Anda di halaman 1dari 12

DE_JOURNAL (Dharmas Education Journal)

http://ejournal.undhari.ac.id/index.php/de_journal
E-ISSN : 2722-7839, P-ISSN : 2746-7732
Vol. 1

Penggunaan Media Video Animasi Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Fabel dan
Dongeng Pada Siswa SMP Muhammadiyah 4 Palembang

Febi Putri Utami1) Haryadi2) Nas Haryati Setyaningsih3)


e-mail: Febiputri.utami22@gmail.com
Universitas Negeri Semarang
Jl. Kelud Utara III No.15, Petompon
Kecamatan Gajah Mungkur, Semarang, Jawa Tengah

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui perencanaan guru dalam menggunakan
media video animasi mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Muhammadiyah 4 Palembang, (2)
untuk mengetahui keterampilan guru dalam menggunakan media video animasi pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia di SMP Muhammadiyah 4 Palembang, (3) mengetahui hambatan dalam
menggunakan media video animasi pada Bahasa Indonesia mata pelajaran di SMP Muhammadiyah 4
Palembang, dan (4) mendeskripsikan hasil belajar siswa dalam menggunakan media video animasi
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Muhammadiyah 4 Palembang.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif,
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berdasarkan wawancara, observasi lapangan dan
dokumen, berupa gambar dan catatan pada profil sekolah. Itu Responden penelitian ini adalah siswa
SMP Muhammadiyah 4 Palembang. Tahun Pelajaran 2021/2022, kelas VII, seluruh guru Bahasa
Indonesia Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam perencanaan guru Bahasa Indonesia digaji
memperhatikan standar kompetensi yang termuat di Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum (k13) agar
arah dan tujuan pembelajaran dapat tercapai optimal dan juga mempertimbangkan ketersediaan sarana
dan prasarana. Itu keterampilan guru sudah cukup dan kompeten tetapi perlu ditingkatkan mengikuti
pelatihan, workshop, atau mengundang instruktur terkait. Masalah dibentuk kendala teknis dan non
teknis secara umum tidak masalah dan dapat dipecahkan dengan kreativitas guru untuk
memaksimalkan yang ada infrastruktur. Hasil belajar siswa muncul setelah menggunakan media audio
visual meningkat, artinya dengan penggunaan media audio visual pada siswa penyerapan
ditingkatkan. Pelaksanaan proses pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Muhammadiyah 4
Palembang dengan menggunakan media video animasi berjalan sangat interaktif dan antusias, siswa
menjadi lebih termotivasi untuk terus belajar.

Abstract
The purposes of this study were (1) to know the teacher’s planning in using the animation
videos media on Indonesia Language subject at SMP Muhammadiyah 4 Palembang, (2) to know the
skill of teacher in using the audio animation videos media on Indonesia Linguage subject at SMP
Muhammadiyah 4 Palembang, (3) to know the barriers in using the aniamtion videos media on
Indonesia Language subject at SMP Muhhamadiyah 4 Palembang, and (4) to describe the learning
outcome of students in using the animation videos media on Indonesia Language subject at SMP
Muhammadiyah 4 Palembang. This study was conducted using a qualitative approach and descriptive
methods. The data collected in this study based on interviews, field observations and documents, in
the form of pictures and notes on the school profile. The respondents of this study were students of
SMP Muhammadiyah 4 Palembang in the 2021/2022 Academic Year, class VII, all of the science
teachers and the principal. The results of this research showed that in planning, the Indonesia
Language teachers paid attention to the competence standards contained in the Education Unit Level
Curriculum (SBC) so that the direction and learning objectives can be achieved optimally and also
consider the availability of facilities and infrastructure. The teachers’ skills are sufficient and
competent enough but needs to be improved by folowing trainings, workshops, or invite the relevant
instructors. The problems in the form of technical and non-technical constraints were generally not a
problem and can besolved by the creativity of teachers to maximize the existing infrastructure.
Student learning out come after using audio-visual media was increased, it means with the use of
animation videos media in the students’ absorbsion was increased. The implementation of teaching
learning process in science at SMP Muhammadiyah 4 Palembang by using aniamtion videos media
ran very interactively and enthusiasticly, students became more motivated to keep learning

Kata Kunci: Video animasi, Media Pembelajaran, Metode Penelitian


Pendahuluan
Media merupakan alat atau sarana yang berfungsi sebagai penghantar pesan atau
pengetahuan kepada siswa, agar pesan atau pengetahuan tersebut dapat dengan mudah diterima oleh
siswa. Dengan kata lain, media pembelajaran adalah sebuah alat yang dapat membantu siswa
memahami isi pembelajaran. Media pelajaran menjadi salah satu urgensi dalam proses
pembelajaran.
Media pembelajaran adalah perangkat fisik yang disiapkan secara khusus untuk membangun
interaksi dan memberikan informasi dari pendidik ke peserta didik. Perangkat fisik tersebut meliputi
bahan cetak, benda asli, visual, audio visual, audio, videeo, web, dan multimedia.(Yaumi 2018:7).
Selain itu media pembelajaran juga mampu menghasilkan kegiatan pembelajaran yang efektif,
menarik, dan mampu menghasilkan suasana yang nyaman, sehingga peserta didik lebih mudah
menerima pembelajaran materi yang di berikan.
Pada era globalisasi seperti sekarang media pembelajaran akan sangat berguna untuk
meningkatkan daya tarik peserta didik pada pembelajaran yang diterima. Maka dari itu pemanfaatan
media pembelajaran penting untuk diutamakan, mengingat pendidikan di Indonesia yang semakin
maju, Pemanfaatan media pembelajaran memberiikan keuntungan bagi guru maupun peserta didik.
Karena jika penggunaan media pembelajaran yang kreatif dan menarik maka kualitas belajar pun
akan mengalami peningkatan dan pada era yang semakin pesat berkembang seperti sekarang,
terdapat berbagai jenis media pembelajaran yang mampu mendukung keberhasilan kegiatan belajar
mengajar.
Secara umum, media pembelajaran terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu media yang berbentuk
audio, visual, dan audio visual. Media audio visual merupakan media yang dapat menyajikan unsur
gambar dan unsur suara secara bersamaan saat menyampaikan pesan atau informasi kepada siswa.
Media audio visual atau video sudah banyak dimanfaatkan sebagai media pembelajaran karena
dianggap lebih efektif dibanding jenis media lainnya. Sebab, siswa memiliki daya tarik yang besar
terhadap penggunaan video dalam belajar, sehingga minat dan motivasi belajar siswa meningkat dan
tujuan pembelajaran pun dapat tercapai secara optimal. Media video juga merupakan media yang
sangat mudah didapatkan di era digital ini. Guru dapat menyediakan video animasi yang sudah ada
di buat oleh orang lain, atau guru dapat membuat sendiri video animasi yang berisikan fabel/
dongeng tersebut dengan menggunakan aplikasi seperti Piscart Animator, Animate Me, Stick Draw.
Penggunaan media video dapat memberi keuntungan bagi guru, sebab media memiliki aspek
motivasi dan dapat meningkatkan minat belajar siswa. Media video yang mengandung unsur visual
dan audio sekaligus dapat menarik perhatian siswa dan memancing siswa untuk fokus, itulah
mengapa media video sering dianggap lebih efektif. Media video juga dapat dimanfaatkan untuk
berbagai mata pelajaran di berbagai jenjang. Termasuk mata pelajaran bahasa Indonesia.
Dalam pembelajaran bahasa terdapat empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai
oleh siswa. Yakni keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat
keterampilan tersebut, dapat memanfaatkan media video sebagai sarana untuk meningkatkan
keterampilan berbahasa siswa. Video dapat digunakan sebagai stimulus untuk berbicara dan menulis
serta dapat melatih daya simak siswa.
Dalam proses pembelajaran seorang guru harus kompeten dalam melaksanakan
pembelajaran demi pencapai tujuan pembelajaran yang telah dirancang dan menciptakan
pembelajaran yang efektif. Adapun cara yang dilakukan guru dalam pembelajaran adalah dengan
menciptakan suasana yang menyenangkan atau yang sering disebut dengan quantum learningyang
mengikut sertakan siswa dalam pembelajaran dan menyelesaikan masalah siswa dalam kesulitan
belajar. Jadi dalam pelaksanaannya atau dalam proses pembelajaran sebagai seorang guru diharus
menciptakan suasana yang menyenangkan sehingga siswa dapat aktif dan termotivasi dalam belajar
(Nana Sudjana & Ahmad Rivai, 2007). Secara khusus pada konteks pembelajaran sejarah, dimana
pembelajaran sejarah dikatakan baik jika proses pembelajaran mampu mengembangkan konsep
generalisasi dan bahan abstrak dari peristiwa masa lampau dapat menjadi hal yang jelas dan nyata
(Cahyono, 2015).
Motivasi dalam proses pembelajaran adalah dorongan untuk siswa mencapai keaktifan yang
maksimal dan meningkatkan minat dalam pembelajaran yang dilakasanakan. Sardiman menyatakan
motivasi adalah perubahan energi dalam diri manusia yang ditandai dengan munculnya feeling dan
didahului dengan tanggapan terhadap tujuan. Motivasi pada proses pembelajaran di mana seorang
guru mampu menciptakan stimulus kepada siswa demi memunculkan respon yang baik dalam proses
pembelajaran, seperti siswa pendiam, seorang guru mampu memberi stimulus dalam belajar
sehingga siswa yang pendiam menimbulkan respon dalam proses belajar mengajar, bahkan
diharapkan menjadi seseorang yang aktif dalam pembelajaran dan mempunyai dorongan dalam
dirinya hingga melakukan merespon yang baik dalam pembelajaran yang berlangsung (Sadirman,
2003).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media video animasi
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan mengetahui kesulitan-kesulitan guru dalam
memotivasi siswa agar menyukai pelajaran Bahasa Indoenesia dan membuat siswa agar tidak bosan
pada saat pembelajaran berlangsung, selain untuk memotivasi siswa penelitian ini mempunyai
tujuan baik pada perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, dalam membuat dan menggunakan,
hambatan yang dialami dan hasil belajar yang di peroleh. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode kualitatif dan metode deskriptif. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini
bersumber dari wawancara, dan pembelajaran yang di laksanakan dengan menggunakan video
animasi kepada siswa, Penelitian ini telah di laksanakan di SMP Muhammdiyah 4 Palembang
sedangkan sasaran kelas penelitian ini adalah siswa kelasa VII di karenkan di kelas VII ada materi
fabel/ dongeng pada KD 3.15.
Permasalahan yang terjadi pada saat proses belajar adalah seringkali siswa merasa bosan
saat proses pembelajaran berlangsung yang di karenakan guru hanya menggunakan satu bahan ajar
yaitu berupa buku cetak, SMP Muhammadiyah 4 Palembang masih belum menggunakan
pembelajaran berbasis media berupa video animasi. Yang di mana media pembelajaran berbasis
multimedia itu sangat berpengaruh untuk menunjunjang pembelajaran agar siswa tidak cepat merasa
bosan saat proses pembelajaran berlangsung.

Metode
Berdasarkan dari data-data dan permasalahan yang ada di atas dalam konteks ini peneliti
menggunakan pendekatan kualitatif. Moleong (2018) meyatakan bahwa: “Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistik, dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode alamiah”. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Ciri-ciri penelitian kualitatif menurut Sugiono (2018) adalah; 1) dilakukan pada
kondisi alamiah, 2) peneliti sebagai instrumen kunci, 3) analisis data secara induktif, 4) bersifat
deskriptif, 5) lebih mementingkan proses dari pada hasil, 6) teknik pengumpulan data dilakukan secara
trianggulasi (gabungan), 7) hasil penelitian lebih menekankan makna dari pada generalisasi, 8) data
yang diperoleh cenderung data kualitatif.
Menurut Sukmadinata (2011), jenis atau metode penelitian ini adalah rangkaian cara atau
kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi- asumsi dasar, pandangan-pandangan
filosifis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi. Peneliti langsung berhadapan dengan
responden untk mengumpulkan data-data informasi yang dibutuhkan, baik dari lokasi, individu.
Maupun peristiwa-peristiwa yang terjadi saat melakukan penelitian. Data yang dikumpulkan adalah
berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Selain itu, semua yang dikumpulkan kemungkinan
menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti (Moleong, 2018).
Teknik analisis data pada penelitian ini lebih mengacu pada apa yang dinyatakan Sugiyono
yaitu, menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
menyusun ke dalam pola, memilki mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2014).

Kajian Teori
Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Ambuko Benson, Florence Odera (2013:16). Media is expected to play a critical role in
enhancing academic performance. (Media diharapkan dapat memainkan peran penting dalam
meningkatkan prestasi akademik). Suranto (2005:18) menyatakan bahwa media adalah suatu sarana
yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari seorang komunikator kepada komunikan. Trini
Prastati (2005:3) memberi makna media sebagai apa saja yang dapat menyalurkan informasi dari
sumber informasi ke penerima informasi. Sunday Taiwo (2009:62). Media used to supplement the
teacher byenhancing his effectiveness in the classroom and media used to substitute the teacher
through instructional media system (Media yang digunakan untuk melengkapi guru dengan
meningkatkan keefektifitasannya dalam kelas dan media yang digunakan untuk menggantikan guru
melalui sistem media pembelajaran).
Gagne (2006:14) mengemukakan media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa
yang dapat merangsangnya untuk belajar. Secara lebih khusus Briggs dalam Trini Prastati (2005:4)
mengatakan bahwa media sebagai sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran.
Menurut UU RI No.20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 20: ”Pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Menurut Briggs dalam
Akhmad Sudrajat, (2011:12), media pembelajaran merupakan sarana fisik untuk menyampaikan
isi/materi pembelajaran seperti: buku, film, video dan sebagainya.
Sri Anitah (2012:6), mendefinisikan media pembelajaran adalah setiap orang, bahan, alat, atau
peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pebelajar untuk menerima
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dengan pengertian itu, maka guru atau dosen, buku ajar, serta
lingkungan adalah media.

Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran


Kemp dan Dayton dalam Sigit Prasetyo (2007:7) mengemukakan manfaat penggunaan media
dalam pembelajaran adalah: 1) Penyampaian materi dapat diseragamkan; 2) Proses pembelajaran
menjadi lebih jelas dan menarik; 3) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif; 4) Efisiensi waktu
dan tenaga; 5) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa; 6) Media memungkinkan proses belajar
dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja; 7) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa
terhadap materi dan proses belajar; 8) Mengubah peran guru kearah yang lebih positif dan produktif.
Menurut Edgar Dale dalam Sigit Prasetyo (2007:6).
“Secara umum media memiliki kegunaan yaitu: memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis,
mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra, menimbulkan gairah belajar, interaksi
lebih langsung antara murid dengan sumber belajar, memungkinkan anak belajar mandiri sesuai
dengan bakat dan kemampuan visual, auditori & kinestetiknya, memberi rangsangan yang sama,
mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi yang sama”.
Florence Y. Odera (2011:32). Media also integrates learners vicariously but meaningfully in the
learning experience, explains and illustrates subject content and performance skills in addition to
providing opportunities for self-analysis of individual performance and behavior (Media juga
mengintegrasikan pelajar dalam pengalaman belajar, menjelaskan dan menggambarkan isi pelajaran
dan kecakapan kinerja di samping memberikan kesempatan untuk analisis diri dari kinerja individu
dan perilaku).

Jenis-jenis Media Pembelajaran


1) Teknologi Cetak Teknologi Cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi
melalui proses percetakan mekanis atau fotografis, seperti buku dan materi visual statis.
2) Teknologi Audio-visual Teknologi Audio-visual adalah cara menghasilkan atau menyampaikan
materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan
audio dan visual.
3) Teknologi Berbasis Komputer Teknologi Berbasis Komputer merupakan cara menghasilkan atau
menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro-prosesor.
4) Teknologi Gabungan Teknologi Gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan menyampaikan
materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer.

Media Video Animasi


Animasi dapat berarti membuat suatu objek atau gambar menjadi hidup dengan waktu dan
gerakan tertentu yang tujuannya untuk memberikan sebuah hiburan. Di sisi lain, animasi tidak hanya
digunakan untuk hiburan melainkan juga dapat digunakan dalam media-media dalam pendidikan,
informasi dan media pengetahuan lainnya (Hadi, 2017).
Animasi memiliki peranan yang tersendiri dalam bidang pendidikan, khususnya untuk
meningkatkan kualitas pengajran dan pembelajaran, ada beberapa hal mengenai pentingnya
penggunaan animasi dalam pembelajaran, antara lain: a). Animasi menyampaikan suatu konsep yang
kompleks secara visual dan dinamik, sehingga memiliki kecenderungan lebih mudah untuk dipahami
dalam kalangan siswa; b). Animasi mampu menarik perhatian siswa dengan mudah, karena siswa akan
diberi ingatan yang lebih lama melalui media yang bersifat dinamik dibandingkan dengan media yang
sifatnya statik; c). Animasi dapat digunakan di dunia maya; d). Animasi mampu menarik perhatian,
meningkatkan motivasi, serta merangsang pemikiran siswa yang lebih berkesan; e). Persembahan
secara visual dan dinamik yang disajikan melalui video animasi mampu memudahkan dalam proses
penerapan konsep ataupun demonstrasi (Harsidi, 2009).
Menurut Kustandi (2011) bahwa video merupakan alat yang dapat menyajikan informasi, serta
memaparkan proses, dan dapat menjelaskan konsep-konsep yang rumit, juga dapat mengajarkan
keterampilan, menyingkat atau memperlambat waktu dan mempengaruhi sikap. Pendapat di atas
sejalan dengan pernyataan guru sejarah dalam wawancara yang menyatakan bahwa para siswa sangat
menyukai, bahkan ada beberapa yang meminta untuk melanjutkan sambungan cerita,
hal ini yang mengindikasikan terlihatnya dorongan dalam belajar mata pelajaran Bahasa
Indonesia siswa meningkat, lima belas siswa sebagai infoman dalam penelitian ini juga menyatakan
merasa senang. karena menarik perhatian, jadi lebih semangat, bahkan ditegaskan oleh salah satunya
yang menyatakan bahwa memang dalam pembelajaran Bahasa Indonesia ada beragam media yang
digunakan contohnya dengan video animasi dan menurutnya hal itu adalah media pembelajaran yang
monoton, karenahanya bisa melihat gambar dan tulisan saja, akan tetapi jika melalui media video
animasi jelas dapat melihat langsung gambaran peristiwa-peristiwa sejarah yang ada dalam materi
pembelajaran, dapat dikatakan lebih jelas dengan menggunakan media video animasi dan tentunya
lebih mudah untuk dipahami dibandingan dengan penggunaan media yang lain.
lHadi (2017) menyatakan bahwa video animasi memiliki kelebihan yang sifatnya
menyenangkan bagi siswa, karena mampu menyajikan informasi yang konkret, dan mampu
menghadirkan pengalaman belajar yang hampir tidak di dapatkan oleh siswa di luar lingkungan
sekolah. Video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat dan dapat dilihat secara berulang-
ulang, video juga mendorong dan meningkatkan motivasi siswa untuk tetap melihatnya (Arsyad,
2011). Arsyad (2011) menyatakan bahwa keuntungan pembelajaran menggunakan media video
animasi akan menimbulkan ketertarikan terhadap materi pembelajaran, keuntungan lainnya adalah
dapat di upload ke media sosial seperti facebook, instagram dan youtube, sehingga dapat diputar ulang
oleh para siswa

Kelebihan Media Video Animasi


Atoel (2011:20) menyatakan bahwa media Video animasi memiliki beberapa kelebihan atau kegunaan,
antara lain:
1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata, tertulis
atau lisan).
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti: objek yang terlalu besar digantikan
dengan realitas, gambar, film bingkai, film atau model.
3) Media audio-visual bisa berperan dalam pembelajaran tutorial.

Keterampilan Mengajar Guru


a. Pengertian Keterampilan Mengajar Guru Keterampilan mengajar atau membelajarkan merupakan
kompetensi pedagogik yang cukup kompleks karena merupakan integrasi dari berbagai kompetensi
guru secara utuh dan menyeluruh sehingga dapat memunculkan suatu persepsi pada peserta didik.
Persepsi (Perception) yang berarti pandangan, keyakinan dapat dilihat atau dimengerti. Persepsi terjadi
karena adanya stimulus atau rangsangan dari lingkungan sekitar, sehingga individu dapat memberikan
makna atau menafsirkan sesuatu hal. Slameto (2010:102) menjelaskan bahwa: “Persepsi merupakan
proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Melalui persepsi,
manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan
dengan indera yaitu, pendengaran, peraba dan penciuman”.
De Queliy dan Gazali dalam Slameto (2010:30) mendefinisikan mengajar adalah menanamkan
pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat. Definisi yang modern di negara-
negara yang sudah maju bahwa “teaching is the guidance of learning”. Mengajar adalah bimbingan
kepada siswa dalam proses belajar. Alvin W Howard dalam Slameto (2010:32) berpendapat bahwa
mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk
mendapatkan, mengubah atau mengembangkan skill, attitude, ideals (cita-cita), appreciations
(penghargaan) dan knowledge.
b. Macam-macam Keterampilan Mengajar Guru Turney dalam Uzer Usman (2010:74) mengemukakan
ada 8 (delapan) keterampilan mengajar/membelajarkan yang sangat berperan dan menentukan kualitas
pembelajaran, diantaranya:
1) Keterampilan Bertanya Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab
pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak
positif terhadap siswa.
2) Keterampilan Memberikan Penguatan Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons,
apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru
terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi
si penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi.
3) Keterampilan mengadakan Variasi Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks
proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga, dalam
situasi belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh
partisipasi.
4) Keterampilan Menjelaskan Keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan
yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang
lainnya.
5) Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran Membuka pelajaran (set induction) ialah usaha
atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan
prokondusi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya
sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Sedangkan
menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau
kegiatan belajar mengajar. Usaha menutup pelajaran itu dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar-mengajar.
6) Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam
interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan
kesimpulan, atau pemecahan masalah.
7) Keterampilan Mengelola Kelas Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses
belajar mengajar.
Hasil Belajar Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa menerima
pengalaman belajarnya. Kemampuan ini mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor, Sudjana
dalam Kustandi (2004:32). Menurut Agus Suprijono (2011:5-7), hasil belajar merupakan pola-pola
perubahan pemikiran, nilai-nilai, pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Gagne, hasil
belajar berupa:
1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan
maupun tertulis.
2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang.
3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri.
4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urutan dan
koordinasi, sehingga terwujud otomatisasi gerak jasmani.
5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek
tersebut.
Menurut Bloom dalam Suprijono (2011:6-7), hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension
(pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan,
menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru)
dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan
respon), valuing (menilai), organizing (organisasi), characterization (karakteristisasi).
Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan routinized. Psikomotor juga mencakup
keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manaterial dan intelektual. Menurut Lindgren hasil
pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian dan sikap. Menurut Sudjana dalam Kunandar
(2010:276) hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran,
yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan, maupun tes perbuatan.
Untuk melihat hasil belajar dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan untuk mengetahui
apakah siswa telah menguasai suatu materi atau belum. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

Penggunaan Media Video Animasi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia


a. Tujuan Guru Dalam Menggunakan Media video animasi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Media pembelajaran audio-visual yang digunakan guru memiliki beberapa nilai atau manfaat antara
lain:
1) Menambah kegiatan belajar murid
2) Menghemat waktu belajar
3) Membantu anak-anak yang ketinggalan dalam pelajaran
4) Memberikan situasi yang wajar untuk belajar dengan membangkitkan minat, perhatian, aktivitas
membaca sendiri dan turut serta dalam berbagai kegiatan sekolah.
b. Proses penggunaan media audiovisual pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Langkah-langkah
yang harus ditempuh oleh guru dalam penggunaan video animasi dalam meningkatkan hasil belajar
siswa adalah:
1) Langkah persiapan Langkah ini meliputi persiapan bagi guru dan persiapan bagi siswa. Guru
menetapkan bahwa penggunaan alat ini adalah dalam rangka pendidikan, siswa pun harus
dipersiapkan untuk menerima program yang disajikan agar mereka berada dalam keadaan siap untuk
mengetahui apa yang akan diberikan, bagaimana disajikannya dan pengalaman-pengalaman apa yang
akan mereka peroleh.
Oemar Hamalik (1985:141). 2) Langkah pelaksanaan Pada langkah ini siswa melihat dan mendengar,
mengikuti dengan seksama tayangan yang berlangsung dalam layar LCD proyektor. Biasanya tingkat
kematangan dan minat sangat berpengaruh dalam tehnik penerimaan ini. Guru memimpin pelaksanaan
dengan membuat catatan-catatan sketsa yang diperlukan dan ini dapat dilakukan kemudian. Oemar
Hamalik, (1985:143). 3) Kegiatan lanjutan Kegiatan lanjutan dilakukan dalam bentuk diskusi kelas.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat penulis rumuskan permasalahan pokok yang akan
dikaji dalam tesis ini, adalah sebagai berikut:
1) Bagaimana perencanaan guru dalam penggunaan media video animasi pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia di SMP Muhammadiyah 4 Palembang?
2) Bagaimana ketrampilan guru dalam penggunaan media video animasi pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia di SMP Muhammdiyah 4 Palembang?
3) Apa hambatan dan bagaimana cara mengatasi dalam penggunaan media video animasi pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Muhammdiyah 4 Palembang?
4) Bagaimana hasil belajar siswa setelah guru menggunakan media video animasi pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia di SMP Muhammdiyah 4 Palembang?

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


1) Perencanaan guru dalam penggunaan media Video Animasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
di SMP Muhammadiyah 4 Palembang Perencanaan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP
Muhammadiyah 4 Palembang dalam proses belajara mengajar dengan menggunakan media Video
animasi sejalan dengan teori perencanaan itu sendiri. Dalam perencanaan penggunaan media Video
animasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, guru memperhatikan standar kompetensi pada mata
pelajaran tersebut, yang terdapat pada Kurikulum 2013 (K13). Dengan memperhatikan standar
kompetensi yang ada, maka dalam pembuatan media video animasi tidak melenceng dari rambu-
rambu yang ada. Juga memperhatikan pemilihan teknik dan strategi pembelajaran yang tepat, sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Guru juga memperhatikan ketersediaan sarana dan
prasarana penunjang sehingga proses pembelajaran dengan menggunakan media video animasi dapat
berjalan dengan lancar. Sarana prasarana dalam pelaksanaan pembelajaran dengan media video
animasi adalah televisi, video, komputer, LCD yang terdapat pada setiap kelas dan Laboratorium.
Keberhasilan dari suatu kegiatan sangat ditentukan oleh perencanaannya. Apabila perencanaan suatu
kegiatan dirancang dengan baik, maka kegiatan akan lebih mudah dilaksanakan, terarah serta
terkendali. Demikian pula halnya dalam proses belajar mengajar, agar pelaksanaan pembelajaran
terlaksana dengan baik maka diperlukan perenanaan pembelajaran yang baik. Perencanaan
pembelajaran berperan sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran agar lebih
terarah dan berjalan efektif dan efesien. Dengan perkataan lain perencanaan pembelajaran berperan
sebagai skenario proses pembelajaran.
2) Keterampilan guru dalam penggunaan media video animasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
di SMP Muhammadiyah 4 Palembang Keterampilan mengajar guru adalah seperangkat
kemampuan/kecakapan guru dalam melatih/membimbing aktivitas dan pengalaman seseorang serta
membantunya berkembang dan menyesuaikan diri kepada lingkungan.
Keterampilan mengajar merupakan salah satu komponen dalam pembentukan kemampuan
professional seorang guru. Seorang guru yang professional akan mampu mendemonstrasikan berbagai
keterampilan mengajar secara utuh dan terintegrasi dalam kegiatan belajar-mengajar yang di
kelolanya. Penguasaan terhadap berbagai keterampilan dasar mengajar akan mampu mngatasi masalah
dalam proses belajar-mengajar. Sehingga pembelajaran berjalan efektif dan efisien. Pada dasarnya,
untuk guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Muhammadiyah 4 Palembang, didominasi oleh
guru-guru yang telah mengenal TI meskipun belumdapat membuat sendiri media video animasi
tersebut, sehingga guru-guru tersebut lebih mudah untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan
teknologi yang ada sekarang ini. Keterampilan guru dalam pemanfaatan ataupun penggunaan media
video animasil cukup memadai dan cukup kompeten. Untuk meningkatkan keterampilan guru,
terutama dalam penggunaan dan pengembangkan media video animasi pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia, guru dikirim oleh pihak sekolah untuk mengikuti pelatihan-pelatihan, workshop yang
diselenggarakan oleh pihak terkait seperti Dinas Pendidikan dan SMP Muhammadiyah 4 Palembang
mengundang instruktur dari luar yang berkompeten dalam bidang Informasi dan Teknologi khususnya
yang berkaitan dengan pemanfaatan penggunaan media audio visual untuk kegiatan belajar mengajar.
Dengan keikutsertaan guru dalam pelatihan-pelatihan dan sebagainya diharapkan keterampilan guru
dapat merata dalam pemanfaatan mediavideo animasi & audio visual Dengan adanya penggunaan
media video animasi yang digunakan oleh guru, secara tidak langsung meningkatkan keterampilannya
dalam mengembangkan model penyampaian materi pembelajaran yang pada sebelumnya lebih banyak
menggunakan metode ceramah. Guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, dengan terampil
mengoperasikan dan menyajikan materi pembelajaran dengan sarana media video animasi, materi
pembelajaran ditampilkan melalui LCD yang ada di kelas dan materi yang disampaikan oleh guru
kepada siswa cukup menarik dengan gambar-gambar, slide-slide dan film-film pendek. Tugas guru
yang paling utama adalah mengajar. Mengajar adalah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa
(transfer of knowledge). Disini guru dituntut untuk mampu menjelaskan materi pelajaran kepada siswa
secara professional. Dalam pelaksanaannya guru dapat mengunakan media pembelajaran dan sumber-
sumber belajar yang relevan dengan tujuan pembelajaran.
3) Hambatan dalam penggunaan media video animasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP
Muhammdiyah 4 Palembang. Peranan media pembelajaran sangatlah penting dalam proses
transformasi ilmu pengetahunan itu sendiri, karena media pembelajaran ini sangat penting untuk
memotivasi siswa, memberikan pengalaman serta mempermudah siswa dalam memahami materi yang
disampaikan. Penggunaan media dalam pembelajaran memang semata-mata untuk membantu guru
dalam mengajar dan untuk meningkatkan pengalaman belajar kearah yang lebih konkret. Usaha
membuat pembelajaran lebih konkret dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat. Dalam
pelaksanaan penggunaan media video animasi terdapat kendala-kendala yang dapat menghambat.
Hambatan yang terjadi dalam penggunaan media audio visual dalam pembelajaran, lebih berhubungan
dengan masalah atau kendala teknis seperti: jek kabel penghubung antara LCD ke Laptop terkadang
tidak konek, masalah daya listrik yang masih kurang, sehingga listrik sering padam jika menggunakan
perangkat-perangkat yang terhubung dengan aliran listrik melebihi kapasitas daya listrik yang dimiliki
SMP Muhammadiyah 4 Palembang. Selain mengenai masalah teknis, keterbatasan alokasi dana adalah
hambatan yang cukup klasik yang menjadi masalah dalam penggunaan media audio visual. Alokasi
dana digunakan untuk perawatan dan peremajaan sarana prasarana yang berhubungan dengan
penggunaan media video animasi. Hambatan atau kendala yang lain adalah masalah pencahayaan yang
yang terlalu terang sehingga mempengaruhi penyajian materi menggunakan yang media video
animasi, dan masih kurangnya pengetahuan guru dalam pembuatan video animasi secara langsung.
4) Hasil belajar siswa setelah guru menggunakan media video animasi pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia di SMP Muhammdiyah 4 Palembang Penggunaan media yang tepat merupakan suatu
alternatif untuk mengatasi rendahnya hasil belajar peserta didik, khususnya pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia. Penggunakan media pembelajaran yang tepat dalam mengajar, diharapkan mampu
meningkatkan hasil belajar siswa. Pemilihan media harus mempertimbangkan dari segi kecocokannya
terhadap materi yang diajarkan serta keadaan siswa yang meliputi kemampuan maupun waktu yang
dimiliki. Keberhasilan pendidikan salah satunya ditunjukkan dengan semakin meningkatnya hasil
belajar siswa. Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar siswa antara lain adalah
media yang digunakan dalam pembelajaran. Hasil belajar merupakan pola-pola perubahan pemikiran,
nilai-nilai, pengertian, sikap-sikap, presiasi dan keterampilan. Hasil belajar merupakan suatu akibat
dari proses belajar mengajar yang didapat peserta didik berupa kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik yang dapat dilihat setelah proses pembelajaran dilaksanakan. Hasil belajar siswa setelah
guru menggunakan media video animasi meningkat dengan dibuktikan hasil ulangan siswa nilai rata-
rata kelas dan daya serap siswa dalam menerima pelajaran meningkat. Peningkatan dirasakan saat guru
menggunakan media video animasi, ketika menjelaskan materi siswa menyimak dengan baik dan
siswa sangat termotivasi untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar sehingga berakibat pada
peningkatan hasil belajar siswa” Prosentase Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hasil belajar siswa
setelah penggunaan media video animasi mengalami peningkatan, dibandingkan dengan sebelum
penggunaan media audio visual. Dari hasil belajar yang siswa peroleh dari Ujian Tengah Semester
menunjukkan bahwa adanya peningkatan pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada
siswa-siswa khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Terdapat 25 kelas (90%) dengan
pencapaian KKM di atas 80% ”. Selain hasil belajar siswa yang meningkat, Disamping penjelasanan
materi untuk pemantapan siswa, pemanfaatkan media video animasi siswa juga dilatih untuk
menjawab soal-soal.
5) Pelaksanaan guru dalam penggunaan media audio-visual pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di
SMP Muhammadiyah 4 Palembang Pelaksaanaan Penggunaan media video animasi dalam
pembelajaran memberikan dampak positif bagi siswa, siswa mendapatkan suasana pembelajaran yang
baru, suasana kelas menjadi lebih interaktif, pembelajaran menjadi menarik dan siswa menjadi lebih
lebih antusias untuk mengikutipembelajaran. Pelaksaan pembelajaran dengan media audio visual,
berlangsung sangat meriah, siswa mendapatkan suasana pembelajaran yang baru, antusias siswa untuk
mengikuti pembelajaran sangat tinggi dan siswa tidak cepat bosan untuk mengikuti proses
pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN


a. Perencanaan guru dalam penggunaan media video animasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di
SMP Muhammadiyah 4 Palembang. Perencanaan penggunaan media video animasi, guru
memperhatikan standar kompetensi yang terdapat Kurikulum 2013 (K13). Dengan memperhatikan
standar kompetensi yang ada, materi yang digunakan tidak melenceng dari rambu-rambu yang ada.
Guru juga memperhatikan ketersediaan sarana dan prasarana penunjang sehingga proses pembelajaran
dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan.
b. Keterampilan guru dalam penggunaan media audio-visual pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di
SMP Muhammadiyah 4 Palembang. Keterampilan guru dalam pemanfaatan ataupun penggunaan
media video animasi, cukup memadai dan cukup berkompeten.
Hambatan yang terjadi dalam penggunaan media video animasi dalam pembelajaran, lebih
berhubungan dengan masalah atau kendala teknis seperti: jek kabel penghubung antara LCD ke
Laptop terkadang tidak konek, dan masalah daya listrik yang kurang. Hambatan lain yang diamali
adalah masalah keterbatasan dana yang digunakan untuk perawatan dan peremajaan sarana prasarana
dan masalah pencahayaan yang mempengaruhi penyajian materi, selain itu masih kurangnya
pemahaman guru tersebut terhadap bagaimana cara menggunakan dan membuat video animasi
tersebut.
d. Hasil belajar siswa setelah guru menggunakan media video animasi pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia di SMP Muhammadiyah 4 Palaembang. Hasil belajar mengalami peningkatan setelah guru
menggunakan media video animasi. Peningkatan hasil belajar juga diikuti oleh peningkatan daya serap
siswa dalam menerima pelajaran. Serta peningkatan persentase Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
e. Pelaksanaan guru dalam penggunaan media audio-visual pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di
SMP Muhammadiyah 4 Palembang. Pelaksaanaan penggunaan media video animasi dalam
pembelajaran memberikan dampak positif bagi siswa. Siswa mendapatkan suasana pembelajaran yang
baru, suasana kelas menjadi lebih interaktif, pembelajaran menjadi menarik, siswa menjadi lebih
antusias dan lebih termotivasi untuk mengikuti pembelajaran.

SARAN
1) Bagi Kepala Sekolah
a. Kepala sekolah melakukan evaluasi terhadap persiapan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan media
video animasi dengan mengacu pada Silabus dan RPP pada mata peljaran Bahasa Indonesia.
b. Kepala sekolah secara kontinyu dan terprogram mengirim guru untuk meningkatkan keterampilan dalam
penggunaan, pemanfaaatan dan pengembangan media video animasi.
2) Bagi Guru Mata Pelajaran Bahasa Indoensia
a. Guru hendaknya senantiasa meningkatakan keterampilannya dalam penyusunan, memanfaatan dan
pengembangan media video animasi. Dengan senanntiasa mengikuti pelatihan-pelatihan, workshop dan
mengembangakan materi dari sumber-sumber yang ada di sekitar misalnya dari internet.
3) Bagi Siswa
a. Siswa-siswa agar selalu mengikuti pembelajaran yang disampaikan oleh guru dengan penuh antusias dan
motivasi sehingga hasil belajar khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat tercapai sesuai dengan
yang diinginkan
Daftar Pustaka

Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Raja Grafindo Persada.


Hadi, S. (2017). Efektivitas Penggunaan Video Sebagai Media. Prosiding TEP & Pds, 96–
102.
Utami Putri, Febi. (2022). Pengembangan Video Animasi Cerita Anak Siswa Kelas VII SMP
Muhammadiyah 4 Palembang
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan
R&D. Alfabeta
Themistoklis Semenderiadis, 2009. Using audiovisual media in nursery school within the
framework of the interdisciplinary approach. Synergies Sud-Est européen n° 2 - 2009 Azhar,
Arsyad. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sunday Taiwo, 2009. Teachers perception of the role media in classroom teaching in
secondary schools. The Turkish Online Journal of Educational Technology – TOJET January
2009 ISSN: 1303-6521 volume 8 Issue 1 Article 8 Wina,
Sanjaya. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana
Ramli, 2012. Media dan Teknologi Pembelajaran. Kalimantan:IAIN Antasari Press.
Rukaesih A, Acu Cahyana. 2015. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta:
Rajawali Pers.
Setyosari, P. (2015). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.
Jakarta:Prada Media.
Sri Suhita dan Rahma Purwahita, 2018. Apresiasi Sastra Indonesia dan Pembelajarannya.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sukiman. 2005. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: PT Pustaka Insan
Madani.
Supriahatiningrum Jamil. 2013. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media.
Suryani, Nunuk. 2018. Media Pembelajaran Inovatif dan Pengembangannya.
Bandung:PT Remaja Rosadakarya.
Wati Sakdiah. 2020. Teori Pengajian Prosa Fiksi. Palembang: CV. Amanah

Anda mungkin juga menyukai