Anda di halaman 1dari 14

Pengembangan Media Video Animasi Untuk Keterampilan Menyimak

PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO ANIMASI UNTUK KETERAMPILAN MENYIMAK


TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Sherlly Mariatul Kiftia
PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya ( sherlly.18065@mhs.unesa.ac.id )
Asri Susetyo Rukmi
PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya ( asrisusetyo@unesa.ac.id )

Abstrak
Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk menjelaskan proses pengembangan media dan kelayakan media
melalui uji validitas, uji kepraktisan, dan uji keefektifan. Jenis penelitian ini ialah penelitian pengembangan
yang menggunakan model pengembangan ADDIE dengan 5 tahapan yaitu tahap analisis, tahap perancangan,
tahap pengembangan, tahap implementasi, dan tahap evaluasi. Pada penelitian ini dilakukan uji coba skala besar
dengan subjek penelitian sebanyak 53 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran video
animasi dinyatakan sangat valid dengan rata-rata validasi materi sebesar 88,75% dan rata–rata validasi media
sebesar 97%. Kepraktisan media pembelajaran video animasi diperoleh melalui hasil angket guru dengan jumlah
rata-rata sebesar 95% dan hasil angket siswa dengan jumlah rata-rata sebesar 93,7%. Dari hasil tersebut, maka
video animasi sangat praktis digunakan dalam proses pembelajaran. Keefektifan media pembelajaran video
animasi dilakukan melalui analisis data dari perolehan tes siswa menggunakan perhitungan rumus uji t dengan
perolehan 25,47 > ttabel 2,00856 pada taraf signifikasi 5% dan sistem SPSS uji paired t-test memperoleh hasil
nilai signifikan 0,00 < 0,05. Dari hasil tersebut diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil tes siswa setelah
menggunakan media video animasi. Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran video animasi untuk
keterampilan menyimak teks eksplanasi layak digunakan dalam proses pembelajaran.
Kata kunci: pengembangan, media video animasi, keterampilan menyimak teks eksplanasi.

Abstract

The research was conducted with the aim of explaining the media development process and media feasibility
through validity testing, practicality testing, and effectiveness testing. This type of research is development
research that uses the ADDIE development model with 5 stages, namely the analysis stage, the design stage, the
development stage, the implementation stage, and the evaluation stage. In this study, a large-scale trial was
conducted with 53 students as research subjects. The results showed that the animated video learning media was
declared very valid with an average material validation of 88.75% and an average of 97% of media validation.
The practicality of animated video learning media is obtained through the results of teacher questionnaires with
an average number of 95% and student questionnaire results with an average number of 93.7%. From these
results, animated videos are very practical to use in the learning process. The effectiveness of the animated
video learning media is carried out through data analysis from the student's test acquisition using the calculation
of the t-test formula with the acquisition of 25.47 > 2.00856 at the 5% significance level and the SPSS system
paired t-test test obtains a significant value of 0.00 < 0 ,05. From these results it is known that there is an
increase in student test results after using animated video media. It can be concluded that the animated video
learning media for listening to explanatory text skills is appropriate for use in the learning process.
Keywords: development, animation video media, listening skill of explanation text.

1763
JPGSD. Volume 10 Nomor 08 Tahun 2022, 1763 - 1776

dapat mensimulasikan benda nyata, dan sebagai


PENDAHULUAN benda digital berupa urutan gambar bergerak yang
Kegiatan pembelajaran merupakan salah dapat memberikan fantasi. Sedangkan menurut
satu proses untuk membantu peserta didik agar Darojah (dalam Hasanah dan Nulhakim, 2015:92)
dapat belajar dengan baik. Tujuan pembelajaran film animasi merupakan media audio visual berupa
berfokus pada hasil akhir mealui proses gambar yang diproyeksikan dengan baik sehingga
pembelajaran yang dilalui siswa. Pembelajaran gambar yang ditampilkan tampak nyata. Oleh
dapat dikatakan ideal apabila mampu mendorong karena itu, media video animasi merupakan media
kreativitas peserta didik secara keseluruhan, yang menarik dan mampu meningkatkan minat
membuat siswa aktif, mencapai tujuan siswa dalam belajar.
pembelajaran secara efektif dan pembelajaran Video animasi yang dikembangkan dalam
berlangsung dalam kondisi yang menyenangkan. penelitian pengembangan ini difokuskan kepada
Untuk mencapai pembelajaran yang ideal konten yang berisikan ilustrasi fenomena atau
dan optimal terdapat empat hal yang mendukung peristiwa yang telah tersaji dan dikemas dengan
tenaga pendidik untuk dapat mencapai target ditambahkan teks eksplanasi untuk keterampilan
tersebut. Siswanto (2018: 4) menyebutkan empat menyimak siswa. Penggunaan media konvensional
hal pendukung untuk mecapai pembelajaran yang dalam penyajian teks eksplanasi sebenarnya
ideal dan optimal antara lain; perlunya guru menjadi salah satu faktor penyebab yang dapat
memahami kurikulum, pemilihan model menjadikan siswa bosan dan minat baca yang
pembelajaran oleh guru, kreativitas guru dalam rendah. Rendahnya minat baca siswa ini
mengembangkan media pembelajaran, dan dibuktikan oleh survey pada tahun 2015 oleh PISA
pemahaman guru terhadap konsep kecakapan abad- (Programme for International Student Assessment).
21. Keempat hal tersebut saling berkaitan satu sama Survei tersebut menunjukkan bahwa literasi
lain agar proses pembelajaran yang dilaksanakan membaca negara Indonesia mendapatkan skor 397
dapat berjalan dengan optimal. sedangkan rata-rata skor internasional masih
Di era saat ini, kreativitas guru dalam diangka 490. Hal ini menyebabkan Indonesia
mengembangkan media pembelajaran sangat berada diperingkat 64 dari 72 negara. Hasil surevei
dibutuhkan. Pembelajaran yang menyenangkan yang dilakukan PISA menunjukkan bahwa
dapat diwujudkan salah satunya dengan kemampuan literasi atau minat baca di Indonesia
menyajikan media-media yang menarik bagi masih rendah. Rendahnya minat baca siswa dapat
perhatian peserta didik. Media pembelajaran berpengaruh pada keterampilan berbahasa siswa
merupakan alat yang dapat digunakan dalam yang lainnya, salah satunya keterampilan
penyampaian materi dalam proses pembelajaran menyimak.
yang dapat merangsang perhatian dan minat peserta Pengaruh minat baca siswa yang
didik. Briggs (dalam Mashuri dan Budiyono, berpengaruh pada keterampilan menyimak ini perlu
2020:2) menyatakan bahwa media pembelajaran diperhatikan lebih oleh guru saat proses
adalah sarana untuk menyampaikan materi dalam pembelajaran. Dengan memberikan bahan bacaan
bentuk fisik yang dapat berupa buku, film, video, yang dikemas dalam media pembelajaran yang
slide, dan sebagainya. menarik akan membuat minat baca siswa
Berbagai jenis media pembelajaran meningkat. Sebaliknya, dengan bahan bacaan
banyak digunakan dalam kegiatan belajar mengajar hanya berupa teks bacaan pada buku siswa akan
di Sekolah. Salah satu media yang banyak cepat bosan. Hal ini yang sedang dialami oleh
digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar siswa di salah satu sekolah dasar di Surabaya.
yaitu media pembelajaran berbasis audio visual. Berdasarkan observasi dan temuan pada saat
Salah satu media berbasis audio visual yang banyak proses pembelajaran berlangsung siswa lebih cepat
digemari siswa karena menarik dan dapat bosan dan tidak fokus pada materi yang
disesuaikan dengan situasi belajar siswa yaitu disampaikan oleh guru karena beberapa faktor yang
media video animasi. mempengaruhi hal tersebut. Salah satu faktor
Video animasi merupakan media dengan utama yaitu proses pembelajaran yang dilakukan
gambar bergerak atau ilustrasi yang dilengkapi oleh guru belum dilengkapi dengan media
dengan suara pendukung. Menurut Munir (dalam pembelajaran yang menarik. Media pembelajaran
Pratiwi, 2021:2) video merupakan benda yang

1764
Pengembangan Media Video Animasi Untuk Keterampilan Menyimak

yang digunakan masih sebatas buku teks siswa teks eksplanasi untuk keterampilan menyimak
(tematik). Hal ini perlu dilakukan perbaikan dengan siswa kelas V sekolah dasar.
mengembangkan media pembelajaran agar siswa Dengan menggunakan model
tidak cepat bosan khususnya untuk meningkatkan pengembangan ADDIE maka terdapat lima langkah
minat baca siswa dan keterampilan menyimak yang harus dilakukan, meliputi tahap analisis, tahap
siswa. Salah satu pengembangan media yang perancangan, tahap pengembangan, tahap
praktis dan efisien dalam proses pembelajaran yaitu implementasi/penerapan, dan tahap evaluasi. Tahap
pengembangan media video animasi. analisis (analysis), pada tahap analisis terdapat 3
Berdasarkan latar belakang yang telah tahapan yang dilakukan meliputi analisis
diuraikan, pengembangan media video animasi kurikulum, analisis karakteristik siswa, dan analisis
dapat membantu aktivitas belajar mengajar untuk kebutuhan siswa. Setelah melakukan analisis, tahap
keterampilan menyimak pada siswa kelas V berikutnya yaitu tahap perancangan (design), tahap
sekolah dasar, khususnya dalam materi teks ini meliputi perancangan media video animasi,
penjelasan (eksplanasi). Oleh sebab itu, akan lembar validasi materi dan media, perangkat
dilakukan penelitian dengan judul “Pengembangan pembelajaran, lembar validasi, serta lembar angket
Media Video Animasi Untuk Keterampilan guru dan siswa. Tahapan ketiga ialah tahap
Menyimak Teks Eksplanasi Siswa Kelas V Sekolah pengembangan (development), pada tahapan ini
Dasar”. Pengembangan media video animasi dilakukan pembuatan rancangan pembelajaran dan
disesuaikan dengan materi pembelajaran pada lembar penilaian siswa. Diperlukan juga untuk
Tema 6 Subtema 1 kelas V Sekolah Dasar. pembuatan lembar validasi untuk ahli materi, ahli
Pengembangan media video animasi dilakuakan media, serta angket respon guru dan siswa.
sesuai dengan observasi dan temuan yang telah Selanjutnya, pembuatan produk berupa video
dilakukan sebelumnya, dengan hal ini maka materi animasi yang berisi ilustrasi fenomena dari teks
dan isi media disesuaikan dengan kondisi eksplanasi. Untuk menguji kelayakan media video
lingkungan belajar siswa. Dengan memperkenalkan animasi dilakukan validasi oleh ahli materi dan ahli
media video animasi kepada siswa yang belum media. Tahapan selanjutnya yaitu, tahap
pernah diaplikasikan oleh guru dalam proses implementasi (implementation) dilakukannya uji
pembelajaran diharapkan minat belajar siswa coba produk yang telah divalidasi dan direvisi oleh
meningkat dan antusias dalam proses pembelajaran ahli materi dan ahli media. erhadap media video
yang berlangsung. animasi yang dikembangkan.Tahapan terakhir yaitu
Penelitan ini bertujuan untuk menjelaskan tahap evaluasi (evaluation), tahap evaluasi pada
proses pengembangan media video animasi untuk model pengembangan ADDIE dilakukan dengan
keterampilan menyimak teks eksplanasi siswa kelas menganalisis produk yang telah
V sekolah dasar. Tujuan selanjutnya dilakukannya diimplementasikan.
penelitian ini untuk mengetahui kelayakan media Uji coba pengembangan media video
video animasi melalui uji validasi, uji kepraktisan, animasi untuk keterampilan menyimak teks
dan uji keefektifan. eksplanasi dilakukan dengan membandingkan
keterampilan menyimak siswa sebelum dan
METODE sesudah menggunakan media pembelajaran video
Penelitian ini menggunakan jenis animasi. Menurut Sugiono (2012: 414) berikut
penelitian Research dan Development (R&D) atau penjelasan terkait dengan model eksperimen
diebut juga dengan penelitian dan pengembangan before-after:
dengan menggunakan model pengembangan
ADDIE. Model penelitian ini mengembangkan
produk tertentu dengan melakukan uji materi dan
media agar produk yang dikembangkan dapat
digunakan dalam permbelajaran dan divalidasi oleh
ahli. Uji produk yang perlu dilakukan pada
penelitian pengembangan yaitu uji kevalidan,
kepraktisan, dan keefektifannya. Produk yang Data uji coba dikumpulkan dengan cara
dikembangkan dalam penilitian ini yaitu video pre-test dan post-test untuk mengetahui
animasi ilustrasi fenomena yang disajikan dengan
perbandingan keefektifan belajar siswa sebelum

1765
JPGSD. Volume 10 Nomor 08 Tahun 2022, 1763 - 1776

dan sesudah menggunakan media pembelajaran


video animasi. Menurut Subana (2005: 131)
perhitungan tingkat perbandingan tersebut dapat
menggunakan rumus t-test dengan tingkat
kemaknaan 0,05 sebagai berikut:
(Riduwan, 2013:16)
Hasil perhitungan skor validasi skala likert akan
dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
∑𝑥
𝑃= × 100%
∑𝑥1
iKeterangan :
Keterangan :
iMd : irata-irata idari selisih iantara iposti-test 𝑃 = Persentase nilai rata-rata
idan iprei-test ∑𝑥 = Jumlah skor hasil pengumpulan
di : iselisih skor iposti-test iterhadap iprei- data
∑ 𝑥1 = Jumlah nilai maksimal
test isetiap isubjeki
(Riduwan, 2013:15)
in : ijumlah subjek Berdasarkan rumus tersebut dapat
Subjek uji coba pada penelitian diketahui kevalidan dari pengembangan media
pengembangan media video animasi untuk video animasi dengan kriteria sebagai berikut :
keterampilan menyimak teks eksplanasi adalah Tabel 2. Kriteria Validasi Skala Likert
siswa kelas V Sekolah Dasar di SDN Babat Jerawat
II yang berlokasi di Jl. Raya Babat Jerawat No.1,
Babat Jerawat, Kec. Pakal, Kota Surabaya.
Penelitian akan dilakukan pada semester II (genap)
tahun ajaran 2021/2022. Subyek uji coba dilakukan
dalam skala kecil dengan jumlah 10 siswa yang
dipilih secara acak dan uji coba skala besar yaitu
sebanyak 53 siswa yang terdiri dari 2 rombel kelas
yaitu kelas VA dan VB. (Riduwan, 2013:15)
Data kuantitaif dan data kualtitatif Data hasil angket diperoleh dari angket
merupaka data yang digunakan dalam penelitian respon guru dan siswa. Analisis data hasil angket
pengembangan ini. Data kuantitatif diperoleh dilakukan untuk mengetahui kepraktisan dari media
berdasarkan hasil belajar siswa menggunakan yang dikembangkan yaitu video animasi teks
media video animasi untuk keterampilan menyimak eksplanasi untuk keterampilan menyimak siswa
teks eksplanasi. Data kuantitatif dihitung kelas V sekolah dasar. Analisis data hasil angket
menggunakan rumus yang telah ditentukan agar respon guru dan siswa pada penelitian ini
dapat dideskripsikan. Data kualitatif diperoleh menggunakan skala guttman dengan skor 0-1.
melalui hasil validasi ahli media dan ahli materi. Skala Guttman yang digunakan memiliki kriteria
Instrumen penelitian ini berupa lembar sebagai berikut :
observasi, lembar validasi ahli materi, lembar Tabel 3. Kriteria Skala Guttman
validasi ahli media, serta lembar angket respon
guru dan siswa dan lembar tes siswa. Instrumen
penelitian kemudian dianalisis untuk mengetahui
kelayakanmedia pembelajaran video animasi (Riduwan, 2013:15)
melalui data-data yang telah diperoleh. Hasil perhitungan skor validasi skala Guttman akan
Analisis data validasi ahli media dan dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
validasi ahli materi menggunakan skala likert ∑𝑥
𝑃= × 100%
dengan skor 1-5. Skala Likert yang digunakan ∑𝑥1
memiliki kriteria sebagai berikut : Keterangan :
Tabel 1. Kriteria Skala Likert 𝑃 = Persentase nilai rata-rata

1766
Pengembangan Media Video Animasi Untuk Keterampilan Menyimak

taraf kesalahan/eror saat uji coba sebesar 5%,


∑𝑥 = Jumlah skor hasil pengumpulan sehingga diperoleh hasil kebenaran uji coba sebesar
data 95%.
∑ 𝑥1 = Jumlah nilai maksimal Jika t hitung lebih besar dari t tabel maka
(Riduwan, 2013:15) hal ini menunjukkan hasil belajar siwa sesudah
Berdasarkan rumus tersebut dapat diketahui menggunakan media video animasi meningkat
kepraktisan dari pengembangan media video dibandingkan sebelum menggunakan media video
animasi dengan kriteria sebagai berikut : animasi, sebaliknya jika t hitung lebih kecil dari t
Tabel 4. Kriteria Validasi Skala Guttman tabel maka hasil belajar siswa sesudah
menggunakan media video animasi mengalami
penurunan.
Selain menggunakan uji t, analisis hasil tes
juga dilakukan dengan sistem SPSS menggunakan
paired sample t-test untuk mengetahui pengaruh
media pembelajaran video animasi pada hasil tes
(Riduwan, 2013:15) siswa. Media pembelajaran dinyatakan
Untuk menghitung hasil belajar siswa dilakukan berpengaruh apabila nilai signifikan yang
dengan pretest dan posttest. Hail tes siswa tersebut dihasilkan kurang dari 0,05 yang dapat disimpulkan
dicari nilai rata-rata (M), nilai t hitung (t-test) dan bahwa h0 ditolak dan ha diterima.
nilai t tabel. Rumus yang digunakan sebagai berikut Analisis peningkatan hasil belajar siswa
: menggunakan uji normal Gain. Analisis ini
∑x dilakukan untuk mengetahui selisih nilai posttest
x̅ = dan pretest. Peningkatan hasil belajar siswa
N
dihitung menggunakan rumus
Rata-rata 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑁 − 𝐺𝑎𝑖𝑛 =
Keterangan : 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑥̅ = mean (Daulay, 2017:66)
∑ x = jumlah nilai dalam distribusi Berdasarkan rumus tersebut maka dapat
N = jumlah individu diketahui peningkatan hasil belajar siswa
(Winarsunu, 2010:30) berdasarkan hasil posttest dan pretest dengan
Rumus yang digunakan unruk menganalisis hasil kriteria sebagai berikut
pretest-posttest adalah rumus t-tes sebagai berikut : Tabel 5. Kriteria Skor Posttest dan Pretest

t-test (t-hitung)

Keterangan : (Daulay, 2017:67)


Md = mean dari perbedaan pretest
dengan postest HASIL DAN PEMBAHASAN
∑ 𝑋 2𝑑 = jumlah kuadrat deviasi Hasil
𝑁 = banyaknya subjek Hasil yang diuraikan dari pengembangan
media meliputi proses pengembangan media video
(Arikunto,2010:349)
animasi, data hasil kevalidan media video animasi,
Nilai t-tes yang dihasilkan tersebut disebut data hasil kepraktisan media video animasi, dan
nilai t hitung atau t empirik (te). Dan untuk data hasil keefektifan media video animasi untuk
menetukan taraf signifikasi perbedaannya harus keterampilan menyimak teks eksplanasi siswa kelas
digunakan nilai t teoritik (tt) yang terdapat di dalam V sekolah dasar. Berikut uraian hasil penelitian
tabel nilai-nilai t. Untuk memeriksa tabel nilai-nilai yang telah dilakukan dalam proses pengembangan
t keseluruhan distribusi yang diteliti terlebih dahulu media video animasi. Hasil analisis data penelitian
mengenai proses pengembangan media video
derajat kebebasan (df) pada keseluruhan distribusi animasi menggunakan model ADDIE meliputi 5
yang diteliti, dengan rumus df = N-1. Taraf tahapan yaitu analisis, perancangan,
signifikasi yang digunakan adalah 5%. Taraf pengembangan, penerapan atau implementasi, dan
siginifikasi 5% dipilih digunakan untuk mengetahui evaluasi yang diuraikan sebagai berikut:

1767
JPGSD. Volume 10 Nomor 08 Tahun 2022, 1763 - 1776

siswa dapat dengan mudah memahami materi dan


Tahap analisis (analysis), ada tiga berpikir kritis terhadap materi yang disajikan.
analisis yang dilakukan sebelum melakukan Tahapan ketiga pada tahapan analisis
pengembangan media video animasi yaitu analisis yaitu, analisis materi. analisis materi dilakukan
kurikulum, analisis karakteristik siswa, dan analisis pada materi pembelajaran Bahasa Indonesia yang
materi. Analisis kurikulum yang dilakukan di SDN disesuaikan dengan kurikulum 2013 pada kelas V
Babat Jerawat II/498 menggunakan kurikulum sekolah dasar tema 6 subtema 1 teks eksplanasi.
2013 dalam kegiatan belajar mengajar. Media Teks eskplanasi yang dikembangan pada media
video animasi yang dikembangkan disesuaikan video animasi difokuskan pada tema suhu dan
dengan kurikulum 2013 dan disesuaikan dengan kalor.
materi pembelajaran pada kelas V mengenai teks Tahap perancangan (design) pada tahap
eksplanasi pada tema 6 Panas dan Perpindahannya, awal perancangan yaitu dilakukan rancangan media
subtema 1 Suhu dan Kalor, serta berdasarkan video animasi. Proses perancangan media video
Kompetensi Dasar dan Indikator pembelajaran
animasi memperhatikan karakteristik siswa kelas V
sebagai berikut :
Tabel 6. Analisis Materi sekolah dasar dan menyesuaikan materi
pembelajaran pada kurikulum 2013. Terdapat dua
aspek yang diperlukan dalam merancang media
video animasi yaitu aspek fisik (tampilan media)
dan aspek isi (materi). Aspek fisik (tampilan),
tampilan fisik pada media video animasi yang
dirancang untuk dikembangkan adalah sebagai
berikut : (1) media video animasi disajikan pada
platform youtube yang dapat diakses kapan saja
dan dimana saja saat dibutuhkan. (2) media video
animasi berdurasi 6 menit 7 detik. Durasi video
animasi dibuat tidak terlalu panjang namun
mencakup teks eksplanasi dengan jelas. (3) media
video animasi dibuat seolah-olah seperti menonton
acara berita di televisi dengan modifikasi bentuk-
bentuk animasi yang dapat menarik perhatian siswa
selama pembelajaran. (4) terdapat teks yang berada
pada sisi bawah video, suara penjelas, dan animasi
sesuai dengan teks eksplanasi yang disajikan.
(5)Pada akhir video, terdapat 4 soal untuk
mengetahui pemahaman siswa saat menyimak
video animasi.
Aspek isi (materi), materi pada media
Tahapan berikutnya yaitu analisis video animasi disusun untuk dikembangkan
karakteristik siswa. Pada aspek pengetahuan siswa sebagai berikut: (1) materi yang dikembangkan
kelas V sekolah dasar memiliki kemampuan adalah teks eksplanasi yang difokuskan pada suhu
berpikir logis dan berpikir secara kritis, sehingga dan kalor. Materi tersebut sesuai dengan tema 6
materi yang disajikan perlu disesuaikan dengan
panas dan perpindahannya, subtema 1 suhu dan
kemampuan berpikir siswa. Materi pada video
animasi memuat teks eksplanasi mengenai kalor, kelas V sekolah dasar. Pengembangan media
peristiwa yang perlu disimak dan diringkas kembali video animasi berpedoman pada KD dan
oleh siswa. Kegiatan menyimak dan meringkas ini dikembangkan menjadi beberapa indikator. (2)
sesuai digunakan pada media video animasi. Materi materi yang terdapat pada media video animasi
pada video animasi disajikan secara menarik difokuskan pada keterampilan menyimak teks
dengan animasi, teks bacaan, dan audio. Hal ini eksplanasi siswa kelas V sekolah dasar. (3) pada
dapat menciptakan suasana pembelajaran yang
awal video disertai tema, subtema, dan KD yang
menarik bagi siswa dan melatih fokus siswa dalam
kegiatan menyimaknya. Media video animasi digunakan sebagai pedoman teks eksplanasi dalam
dibuat dengan desain seolah-olah siswa sedang media video animasi.
mendengarkan berita di televisi namun, dengan Tahap selanjutnya dalam perancangan
tampilan yang lebih menarik dan bahasa yang yaitu merancang lembar validasi materi dan media.
disesuaikan untuk siswa sekolah dasar. Sehingga Pada tahap merancang lembar validasi materi dan

1768
Pengembangam Media Video Animasi Untuk Keterampilan Menyimak

validasi media ini bertujuan untuk uji kevalidan menggabungkan animasi, penggunaan aplikasi ini
yang dilakukan oleh ahli materi dan ahli media. juga berfungsi untuk menambahkan teks eksplanasi
Sehingga media video animasi dapat digunakan pada sisi bawah video, teks-teks pendukung lainnya
untuk uji coba lapangan setelah media video seperti pada bagian pembuka video yang memuat
animasi dinyatakan valid dan layak. Aspek KD dan pada akhir video yang memuat beberapa
penilaian dalam lembar validasi media memuat 14 soal sebagai penguat pemahaman siswa dari
poin yang meliputi aspek tampilan media, aspek isi tayangan video animasi. Aplikasi Adobe Premiere
media, dan aspek penggunaan media. Pada lembar ini membantu untuk memasukkan audio penjelas
validasi materi memuat 11 poin meliputi aspek teks eksplanasi. Setelah video animasi selesai
kesesuaian materi dengan kurikulum 2013, KD, dikembangkan, kemudian video animasi diupload
materi pembelajaran, dan indikator. Pada lembar pada platform youtube yang dapat diakses kapan
validasi materi juga memuat aspek bahasa yang saja dan dimana saja saat diperlukan.
digunakan dalam media video animasi. Tabel 7. Tampilan Media Video
Tahapan ketiga dalam tahap perancangn Animasi
yaitu merancang erangkat pembelajaran dan Tampilan Keterangan
evaluasi hasil belajar. Perancangan perangkat Tampilan awal media
pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013. Mata video animasi
pelajaran yang dimuat dalam perangkat menunjukkan tema dan
pembelajaran hanya mata pelajaran Bahasa subtema dari materi
Indonesia saja, hal ini berkaitan dengan fokus yang dibahas.
penelitian yaitu keterampilan menyimak teks
eksplanasi. Pada rancangan perangkat
pembelajaran ini juga memuat lembar evaluasi.
Tampilan media video
Lembar evaluasi dibuat dalam bentuk pretest dan
animasi pada cuplikan
posttest yang diberikan kepada siswa.
video pengantar awal
Tahap terakhir dalam perancangan yaitu
sebelum penyajian teks
merancang angket siswa dan guru. Rancangan
eksplanasi.
angket bertujuan untuk mengetahui kualitas produk
Tampilan media video
media video animasi dari sudut pandang pengguna
animasi pada cuplikan
yaitu guru dan siswa. Lembar angket siswa dan
video isi teks
guru masing-masing mencakup 10 poin meliputi
eksplanasi.
aspek tampilan media, aspek isi media, aspek
kepraktisan, dan aspek ketertarikan. Tampilan media video
Tahap pengembangan (development) animasi pada cuplikan
pada tahap ini dilakukan 2 kegiatan yaitu video pertanyaan
mengembangkan media video animasi dan umpan balik teks
melakukan uji validitas. Mengembangkan media eskplanasi.
video animasi, pada kegiatan ini dilakukan Tampilan media video
pengembangan video animasi yang sudah animasi pada bagian
dirancang sebelumnya. Untuk menentukan akhir.
animasi-animasi yang digunakan mencari gambar-
gambar pada Google Chrome dan Pintterest.
gambar-gambar yang sudah ditentukan tersebut Kegiatan selanjutnya yaitu melakukan uji validasi.
kemudian dimodifikasi menggunakan aplikasi Kegiatan validasi dilakukan dengan tujuan untuk
Corel Draw. Selanjutnya, setelah gambar yang menilai kelayakan media video animasi yang telah
akan digunakan sudah siap, seluruh gambar yang dikembangkan. Uji kevalidan tampilan dan desain
akan dianimasikan diedit terlebih dahulu pada dilakukan oleh ahli media, dengan validator Ulhaq
aplikasi After Effect. Seluruh gambar yang telah Zuhdi, S.Pd., M.Pd. Uji kevalidan materi dan
dianimasikan kemudian digabungkan sesuai dengan bahasa dilakukan oleh ahli materi, dengan validator
urutan peristiwa pada teks eksplanasi. Dra. Asri Susetyo Rukmi, M.Pd.
Penggabungan seluruh animasi dilakukan Tahap penerapan (implementation),
menggunakan aplikasi Adobe Premiere. Selain penelitian pengembangan media video animasi
dilakukan uji coba selama 2 hari yaitu pada tanggal

1769
JPGSD. Volume 10 Nomor 08 Tahun 2022, 1763 - 1776

30 Mei 2022 sampai dengan 31 Mei 2022. Uji coba dari para ahli dan pengguna. Selain itu, evaluasi
produk dilakukan di SDN Babat Jerawat II/498 dilakukan setelah melakukan uji coba. Setelah
Surabaya menggunakan uji coba skala kecil dan melakukan uji coba, memperoleh data untuk diolah
skala besar. Uji coba skala kecil dilakukan dengan menggunakan instrument penilaian yang sesuai
melibatkan 10 siswa secara acak. Sedangkan, uji dengan keterampilan menyimak teks eksplanasi.
coba skala besar melibatkan 2 rombel kelas yaitu Setelah melakukan tahapan
V-A dengan jumlah siswa sebanyak 25 siswa, dan pengembangan media pembelajaran video animasi
V-B sebanyak 28 siswa. Dengan total keseluruhan berdasarkan model ADDIE, selanjutnya dilakukan
siswa sebanyak 53 siswa. Hal ini dilakukan karena uji kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan pada
pada sekolah tersbut telah menerapkan media video animasi yang telah dikembangkan. Uji
pembelajaran tatap muka 100%. Seluruh siswa kevalidan media video animasi dilakukan oleh Dra.
diberikan treatment yang sama dengan diberikan Asri Susetyo Rukmi, M.Pd selaku dosen validasi
pretest dan posttest. Pada hari pertama tanggal 30 materi dari jurusan PGSD. Validasi materi
Mei 2022 siswa diberikan pretest dengan waktu dilakukan pada tanggal 21 Mei 2022.
pengerjaan pada masing-masing kelas selama 90 Tabel 9. Hasil Validasi Ahli Materi
menit sudah termasuk dengan pembahasan soal. Aspek Jumlah Persentase Kategori
Pada hari kedua tanggal 31 Mei 2022 siswa Skor
diberikan posttest dengan waktu pengerjaan pada Materi 35 87,5% Sangat
masing-masing kelas selama 90 menit sudah Valid
Bahasa 18 90% Sangat
termasuk pembahasan soal. Setelah dilakukan uji
Valid
coba media, guru dan siswa diberikan lembar Hasil validasi materi pada aspek materi
angket yang bertujuan untuk mengetahui
kepraktisan media animasi yang dikembangkan. memperoleh skor 35 dari 40 dengan perhitungan
Tabel 8. Penerapan Media persentase 87,5%. Berdasarkan persentase tersebut,
No. Gambar Keterangan dapat disimpulkan bahwa dari aspek materi
1. Mengenalkan
dinyatakan sangat valid. Sedangkan, pada aspek
media video
animasi bahasa diperoleh skor 18 dari 20 dengan
kepada siswa. perhitungan persentase 90%. Berdasarkan
persentase tersebut, dapat disimpulkan bahwa dari
2. Siswa
aspek bahasa dinyatakan sangat valid.
menyimak
teks eksplanasi Dari kedua aspek validasi materi jumlah
yang disajikan rata-rata skor yang didapatkan yaitu 88,75% yang
dalam media dapat disimpulkan bahwa materi pada media
video animasi. pembelajaran video animasi sangat valid dan layak
3. Siswa digunakan. Dosen ahli memberikan saran bahwa
mengerjakan materi pada media video animasi diuraikan sesuai
soal posttest dengan IPK, hal ini juga perlu diuraikan pada
pada lembar perangkat pembelajaran. Saran selanjutnya yaitu
jawaban memberikan contoh teks eksplanasi secara tertulis
posttest. pada media video animasi. Atas saran dari dosen
ahli, maka media video animasi dilakukan
perbaikan dengan memberikan uraian materi sesuai
dengan IPK baik pada video animasi maupun
perangkat pembelajaran. Perbaikan pada video
animasi lainnya yaitu menambahkan teks pada
video animasi yang digunakan. Setelah melakukan
Tahap evaluasi (evaluation), tahap perbaikan, media pembelajaran video animasi
evaluasi merupakan tahapan terakhir pada model disetujui dan dinyatakan layak untuk digunakan
pengembangan ADDIE. Pada tahap evaluasi ini pada kegiatan uji coba lapangan.
terdapat 2 kegiatan yaitu berupa revisi dan saran

1770
Pengembangan Media Video Animasi Untuk Keterampilan Menyimak

Data hasil dari angket guru dilakukan


Uji kevalidan media video animasi untuk mengetahui kepraktisan dari media video
dilakukan oleh Bapak Ulhaq Zuhdi, S.Pd., M.Pd. animasi yang dikembangkan. Lembar angket guru
selaku dosen validasi media dari jurusan PGSD. dilakukan oleh guru kelas V-A oleh Ibu Marti,
Validasi media dilakukan pada tanggal 21 Mei S,Pd., dan guru kelas V-B oleh Ibu Kaiati, S.Pd.
2022. pada lembar angket guru terdapat 10 poin
Tabel 10. Hasil Validasi Ahli Media penilaian.
Aspek Jumlah Persentase Kategori Tabel 12. Hasil Angket Respon Guru I
Skor Aspek Jumlah Persentase Kategori
Tampilan 32 91% Sangat Skor
Valid Tampilan 4 80% Praktis
Isi Media 20 100% Sangat Isi Media 3 100% Sangat
Valid Praktis
Penggunaan 15 100% Sangat Pemahaman 1 100% Sangat
Media Valid Materi Praktis
Hasil validasi media pada aspek tampilan Kepraktisan 1 100% Sangat
memperoleh skor 32 dari 35 dengan perhitungan Praktis
persentase 91%. Berdasarkan persentase tersebut,
dapat disimpulkan bahwa dari aspek tampilan Pada aspek tampilan media memperoleh
dinyatakan sangat valid. skor 4 dari 5 dengan persentase 80%. Berdasarkan
Pada aspek isi media diperoleh skor 20 dari 20 persentase tersebut, dapat disimpulan bahwa dari
dengan perhitungan persentase 100%. Berdasarkan aspek tampilan media dinyatakan praktis. Pada
hasil persentase tersebut, dapat disimpulkan bahwa aspek isi media memperoleh skor 3 dari 3 dengan
dari aspek isi media dinyatakan sangat valid. persentase 100%. Berdasarkan persentase tersebut,
Pada aspek penggunaan media memperoleh skor dapat disimpulan bahwa dari aspek tampilan media
15 dari 15 dengan perhitungan persentase 100%. dinyatakan sangat praktis. Untuk aspek pemahaman
Berdasarkan persentase tersebut, dapat disimpulan memperoleh skor 1 dari 1 dengan persentase 100%.
bahwa dari aspek penggunaan media dinyatakan Berdasarkan persentase tersebut, dapat disimpulan
sangat valid. bahwa dari aspek pemahaman materi dinyatakan
Dari hasil perolehan skor 3 aspek penilaian sangat praktis. Untuk aspek kepraktisan
media, didapatkan rata – rata skor sebesar 97% memperoleh skor 1 dari 1 dengan perolehan skor
yang dapat disimpulkan media video animasi yang persentase 100%. Berdasarkan persentase tersebut,
dikembangkan dinyatakan valid dan layak dapat disimpulan bahwa dari aspek pemahaman
digunakan. materi dinyatakan sangat praktis.
Tabel 11. Hasil Pembenahan Media Untuk hasil penilaian angket oleh Ibu Kasiati,
Video Animasi S.Pd., selaku guru kelas V-B sebagai berikut :
Tampilan Keterangan Tabel 13. Hasil Angket Respon Guru II
Penambahan materi Aspek Jumlah Persentase Kategori
teks eksplanasi pada Skor
bagian pengantar Tampilan 4 80% Praktis
Isi Media 3 100% Sangat
awal sebelum
Praktis
penyajian teks Pemahaman 1 100% Sangat
eksplanasi. Materi Praktis
Kepraktisan 1 100% Sangat
Praktis
Penambahan materi Pada aspek tampilan media memperoleh
meringkas teks skor 4 dari 5 dengan persentase 80%. Berdasarkan
eksplanasi pada persentase tersebut, dapat disimpulan bahwa dari
bagian akhir setelah aspek tampilan media dinyatakan praktis. Pada
pertanyaan umpan aspek isi media memperoleh skor 3 dari 3 dengan
balik teks persentase 100%. Berdasarkan persentase tersebut,
eksplanasi. dapat disimpulan bahwa dari aspek tampilan media
dinyatakan sangat praktis. Untuk aspek pemahaman

1771
JPGSD. Volume 10 Nomor 08 Tahun 2022, 1763 - 1776

memperoleh skor 1 dari 1 dengan 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡


𝑁 − 𝐺𝑎𝑖𝑛 =
persentase 100%. Berdasarkan persentase tersebut, 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
dapat disimpulan bahwa dari aspek pemahaman Rata-rata Gain Score :
materi dinyatakan sangat praktis. Untuk aspek 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑁 − 𝐺𝑎𝑖𝑛 =
kepraktisan memperoleh skor 1 dari 1 dengan 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
87,33 − 38,86
perolehan skor persentase 100%. Berdasarkan =
persentase tersebut, dapat disimpulan bahwa dari 100 − 38,86
aspek pemahaman materi dinyatakan sangat = 0,8 (𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖)
praktis.
Dari uraian tersebut diketahui bahwa Dari perolehan di atas, diketahui bahwa
aspek tampilan, aspek isi media, aspek pemahaman skor yang didapat dinyatakan tinggi dengan hasil
materi, dan aspek kepraktisan mendapatkan rata-rata 0,8 > 0,7. Maka selisi nilai posttest dan
persentase sebesar 95%, maka media video animasi pretest siswa tinggi setelah menggunakan media
yang dikembangkan dinyatakan sangat praktis. video animasi dalam pembelajaran.
Dari hasil angket kedua guru, didapatkan Untuk mengetahui pengaruh media video
rata – rata skor 95% yang dapat disimpulkan bahwa animasi pada keterampilan menyimak teks
media video animasi yang dikembangkan sangat eksplanasi dilakukan analisis dengan menggunakan
praktis digunakan dalam proses pembelajaran. t-test. Uji-t dilakukan dengan 2 cara, yaitu
Selain angket guru, data hasil angket siswa menggunakan perbandingan thitung dan ttabel, serta
dilakukan untuk mengetahui kepraktisan dari media menggunakan SPSS.
∑d 2579
video animasi yang dikembangkan. Lembar angket Md = = = 48,66
N 53
siswa diberikan kepada siswa kelas V-A sebanyak (∑ 𝑑)2
25 siswa dan siswa kelas V-B sebanyak 28 siswa. ∑ 𝑋 2𝑑 = ∑ 𝑑2 −
N
Keseluruhan total siswa yang terlibat dalam (2579)2
penelitian sebagai subjek sebanyak 53 siswa. Pada = 135.623 −
35
lembar angket siswa terdapat 10 poin penilaian. = 10.127,89
Adapun hasil penelian yang terdapat pada lembar
angket siswa adalah sebagai berikut : Md 48,66
𝑡= ∑ 𝑋2 𝑑
= 10.127,89
= 25,47 (t hitung)
Tabel 14. Hasil Angket Respon Siswa √ √
𝑁 (𝑁−1) 2.756
Aspek Jumlah Persentase Kategori Berdasarkan perolehan hasil tes siswa
Skor yang dihitung menggunakan Perbandingan thitung
Tampilan 252 95% Sangat dan ttabel diketahui bahwa adanya peningkatan
Praktis
antara hasil pretest dan posttest. Nilai pretest 53
Isi Media 45 85% Sangat
Praktis siswa diperoleh dengan rata-rata 38,86 sedangkan
Pemahaman 48 91% Sangat nilai rata-rata yang diperoleh posttest dari 53 siswa
Materi Praktis 87,33. Dari hasil tersebut dilakukan penghitungan
Ketertarikan 210 94,25% Sangat menggunakan t-test yang diperoleh dari nilai thitung
Praktis sebesar 25,47. Setelah mengetahui thitung selanjutnya
Dari hasil analisis angket siswa maka menghitung ttabel. Diketahui untuk menemukan t-
jumlah persentase yang didapatkan sebesar 93,7%. tabel yaitu db = N-K-1 = 53-2-1 = 50. Taraf
Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran signifikasi yang digunakan yaitu sebesar 5%,
video animasi sangat praktis digunakan dalam sehingga yang diperoleh dari ttabel2,00856. Hasil
proses pembelajaran tersebut membuat thitung 25,47 > ttabel 2,00856 pada
Hasil uji coba skala besar dihitung taraf signifikasi 5%. Berdasarkan hasil tersebut
menggunakan gain score untuk mengetahui selisih dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan yang
nilai posttest dan pretest siswa. Sedangkan untuk signifikasi antara sebelum dan sesudah tes
melihat pengaruh media video animasi pada menggunakan media video animasi.
keterampilan menyimak siswa pada proses Pada penggunaan SPSS dihasilkan data sebagai
pembelajaran dihitung menggunakan uji-t. Berikut berikut:
uraian perhitungan data hasil uji coba siswa : Gambar 1. Hasil Analisis SPSS
Menghitung gain score masing – masing peserta
didik, dengan rumus :

1772
Pengembangan Media Video Animasi Untuk Keterampilan Menyimak

kurikulum yang berlaku di lapangan. Kurikulum


yang masih berlaku di SDN Babat Jerawat II/498
yakni kurikulum 2013. Sehingga, pengembangan
media video animasi disesuaikan dengan kurikulum
2013.
Analisis karakteristik siswa, dengan
Dari hasil di atas, diketahui pada tabel Paired melakukan identifikasi permasalahan dasar yang
Samples Statistics bahwa rata-rata pretest 38,87 < dialami siswa. Pada tahap analisis karakteristik
87,34 posttest. Terlihat adanya perbedaan rata-rata siswa kelas V SDN Babat Jerawat II/498 diketahui
antara pretest dan posttest, dengan rata-rata posttest bahwa karakteristik siswa kelas V dengan rentang
jauh lebih besar dibandingkan pretest. Selanjutnya usia 9-11 tahun memiliki kemampuan berbahasa
pada tabel Paired Samples Test pada nilai yang cukup baik, dan dapat menguasai cukup
signifikan didapatkan nilai 0,00 yaitu kurang dari banyak kosakata. Hal ini sesuai dengan pendapat
0,05. Dapat disumpulan bahwa h0 ditolak dan ha Dirman dan Juarsih (dalam Bakhtiar, 2016:2) yang
diterima. Hal ini berarti adanya perbedaan rata-rata menyatakan bahwa pada usia 9 hingga 11 tahun
antara hasil posttest dan hasil pretest. Dari hasil perkembangan kosakata yang dimiliki seseorang
tersebut diketahui adanya pengaruh penggunaan terus bertambah cepat, seseorang ahli
media video animasi pada keterampilan menyimak menggunakan unsur-unsur bahasa, dan keahlian
teks eksplanasi pada proses pembelajaran. berkomunikasi yang baik. Selain itu, pada usia 9
hingga 11 tahun siswa kelas V dikategorikan
Pembahasan sebagai siswa kelas tinggi pada jenjang sekolah
Berdasarkan hasil uji coba media yang dasar. Siswa kelas tinggi memiliki kemampuan
telah dilakukan pada siswa kelas V SDN Babat berpikir konkret, kritis, dan logis. Kemampuan
Jerawat II/498, maka media video animasi yang berpikir konkret merupakan kemampuan berpikir
dikembangkan telah dinyatakan layak digunakan sesuai dengan permasalahan yang terjadi pada
sebagai media pembelajaran alternatif untuk lingkungan sekitar dan sesuai fakta. Dari
pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada identifikasi tersebut maka media video animasi
keterampilan menyimak teks eksplanasi. Aspek perlu dikemas menggunakan bahasa dan kosakata
kelayakan media video animasi dapat dilihat dari yang mampu dipahami oleh siswa kelas V serta
kevalidan, kepraktisan, keefektifan penggunaan menyajikan permasalahan yang konkret sehingga
media oleh siswa. Pengembangan media video siswa mampu memahami dan mengkonstruksi
animasi menggunakan model ADDIE dengan 5 materi yang disajikan menjadi sebuah gagasan
tahapan. 5 tahapan pada model pengembangan menggunakan kalimat-kalimat berdasarkan bahasa
ADDIE yakni Analisis (Analysis), Perancangan sendiri.
(Design), Pengembangan (Development), Analisis kebutuhan siswa, tahapan ini
Implementasi (Implementation), dan Evaluasi dilakukan bertujuan untuk mengetahui materi
(Evaluation). pembelajaran di kelas. Dari hasil analisis
Tahapan awal yang dilakukan dengan kebutuhan siswa, media video animasi menyajikan
menggunakan model pengembangan ADDIE yaitu materi sesuai dengan kurikulum 2013 revisi 2017.
tahap Analisis (Analysis). Pada tahapan ini yang Selain itu, media video animasi menyesuaikan
harus dilakukan yaitu mengobservasi dan kompetensi dasar dan indikator pada tema 6 Panas
menganalisis hambatan yang terjadi di lapangan dan Perpindahannya, subtema 1 Suhu dan kalor,
yaitu SDN Babat Jerawat II/498 sebagai tempat uji pembelajaran ke-5. Materi yang digunakan pada
coba media video animasi. Pada tahap analisis ada media video animasi difokuskan pada mata
tiga tahapan yang diperlukan, tiga tahapan tersebut pelajaran Bahasa Indonesia khususnya
meliputi analisis kurikulum, analisis karakteristik keterampilan menyimak teks eksplanasi.
peserta didik, dan analisis kebutuhan siswa. Membuat rancangan atau rencana dari
Analisis kurikulum, dilakukannya analisis produk yang akan dikembangkan merupakan tahap
kurikulum yang berlaku di SDN Babat Jerawat kedua pada model pengembangan ADDIE. Pada
II/498 bertujuan untuk mengetahui kurikulum yang tahap perancangan (design) dilakukan perancangan
menjadi dasar pengembangan media video animasi media video animasi, lembar validasi materi dan
agar materi pada video animasi sesuai dengan media, perangkat pembelajaran, lembar validasi,

1773
JPGSD. Volume 10 Nomor 08 Tahun 2022, 1763 - 1776

serta lembar angket guru dan siswa. Media video ahli untuk uji validasi. Uji validasi dilakukan untuk
animasi ini dikembangkan dengan tujuan agar mengetahui kevalidan media. Hasil yang diperoleh
mempermudah siswa dalam memahami materi dari uji validasi yang dilakukan oleh dosen ahli
yang disampaikan. Tujuan pengembangan media materi yaitu 87,5% pada aspek materi. Dari hasil
video animasi ini sejalan dengan fungsi media validasi aspek materi pada media video animasi
pembelajaran menurut Kwon (dalam Taufik, dapat disimpulkan sangat valid dengan rentang
2015:727) media pembelajaran berfungsi persentase 81%-100. Pada aspek bahasa
mengubah situasi belajar menjadi lebih praktis dan mendapatkan 90%, yang dapat disimpulkan aspek
konkret, menimbulkan motivasi belajar pada siswa, bahasa pada media video animasi sangat valid
dan memperjelas materi pembelajaran. Dengan dengan rentang persentase 81%-100%. Sedangkan
tujuan dan fungsi tersebut, pengembangan media hasil yang diperoleh dari uji validasi yang
video animasi mengedepankan keefektifan dan dilakukan oleh dosen ahli media yaitu 91% pada
kepraktisan dalam penggunaan media baik oleh aspek tampilan. Dari hasil validasi aspek tampilan
guru maupun oleh siswa. Kemudahan penggunaan pada media video animasi dapat disimpulkan
media video animasi ini disebabkan karena media bahwa sangat valid dengan rentang persentase
video animasi dapat digunakan kapan saja dan di 81%-100%. Pada aspek isi media mendapatkan
mana saja saat diperlukan. Perancangan media 100%, yang dapat disimpulkan bahwa aspek isi
video animasi meliputi segi materi dan segi fisik. media sangat valid dengan rentang presentase 81%-
Pada segi materi, media video animasi disesuaikan 100%. Pada aspek penggunaan media mendapatkan
dengan kurikulum, kompetensi dasar, dan indikator 100%, yang dapat disimpulkan bahwa aspek
yang telah ditentukan sebelumnya. Pada segi fisik penggunaan media sangat valid dengan rentang
dibuat storyboard sebagai rancangan dasar media. persentase 81%-100%. Dari hasil uji validasi
Media video animasi mengkombinasikan antara materi dan media pada media video animasi
gambar bergerak, warna, tulisan, dan suara yang dinyatakan valid. Kategori yang didapatkan pada
disesuaikan dengan materi yang telah ditentukan. validasi media video animasi sesuai dengan skala
Perancangan lembar validasi materi dan media, likert (Riduwan, 2013:15).
serta perancangan lembar angket disesuaikan Uji coba skala besar dilakukan pada tahap
dengan media video animasi. implementasi (implementation). Tahapan keempat
Tahap pengembangan (development) pada model pengembangan ADDIE ini bertujuan
merupakan tahap ketiga dari model pengembangan untuk memperoleh data kepraktisan dan
ADDIE. Pada tahap ini dilakukan pengembangan keefektifan. Kepraktisan media video animasi
pada media video animasi dan dilakukan uji diperoleh dari angket yang diberikan kepada guru
validasi. Setelah dilakukan perancangan media dan siswa setelah menggunakan media video
dengan storyboard selanjutnya media animasi pada pembelajaran. Kegiatan pembelajaran
dikembangkan. Dengan menggunakan aplikasi yang dilakukan menggunakan media mendapatkan
adobe premiere untuk mendesain karakter, tulisan, hasil yang baik merupakan indikasi bahwa media
serta gambar-gambar yang diperlukan pada media. pembelajaran praktis digunakan pada
Setelah desain dibuat, kemudian desain dijadikan pembelajaran. Hasil yang baik dari penggunaan
satu dan diberikan tambahan suara menggunakan media video animasi didapatkan karena media
after effect. Penambahan suara pada video ini video animasi memiliki beberapa kelebihan
sejalan dengan pendapat Sudiarta dan Sandra dibandingkan dengan media pembelajaran lainnya.
(dalam Dewi dan Negara, 2021:123) yang Johari (2016:11) menyebutkan bahwa media
menyatakan bahwa video animasi adalah animasi dapat membuat ukuran obyek dapat diubah
serangkaian gambar yang bergerak dilengkapi dalam bentuk yang tepat secara visual,
dengan suara dan membentuk kesatuan serta memudahkan guru menyampaikan materi yang
dikemas secara menarik berisikan berbagai kompleks, penggabungan yang baik antara unsur
informasi untuk mencapai tujuan pembeajaran. audio dan visual, video animasi dapat menarik
Setelah semua tahapan pada pengembangan media perhatian siswa, bersifat interaktif, dan dapat
telah selesai, selanjutnya media video animasi digunakan kapan saja dan dimana saja
diupload pada platform youtube. Uji coba media dilakukan dengan
Setelah media video animasi berhasil melakukan uji coba skala kecil terlebih dahulu
diupload, video animasi diserahkan kepada dosen dengan jumlah 10 siswa yang dipilih secara acak.

1774
Pengembangan Media Video Animasi Untuk Keterampilan Menyimak

Kemudian, dilakukan uji coba skala besar dengan dan mendapatkan t-hitung. Berdasarkan hasil yang
jumlah sebanyak 53 siswa sebagai subyek uji coba diperoleh dari uji tes siswa bahwa t-hitung > t-
yang terdiri dari 2 rombel kelas. Pada uji coba skala tabel. Sehingga dapat disimpullkan bahwa media
besar ini siswa dan guru dipersilahkan unyuk video animasi dapat dikategorikan efektif dan
mengisi angket sebagai uji kepraktisan media. Dari mampu meningkatkan keterampilan menyimak teks
angket yang telah diberikan kepada guru dan siswa eksplanasi siswa kelas V sekolah dasar. Pada
diperoleh hasil 95% dari angket guru. Dari angket kegiatan evaluasi tidak hanya dilakukan untuk
siswa diperoleh hasil 93,7% . Dari hasil tersebut analisis hasil uji coba saja, tetapi juga dilakukan
dapat disimpulkan bahwa media video animasi kegiatan pembenahan atau revisi produk media dari
dinyatakan praktis digunakan dalam kegiatan saran dan masukan oleh validator, serta saran dan
pembelajaran menyimak teks eksplanasi. masukan saat uji coba. Hal tersebut dilakukan
Keefektifan media video animasi untuk mendapatkan hasil akhir media video
diperoleh dari hasil tes siswa. Tes dilakukan dalam animasi yang layak digunakan dan diterapkan
2 tahapan yaitu pretest dan posttest. Pretest untuk siswa sekolah dasar.
dilakukan sebelum penggunaan media video
animasi pada pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk PENUTUP
mengetahui kemampuan awal siswa memahami Simpulan
materi dan kemampuan siswa dalam menyimak Penelitian pengembangan media video
teks eksplanasi tanpa media video animasi. animasi untuk keterampilan menyimak teks
Sedangkan posttest dilakukan setelah pembelajaran eksplanasi siswa kelas V sekolah dasar
menggunakan media video animasi. Hal tersebut menghasilkan kesimpulan melalui tahapan
bertujuan untuk mengetahui peningkatan penelitian pengembangan dengan menggunakan
kemampuan pemahaman materi dan kemampuan model ADDIE. Model penelitian pengembangan
siswa dalam menyimak teks eksplanasi dengan ADDIE meliputi tahapan analisis, perancangan,
menggunakan media video animasi. Baik pretest pengembangan, implementasi atau penerapan, dan
maupun posttest dinilai menggunakan rubrik evaluasi. Dalam menguji kevalidan media video
penilaian yang mencakup beberapa aspek meliputi animasi, dilakukan uji validasi oleh ahli materi dan
ketepatan menjelaskan isi teks eksplanasi, ahli media Kepraktisan media video animasi dapat
ketepatan menyebutkan hubungan sebab-akibat dari dilihat dari hasil angket respon guru dan siswa saat
teks eksplanasi, ketepatan merinci informasi- menggunakan media video animasi sebagai media
informasi penting teks eksplanasi. pembelajaran. Sedangkan keefektifan media video
Tahap evaluasi (evaluation) merupakan animasi dapat dilihat dari hasil pretest dan posttest
tahapan terakhir pada model pengembangan siswa.
ADDIE. Ketercapaian suatu produk yang telah Berdasarkan uji coba skala besar yang
dikembangkan merupakan tujuan dilakukannya telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa media
tahap evaluasi. Berdasrakan hasil pretest dan video animasi valid dengan persentase sebesar
posttest yang diberikan kepada siswa dapat terlihat 88,75% melalui uji validitas ahli materi, dan 97%
terjadi peningkatan hasil tes pada saat melalui uji validitas ahli media dengan kategori
menggunakan media pembelajaran video animasi. sangat valid dan layak digunakan. Kepraktisan
Hasil uji coba pretest dan posttest dianalisis media video animasi mendapatkan persentase
menggunakan SPSS dan t-test. Dengan analisis sebesar 95% melalui hasil angket respon guru, dan
menggunakan SPSS bertujuan untuk mengetahui 93,7% melalui hasil angket respon siswa dengan
pengaruh media video animasi pada peningkatan kategori sangat praktis. Keefeektifan media video
hasil dari pretest dan posttest dengan nilai animasi sebagai media pembelajaran mendapatkan
signifikan 0,00 < 0,05. Hal ini menyatakan bahwa perolehan t hitung lebih besar dari pada t tabel dan
h0 ditolak dan ha diterima. Dapat disimpulkan hasil uji paired t-test lebih kecil dari 0,05 dengan hasil h0
uji coba yang dianalisis menggunakan SPPS ditolak dan ha diterima. Dari hasil tersebut
menunjukkan bahwa adanya pengaruh media video diketahui bahwa adanya peningkatan yang
animasi pada peningkatan hasil test siswa. signifikan dari hasil pretest dan posttest siswa. Hal
Sedangkan, analisis menggunakan t-test dilakukan tersebut membuktikan media pembelajaran video
dengan tujuan untuk mengetahui perbandingan animasi sangat efektif digunakan pada proses
pretest dan posttest dengan taraf singnifikan 5% pembelajaran bahasa Indonesia materi teks

1775
JPGSD. Volume 10 Nomor 08 Tahun 2022, 1763 - 1776

eksplanasi keterampilan menyimak siswa kelas V


sekolah dasar.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan pada
media video animasi untuk keterampilan menyimak
teks eskplanasi, peneliti memaparkan saran sebagai
berikut:
1. Penggunaan media video animasi untuk
keterampilan menyimak teks eksplanasi siswa kelas
V sekolah dasar sebaiknya disertai dengan
pemilihan model pembelajaran yang tepat dan
menarik bagi siswa. Sehingga, media video animasi
dapat dijadikan media pembelajaran alternatif yang
sesuai dengan materi pembelajaran di dalam kelas .
2. Media video animasi dapat dikembangkan
kembali dengan inovasi baru sesuai perkembangan
teknologi yang akan terus berkembang untuk
menunjang kemajuan IPTEK dalam bidang
pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA
Candradewi, Ni Made Liana dan Negara, I Gusti
Agung Oka. “Meningkatkan Semangat
Belajar Siswa Melalui Video Animasi IPA
Pokok Bahasan Sistem Pernapasan Kelas V”.
Jurnal Edutech Undiksha. Vol. 9 (1): hal.
122-130.
Hasanah, Umrotul dan Nulhakim, Lukman. 2015.
“Pengembangan Media Pembelajaran Film
Animasi Sebagai Media Pembelajaran Konsep
Fotosintesis”. Jurnal Penelitian dan
Pembelajaran IPA. Vol. 1 (1): 91-106.
Johari Andriana, Hasan Syamsuri, Rakhman
Maman. 2016. “Penerapan Media Video
Animasi Pada Materi Memvakum dan
Mengisi Refigeean Terhadap Hasil Belajar
Siswa”. Journal of Mechanical Engineering
Education. Vol. 1 (1): hal. 8-15.
Mashuri, Delila Khoitiya dan Budiyono. 2020.
“Pengembangan Media Pembelajaran Video
Animasi Materi Volume Bangun Ruang
Untuk SD Kelas V”. Jurnal Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, Universitas Negeri Surbaya.
Vol. 8 (5): hal. 893-903.
Pratiwi, Rentika Widhi. 2021. “Pengembangan
Media Video Animasi Untuk Keterampilan
Menyimak Cerita Siswa Kelas IV Sekolah
Dasar”. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Universitas Negeri Surabaya. Vol. 9
(8): hal. 2969-2982.
Riduwan (2018). Dasar-Dasar Statistik. Bandung:
Alfabeta.

1776

Anda mungkin juga menyukai