Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENDIDIKAN DASAR-DASAR PAUD

KONSEP FITRAH ANAK USIA DINI, POTENSI LAHIRIYAH


MANUSIA AN-NAHL 78 , POTENSI INDRAWI DAN AKAL ANAK
USIA DINI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

Disusun oleh :

1. WAHIDATUL KHASANAH (2120210055)

2. SRI REZEKI WULANDARI (2120210053)

DOSEN PEMBIMBING : KURNIA DEWI M.Pd

KELAS : 21102

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN FATAH PALEMBANG


TAHUN AJARAN 2021/2022

KATA PENGANTAR

Puji Syukur panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karuniannya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tema dari makalah ini adalah ‘ Konsep fitrah AUD , Potensi lahiriyah
Manusia (An-Nahl : 78 ) , potensi indrawi dan potensi akal anak usia dini .

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada dosen mata kuliah Dasar-dasar PAUD yang telah memberikan tugas
terhadap kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepda pihak-pihak
yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.

Kami jauh dari sempurna dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka
kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini
dapat berguna bagi saya pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada
umumnya.

Palembang, September

2021

Tertanda

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL.........................................................................................................

KATA PENGANTAR....................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG............................................................................

1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................

1.3 TUJUAN .................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI FITRAH......................................................................................

2.2 KONSEP FITRAH......................................................................................

2.3 IMPLIKASI TERHADAP PENDIDIKAN ANAK.........................................

2.4 Q.S AN-NAHL MENURUT TAFSIR ALMARAGI .....................................

2.5 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN MANUSIA..........

2.6 PENGERTIAN POTENSI........................................................................

2.7 JENIS-JENIS POTENSI..........................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN...........................................................................................

3.2 SARAN......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Setiap anak yang lahir mempunyai fitrah ilahiah. Fitrah ilahiah yang
dimiliki anak layaknya fondasi dalam sebuah bangunan, yakni berupa ruh
yang cenderung mengenal Allah sebagai Sang Penciptanya, tunduk
kepada-Nya dan berperilaku baik. Sebagaimana pada anak, mereka pada
hakikatnya cenderung pada kebaikan. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan mereka berperangai buruk. Pengaruh lingkungan sangat
menentukan, terutama orang tua yang mempengaruhi agama anak tersebut
dengan menjadikannya seorang Yahudi, Nasrani atau Majusi. Fitrah
memiliki implikasi terhadap pendidikan anak karena dengan mengetahui
fitrah anak, orang tua maupun pendidik dapat menentukan proses
pendidikan yang tepat untuk pembentukan karakter anak, baik dari
penentuan tujuan, metode pembelajaran maupun lingkungan pembelajaran
yang efektif terhadap anak. Jadi, fitrah anak menjadi penentu program
pendidikan yang efektif untuk diberikan kepada anak. Ketika telah
menemukan program pendidikan yang tepat untuk anak, maka akan
memudahkan orangtua maupun pendidik untuk melestarikan dan
mengembangkan fitrah anak yang telah ada dalam dirinya.

2.1 Rumusan masalah


1. Apa definisi dari fitrah anak usia dini ?
2. Apa saja potensi manusia dalam Al-Qur’an ?
3. Bagaimana cara mengembangkan potensi dasar anak usia dini ?
4. Apa saja jenis-jenis Potensi ?
1.2 Tujuan pembelajaran
1. Untuk mengetahui definisi fitrah anak usia dini
2. Untuk mengetahui apa saja potensi lahiriyah Manusia dalam Alquran
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi Manusia
4. Mengidentifikasi cara mengembangkan potensi anak usia dini

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Fitrah

Kata fitrah berasal dari bahasa Arab, fathara, masdarnya adalah


fathrun. Kata tersebut artinya dia memegang dengan erat, memecah,
membelah, mengoyak-koyak atau meretakkannya. Sedangkan penggunaan
kata fatharahu (Dia telah menciptakannya), yakni Dia menyebabkannya
ada, secara baru, untuk pertama kalinya. Secara harfiah fitrah berarti
penciptaan, menyebabkan sesuatu ada untuk pertama kali dan struktur/ciri
umum alamiah yang mana dengannya seorang anak tercipta dalam rahim
ibunya.

Jika dihubungkan dengan manusia, fitrah berarti apa yang menjadi bawaan
manusia sejak lahir. Kata fitrah disebutkan di dalam al-Qur’an sebanyak
28 kali, dimana 14 kali dalam konteks uraian tentang bumi dan langit, dan
sisanya dalam konteks manusia. Jadi fitrah manusia adalah potensi
psikologi dan ruhaniah yang sudah ada dalam desain awal penciptaannya,
baik potensi yang mendorong pada hal-hal yang positif maupun negatif.

2.2 Konsep Fitrah

Konsep fitrah sebagai kebaikan asal, tidak semata-mata mengandung


makna suatu kesiapan menerima tindakan yang baik dan benar secara pasif,
tetapi juga suatu kecenderungan aktif, serta kecondongan bawaan alamiah
untuk mengenal Allah, untuk tunduk kepada-Nya dan melakukan yang
benar.

Muhaimin membagi fitrah menjadi beberapa macam, yakni sebagai


berikut:

1. Fitrah beragama, fitrah ini merupakan potensi bawaan yang mendorong


ma-nusia untuk selalu pasrah, tunduk dan patuh kepada Allah yang
menguasai dan mengatur segala aspek kehidupan manu-sia dan fitrah
ini merupakan sentral yang mengarahkan dan mengontrol perkem-
bangan fitrah lainnya.
2. Fitrah berakal budi, fitrah ini merupakan potensi bawaan yang
mendorong manu-sia untuk berpikir dan berdzikir dalam memahami
tanda-tanda keagungan Tuhan yang ada di alam semesta, berkreasi dan
berbudaya, serta memahami persoalan dan tantangan hidup yang
dihadapinya dan berusaha memecahkannya.
3. Fitrah kebersihan dan kesucian, fitrah ini mendorong manusia untuk
selalu komit-men terhadap kebersihan dan kesucian diri dan
lingkungannya.
4. Fitrah berakhlak, fitrah ini mendorong manusia untuk mematuhi
normanorma yang berlaku.
5. Fitrah kebenaran, fitrah ini mendorong manusia untuk selalu mencari
kebenaran.
6. Fitrah kemerdekaan, fitrah ini mendorong manusia untuk bersikap
bebas dan sebagainya.

2.3 Implikasi Fitrah Terhadap Pendidikan Anak

Pada dasarnya keimanan kepada Allah, pengakuan ketuhanan dan


keberadaan-Nya merupakan masalah yang secara naluri ada pada diri anak.
Pada diri anak telah tertanam keyakinan bahwa segala sesuatu yang ada
pasti ada yang membuatnya. Fitrah itu berwujud kecenderungan terhadap
kebaikan dan kecintaan terhadap kebaikan itu, membenci keburukan dan
kecenderungan untuk melenyapkan keburukan itu. Sehingga mengarahkan
dan membiasakan anak pada konsep yang benar merupakan hal yang tidak
sulit. Apalagi didukung dengan potensi keimanan dan rasa bersyukur
kepada Allah yang secara azali telah dibekali Allah kepada anak.

Fitrah ilahiah yang dimiliki anak layaknya fondasi dalam sebuah


bangunan, yakni berupa ruh yang cenderung mengenal Tuhannya. Fitrah
membuat manusia punya kecenderungan pada agama, yakni kecendrungan
mutlak pada perilaku baik. Sebagaimana pada anak, mereka pada
hakikatnya cenderung pada kebaikan. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan mereka berperangai buruk. Ibrahim Amini menyebut-kan
beberapa faktor penyebab anak berperangai buruk, yakni:
1) Melupakan Tuhan

2) Riya dan sombong

3) Tidak bersyukur dan mudah putus asa

4.) Kikir dan bereluh kesah

5) Tergesa-gesa dan

6) Suka membantah
Perangai buruk tersebut harus segera diatasi, untuk menghadapinya ada
beberapa hal yang harus dilakukan, diantaranya:

1) Melihat paradigma fitrah anak, dimana anak adalah manusia yang baik
dan punya kecenderungan untuk kembali menjadi baik karena pada
hakikatnya anak memiliki fitrah ilahiah

2) Berdoa kepada Allah,

3) Cari tahu faktor yang menyebabkan anak berperangai buruk. Ketika


faktor penyebab itu diketahui maka akan ditemukan pintu jalan keluar
sehingga dapat memasuki dunia anak, lalu membantu menyadarkannya.

2.4 QS. AN-nahl 78 Menurut Tafsir Almaraghi


Ayat ini menurut Tafsir Al Maraghi mengandung penjelasan bahwa
setelah Allah melahirkan kamu dari perut ibumu, maka Dia menjadikan
kamu dapat mengetahui segala sesuatu yang sebelumnya tidak kamu
ketahui. Dia telah memberikan kepadamu beberapa macam anugerah
berikut ini :

1. Akal; sebagai alat untuk memahami sesuatu,terutama dengan akal itu


kamu dapat membedakan antara yang baik dan yang jelek, antara yang
lurus dan yang sesat, antara yang benar dan yang salah.
2. Pendengaran; sebagai alat untuk mendengarkan suara, terutama dengan
pendengaran itu kamu dapat memahami percakapan diantara kamu.

3. Penglihatan; sebagai alat untuk melihat segala sesuatu, terutama dengan


penglihatan itu kamu dapat saling mengenal diantara kamu.

4. Perangkat hidup yang lain; sehingga kamu dapat mengetahui jalan untuk
mencari rizki dan materi lainnya yang kamu butuhkan, bahkan kamu dapat
pula memilih mana yang terbaik bagi kamu dan meninggalkan mana yang
jelek.

Pada objek pengetahuan yang bersifat material, manusia dapat


menggunakan mata dan telinga. Adapun untuk objek yang bersifat ilmu
pengetahuan yang sifatnya immaterial, manusia dapat menggunakan akal
dan hainya.

Manusia dilahirkan tanpa pengetahuan sedikitpun. Pengetahuan dimaksud


adalah yang bersifat kasbiy, yakni pengetahuan yang diperoleh manusia
melalui upaya manusiawinya. Meski demikian, manusia tetap membawa
fitrah kesucian yang melekat pada dirinya sejak lahir, yakni fitrah yang
menjadikannya ‘mengetahui’ bahwa Allah Maha Esa.

Allah SWT dengan kekuasaan-Nya mengeluarkan bayi manusia melalui


proses kelahiran oleh ibu yang mengandungnya kurang lebih sembilan
bulan. Bayi manusia lahir dengan lemah dan dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatu pun yang kelak disusui ibu, dirawat, dibesarkan, dan
diberi pendidikan hingga menjadi kuat dan cerdas.

2.5 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Manusia

Potensi yang diberikan oleh Allah kepada manusia tidak akan berarti
apa- apa jika potensi tersebut tidak digali dan digunakan benar. Maka dari
itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan manusia, yaitu
keluarga dan lingkungan.

Pertama, Faktor keluarga. Tidak bisa dipungkiri bahwa keluarga terutama


orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan
anaknya. Dalam pendidikan islam terdapat istilah Al-ummu madrasatul
ula. Istilah ini memang tepat sekali digunakan dalam ilmu pendidikan,
karena anak terlebih dahulu mengenal orang tuanya sebelum dia mengenal
dunia luar sekitarnya.

Orangtua hendaknya sudah mulai mengajari dan menggali potensi anaknya


sejak kecil dan memasukkan nilai nilai religius dalam keseharian
keluarganya.

Kedua, Faktor Lingkungan. Lingkungan di sekitar tempat tinggal anak juga


mempengaruhi perkembangan fisik dan psikis anak. Hal ini dikarenakan
anak mempunyai kecendrungan untuk meniru apa yang dilihatnya.

Disinilah letak peranan orang tua agar selalu memperhatikan kagiatan


anaknya dan memperingatkanrnya ketika dia melakukan kesalahan.

2.6 Pengertian Potensi


Manusia sebagai makhluk ciptaan, dilengkapi dengan potensi agar
dengan Potensi itu ia dapat mengembangkan dirinya (Jalaluddin, 2003:33).
Informasi tentang Manusia dengan berbagai potensi yang dimilikinya itu
amat menolong manusia dalam Rangka merancang kegiatan pendidikan
dan pengajaran melalui strategi pembelajaran yang bersifat konsepsional
dan tepat. Tanpa memiliki pengetahuan yang luas, Mendalam dan
komprehensif tentang manusia dengan berbagai potensi yang Dimilikinya,
manusia akan gagal dalam merancang konsep strategi pembelajarannya
yang matang, utuh dan komprehensif (Nata, 2011:46).
Untuk dapat memberikan penjelasan mengenai potensi secara tepat, jelas
dan Mudah untuk dipahami, maka potensi dapat ditinjau dari dua segi,
yaitu: Pertama, Etimologi. Kata potensi berasal dari bahasa Inggris yaitu
potency, potential dan Potentiality, yang mana dari ketiga kata tersebut
memiliki arti tersendiri. Kata potency Memiliki arti daya, tenaga, kekuatan,
dan kemampuan. Kemudian kata potential

Memiliki arti kemampuan terpendam yang mempunyai kemungkinan


untuk dapat dikembangkan, sehingga mampu menjadi actual (Kartono &
Gulo, 2000:364). Sedangkan kata potentiality berarti karakteristik atau ciri-
ciri khas memiliki satu kemampuan atau kesanggupan laten, atau memiliki
daya atau kekuatan untuk bertingkah laku dengan cara tertentu bagi masa
mendatang (Chaplin, 2009:378). Dalam etimologi Islam, potensi dikenal
dengan istilah fitrah. Fitrah berasal dari bahasa Arab, yaitu fithrah
jamaknya fithar, yang diartikan sebagai perangai, tabi’at, kejadian, asli,
agama, ciptaan. Menurut M. Quraish Shihab, istilah fitrah diambil dari akar
kata al-fithr yang berarti belahan (Gunawan, 2012:41). Fitrah juga berarti
ciptaan, sifat tertentu yang mana setiap yang maujud disifati dengannya
pada awal masa penciptaannya, sifat pembawaan manusia (yang ada sejak
lahir), agama, as-sunnah (Muhaimin, dkk., 2012:16). Penafsiran lainnya
membatasi makna fitrah kepada tauhid. Hal ini didasarkan atas satu riwayat
yang dikaitkan dengan Abdullah bin Abbas yang mampu memahami
makna fitrah yang sesungguhnya (Abdullah,2007:59). Berpijak pada
definisi-definisi di atas, maka dapat dikatakan bahwa potensi adalah
sesuatu atau kemampuan dasar manusia yang telah ada dalam dirinya yang
siap untuk direalisasikan menjadi kekuatan dan dimanfaatkan secara nyata
dalam kehidupan manusia di dunia ini sesuai dengan tujuan penciptaan
manusia oleh Allah.

2.7 Jenis-jenis Potensi


Berbicara tentang makhluk bernama manusia, berarti kita
membicarakan Puncak kesempurnaan ciptaan Tuhan. Siapa pun yang
beriman, berilmu, dan Mempelajari tentang manusia, pasti kagum
sepenuhnya pada berbagai potensi yang Terpendam dalam diri manusia
(Baharuddin & Makin, 2011:26).

Menurut Jalaluddin, secara garis besar manusia memiliki empat potensi


utama yang telah di anugerahkan Allah kepadanya, yakni: a) Hidayat al-
Gharizziyat (potensi Naluriah); b) Hidayat al-Hassiyat (potensi inderawi);
c) Hidayat al-Aqliyyat (potensi Akal); dan d) Hidayat ad-Diniyyah (potensi
keagamaan) (Jalaluddin, 2003:34).

Hidayat al-Hassiyat (potensi inderawi). Dorongan ini merupakan dorongan


primer yang berfungsi untuk memelihara keutuhan dan kelanjutan hidup
manusia. Diantara dorongan tersebut adalah berupa insting untuk
memelihara diri, seperti makan, minum, penyesuaian tubuh terhadap
lingkungan dan sebagainya. Kemudian dorongan untuk mempertahankan
diri. Bentuk dorongan ini dapat berupa nafsu amarah, menghindar dari
gangguan yang mengancam dirinya, baik oleh sesama makhluk maupun
oleh lingkungan alam. Selanjutnya ialah dorongan untuk mengembangkan
jenis. Dorongan ini berupa naluri seksual. Manusia pada tahap pencapaian
Kematangan fisik (dewasa) menjadi tertarik terhadap lawan jenisnya
(Jalaluddin, 2003:34).

Hidayat al-Hassiyat (potensi inderawi). Potensi inderawi erat kaitannya


dengan peluang manusia untuk mengenal sesuatu di luar dirinya. Melalui
alat indera yang dimilikinya, manusia dapat mengenal suara, cahaya,
warna, rasa, bau dan aroma maupun bentuk sesuatu. Jadi indera berfungsi
sebagai media yang menghubungkan manusia dengan dunia di luar dirinya
(Jalaluddin, 2003:34).
Potensi inderawi yang umum dikenal terdiri atas indera penglihat,
pencium, peraba, pendengar dan perasa. Namun di luar itu masih ada
sejumlah alat indera dalam tubuh manusia seperti antara lain indera
kesetimbangan dan taktil. Potensi tersebut difungsikan melalui
pemanfaatan alat indera yang sudah siap pakai seperti mata, telinga,
hidung, lidah, kulit dan otak maupun fungsi syaraf (Jalaluddin, 2003:34).

Hidayat al-Aqliyyat (potensi akal). Potensi akal merupakan potensi yang


hanya dianugerahkan Allah kepada manusia. Adanya potensi ini
menyebabkan manusia dapat meningkatkan dirinya melebihi makhluk-
makhluk lain ciptaan Allah. Potensi akal memberi kemampuan kepada
manusia untuk memahami simbol-simbol, hal-hal abstrak, menganalisa,
membandingkan maupun membuat kesimpulan dan akhirnya memilih
maupun memisahkan antara yang benar dari yang salah. Kemampuan akal
mendorong manusia berkreasi dan berinovasi dalam menciptakan
kebudayaan serta peradaban. Manusia dengan kemampuan akalnya mampu
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, mengubah serta merekayasa
lingkungannya, menuju situasi kehidupan yang lebih baik, aman dan
nyaman (Jalaluddin, 2003:35)

2.8 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Potensi

Salah satu dimensi kemanusiaan yang penting dikaji dalam hubungannya


Dengan proses pendidikan adalah fitrah atau potensi. Sebab pendidikan
pada hakikatnya merupakan aktivitas dan usaha manusia untuk membina
dan Mengembangkan potensi-potensi pribadinya agar berkembang
seoptimal mungkin.

Dalam perkembangan individu, ada beberapa kekuatan atau faktor-faktor


yang turut berperan dalam menentukan bagaimana perkembangan tersebut,
sehingga dalam hal ini akan diuraikan tentang faktor-faktor yang berperan
dalam perkembangan individu yang berhubungan dengan potensi yang
dimilikinya. Faktor pertama, dalam terminologi para psikolog, dikenal
dengan potensi bawaan (heredity), sedangkan Faktor kedua dinamakan
lingkungan (environment) (Baharuddin & Makin, 2011:41).

a. Faktor Pembawaan (Heredity)


Pembawaan ialah potensi-potensi yang aktifdan pasif, yang
akan terus bkembang hingga mencapai perwujudannya. Potensi
bermacam-macam yang Ada pada anak itu tentu saja tidak begitu
saja dapat direalisasikan atau dengan Begitu saja dapat menyatakan
diri dalam perwujudannya. Untuk dapat diwujudkan sehingga
kelihatan dengan nyata, potensi-potensi tersebut harus mengalami
perkembangan serta membutuhkan latihan-latihan pula, juga tiap-
tiap potensi mempunyai masa kematangan masing-masing. Sifat
sifat pembawaan (potensi-potensi) tersebut tidak semuanya dapat
berkembang atau menunjukkan diri dalam perwujudannya. Ada pula
sifat-sifat yang tetap terpendam, latent atau tersembunyi. Jadi tetap
tinggal sebagai kemungkinan saja, yang tidak dapat mewujudkan
diri (Purwanto, 2006:21).

b. Faktor Lingkungan (Environment)

Lingkungan ialah segala sesuatu yang ada di luar diri anak


Memberikan pengaruh terhadap perkembangan kemampuan. Dalam
arti yang luas, Lingkungan mencakup iklim dan geografis, tempat
tinggal, adat istiadat, Pengetahuan, pendidikan dan alam. Ia adalah
seluruh yang ada, baik manusia Maupun benda buatan manusia, atau
hal-hal yang mempunyai hubungan dengan Manusia.
Demikianlah jika kita bandingkan antara pembawaan (heredity) dan
Lingkungan dalam hal pengaruhnya terhadap perkembangan potensi
manusia, dapat kita katakan bahwa sifat-sifat atau kemampuan
seseorang adalah hasil Interaksi antara pembawaan dan lingkungan.
Jadi interaksi keduanya itulah yang menentukan bagaimana
perkembangan potensi-potensi manusia (purwanto,2006:29). Faktor
pembawaan dan lingkungan sangat berpengaruh terhadap potensi yang
ada pada manusia khususnya pada potensi fitrah (keberagamaan)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa yang perlu mendapatkan
perhatian serius. Sejak lahir, anak memiliki berbagai potensi yang dikaruniakan
Tuhan.
Potensi tersebut perlu dirangsang dan difasilitasi agar dapat berkembang dengan
optimal. Banyak ahli menyatakan bahwa masa anak usia dini merupakan masa
peka dan amat penting bagi perkembangan anak. Stimulasi terhadap anak yang
dilakukan oleh orangtua maupun orang lain disekitar lingkungan anak akan
membekas kuat dan tahan lama. Kesalahan sedikit dalam memberikan stimulasi
akan berdampak negatif jangka panjang yang sulit diperbaiki.

3.2 Saran

Adapun makalah kami ini adalah makalah hasil pemikiran sendiri, yang
didasari dari refrensi-refrensi yang kami dapatkan baik dari buku diperpustakaan
maupun pengetahuan dari online. Jika terdapat kesalahan dan kekurangan dari
makalah kami ini, kami berharap kritik/saran dan masukan dari pembaca, guna
untuk mewujudkan perubahan kelebih baik di kemudian harinya. Terimakasih..

Daftar pustaka

Multahada,asyruni.(2020).Konsep fitrah dalam pendidikan anak usia


dini.jurnal primearly,3(1),93-98.

Mohamed,Yasien.1997.Insan yang Suci:Konsep Fithrah dalam Islam, terj.


Masyhur Abadi, Bandung: Mizan.

Mansur, 2011.Pendidikan Anak usia Dini dalam Islam, Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai