo Nilai :
Materi: Konsep, penyusunan dan simulasi skenario kepemimpinan publik.
Indikator Capaian: Dapat mendeskripsikan konsep, menyusun dan mensimulasikan skenario
kepemimpinan publik.

Soal:
1. Diskripsikan minimal 2 pendapat ahli tentang konsep, penyusunan dan simulasi skenario
kepemimpinan publik beserta rujukannya?
2. Simpulkan konsep, penyusunan dan simulasi skenario kepemimpinan publik menurut
Saudara berdasarkan rujukan yang dideskripsikan di atas (no.1)!
3. Susun skenario simulasi implementasi kepemimpinan publik?
Jawaban:
DESKRIPSIKAN MINIMAL 2 PENDAPAT AHLI TENTANG KONSEP PENYUSUNAN DAN
SIMULASI SKENARIO KEPEMIMPINAN ORGANISASI BESERTA RUJUKANNYA?

Pengertian Publik

Sebelum membahas pengertian publik perlu mengetahui latar belakang berkaitan dengan
publik yaitu tidak terlepas dari kodrat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki
hubungan manusia dengan manusia lainnya (sosiologis). Dengan kata lain, kelangsungan nilai
hidup atau survival masyarakat maupun masing-masing anggotanya tergantung dari realisasi
keseimbangan kepentingan individu dan masyarakat tempat individu itu menjadi anggotanya.

Oleh karena itu, perbedaan manusia yang secara lahiriah berbeda memiliki kebutuhan
yang berbeda pula, sehingga memerlukan suatu penataan kebijakan publik yang artinya bahwa
apa yang ada di luar kepribadian masing-masing individu adalah urusan publik.

Menurut The Lexicon Webster Dictionary cetakan tahun 1978, kata publik diserap dari bahasa
Inggris public yang secara etimologis berasal dari bahasa Latin, publicus yang berarti for
populicus dan populicus berasal dari kata populus yang berarti people. 

Selanjutnya kata public diartikan sebagai bukan perseorangan, meliputi orang banyak,
berkaitan dengan atau mengenai suatu negara, bangsa, atau masyarakat, seperti digunakan dalam
frase public finance (keuangan negara), public administration (tata usaha negara), public service
(pelayanan publik), public transport (pengangkutan umum), public relation (hubungan
masyarakat), public interest (kepentingan umum), dan lain-lain.

Menurut Herbert Blumer, pengertian publik adalah sekelompok orang yang dihadapkan


pada suatu permasalahan dengan berbagai pendapat mengenai cara pemecahan persoalan
tersebut, serta terlibat dalam diskusi mengenai persoalan itu.

Sedangkan Emery Bogardus mendefinisikan Publik adalah sejumlah orang yang bersatu dalam

1
satu ikatan dan mempunyai pendirian sama terhadap suatu permasalahan sosial.

2.SIMPULKAN KONSEP PENYUSUNAN DAN SIMULASI SKENARIO KEPEMIMPINAN PUBLIK


MENURUT SAUDARA BERDASARKAN RUJUKAN YANG DIDESKRIPSIKAN DI ATAS NO 1!

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian publik adalah sekelompok orang


(individu) yang masing-masing memiliki kepentingan dalam hubungan antar manusia
(sosiologis).

Sebagaimana dinyatakan secara semantik tentang pengertian kata publik di atas bahwa kata
publik meliputi pengertian orang banyak atau masyarakat beserta hubungannya. Sedangkan
di dalam masyarakat itu sendiri terdapat berbagai bentuk masyarakat atau kesatuan sosial
yang lebih kecil seperti suatu keluarga, suku bangsa atau suatu masyarakat daerah, atau suatu
masyarakat profe tertentu, maupun kolektivitas-kolektivitas sosial seperti pemerintah,
negara, rakyat dan lain-lain.

3.SUSUN SKENARIO SIMULASI IMPLIMENTASI KEPEMIMPINAN PUBLIK?

Publik adalah salah-satu kajian dari Ilmu Administrasi Publik yang banyak dipelajari oleh
ahli serta ilmuwan Administrasi Publik. Berikut beberapa pengertian dasar kebijakan publik
yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Menurut Dye (1981:1): “Public policy is whatever
governments choose to do or not to do”. Dye berpendapat sederhana bahwa kebijakan publik
adalah apapun yang dipilih pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan. Sementara
Anderson dalam Public Policy-Making (1975:3) mengutarakan lebih spesifik bahwa: “Public
policies are those policies developed by government bodies and official”.

Berhubungan dengan konteks pencapian tujuan suatu bangsa dan pemecahan masalah
publik, Anderson dalam Tachjan (2006i:19) menerangkan bahwa kebijakan publik merupakan
serangkaian kegiatan yang mempunyai maksud atau tujuan tertentu yang diikuti dan
dilaksanakan oleh seorang aktor atau sekelompok aktor yang berhubungan dengan suatu
permasalahan atau suatu hal yang diperhatikan. Seiring dengan pendapat tersebut Nugroho
(2003:52) menjelaskan bahwa kebijakan publik berdasarkan usaha-usaha pencapaian tujuan
nasional suatu bangsa dapat dipahami sebagai aktivitas-aktivitas yang dikerjakan untuk
mencapai tujuan nasional dan keterukurannya dapat disederhanakan dengan mengetahui
sejauhmana kemajuan pencapaian cita-cita telah ditempuh.

Setiap kebijakan publik mempunyai tujuan-tujuan baik yang berorientasi pencapian


tujuan maupuan pemecahan masalah ataupun kombinasi dari keduanya. Secara padat Tachjan
(Diktat Kuliah Kebijakan Publik, 2006ii:31) menjelaskan tentang tujuan kebijakan publik bahwa
tujuan kebijakan publik adalah dapat diperolehnya nilai-nilai oleh publik baik yang bertalian
dengan public goods (barang publik) maupun public service (jasa publik). Nilai-nilai tersebut
sangat dibutuhkan oleh publik untuk meningkatkan kualitas hidup baik fisik maupun non-fisik.

Berdasarkan teori yang dikemukakan Bromley dalam Tachjan (2006ii:17), kebijakan


publik memiliki tiga tingkatan yang berbeda berdasarkan hierarki kebijakan, yaitu: policy level,
organizational level, operational level.

Dalam suatu negara demokratis policy level diperankan oleh lembaga yudikatif dan

2
legislatif, sedang organizational level diperankan oleh lembaga eksekutif. Selanjutnya
operational level dilaksanakan oleh satuan pelaksana seperti kedinasan, kelembagaan atau
kementerian. Pada masing-masing level, kebijakan publik diwujudkan dalam bentuk institutional
arrangement atau peraturan perundangan yang disesuaikan dengan tingkat hierarkinya.
Sementara pattern interaction adalah pola interaksi antara pelaksana kebijakan paling bawah
(street level bureaucrat) dengan kelompok sasaran (target group) kebijakan yang menunjukkan
pola pelaksanaan kebijakan yang menentukan dampak (outcome) dari kebijakan tersebut. Hasil
suatu kebijakan dalam kurun waktu tertentu yang ditetapkan akan ditinjau kembali (assesment)
untuk menjadi umpan balik (feedback) bagi semua level kebijakan yang diharapkan terjadi
sebuah perbaikkan atau peningkatan kebijakan.

Adapun proses kebijakan publik adalah serangkian kegiatan dalam menyiapkan,


menentukan, melaksanakan serta mengendalikan kebijakan. Efektivitas suatu kebijakan publik
ditentukan oleh proses kebijakan yang melibatkan tahapan-tahapan dan variabel-variabel. Jones
(1984:27-28) mengemukakan sebelas aktivitas yang dilakukan pemerintah dalam kaitannya
dengan proses kebijakan yaitu: “perception/definition, aggregation, organization, representation,
agenda setting, formulation, legitimation, budgeting, implementation, evaluation and
adjustment/termination”.

Tachjan (2006i:19) menyimpulkan bahwa pada garis besarnya siklus kebijakan publik terdiri
dari tiga kegiatan pokok, yaitu:

1. Perumusan kebijakan
2. Implementasi kebijakan serta
3. Pengawasan dan penilaian (hasil) pelaksanaan kebijakan.

Jadi efektivitas suatu kebijakan publik sangat ditentukan oleh proses kebijakan yang terdiri
dari formulasi, implementasi serta evaluasi. Ketiga aktivitas pokok proses kebijakan tersebut
mempunyai hubungan kausalitas serta berpola siklikal atau bersiklus secara terus menerus
sampai suatu masalah publik atau tujuan tertentu tercapai.

Implementasi kebijakan merupakan tahap yang krusial dalam proses kebijakan publik. Suatu
kebijakan atau program harus diimplementasikan agar mempunyai dampak atau tujuan yang
diinginkan. Implementasi kebijakan dipandang dalam pengertian luas merupakan alat
administrasi publik dimana aktor, organisasi, prosedur, teknik serta sumber daya diorganisasikan
secara bersama-sama untuk menjalankan kebijakan guna meraih dampak atau tujuan yang
diinginkan.

Daftar Pustaka:
1. www.academiaedu.com

3
Pertemuan: 14 LEMBARAN KERJA 12 SKS : 2
Dosen:Dr.Eka Daryanto Kode : 1UMD57001
MATA KULIAH KEPEMIMPINAN
Hari/ Tanggal: Prodi S1 Teknik Elektro Paparan : 10’
……………………. Fakultas Teknik – Unimed Paraf Dosen
Nama Mhs: Dwi Cahyo Prabowo Nilai :
Materi: Peran pemimpin dalam pendelegasian wewenang organisasi.
Indikator Capaian: Dapat mendeskripsikan, mengelaborasi, dan mengidentifikasi peran pemimpin
dalam pendelegasian wewenang dan pendelegasian tangungjawab.

Soal:
1. Diskripsikan minimal 2 pendapat ahli tentang konsep pendelegasian wewenang dalam
organisasi beserta rujukannya?
2. Simpulkan batasan pendelegasian wewenang organisasi menurut Saudara berdasarkan
rujukan yang dideskripsikan di atas (no.1)!
3. Diskripsikan peran kepemimpinan dalam pendelegasian wewenang dalam organisasi
beserta rujukannya?
Jawaban:

1).DESKRIPSIKAN MINIMAN 2 PENDAPAT AHLI TENTANG KONSEP PENDELEGASIAN


WEWENANG DALAM ORGANISASI BESERTA RUJUKAN NYA!

Menurut (James, A.F. Stoner,1996) :

1. Tugas, adalah suatu kewajiban dalam pekerjaan yang telah ditentukan dalam organisasi,
untuk melaksanakan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam bidang masing-masing
jabatan.
2. Kekuasan, adalah suatu pekerjaan yang telah diberikan wewenang (tugas), penyerahan
dari tugas-tugas yang dipecaya, seorang  memperoleh kekuasaan secara formal. Misalnya
karena adanya surat keputusan dari pimpinan perusahaan  yang berwenang.
3. Tanggung jawabm adalah sutau pekerjaan yang dilakukan organisasi suatu perusahan
yang diperoleh dari atasan terhadap tanggung jawab pekerjaan ataupun kepercayaan yang
diberikan.

 Menurut (Alex. S. Nitisemito, 1981)

Untuk kelancaran dalam memberikan wewenang maka ada beberapa teknis khusu untuk
melakukan pelimpahan wewenang:

1. Tentukan dulu sasaran


2. Tentukan tanggung jawab dan otoritas
3. Berikan motivasi pada bawahan
4. Haruskah  bawahan merampungkan pekerjaan.
5. Beritakan latihan
6. Lakukan pengedalian

4
2). SIMPULKAN BATASAN PENDELEGASIAN WEWENANG ORGANISASI MENURUD
SAUDARA BERDASARKAN RUJUKAN YANG DI DESKRIPSIKAN DI ATAS (NO1)

Kemampuan Jasmani (Fisik) : Pemimpin tidak dapat memerintah bawahannya diluar


kemampuan manusia
Alamiah : Pemimpin tidak dapat memerintah bawahannya untuk menentang    kodrat alam.
Teknologi : Pemimpin tidak dapat memerintah bawahannya untuk melakukan tugas yang belum
tercapai teknologi.
Keadaan Ekonomi : Pemimpin tidak dapat memerintah atau memaksakan kehendaknya terhadap
harga harga pasar,
Lembaga : Wewenang seorang pemimpin dibatasi oleh anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga,kebijakan dan prosedur.
Hukum : Wewenang seorang pemimpin tidak boleh melanggar dari peraturan hukum/UU yang
berlaku.

3).DESKRIPSIKAN PERAN KEPEMIMPINAN DALAM PENDELEGASIAN WEWENANG


DALAM ORGAISASI BESERTA RUJUKAN NYA?

pemimpin biasanya memberikan suatu tanggung jawab kepada orang lain dalam hal ini
bawahannya untuk melaksanakan kegiatan yang biasanya dikerjakan oleh pemimpin dan
pemimpin bertanggung jawab terhadap tindakan tindakan yang dilakukan oleh bawahan yang ia
beri delegasi

Daftar Pustaka:
1. www.academiaedu.com

5
Pertemuan: 15 LEMBARAN KERJA 13 SKS : 2
Dosen:Dr.Eka Daryanto MATA KULIAH KEPEMIMPINAN Kode : 1UMD57001
Hari/ Tanggal: Prodi S1 Teknik Elektro Paparan : 10’
……………………. Fakultas Teknik – Unimed Paraf Dosen
Nama Mhs: Dwi Cahyo Prabowo Nilai :
Materi: Peran pemimpin dalam pengambilan keputusan dan kebijakan organisasi.
Indikator Capaian: Dapat mendeskripsikan, mengelaborasi, dan mengidentifikasi peran pemimpin
dalam pengambilan keputusan dan kebijakan organisasi.

Soal:
1. Diskripsikan minimal 2 pendapat ahli tentang konsep pengambilan keputusan dan
kebijakan dalam organisasi beserta rujukannya?
2. Simpulkan konsep pengambilan keputusan dan kebijakan dalam organisasi menurut
Saudara berdasarkan rujukan yang dideskripsikan di atas (no.1)!
3. Diskripsikan peran kepemimpinan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan dalam
organisasi beserta rujukannya?
Jawaban:
1).DESKRIPSIKAN MINIMAN 2 PENDAPAT AHLI TENTANG KONSEP PENGAMBILAN
KEPUTUSAN DAN KEBIJKAN DALAM ORGANISASI BESERTA RUJUKAN NYA?

 Menurut George R. Terry pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku


(kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
 Menurut Sondang P. Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang
sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang
menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling cepat.
 Menurut James A. F. Stoner pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk
memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.

2).SIMPULKAN KONSEP PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN KEBIJKAN DALAM


ORGANISASI MENURUD SAUDARA BERDASARKAN RUJUKAN YANG DIDESKRIPSIKAN
DI ATAS (NO1)!

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan itu adalah  suatu
cara yang digunakan untuk memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu
masalah dengan cara / teknik tertentu agar dapat lebih diterima oleh semua pihak.
3).DESKRIPSIKAN PERAN KEPEMIMPINAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN
KEBIJKAN DALAM ORGANISASI BESERTA RUJUKAN NYA?

Peran Kepemimpinan Dalam Pengambilan Keputusan


Kepemimpinan seseorang dalam sebuah organisasi sangat besar perannya dalam
setiap pengambilan keputusan, sehingga membuat keputusan dan mengambil tanggung
jawab terhadap hasilnya adalah salah satu tugas pemimpin. Sehingga jika seorang
pemimpin tidak mampu membuat keputusan, seharusnya dia tidak dapat menjadi
pemimpin.
Dilain hal, pengambilan keputusan dalam tinjauan perilaku mencerminkan karakter
bagi seorang pemimpin. Oleh sebab itu, untuk mengetahui baik tidaknya keputusan yang
diambil bukan hanya dinila dari konsekwensi yang ditimbulkannya. Melainkan melalui
berbagai pertimbangan dalam prosesnya. Kegiatan pengambilan keputusan merupakan

6
salah satu bentuk kepemimpinan, sehingga:

1. Teori keputusan meupakan metodologi untuk menstrukturkan dan menganalisis situasi


yang tidak pasti atau berisiko, dalam konteks ini keputusan lebih bersifat perspektif
daripada deskriptif
2. Pengambilan keputusan adalah proses mental dimana seorang manajer memperoleh dan
menggunakan data dengan menanyakan hal lainnya, menggeser jawaban untuk
menemukan informasi yang relevan dan menganalisis data; manajer, secara individual
dan dalam tim, mengatur dan mengawasi informasi terutama informasi bisnisnya

3. Pengambilan keputusan adalah proses memlih di antara alternatif-alternatif tindakan


untuk mengatasi masalah.

Dalam pelaksanaannya, pengambilan keputusan dapat dilihat dari beberapa aspek,


yaitu: proses dan gaya pengambilan keputusan.
1. Proses pengambilan keputusan
Prosesnya dilakukan melalui beberapa tahapan seperti:
a. Identifikasi masalah
b. Mendefinisikan masalah

c. Memformulasikan dan mengembangkan alternative

d. Implementasi keputusan

e. Evaluasi keputusan

2. Gaya pengambilan keputusan

Selain proses pengambilan keputusan, terdapat juga gaya pengambilan keputusan.


Gaya adalah lear habit atau kebiasaan yang dipelajari.
Gaya pengambilan keputusan merupakan kuadran yang dibatasi oleh dimensi:
1. Cara berpikir, terdiri dari:
a. Logis dan rasional; mengolah informasi secara serial
b. Intuitif dan kreatif; memahami sesuatu secara keseluruhan.

2. Toleransi terhadap ambiguitas


a. Kebutuhan yang tinggi untuk menstruktur informasi dengan cara meminimalkan
ambiguitas
b. Kebutuhan yang rendah untuk menstruktur informasi, sehingga dapat memproses
banyak pemikiran pada saat yang sama.

Kombinasi dari kedua dimensi diatas menghasilkan gaya pengambilan keputusan


seperti:
1. Direktif = toleransi ambiguitas rendah dan mencari rasionalitas. Efisien, mengambil
keputusan secara cepat dan berorientasi jangka pendek
2. Analitik = toleransi ambiguitas tinggi dan mencari rasionalitas. Pengambil keputusan yang
cermat, mampu menyesuaikan diri dengan situasi baru
3. Konseptual = toleransi ambiguitas tinggi dan intuitif. Berorientasi jangka panjang,
seringkali menekan solusi kreatif atas masalah

7
4. Behavioral = toleransi ambiguitas rendah dan intuitif. Mencoba menghindari konflik dan
mengupayakan penerimaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka berikut adalah upaya-upaya yang perlu ditempuh
seperti:

1. Cerna masalah
Sejalan dengan peran kepemimpinan, maka terdapat perbedaan antara
permasalahan tentang tujuan dan metode. Dalam kondisi seperti ini peran pemimpin
adalah mengambil inisiatif dalam hubungannya dengan tujuan dan arah daripada
metode dan cara.
2. Identifikasi alternativ
Kemampuan untuk memperoleh alternativ yang relevan sebanyak-banyaknya.
3. Tentukan proritas
Memilih diantara banyak alternativ adalah esensi dari kegiatan pengambilan
keputusan.
4. Ambil langkah
Upaya pengambilan keputusan tidak berhenti pada tataran pilihan, melainkan
berlanjut pada langkah implementasi dan evaluasi guna memberikan umpan balik.

Daftar Pustaka:
1. www.academiaedu.com

Anda mungkin juga menyukai