Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Humanis Sebagai Pilar Kesuksesan Dalam Studi Di

Fakultas Hukum Unikal

Disusun Oleh:

CAHYADI (0221058051)

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS PEKALONGAN 2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “humanis sebagai pilar kesuksesan
dalam studi di Fakultas Hukum unikal” dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk
memenuhi tugas Mata kuliah keunikalan. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah
wawasan tentang kehumanisan, menghargai perbedaan (agama, budaya/etnis)
piuralisme global, dan empati sosial, bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Saya
mengucapkan terima kasih kepada bapak H.suryani,S.H.,M.hum. selaku dosen
pembimbing mata kuliah keunikalan. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah
wawasan saya berkaitan dengan topic yang diberikan. Saya juga mengucapkan terima
kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan
makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketaksempurnaan
yang pembaca temukan dalam makalah ini. Saya juga mengharap adanya kritik serta
saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Pekalongan, 29 Oktober 2021

CAHYADI
DAFTAR ISI

JUDUL. ……………….............................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................iii

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah …………………………………..……….……………01


B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………02
C. Tujuan Pembahasan .............................................................................................02

BAB II: PEMBAHASAN

A. Pengertian Humanis/humanisme………………..……….…….……………..03
B. Macam-macam humanisme…………………………………………..….……04
C. Tata Nilai Iklas Humanis…………...…………………………………….…..…05

BAB III: PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………..……………………06
B. Saran……………………………………………………………………………..06

DAFTAR PUSTKA ................................................................................................07

BAB I PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Masalah

Humanisme sebagai sebuah aliran filsafat yang bertolak dari faham


antropomorfisme, sering dipandang bertentangan dengan ajaran Islam yang
bertolak dari keimanan dan kepercayaan adanya Allah. Kalangan humanis
memandang manusia sebagai penguasa alam semesta sehingga menolak eksistensi
Tuhan. Mereka bahkan “menuhankan” manusia.
Humanisme (kemanusiaan), dalam kamus umum diartikan sebagai “sebuah
sistem pemikiran yang berdasarkan pada berbagai nilai, karakteristik, dan tindak
tanduk yang dipercaya terbaik bagi manusia, bukannya pada otoritas supernatural
manapun”. Definisi paling jelas tentang humanisme ini dikemukakan oleh Corliss
Lamont yang menyatakan: “Humanisme merupakan pandangan yang memandang
bahwa manusia memiliki satu kehidupan yang diisi dengan kreatifitas dan
kebahagiaan, yang tidak membutuhkan persetujuan ataupun dukungan dari entitas
supernatural manapun, dimana entitas ini sama sekali tidak ada. Dan manusia, dengan
kecerdasan dan saling bekerjasama, dapat membangun sebuah kedamaian dan
keindahan di muka bumi ini”.
Dari definisi humanisme di atas,menjelaskan bahwa para humanis menganggap
manusia adalah segala pusat aktifitas dengan meninggalkan peran Tuhan dalam
kehidupannya. Di Eropa, sudut pandang ini pada hakikatnya telah melahirkan, bahkan
memperkuat, pandangan materialistik yang berujung pada pencarian kenikmatan
hidup (hedonisme) yang muara akhirnya adalah menciptakan absurdisme yang
merasuki seluruh bidang ilmu seperti seni, sastra dan filsafat. Gejala seperti ini tidak
hanya ditemukan di Eropa atau Negara Barat secara umum, akan tetapi banyak
ditemukan juga dalam masyarakat Indonesia. Asas kebebasan dijadikan dasar untuk
berekspresi tanpa memperhatikan batasan -batasan moral, agama serta kearifan
lokal. Disisi lain, terdapat juga kasus-kasus kekerasan yang dilatarbelakangi oleh
pengabaian terhadap nilai-nilai humanisme, sehingga tidak lagi
mempertimbangkan aspek kemanusiaan. Hal ini tentunya merupakan ancaman
terhadap keberlangsungan hidup manusia secara umum ataupun di Indonesia.
Penerapan humanisme tanpa didasari oleh ajaran agama hanya akan menimbulkan
pola pikir, sikap dan perbuatan yang menghancurkan harkat dan martabat
manusia. Humanis beorientasi pada kepentingan sesame dan meletakan martabat
manusia pada posisi yg tinggi, penghargaan dan pengakuan terhadap orang lain
maupun diri sendiri.
Dari penulisan di atas itu sebuah masalah yang bisa saja terjadi, nilai humanis
juga bisa diartikan menebar kebaikan dengan titik pijak keadilan. Misi humanis
adalah menempatkan manusia sebagai pemimpin di muka bumi ini yg mesti
menjalankan misi keadilan. Dalam konteks perkuliahan dan pendidikan harus
mampu menjadi pribadi yang dialogis, ramah,penuh deidikasi, integrasi, penuh
cinta dan kasih sayang. Prinsip-prinsip humanis yang di ambil untuk sistem
pengajaran ialah progreivisme, sebuah sistem pendidikan yang berpusat pada
mahsiswa(child centered), peran dosen yang tidak otoriter, focus pada keterlibatan
dan aktivitas mahasiswa, dan aspek pendidikan yang demokratis serta komperatif.
Untuk menemukan konsep humanis sebagai pilar kesuksesan dalam studi di
fakultas hukum unikal, ialah dengan prinsip tata nilai ikhlas humanis, menghargai
perbedaan (agama, budaya/etnis) pluralism global, dan empati sosial.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas maka masalah penelitian
dirumuskan sebagai berikut:
1) Bagai mana konsep humais dalam prodi hukum?
2) Apa pengertian dari masing-masing tata nilai iklas dalam humanis?

C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan ini untuk :
a.Mengetahui wawasan baru tentang keilmuan humanis.
b. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagai
mana manusia dan para mahasiswa berpandangan terhadap nilai
humanis.
c.Tidak terlalu berlebih dalam menggunakan sikap humanis,
d. Mengethui caar bersikap benar, dengan sikap humanis.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Humanis/Humanisme

Humanis juga berasal dari kata humanitas yang kemudian diberi akhiran isme
menjadi humanisme yang menunjukkan istilah aliran atau paham. Dalam kamus
bahasa Indonesia kontemporer, humanisme adalah paham yang mempunyai tujuan
menumbuhkan rasa perikemanusiaan dan bercita-cita untuk menciptakan
pergaulan hidup manusia yang lebih baik. Humanisme bisa diartikan sebagai
paham di dalam aliran-aliran filsafat hendak menjunjung tinggi nilai dan martabat
manusia, serta menjadikan manusia sebagai ukuran dari segenap penilaian,
kejadian, dan gejala di atas muka bumi ini.
stilah humanisme memiliki keterkaitan dengan istilah yang Istilah humanisme
memiliki keterkaitan dengan istilah yang berakar dari kata yang sama, yakni
humaniora, humanities, (latin: humanior), yaitu ilmu pengetahuan yang bertujuan
membuat manusia lebih manusiawi, dalam artian membuat manusia lebih
berbudaya. Humanisme juga berasal dari studi humanitatis yang mengandung arti
kesenian liberal atau studi kemanusiaan dari Cicero. Inti kesenian liberal adalah
membebaskan peserta didik dari kebodohan dan kepicikan melalui pengembangan
intelektual yang meliputi tata bahasa, retorika (berbicara), syair, sejarah, dan
filsafat moral. Kesenian liberal bukan berarti kesenian yang tidak mengenal etika,
pemberian nama liberal karena pembelajaran ini bebas untuk semua golongan,
tidak mengenal kasta.
Senada dengan Siswanto Masruri, Zainal Abidin juga memaknai humanisme
dengan arti yang lebih dekat dengan seni liberal yang mendorong kebebasan
berekspresi yang akan menjadikan manusia bisa sederajat antara satu dengan
lainnya,

B. Macam-macam Humanis
humanisme modern berkembang menjadi dua kubu, yaitu humanisme Sekuler
dan humanism Religius. Penjekasan sebagai berikut:

a) Humanisme sekuler
Sekuler berasal dari bahasa latin saeculum yang mengandung makna ganda
yaitu abad dan dunia. Dalam kenyataan sehari-hari kata sekuler diartikan sebagai
jauh dari hidup keagamaan, bukan wilayah ruhani dan suci, melainkan urusan
keduniawiaan dan kebendaan ketika, muncul istilah humanisme sekuler maka
orang mengenalnya dengan humanisme atheis.
Humanisme sekuler meyakini bahwa Tuhan tidak ikut campur dengan urusan
manusia yang ada di dunia, keyakinan ini membuat mereka mengabaikan
kehadiran Tuhan. Tuhan bagi mereka hanyalah imajinasi yang tak sampai oleh
akal manusia.
b) Humanism Religius
Humanisme religius merupakan humanisme yang bercorak teosentris (Tuhan
sebagai pusat segalanya). Humanisme religius bisa dari pihak Islam dan Kristen
maupun dari agama lain. Humanisme ini berkembang untuk mengimbangi,
Selama ini humanisme religius hanya dipahami dengan humanism Islam, padahal
sebenarnya religius juga berarti theis, bertuhan, meyakini adanya kekuatan
supranatural humanisme sekuler yang berkembang di dunia, karena apabila
humanisme sekuler tidak diimbangi maka peran agama akan hilang secara
perlahan.
Bagi humanisme religius keberadaan Tuhan sangat dominan, pemikiran mereka
berangkat dari paham agama mereka. Mereka percaya bahwa Tuhan mempunyai
konsep yang luar biasa tentang manusia, tetapi terkadang karena manusia terlalu
berpikir jauh dan dalam sehingga mereka lupa bahwa essensi semuanya ada pada
Tuhan. Agama mengajarkan banyak tentang kemanusiaan, dan humanisme dalam
ajarannya juga mengandung nilainilai agama.

C. Tata Nilai Ikhlas Humanis


Berikut dari tata nilai iklas humanis di Universitas Pekalongan
a) Menghargai perbedaan (agama,budaya/etnis)
Yaitu seperti toleransi, mengargai dan menghormati aktivitas
yg di lakukan orang lain, menghargai pendapat sebuah pendapat
orang lain.
b) Pluralisme global
Yaitu suatu sikap untuk menciptakan sebuah tatanan
kehidupan yang menghargai dan menerima kemajemukan dalam
konteks kehidupan sehari-hari secara global.
c) Empati sosial
Yaitu kemampuan untuk menyadari, memahami, dan
menghargai perasaan dan pemikiran orang lain. Empati adalah
“menyelaraskan diri” (peka) terhadap apa, bagaimana, dan latar
belakang perasaan dan pemikiran orang lain sebagai mana orang
merasakan dan memikirkanya.

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN
Humanis ialah aliran yang memiliki tujuan untuk menghidupkan rasa
prikemanusiaan serta bercita-cita menghadirkan pergaulan hidup yang
lebih baik. Nilai humanism dalam tatanan nilai iklas yaitu: menghargai
perbedaan, pluralisme global, empati sosial.
Humanisme dalam konteks pendidikan yaitu untuk membantu manusia
agar bisa mengaktualkan atau mengasah potensi yang ada pada dirinya,
sehingga terbentuklah sebuah karakter manusia yang memiliki kematangan
emosional, moral, dan spiritual.

B. SARAN
1. Memahami betapa pentingnya nilai-nilai humanis dalam kehidupan
baik di lingkungan perkuliahan/pendidikan, maupun di lingkungan
masyarakat.
2. Dalam bidang pendidikan peran guru atau dosen sangat di
perlukan, maka dari itu, diharapkan para guru atau dosen bisa
membantu para murid atau mahasiswanya dalam mengnali
nilainilai kehumanisan ini.
3. Perlu adanya pemahaman lebih lanjut dari penetapan nilai humanis
ini, karena ini termasuk salah satu cara untuk membentengi diri
dari aliran radikalisme agama yg berkrmbang.

DAFTAR PUSTAKA

AW.A. Wildan. 2010. Latar Belakang Masalah.


http://digilib.uinsgd.ac.id/17927/4/4_bab1.pdf. Diakses 29 Oktober 2021.

Digilib UIN. 2014. Pengertian Humanisme Menurut Gus Dur.


http://digilib.uinsby.ac.id/14039/5/Bab%202.pdf . Diakses 29 Oktober 2021.
Subiyantoro. 2012. Pengembangan Model Pendidikan Nilai Humanis.
https://journal.uny.ac.id/index.php/cp/article/download/1622/1354#:~:text=Adapu
n%20nilai%20humanis%20diantaranya%20meliputi,pertanggungjawaban%20di%
20dunia%20dan%20akhirat. Diakses, 29 Oktober 2021.

Taripar Doly, S.E.,M.M. 29 mei 2013. Nasionalisme dan pluralism global.


https://nusahati.com/2013/05/nasionalisme-dan-pluralisme-global/. Diakses, 29
Oktober 2021.

Anda mungkin juga menyukai